NovelToon NovelToon
Bangkitnya Sang Putra Ketiga

Bangkitnya Sang Putra Ketiga

Status: sedang berlangsung
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:13.6k
Nilai: 5
Nama Author: Irawan Hadi Mm

Waren Wiratama, 25 tahun adalah seorang pencuri profesional di kehidupan modern. Dia dikhianati sahabatnya Reza, ketika mencuri berlian di sebuah museum langka. Ketika dia di habisi, ledakan itu memicu reaksi sebuah batu permata langka. Yang melemparkannya ke 1000 tahun sebelumnya. Kerajaan Suranegara. Waren berpindah ke tubuh seorang pemuda bodoh berusia 18 tahun. Bernama Wiratama, yang seluruh keluarganya dihabisi oleh kerajaan karena dituduh berkhianat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irawan Hadi Mm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB. 7

Malam menjelang, mereka hanya memiliki pakaian yang ada di tubuh mereka. Benar-benar sangat tipis. Bermalam di pinggir jalan desa, sungguh membuat para wanita itu tidak nyaman. Mereka bahkan hanya bisa tidur beralaskan tanah.

Sedangkan para prajurit yang mengawal mereka, memiliki sebuah tikar pandan untuk alas tidur mereka, bergantian dengan dua penjaga yang berjaga di dekat api unggun buatan mereka.

Melihat ibu mertuanya yang terlihat tidak nyaman. Ratna melihat ke sekeliling. Tak jauh, dia melihat ada pohon pisang.

Ratna berdiri, dia menghampiri prajurit yang berjaga.

"Tuan..."

"Hehh, kenapa kemari. Sana istirahat. Sudah bagus, kalian keluarga para pengkhianat bisa beristirahat" kata salah satu prajurit pengawal mereka itu.

"Maaf tuan, tapi ibu mertuaku sudah tua. Tidur dengan alas tanah, membuatnya sangat tidak nyaman. Bolehkah aku kesana, mengambil daun pisang yang ada disana itu?" tanya prajurit itu.

"Pergilah!" kata salah satunya telah melihat kalau keberadaan pohon pisang itu memang tidak jauh dari tempat mereka istirahat.

Warren yang juga terbangun segera mengikuti kakak iparnya itu.

"Kak Ratna, mau main apa?" tanya Warren berpura-pura.

Ratna tersenyum, jelas wajah wanita yang biasanya berpakaian sangat rapi dan berpenampilan bersih itu saat ini sangat lusuh dan wajahnya terlihat kotor.

"Tidak mau main, mau ambil daun ini untuk alas ibu tidur!" kata Ratna.

"Oh, disana ada banyak. Aku akan bantu ambilkan"

Ratna mengangguk. Dia pikir, kalau hanya menarik batang pohon pisang beserta daunnya saja. Tidak mungkin Wira tidak bisa.

Warren berjalan ke arah pohon pisang lainnya.

"Sistem"

[Ting]

"Bisakah kamu membuat daun pisang ini rasanya seperti selimut yang hangat?" tanya Warren.

[Tentu tidak bisa]

"Katanya semua bisa, kenapa kali ini tidak bisa?" tanya Warren sedikit kecewa.

Melihat nyonya Wulandari dan kedua cucunya yang masih kecil terlihat kedinginan dan tidak nyaman seperti itu. Membuat Warren merasa tidak tega.

[Memang hal seperti itu tidak bisa. Tapi, kalau membuat selimut terlihat seperti batang daun pisang, bisa]

Mata Warren melebar. Setidaknya itu juga bagus.

"Baiklah, bagaimana caranya?"

[Opsi penukaran, selimut dengan bentuk sesuai costum. Tuan rumah silahkan gambarkan di layar]

Warren segera mendekati layar itu. Untungnya dia adalah seorang yang punya keahlian bagus dalam menggambar. Dia kan seorang pencuri di dunia modern. Tentu saja bisa menggambar berbagai macam hal dengan detail.

[Opsi pertukaran, 8 selimut dengan 8 kantung mutiara langka]

Warren mengangguk, dia ingat dia memindahkan mutiara langka itu dari kamar Kakak ular Kartika Sari nya.

[Ting]

Munculah delapan selimut dengan bentuk dan warna persis seperti daun pisang dengan batangnya itu.

Warren segera membawanya ke arah Ratna.

"Kakak, aku sudah dapatkan!" kata Warren sambil tersenyum senang.

Sementara Ratna sampai keringatan, tapi. elin berhasil mengambil batang itu karena memang hanya dengan tangan kosong.

"Kamu hebat sekali. Sekarang kita bawa ke tempat ibu dan yang lain"

Ratna membagikan daun pisang itu. Ken Sulastri yang merasa kalau daun itu aneh.

"Kakak, kenapa daun pisang ini hangat sekali?" tanyanya pada Ratna.

"Baguslah kalau begitu. Kita tidak akan kedinginan malam ini" jawab Ratna.

Malam telah berlalu. Pagi menjelang, dan para pejuang sudah bergegas membangunkan semua orang.

"Bangun-bangun! cepat berangkat. Kita masih harus melakukan perjalanan selama 10 hari lagi. Cepat!" kata prajurit itu mencambukk ke tanah.

Warren dan yang lain segera bangun. Mereka merasa sangat haus. Tapi tidak mungkin mereka mendapatkan minuman dari para prajurit. Semalam mereka sudah mendapatkan jatah minuman dan makanan yang banyak bisa mereka dapatkan satu kali satu hari satu malam.

"Paman, aku haus" kata Ajeng mendekati Wiratama.

Warren berbicara pada sistem.

'Bisa bantu aku, mereka haus. Apakah ada daun lagi yang bisa meredakan haus?' batinnya.

[Ting]

[Tidak ada, tapi ada buah tomat ceri yang bukan hanya bisa meredakan haus tapi juga memiliki 2000 kalori. Akan membuat sangat kenyang]

'Bagus, keluarkan benda itu!' kata Warren.

[Tentu saja, membutuhkan 10 batang emas]

'Apa batangan emas di ruang masih banyak?' tanya Warren.

Sejak kemarin dia terus menggunakan batangan emas. Khawatir juga kalau stok batangan emas itu habis. Dan dia butuh saat keadaan tak terduga.

[Masih ada 450 batangan emas]

'Kalau begitu tukar, 8 buah tomat ceri' batin Warren.

[Ting]

Muncullah di tangan Warren 8 buah tomat ceri merah yang ukurannya begitu kecil.

Warren segera memberikan buah itu pada Ajeng.

"Paman temukan ini di sana, makanlah!" katanya pada Ajeng.

Ajeng yang memang sangat percaya pada Warren, segera makan buah kecil itu. Dia bahkan bersendawa.

Mereka berdua terkekeh. Warren juga segera pergi ke ibunya. Dan memberikan tomat itu pada ibunya untuk diberikan pada semua menantunya dan Ken Rinasih.

Kartika Sari yang memakan buah itu dan merasa begitu kenyang. Lantas melirik ke arah Warren.

'Samalam, daun pisang itu terasa hangat. Dan sekarang, buah sekecil ini bisa membuat kenyang. Sebenarnya Wiratama ini, dapat semua ini darimana. Apa karena setelah mati dia hidup lagi, dia jadi dukun?' gumam Kartika Sari.

Merasa sangat curiga. Kartika Sari pun mendekati Warren.

"Wira"

Warren berpura-pura tidak mendengar. Karena tadi dia memang sempat melihat kakak iparnya itu meliriknya dengan tatapan curiga. Jadi, dia tidak mungkin kan sekali di panggil langsung menyahut. Itu akan membuat Kartika Sari semakin curiga.

"Wiratama"

"Kakak, aku kaget!" kata Warren yang langsung memegang kepalanya.

"Kenapa kaget pegang kepala?" tanya Kartika Sari.

"Kalau aku pegang kepala prajurit, nanti mereka marah. Kakak mau main? aku tidak mau. Saat aku mau ajak kak Ratna main, prajurit itu marah dan mencambuk tanah. Kasian sekali tanahnya. Mereka pasti kesakitan!" kata Warren dengan ekspresi polos dan kata-kata yang tidak masuk akal.

Mendengar apa yang diucapkan Warren. Kartika Sari pada akhirnya menghela nafas panjang.

'Ya ampun, dia kasihan pada tanah. Aku rasa aku sudah terlalu banyak berpikir karena kelelahan. Mana mungkin orang yang bodohh selama 18 tahun bisa jadi dukun. Itu tidak mungkin' gumamnya dalam hati.

***

Bersambung...

1
Nudu
semangat terus kak
hamba allah
di tunggu up nya thor
Leslie Cheung
maju terus thor
Leslie Cheung
up terus donk thor
Saputra
lanjutkan up nya thor
Uswatun Chasanah
semangat terus thor
Erlina Vikha
jangan lupa up nya thor
Gerry
lanjutkan thor up berikut nya
Uswatun Chasanah
buruan up donk thor
Erlina Vikha
di tunggu up thor
Uswatun Chasanah
sangat keren
Erlina Vikha
lanjutkan thor
Abdulah FC
sedikit ada adegan hottt nya donk thor
My love
up nya jangan lama" thor
My love
semangat thor
My love
pokok'e the best
astutiq
semangat thor
lanjutkan di tunggu up berikut nya
Arman Sadikin
Semangat
Henry
Bagus, Gak bertele-tele
Rizky Fathur
cepat Buat mcnya bikin kerajaan terkuat bikin mcnya kuat Dan bantai raja itu dengan kejam Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!