NovelToon NovelToon
Ipar Yang Dirindukan

Ipar Yang Dirindukan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Selingkuh / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Ryn

Naura (22 tahun), seorang ipar yang justru begitu dekat dengan keponakannya, yakni Maryam.
Maryam kerap mengatakan pada Zayad (30 tahun) ayahnya, jika dirinya ingin memiliki seorang ibu. Pertanyaan yang aneh bagi Zayad, sebab Maryam jelas memiliki ibu yang masih hidup bersamanya. Namun Maryam selalu menjawab, "Mama tidak sayang Maryam, Papa."
Salma (27 tahun), istri Zayad dan seorang wanita karir. Kehidupannya full menjadikan karir nomor satu baginya. Salma menyuruh Naura untuk menjaga puterinya selama ini. Namun bagi Salma, Naura layaknya seseorang yang bisa ia atur-atur sesuka hatinya. Sebab, Naura terlahir dari istri kedua ayah Salma.
Kehidupan Naura selama ini, ternyata penuh akan air mata. "Aku tidak meminta untuk dilahirkan dalam situasi seperti ini. Tapi mendiang ibuku selalu bilang, agar aku tetap menjadi orang yang baik." lirih Naura dengan air matanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Ryn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17

Entah perasaan seperti apa ini. Namun tangan Zizah sampai bergetar, dan ia menahan tangisnya saat ini. Satu tangannya menutup mulutnya sendiri, dan satu tangannya lagi memegang selembar surat yang di tulis oleh Naura. Tadi, begitu pulang dari luar, Zizah masuk ke dalam kamarnya dan menemukan selembar surat di atas meja riasnya. Dan kini, wanita paruh baya itu pun membaca surat tersebut dengan dada yang bergemuruh hebat.

Ibuku, Ibuku, Ibuku. Mungkin, kata itu juga pantas Naura ucapkan untuk ibu, walaupun ibu bukanlah ibu kandung Naura. Bu, maaf jika selama ini Naura banyak salah, dan sering buat ibu marah. Tapi, Naura sangat berterima kasih saat ibu mau membawa Naura masuk ke rumah ini. Bu, Naura tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada Naura jika ibu nggak bawa Naura saat itu. Ibu, sudah memberikan Naura kehidupan yang baik selama ini. Menyekolahkan Naura, memberikan Naura makanan yang enak, dan menganggap Naura seperti anak ibu. Bu, Naura sayang sama ibu. Bagi Naura, ibu sudah seperti ibu kandung Naura selama ini. Tapi maaf, jika mungkin hadirnya Naura memunculkan rasa sakit di hati ibu dan anak-anak ibu selama ini. Naura juga minta maaf mewakili mendiang ibu kandung Naura, dan terima kasih banyak karena ibu tetap mau merawat dan membesarkan Naura. Bu, Naura mendoakan yang terbaik untuk ibu. Dimana pun ibu berada, semoga selalu dalam lindungan Allah. Semoga ibu selalu sehat ya, bu. Dan, Naura izin sesekali datang ke rumah ya, bu. Jika begitu, sekali lagi Naura minta maaf dan terima kasih banyak pada ibu. Semoga Allah membalas setiap kebaikan ibu untuk Naura. Aamiin Allahumma Aamiin.

Zizah menarik nafas yang dalam dan menghembuskannya dengan kasar, sungguh dadanya terasa menyesakkan atas isi surat Naura. Tak bisa dielakkan, air mata wanita itu pun mengalir.

"Ya, kamu sudah dewasa, kamu harus mulai mandiri. Ini tidak kejam, kan? Ini memang pantas untuk kamu, Naura. Setidaknya, pandanganku tidak terganggu lagi. Maaf Naura, menatapmu selama ini..mengingatkan aku dengan pernikahan kedua mendiang suamiku. Apalagi wajahmu begitu asing, artinya jelas..kamu mirip dengan ibumu." lirih Zizah, dengan hatinya yang mencoba tetap keras, walaupun air matanya sudah mengalir ketika membaca isi surat yang tulus dari Naura.

* * *

Dua Minggu Kemudian

"Nyaman kost annya, kan?" tanya Zayn tersenyum lembut.

Naura mengangguk, "Nyaman, kak. Terima kasih ya sudah rekomendasikan kost an itu untukku. Bagus banget tempatnya, nyaman lagi."

Zayn tersenyum mengangguk, keduanya sedang makan siang bersama di kantin perusahaan saat ini. Namun tentu tidak hanya berdua saja, ada pegawai rekan kerja lainnya di satu meja yang sama dengan mereka.

"Kapan-kapan kami boleh ya main ke kost an Naura." tutur seorang rekan kerja wanita, teman Naura.

"Boleh, tapi yang perempuan saja ya. Maaf, tidak terima pria." jawabnya menahan senyum.

Zayn menghela nafas berat, "Hmm, ya sudah..nanti aku kasih kamu rumah saja, Naura."

"Rumah?" tanya Naura menautkan alis.

"Iya, rumah. Rumah kita setelah menikah!"

Spontan teman mereka pun jadi usil, "Ciyeeee...Naura, tunggu apa lagi. Udah jelas itu, terima saja!"

Naura tentu merasa malu, ia mencubit lengan teman wanitanya. Mereka pun tertawa bersama dan kembali berbincang ringan. Tanpa mereka sadari, sosok Zayad terus memperhatikan Naura dari kejauhan saat ini. Pria itu tersenyum tipis, "Kamu terlihat bahagia. Namun aku, kenapa rasanya belum juga bisa menerima hidupku saat ini? Astagfirullah..ampuni hamba, ya Allah."

* * *

"Mama nggak tahu, Maryam...! Paham nggak sih? Mama itu capek, tadi kerja seharian!"

Maryam seketika menjauh, ia berlari ke dalam kamarnya dan menangis disana. Salma kerap membentak anaknya jika Maryam bertanya soal pelajaran. Maryam memilih diam kali ini, sebab ia tidak tahu harus mengadu ke siapa lagi. Bertemu Naura hanya seminggu sekali, itu pun jika sempat. Dan mengadu pada papanya, juga ia tidak mau.

Maryam hanya bisa menangis dalam diam, kondisi anak itu justru semakin memprihatinkan saat ini. Namun, tidak ada yang menyadarinya. Salma kerap berlaku kasar secara omongan pada puterinya tersebut. Namun jika ada Zayad, Salma seolah berubah menjadi ibu peri yang lemah lembut.

"Aunty Naura, hiks. Maryam mau aunty Naura, hiks." lirihnya.

Jika dulu ia meluapkan apa yang ia inginkan dengan tantrum, kali ini anak itu memilih memendamnya sendirian. Ini justru, kondisi yang sangat mengkhawatirkan.

Dan kini, Zayad tersenyum lembut membuka pintu kamar sang puteri setelah ia baru pulang bekerja. Ia menatap Maryam yang sudah tidur dengan nyenyak. Zayad mendekat dan mengusap kepala puterinya tersebut. Namun, alisnya bertaut menatap mata sang anak terlihat begitu sembab.

"Apa kamu menangis, nak?" lirih Zayad.

Zayad kemudian menatap selembar kertas yang dipeluk oleh Maryam, pria itu mengambilnya pelan dan melihatnya. Disana ada gambar yang Maryam buat. Gambar seorang wanita dewasa berhijab memeluk seorang anak perempuan berhijab. Disana ada sebuah tulisan, *Maryam dan aunty Naura*.

Hati Zayad mencelos perih, pria itu mencium kepala sang puteri. "Maafkan papa ya, nak. Maafkan papa."

Zayad turun ke lantai dasar setelah dari kamar puterinya. Pria itu menautkan alis menatap Salma terlihat cantik saat ini. "Kamu mau kemana?"

Salma sedikit tersentak menatap sang suami, "Ketemu teman, Mas. Tenang, aku nggak akan pulang larut malam."

"Yakin? Ini bahkan udah jam sembilan, Salma."

Salma menghela nafas berat, "Nggak sampai larut malam, Mas. Jam sebelas aku pasti udah pulang kok."

"Nggak usah keluar lah, dirumah saja. Masa ketemu teman di jam segini?"

Mata Salma terlihat gelisah, "Sebentar saja, Mas. Please ya, aku dah janji loh. Nggak mungkin aku ingkari janjiku, kan?"

Zayad menghela nafas berat, akhirnya pria itu pun memberikan izinnya. "Baiklah, ingat..pulang sebelum jam sebelas."

"Iya, mas..aku usahain. Aku pergi dulu, ya."

Salma pergi dengan tersenyum senang. Zayad menatap sang istri dengan sendu, "Astagfirullah."

* * *

Tiba-tiba merasa lapar, Naura keluar dari tempat kostnya hendak membeli makanan. Gadis itu berjalan saja, menuju sebuah rumah makan di dekat kost annya. Dengan santai, Naura berjalan tenang. Namun, langkah kakinya kini terhenti saat menatap seseorang yang tak asing baru saja keluar dari rumah makan yang hendak Naura datangi.

"Kak Salma?"

Naura berjalan cepat, dan ia semakin terkejut melihat Salma menggandeng tangan seorang pria yang tak asing bagi Naura. Pria ini juga pernah datang beberapa kali ke rumah mereka dulu. Naura tentu semakin penasaran dan mengikuti Salma.

Salma tidak menyadari jika Naura mengikutinya. Keduanya menuju mobil mereka yang terparkir sedikit jauh dari rumah makan tersebut. Naura pun mengikuti sampai kesana. Salma terlihat begitu mesra pada pria itu, dan mata Naura membulat menatap Salma mencium sebelah pipi sang pria.

"Astagfirullah!" ujar Naura menutup mulutnya.

Naura pun semakin melangkah cepat, "Ya Allah, ini salah. Ini nggak boleh, aku harus menemui mereka."

Naura pun berlari kecil, "Kak Salma...kak..! Kak Salma..!"

Salma tersentak kaget dan berhenti, wanita itu berbalik menatap ke arah Naura dengan wajah syoknya. "N-Naura?" lirihnya.

* * *

1
Hafizah Aressha R
lnjut k
Blu Lovfres
ok sampai ketemu di Turki ya
bawa seblak untuk bekalnya, naoura 🤭🤭
Next thor
Blu Lovfres
Next thor,
tingal nunggu si salma jadi .ubi gosong
🤣😅😁😂
Pena Ryn: Wkwkwk harus itu
total 1 replies
Hafizah Aressha R
la keren dan gantengan zayn dri od zayad y..
Pena Ryn: Sadboy slalu lebih ganteng ya kak /Smile/
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut
Alif
oon coba pura2 gk tau dan kamu rekam aja kn kamu jd aman, malah sok menasehati nanti klo ketahuan suaminya sendiri kan kamu gk di tuduh
Blu Lovfres: terlalu lebay peranan. Zayed dn nora.🤣😅😁😂orang baik dn lebay jadi badud
baik boleh tapi jangan jadi, orang tolol atw jadi robot seolah kuat ,dn menerima apapun
total 1 replies
Alif
lagian cerita ini bagus tp agak janggal, masak ya ibuknya gk pnya rumah lah sblmnya mereka tinggal di mana, kok se akan2 cm dititipin doang gk ada kisah atau cerita apa selanjutnya
Sumiati Alvia: kak udah ada cerita bahwa saudara saudara dari ibuk nya gak ada yg mau terima dia
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!