Fadel Arya Wisesa, salah satu pewaris grup Airlangga Wisesa bertemu lagi dengan gadis yang pernah dijodohkannya. Dia Kayana Catleya, salah satu cucu dari grup Artha Mahendra.
Gadis yang pernah menolak untuk dijodohkan dengannya.
Saat tau sahabat gadis itu menginginkannya, Fadel dengan terang terangan mengatakan kalo Kanaya adalah calon istrinya di acara ulang tahun sahabatnya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yang terjadi dengan Paramitha
Hendra sekarang sudah berada di ruangannya.
Baru saja dia meletakkan bokongnya di kursi, ponselnya sudah bergetar.
Putrinya sudah ngga sabar dengan berita yang sudah dia dapatkan.
Tadi saat berada di kafe, Hendra sudah memberi kabar kalo dirinya sedang bersama papinya Fadel.
"Fadel sudah dijodohkan," ucapnya sebelum putrinya mengeluarkan suaranya.
Hening.
"Dengan siapa, Pa?" suara Paramitha terdengar tercekat.
"Om Emir ngga kasih tau. Menurut papa, kamu lebih baik fokus ke Arka saja."
"Nggak, Pa. Malah lebih seru kalo bisa merebut Fadel dari tunangannya."
"Mithaa.... Arka punya saham lima puluh persen di perusahaan om kamu. Beberapa tahun lagi dia akan jadi CEO. Kedudukannya setara dengan Fadel."
"Biarpun CEO, tapi tetap aja Fadel lebih kaya dari Arka, Pa. Papa juga sudah tau, kan."
Hendra menghela nafas panjang.
"Pasti akan sulit. Tapi terserah kamu. Papa sudah mengingatkan."
"Fadel akan jadi menantu papa. Aku janji."
Kembali Hendra hanya bisa menghembuskan nafasnya. Putrinya sangat keras kepala.
Di ruangannya Paramitha menggenggam erat ponselnya.
Dia ngga akan mau menyerahkan Fadel dengan siapa pun.
Awalnya dia mengira saingan beratnya untuk mendapatkan Fadel, adalah Kayana-temannya yang selalu beruntung itu
Tapi nyata bukan. Seringai sinisnya tersungging di bibirnya.
Aku akan gunakan cara apa pun untuk mendapatkan dia.
Kemudian dia tertawa halus
Kayana, ternyata kamu unlucky girl. Fadel sudah dijodohkan dengan orang lain.
Tawanya serta merta terhenti ketika seorang laki laki tegap memasuki ruangannya.
Laki laki yang dulu dia kejar demi menjadi istri CEO.
Tapi setelah bertemu Fadel, perasaan sukanya hilang entah kemana.
"Kamu tadi kemana?" tanya Arka yang sudah mendekat.
"Aku.... emm.... Tadi pergi ke kantor Papa."
Sekarang dia mulai merasa risih ketika Arka kian dekat. Padahal dulu dialah yang selalu menggoda laki laki itu.
"Kenapa ngga langsung ke ruanganku?" Arka menggelungkan tangannya ke pinggang ramping Paramitha.
Dia merasa heran dengan sikap kaku gadis itu akhir akhir ini. Padahal biasanya gadis itulah yang selalu memulai.
"Emmm.... Aku... Aku baru saja kembali ke ruanganku." Paramitha jadi gugup ketika wajah laki laki itu merunduk.
Padahal dulu dulu dia akan langsung tengadah dan membuka bibirnya.
"Kamu berubah." Arka meletakkan sebelah tangannya di tengkuk gadis itu setelah menyibakkan rambutnya.
"Ingat, aku ngga bisa kamu permainkan."
"Aku... Aku ngga begi----."
Ucapannya terputus oleh lu matan panas bibir Arka.
Arka me re mas kuat da da besar gadis itu ketika merasakan gadis itu tidak membalas lum atannya.
Arka bisa merasakan perubahan sikapnya.
Keluar juga de sahnya hingga ga irahnya.
Kini Arka bahkan sudah mendudukkannya di atas meja kerja Paramitha.
"Kalo kamu pikir bisa meninggalkan aku, kamu salah besar."
Paramitha membalas lum atan bibir Arka ketika laki laki itu terus saja memancing hasratnya.
Kenapa dia? Biasanya tidak seperti ini.
Walau bingung dengan perubahan sikap Arka, respon tubuhnya membuat dia membalas semua perlakuan panas Arka.
*
*
*
Paramitha menatap dirinya yang sudah ditinggalkan Arka setelah hampir satu jam bergu lat dengan laki laki yang dulu menjadi dambanya.
Dia hanya mengenakan rok tanpa dalaman dan masih berada di atas meja kerjanya
Dia masuk dalam perangkapnya sendiri.
Arka yang pendiam sekarang menjadi kesetanan.
Entah dari mana Arka punya pikiran mencurigainya akan meninggalkannya.
Flashback on
"Ingat, kamu milikku sampai aku bosan."
Paramitha berusaha menolak ketika laki laki itu mengangkat bagian belakang roknya.
"Arka.... Kamu... kamu kenapa jadi begini."
"Ini semua karena kamu," geram Arka.
Selama ini dia berusaha kuat iman menghadapi rayuan kata dan fisik Paramitha.
Tapi setelah beberapa hari gadis itu menjadi dingin, dia malah merindukannya.
Papa dan mamanya sudah memberi ingat.
"Paramitha akan membuang kamu setelah menemukan laki laki yang lebih segala galanya dari kamu."
Bodohnya saat itu dia ngga peduli.
Tapi sekarang dia tau kalo gadis itu sepertinya mengincar Fadel. Tadi dia meletakkan alat penyadap suara kecil yang fungsinya bisa mendengar suara selemah apa pun.
Temannya di Amerika mengirimkannya bersama obatnya.
Dia sudah mendengar percakapan Paramitha dengan papanya.
Hatinya panas karena dibandingkan dengan Fadel.
Oke, laki laki itu akan mendapatkan sisa, niatnya sangat kuat dalam hatinya.
Paramitha diselamatkan oleh suara ketukan pintu.
"Nanti aku akan mengunboxing kamu," ancam Arka sebelum pergi, untung dia sudah mengunci ruangannya.
Endflashback
Dia berbahaya, batinnya sambil mengenakan kemejanya yang tadi terlempar bersama dalamannya.
Sepertinya Arka masih punya hati untuk tidak membiarkan si pengetuk pintu itu masuk ke ruangannya.
Ini adalah kemajuan terbesarnya bisa menggugah hasrat Arka hingga sampai seperti ini.
Kalo saja dia tidak mengenal Fadel, pasti saat ini hatinya akan sangat senang, karena Arka sudah dalam genggamannya.
Mungkin aku harus bermain cantik, batinnya.
Dia buru buru keluar dan bermaksud akan ke ruangan Arka.
Dia salah karena sudah mengabaikan laki laki itu.
Sekarang akan dia manjakan. Tapi nanti setelah Fadel jadi miliknya, Arka akan dia tinggalkan, niat Paramitha dengan senyum sinisnya.
"Nona, bentar lagi tim kita akan meeting. Tadi saya ingin memberitau hal ini," ucap sekretarisnya sambil diam diam mengamati anak bosnya.
Mereka habis ngapain? Sekretarisnya dapat melihat tanda merah keunguan di leher Paramitha.
"Tunda satu jam," ucapnya sambil melangkah pergi.
*
*
*
"Apa kita harus melakukannya?" Paramita jadi ragu dan takut. Tekatnya jadi goyah melihat mata dingin Arka
"Kalo kamu ngga mau ngga apa apa. Tapi aku akan menggantikan kamu dengan Prisil di proyek itu," sahut Arka penuh kemenangan.
Sikapnya kembali acuh, beda seratus delapan puluh derajat dari yang tadi.
"Tapi sejak awal aku sudah ada dalam tim," kaget Paramitha. Suaranya tercekat.
"Aku mengubah keputusanku. Kemampuan Prisil lebih darimu."
"Tapi kenapa kamu memilihku?" Hampir saja Paramitha berteriak. Niatnya untuk menggoda Arka buyar ketika laki laki itu malah meminta syarat darinya.
"Karena kamu selalu memberikan yang aku mau," jawab Arka sinis.
Paramitha terdiam.
Memang demi proyek proyek bergengsi, dia selalu merayu Arka. Seringnya lewat ci uman. Arka langsung luluh. Bahkan dia mengizinkan Arka memegang bagian sensitif tubuhnya di bagian depan.
Gila.... Dia meminta lebih.
"Untuk proyek ini belum tentu juga aku akan meloloskan kamu kalo kamu sudah ngga per a wan lagi," kekeh Arka semakin sinis dan merendahkan.
"Aku masih pe r awan kalo kamu mau tau," jerit Paramitha kesal. Arka di luar kendalinya.
Kenapa bisa begini?
Arka terkejut juga mendengarnya.
"Bisa kita buktikan. Tapi aku ngga memaksa."
Arka pura pura sibuk dengan menatap layar laptopnya. Dia melirik gadis yang sudah berani beraninya merendahkannya dengan ji-ji.
Paramitha tampak kebingungan.
Dia ingat bubuk pemberian mama tirinya.
"Baiklah," jawabnya agak ragu. Setelah ini dia akan mencari cara agar Fadel ngga tau kalo dia sudah ngga vir gin lagi.
Arka tersenyum sinis. Ngga menyangka sebesar itu tekad gadis yang sudah merendahkan harga dirinya.
"Aku suka bermain kasar." Arka membuka laci meja kerjanya.
"Apa?" Paramitha tercekat. Laki laki ini mengejutkannya berkali kali hari ini
"Akan sangat sakit."
Paramitha tambah pucat. Dia melihat apa yang Arka taruh di atas meja. Borgol dan cambuk bulu bulu yang nampak indah, tapi pasti menyakitkan kalo dipecut di tubuhnya.
"Kamu....?!"
Belum sempat Paramita berpikir lagi, Arka sudah menariknya ke dalam kamarnya.
Dan setelahnya terdengar jeritan jeritan minta ampun dari Paramitha.
pada demen banget sich ngerjain
si Kayana.......
anak orang udah seteresssss itu....
maju mundur kena......
perang hati dan logika ga sinkron.. sinkron...
bisa bisa kurus kering tuh anak orang....
trik...trik diet mah....lewaaaatt......😁😁😁
fadelllllllllll fadellll tunangan munkayanaa.. kapan sih kayana tauuuu....