NovelToon NovelToon
Menikahi Mantan Idola

Menikahi Mantan Idola

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Enemy to Lovers / Nikah Kontrak
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rumi Midah

Vina sangat terobsesi diterima menjadi pemeran wanita utama di casting sebuah drama. Dia juga seorang penggemar garis keras dari seorang aktor. Suatu hari saat melakukan casting, ia ditolak tanpa di tes dan parahnya lagi, orang yang menolaknya adalah si idola. Merasa terhina, Vina pun berubah menjadi pembenci sang aktor. Belum juga mulai menabur benih kebencian, ia justru terpaksa menikah secara kontrak dengan sang Aktor.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumi Midah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mama baru?

Sekitar pukul 10 malam, setelah persiapan untuk akad nikah antara Vina dan Satria rampung, Arka ikut rombongan bapak-bapak yang bermain kartu remi di tarub.

"Di Jakarta ada kayak gini juga ndak, Ka?"celetuk seorang bapak-bapak yang memiliki kumis seperti pak Raden.

Belum juga Arka menjawab, seorang bapak-bapak berperawakan kurus tinggi menimbrung. "Pak Raden ni ade-ade yak. Arka tu bintang pilem, palingan die datang ke nikahan gedung-gedung, yak." Bapak itu memandang Arka. "Ye ndak, Ka?"

Arka hanya tersenyum menanggapi ucapan bapak-bapak yang barusan bicara. Sesaat kemudian ponsel lelaki itu berdering setelah tahu kalau Satria yang menelponnya, Arka pun pergi ke tempat yang agak sepi.

"Halo, Sat?"

"Apa ini keluarga dari yang punya HP?"

"Saya temannya," kata Arka. Lelaki itu tiba-tiba mendapatkan firasat buruk. "Ada apa, ya, Pak?"

"Yang punya HP ini, mengalami tabrak lari dan meninggal ditempat. Jenazahnya sudah dibawa ke Sudarso."

Arka sangat terkejut mendengarnya. Setelah memutuskan sambungan telepon, ia masuk ke rumah Vina. Lelaki itu bertanya pada gadis remaja tanggung yang menempelkan sedotan di air mineral gelas.

"Kalian liat Vina?"

"Bik Vina baru masuk ke kamarnye, Om," jawab salah satu dari mereka.

Arka mengetuk pintu kamar Vina. Tidak lama pintu dibuka oleh Kamila. Gadis itu memandang lelaki tampan di depannya itu dengan tatapan sinis.

"Ada apa?"

"Saya mau bicara dengan Vina."

Mila mendesah. "Maaf, ya, tapi kakak saya sedang istirahat, jangan di ganggu."

"Ayolah, Mil. Ini sangat penting."

"Saya nggak peduli tuh. Sudah pergi sana."

"Siapa, Mil?" tanya Vina yang berada di atas tempat tidur.

"Arka, Kak."

Vina menggeleng. Kemudian menghampiri Arka. "Kamu nih, Mil," sebalnya kepada sang adik. Wanita itu memandang Arka. "Ada apa, Ar?"

Arka menghela napas. "Satria, Vin." Lelaki itu ragu-ragu untuk menyampaikan berita duka.

Ekspresi Arka yang terlihat sendu membuat Vina resah. "Ada apa dengan Satria, Ar?"

Wajah Arka menunjukkan sebuah kefrustasian. "Satria mengalami tabrak lari dan meninggal di tempat. Jenazahnya kini sudah dibawa ke rumah sakit Sudarso."

Lutut Vina lemas. Mila menahan tubuh kakaknya itu. Seketika berita meninggalnya sang calon mempelai pria menjadi duka. Para ibu-ibu yang memasak untuk acara pernikahan menjadi ramai. Smuanya sungguh menyayangkan peristiwa duka ini.

Maut memang tidak ada yang tahu, siapa sangka Satria yang malang harus meninggal sehari sebelum pernikahannya.

***

Sehari setelah pemakaman Satria, Meta dijemput oleh orang tua pihak ibunya yang memang asli orang Pontianak untuk tinggal bersama mereka.

Vina masih dirundung kedukaan karena gagalnya pernikahan. Meski tidak terlalu mencintai Satria. Namun, kepergian lelaki itu sehari sebelum pernikahan mereka cukup mengguncangnya.

Keadaan Vina terlihat kehilangan membuat Arka berpikir jika wanita itu benar-benar mencintai Satria. Meski merasa agak terluka karena cinta Vina kepada dirinya telah habis terkikis. Namun, ia akan berjuang untuk kembali merebut hati Vina.

Lima bulan berlalu.

"Mama, waktu aku tidur di tempat papa om, papa om telponan sama cewek," kata Vano saat ia dan sang ibu  berbaring di kamar.

"Papamu ada cerita kalau kamu mau punya mama baru kah?"

"Iya, katanya, minggu depan mau dikenalin sama aku."

Cerita Vano barusan rupanya membakar perasaan Vina. Sialan si Arka, padahal selama ini bertingkah ingin merebut hatiku, tapi apa, dia malah kenalan sama cewek lain. Lelaki itu memang sama aja, kecuali Satria, pikirnya.

"Vano memangnya mau punya mama baru?"

"Mau enggak, ya." Setelah berpikir cukup lama Vano memandang sang ibu. "Mama mau enggak aku punya mama baru?"

"Mm, mama tanya sama Vano, waktu papa bilang mau punya mama baru, kamu senang nggak?"

Vano menggeleng. "Mama kan enggak rusak, jadi kenapa harus punya mama baru?"

Jawaban anaknya sungguh membuat Vina speechless. Ia tidak menyangka Vano akan memberikan jawaban seperti itu. "Bukan seperti itu kons–" Wanita itu berhenti bicara, ia sedang malas untuk menjelaskan panjang lebar.

"Oh, ya, Vano ngantuk enggak? Kalo Mama sih ngantuk."

"Ya sudah, aku ikut ngantuk aja. Mari Mama kita tidur sama-sama."

"Baiklah Vano anak Mama yang ganteng. Sebelum tidur Vano wajib ngapain?" Vano tersenyum, kemudian mencium pipi ibunya.

Setelah cukup lama tidak ada pembicaraan di antara mereka, Vano membuka suara. "Ma, mama."

"Ya sayang," jawab Vina.

"Mama tidak mau menikah saja dengan papa om?"

"Papa 'kan mau nikah sama wanita lain."

"Kalau aku paksa papa om menikah sama Mama, apa Mama mau?"

Vina menghela napas. Jujur saja ia masih menyimpan cinta untuk Arka. Namun, kepergian Satria sehari sebelum pernikahan membawa sedikit rasa trauma di dirinya.

"Itu adalah perbuatan jahat Vano."

"Jahat? Tapi aku kan enggak mencuri dan mengejek orang, Mama."

"Memaksa orang lain hanya demi kesenangan diri sendiri itu juga perbuatan jahat."

"Berarti Meta jahat dong. Meta itu suka ajak aku main boneka demi kesenangan dia," ucap Vano sebal.

Vina terkekeh, ia kemudian memeluk dan mencium pipi putra semata wayangnya itu. "Ya udah sekarang tidur yuk, besokkan Vano sekolah."

Keesokan harinya. Ketika Vina dan Vano keluar dari rumah, terlihat Arka sudah berdiri di depan mobil.

"Sejak kapan kamu di situ, Ar?" tanya Vina yang berjalan mendekati lelaki itu.

"Setengah jam yang lalu."

Vina mengerutkan kening. "Kenapa nggak ketuk pintu rumaku?"

"Takut ganggu kamu," jawab Arka cengegesan.

Vina menggeleng. "Dasar."

"Aku anterin Vano ke sekolah, ya?"

Vina menghela napas. "Ya sudah." Belum juga wanita itu menyuruh Vano ke sisi ayahnya, bocah itu sudah terlebih dahulu berlari ke arah papanya. Kelakuan putranya hanya bisa Vina maklumi.

"Ingat jangan ngebut-ngebut bawa Vanonya," kata Vina.

"Loh, kamu nggak ikut, Vin?"

"Buat apa, aku mau langsung ke tempat kerja aja."

"Ya udah, sekalian aku yang anterin."

"Enggak perlu."

"Kamu nggak suka, ya kalau kita cuma berduaan?"

"Hah? Enggak, kenapa kamu mikirnya gitu."

"Ya enggak, aku mikirnya kamu nggak mau berduaan sama aku."

"Pikiran kamu jelek amat, sih. Aku tuh nggak mau ngerepotin kamu."

"Alasan klasik dan tidak masuk akal."

Kening Vina berkerut tidak senang. "Alasan ap–"

"Mah, Pah, jangan berantem, nanti kalau aku terlambat bagaimana?"

"Mama kamu, tuh, Van, nggak mau ngalah."

"Sudah, mama ikut aja apa kata papa," ucap Vano membela Arka.

Vina menghela napas. "Oke." Wanita itu pun berjalan ke arah mobil. Setelah masuk ke pintu belakang, ia membanting pintu mobil hingga Arka dan Vano terkejut.

"Mama marah Papa Om."

Arka tersenyum dan meletakkan jari di depan mulutnya. "Biarin aja. Sekarang Vano janji sama papa untuk tidak tanya kenapa mama marah, ya?"

"Kenapa?"

"Nanti mama mengamuk."

"Mengamuk kayak raksaksa?"

Arka tersenyum. "Iya."

1
Fathi Raihan
Apa, masalah server atau apa, thor? Update dong! Semua udah pada gila nih 🤯
Decapitator
Jangan tanya deh, aku udah addicted banget sama cerita ini!
Rahman: ayo mampir kak, kali aja suka sama cerita nya
total 1 replies
Cô bé mùa đông
Bisa nggak si thor update cepat-cepat ya? Jangan biarkan kami tinggal menunggu terus.
Rahman: ayo mampir kak, kali aja suka sama cerita nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!