NovelToon NovelToon
Rahasia Jiwa Puber Kedua

Rahasia Jiwa Puber Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Kehidupan di Kantor / Cinta Murni
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nikodemus Yudho Sulistyo

Perselingkuhan adalah sebuah dosa terbesar di dalam pernikahan. Namun, apakah semua perselingkuhan selalu dilandasi nafsu belaka? Atau, adakah drama perselingkuhan yang didasari oleh rasa cinta yang tulus? Bila ada, apakah perselingkuhan kemudian dapat diterima dan diwajarkan?
Sang Rakyan, memiliki sebuah keluarga sempurna. Istri yang cantik dan setia; tiga orang anak yang manis-manis, cerdas dan sehat; serta pekerjaan mapan yang membuat taraf hidupnya semakin membaik, tidak pernah menyangka bahwa ia akan kembali jatuh cinta pada seorang gadis. Awalnya ia berpikir bahwa ini semua hanyalah nafsu belaka serta puber kedua. Mana tahu ia ternyata bahwa perasaannya semakin dalam, tidak peduli sudah bertahun-tahun ia melawannya dengan gigih. Seberapa jauh Sang Rakyan harus bergulat dalam rasa ini yang perlahan-lahan mengikatnya erat dan tak mampu ia lepaskan lagi.
Kisah ini akan memeras emosi secara berlebihan, memberikan pandangan yang berbeda tentang cinta dan kehidupan pernikahan. Cerita p

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nikodemus Yudho Sulistyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sang: Letupan

Beberapa anggota divisi berbeda baru saja selesai melakukan pertemuan. DisPLAY Media harus segera menyelesaikan konten mereka dalam bidang informasi, teknologi, serta hubungannya dengan pendidikan. Tenggat sudah dekat.

Florencia duduk di depan mejanya.

Sang menghampiri.

“Deadline visual campaign untuk minggu depan sepertinya agak mepet, Florencia. Kita harus rapat lagi besok, minimal divisi Content Writing sama Design,” ujar Sang.

“Besok, kan, ya? Meeting? Oke, oke. Mepet juga ya. Iya banget lagi. Tapi nggak apa-apa, aku bisa lembur malam ini. Bapak ikutan lembur dong, malam ini? Eh, maksudnya, kalau aku lembur, bisa bikin desainnya lebih cepat, pasti selesai, kok. Jadi, meeting-nya besok, kan?”

Sang tersenyum tipis. “Iya, besok rapatnya. Tapi, kalau bisa, jangan terlalu sering lembur, Flo. Tetap jaga kesehatan …”

“Kesehatan!” potong Florencia. Suaranya agak nyaring, seperti takut ketinggalan atau kelupaan kata-kata yang hendak ia ucapkan. “Iya, aku sering sakit perut juga soalnya kalau banyak kerjaan, apalagi yang mepet gini,” Florencia tertawa gugup. “Tapi aku memiliki kekuatan yang hakiki. Jadi, tidak perlu khawatir, desain sudah ada di dalam darah dan DNA-ku. Jadi, pasti selesai. Paling lembur-lembur sedikit.”

Sang menatap Florencia, meyakinkan bahwa gadis itu dapat melihat tatapannya. Sang terkekeh geli melihat perilaku Florencia.

Florencia, merasa ditatap sedemikian rupa mulai sadar. Sepasang pipinya meremang merah. Namun, bukannya diam, ia malah semakin cerewet. Mungkin untuk menutupi kegugupannya. Ketahuan bahwa ia sedang benar-benar stres.

“Semangat, Pak. Semangat. Aku harus semangat! Kalau nggak semangat malah jadi stres, terus sakit perut lagi. Malah kerjaan nggak selesai, terus aku jadi stres,” ujarnya mengulang-ulang.

Setelah pekerjaan mereka usai hari itu, Sang sungguh berharap Florencia dapat menyelesaikan pertentangan batinnya itu. Sang merasa prihatin karena beban pekerjaan ditambah dengan permasalahan psikologisnya itu. Terlihat jelas, bahkan diutarakan berkali-kali kepada Sang bahwa komorbiditas OCD dan ADHD-nya itu selalu mengambil porsi terbesar di dalam kehidupannya sehari-hari.

Namun, di sisi lain, bagaimanapun, di dalam pekerjaan, profesionalitas harus merupakan yang utama. Desain untuk media sosial serta thumbnails di berbagai platform sudah harus selesai minggu depan. Ia dan timnya pun berjibaku untuk menyelesaikan semua pekerjaan sebelum tenggat waktu selesai.

Esok harinya, tanpa Sang duga, Florencia masuk ke ruangan kerjanya dengan wajah datar, tetapi air mukanya jelas sedang positif. Sang bisa merasakannya begitu saja.

“Aman, Flo?” tanya Sang.

Florencia duduk di kursi kosong di depan meja kerja Sang. Ada beberapa penulis di meja mereka masing-masing. Ada yang serius mengetik, membaca artikel, ada juga yang juga lumayan santai.

Florencia mengangguk.

“Heran deh, orang introver gini malah dapat kerjaan ngurus media sosial,” ujar Florencia. Tidak ada nada khusus dan tertentu di dalam kata-katanya tersebut. Tidak ada rasa kesal, tidak ada mengeluh, juga tidak bercanda.

Sang sedikit bingung menanggapinya. Tapi ia paham. Apa yang ada di dalam otak seorang Florencia, setelah lebih dari 2 tahun mengenalnya, dan beberapa waktu ini mereka saling ‘ganggu’, bukanlah sesuatu yang perlu dipertanyakan. Pahami saja, dan terima bila memang mampu. Begitu pikir Sang.

Oleh sebab itu, responnya pun bijak. “Ya, kamu berarti mampu bekerja secara profesional. Minat dan keinginan kan nggak selalu berhubungan dengan pekerjaan. Memang sih kamu suka seni, desain, dan yang berhubungan dengan hal-hal itu, tapi bukan berarti semuanya harus sesuai.”

“Iya, sih, Pak. Bener juga. Nggak harus sesuai dengan pekerjaan kita, kan. Udah untung pekerjaanku masih ada hubungannya sedikit, beda dengan teman-teman dari generasi Z, para Zoomer, yang kurang beruntung.”

“Kalian khas banget, sih. Punya sifat dan ciri yang membedakan dengan generasi sebelumnya.”

“Cengeng, nyebelin, gila? Gitu maksudnya, Pak?”

“Ah, itu sih kamu aja, Flo,” balas Sang.

Florencia mendelikkan kedua mata di balik kacamatanya dan menggembungkan pipinya.

Sang tertawa.

“Tapi, memang iya, Pak. Banyak yang mengenal generasi kami itu orang-orang manja, lemah, gampang protes, tapi nggak sesuai. Soalnya ada teori juga kalau generasi Z ini kan nggak punya kesempatan besar untuk punya rumah sendiri, membina keluarga, atau tanda petik hidup normal seperti generasi sebelumnya.”

Sang manggut-manggut. “Karena harga tanah mahal, gaya hidup dan keperluan hidup juga mahal, rasa kepercayaan juga susah.”

Kini Florencia yang manggut-manggut. “Makanya kami sering menghabiskan uang untuk hal-hal nggak jelas, nggak fungsional, tetapi dianggap luxurious dan menyenangkan. Jalan-jalan lah, beli sticker lucu-lucu kayak ini …,” ujar Florencia sembari menunjukkan sticker yang menempel di tumblernya, yang memang ia bawa sedari tadi, “… termasuk gantungan kunci, pernak-pernik, atau hape baru yang ganti-ganti terus, atau benda-benda lain yang bisa mendefiniskan rasa tertekan mereka.”

“Hmm … saya paham sekarang. Dari pertama ngobrol sama kamu, saya pelan-pelan merasa perlu untuk lebih memahami generasi ini dan nggak judgemental.”

“Tapi, memang banyak juga yang nyebelin dan ngesalin, sih, Pak. Nggak sopan, kurang didikan.”

“Ya, itu kamu,” canda Sang.

“Eh, aku beda aliran ya, Pak. Aku bukan karena didikan dari keluarga, tapi memang absurditas tanpa batas,” Florencia terkekeh.

“Saya sih mikirnya begitu. Tapi kalau orang lain. Ah, sama aja. Mau aliran Grind Core, Black Metal, atau Punk, bagi orang lain tetap aja sama, berisik.”

Florencia tertawa. Seperti biasa, responnya adalah melakukan gestur seakan-akan ingin memukul Sang.

“Yang ngeselin kamu, lho, Flo,” ujar Sang sembari tertawa kecil.

Florencia menghela nafas, tersenyum.

“Kok, kalau dipikir-pikir bahasan kita ini mirip dengan tema konten kita ya? Pendidikan antar generasi. Kayaknya kalau kita mau buat konten ini menarik, memang fokusnya pada gap generasi sekarang dengan sistem lama. Kita selama ini berpikir kalau it is how the world works. Seperti kamu bilang tadi, jadinya generasi sekarang ini sering kesulitan dan dari sisi negatif, memang perliku dan sifat mereka jadi, hmm … nggak terlalu baik. Padahal, anak-anak sekarang kan kalau belajar dengan cara yang berbeda, lebih visual, lebih interaktif,” jelas Sang.

“Betul, Pak. Interaktif. Mereka maunya visual, bukan teks-teks panjang. Mereka pikir bakal membosankan. Kalau aku sih, untungnya, atau ruginya, nggak tahu juga, yang jelas nggak melulu visual. Gampang bosen juga, tapi juga nggak. Aku suka baca, kok. Cuma kalau merujuk ke generasiku secara umum, mereka maunya singkat, instan, tapi nempel.” Meski cerewet, suara Florencia yang alto dan rendah itu seperti tak cocok dengan kecepatan berbicaranya.

Maka, hanya ada dua kemungkinan bagi yang mendengarnya. Pertama, Florencia sangat menganggu kalau berbicara. Tak berhenti, mendengung, memotong, lompat-lompat. Sang sudah lama merasakan ini. Namun, akhir-akhir ini, akibat interaksi mereka, Sang sadar satu hal. Florencia luar biasa cerdas. Jalan pikiran gadis itu sejalur dengannya.

“Kalau mau aku tulis, konten ini nggak boleh hanya gimmick. Harus ada hook di awal. Ini perlu buat konsistensi.”

“Hook itu penting. Setuju, Pak. Kalau nggak ada hook, ya mereka kabur. Nonton video saja di awal sudah harus menarik. Kalau nggak mana mungkin mereka bisa bertahan lama,” timpal Florencia.

“Tugas kamu itu buat bikin visual yang menarik. Tapi, tetap fokusnya pada pesan pendidikan nggak boleh hilang karena kita cuma fokus ke trik-trik visual.”

“Jadi, sebenarnya lebih pada caranya biar seimbang, kan? Seimbang. Nggak cuma visual, tapi ada isi. Harus balance, sih, Pak.”

Sang manggut-manggut. Suka dengan percakapan ini.

“Muncul masalah lainnya, Flo. Konten balance tapi target audiensnya luas banget.”

“Iya, luas banget. Gen-Z, Alpha, bahkan yang tua juga ikut baca artikelnya, ikut nonton videonya. Makanya jadi tantangan. Kadang aku suka tantangan juga, sih, Pak. Aku suka memikirkan bagaimana cara membuat semuanya nyambung. Harus ada layer, kayak kue lapis.”

Sang tersenyum lebar.

Selama ini, secara tak sadar, ia terpesona dengan kecerdasan gadis itu. Perilakunya yang tidak stabil, repetitif, impulsif, intrusif, problematis kadang-kadang, menyebalkan, tidak sopan, dan seabrek alasan lainnya yang membuat Florencia tidak mudah untuk disukai lawan bicara itu ternyata memang harus diselami lebih jauh. Secara fisik, tidak ada yang meragukan kecantikan dan caranya berbusana yang fashionable itu. Di dalam pekerjaan pun, Florencia normal-normal saja, kecuali sampai di titik tertentu sehingga orang menyerah dan memutuskan untuk menjaga hubungan sebatas teman kerja saja.

Sang, di sisi lain, tenggelam lebih jauh. Tidak hanya dekat seperti Juang dan Adijaya, tetapi masuk lagi lebih jauh. Percikan di dalam dadanya mendadak menjadi letupan-letupan kecil.

1
LᴀSᴇɴᴏʀɪTᴀ_❷❶ℓ🇮🇩
cukuplah saling tau udah yaak.

kelainan kek Flo ini, misal nggak minum obat atw apa ya... ke psikiater mungkin, bisa "terganggu" nggak?
kasian sbnrnya kek ribet kna pemikirannya sendiri
Nikodemus Yudho Sulistyo: Iya. sebenarnya ini termasuk masalah mental. cuma banyak yg nggak merhatikan. bahkan ada sisi suicidal tendency-nya juga. salah satu isu penting yang saya angkat di novel ini. hehe
total 1 replies
LᴀSᴇɴᴏʀɪTᴀ_❷❶ℓ🇮🇩
mungkin kudunya mereka dipisahkan.... jngn terus ketemu gitu. wkwkwk
Nikodemus Yudho Sulistyo: harusnya sih.tp y gitu deh, namanya rekan kerja.
total 1 replies
LᴀSᴇɴᴏʀɪTᴀ_❷❶ℓ🇮🇩
Mancing wae nih Sang... Knpa nggak diem udah, cukuplah tau klo Flo melukis visualnya ya kna spesial 😂
LᴀSᴇɴᴏʀɪTᴀ_❷❶ℓ🇮🇩
Tak ada yang salah dengan cinta, yang salah itu kenapa cinta itu harus berlabuh bkn ke orang yang tepat? wkwkwkwk

Awalnya sekedar nyaman, sering ketemu, sering pke istilah saling mengganggu akhirnya?

tapi semoga hanya sebatas dan sekedar itu aja yak mereka. maksudnya jngn sampe kek di sinetron ikan terbang itu😂
biarkan mereka menderita dan tersiksa sendiri wkwkwkwk.
Nikodemus Yudho Sulistyo: soalnya flo sendiri jg bukan cewek normal. pengidap komorbid ini jg minum obat lho, buat bikin tenang.otaknya rumit bgt.
total 3 replies
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
tapi mengingat sampai kematiannya anak-anaknya masih menganggap Sang superhero tak tergantikan berarti Sang bisa mengendalikan diri. tapi apa Florwntina mengetahui hal tsb kira2?
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
tapi kao melihat seseorang mengalami puber kedua itu lucu juga sih rasanya 😅😅
Nikodemus Yudho Sulistyo: lucu tapi jg bisa bermasalah.mngkin karena bnyak org anggap sepele sih.hehe..
total 1 replies
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
berbunga-bunga gak kak? 🤣🤣🤣
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
gegana si bapak gelisah galau merana 🤣🤣🤣
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
kalo dia juga merasakan yang sama apa malah gak bahaya pak? 🤣🤣🤣
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
dan acuannya Florencia.... wkwkwk mumet.. mumet.. 😅😅😅
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
oke... penasaran sih akan sampai mana hubungan mereka
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
ciieee... sejalan ya pak 😅😅
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
buaha.. ha.. ha... larinya ke Indah Sulastri 🤣🤣🤣
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
dengan cara bagaimana Flo?
LᴀSᴇɴᴏʀɪTᴀ_❷❶ℓ🇮🇩
Ahh benar ternyata....itu lukisan ftonya Sang.

Setdahhh aduhhh ternyata Florencia???

Jangan dong Flooo, jangan jadi musuh dari perempuan lain.

Itu bkn cinta, kamu ke Sang cuma nyaman. Florentina selain cantik baik kok, anaknya tiga loh... klopun ada rasa cinta yaudah simpan aja. cinta itu fitrah manusia, nggak salah. tapi klo sampe kamu ngrebut dari istri Sang. Jangan deh yaa Flo. wkwkwkwk
LᴀSᴇɴᴏʀɪTᴀ_❷❶ℓ🇮🇩
Mungkin nggak sih Sang Ngrasa jenuh sama kehidupannya dengan Florentina? Tak ada yg berubah dari Florentina baik itu sikapnya atw kecantikannya. Tapi mungkin dari tekanan ortu Florentina?
Keknya Florentina biarpun sama introvert kek Flo, tipe yg kaku ya... berbeda sama Flo. intinya Sang menemukan sesuatu yg lain dari Flo, sesuatu yg baru... ditambah dia lagi masa puber kedua. yang tak dia temukan sama istrinya. Apalagi setelah punya tiga anak. mungkin yaaa
LᴀSᴇɴᴏʀɪTᴀ_❷❶ℓ🇮🇩: 1 2 3 4 konon katanya bolehhhh asal jangan ada slot ke 5😂
total 4 replies
LᴀSᴇɴᴏʀɪTᴀ_❷❶ℓ🇮🇩
Gambar apakah yang ada dilayar gawai Flo? hemm... tebak tebakan deh, keknya klo reaksi Flo yg kaget spt itu, bisaa jadi gambar Sang yang dibuat Flo diam-diam.😁
LᴀSᴇɴᴏʀɪTᴀ_❷❶ℓ🇮🇩
Jangan over reaksi kali ya pak Sang...
Flo dengan segala kerumitannya mungkin hanya ngrasa nyaman, karena nggak semua orang dikantor bisa memahami spt Sang memahami Flo. sekedar nyaman bkn ❤️😂

Flo berpendidikan kan? perempuan terhormat. masa iya mau jadi pelakorr sihh? ini yg bermasalah Sang nya. udah titik. wkwkwkwk
LᴀSᴇɴᴏʀɪTᴀ_❷❶ℓ🇮🇩: Ini kna puber kedua sih pak Sang...
Flo nggak ada ngapain, cuma soal kerjaan sama "mengganggu" Sang udah GR😂
total 3 replies
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
sampai sini dulu nanti aku lanjut bang.. makin menarik interaksi Sang & Flo
Nikodemus Yudho Sulistyo: Siap. Selamat menikmati hubungan mereka, ya. he
total 1 replies
🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️
yaaa anak sekarang kalo suruh berkutat dengan buku pasti enggan.. tp jangan salah mereka editor handal.. suruh bikin materi presentasi misalnya... bagus dan menarik mereka buat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!