NovelToon NovelToon
TERJERAT CINTA DUDA

TERJERAT CINTA DUDA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Aliansi Pernikahan / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Desty Cynthia

Alana Shaabira Dewantara harus menelan pil pahit tak kala Calvin lebih memilih di jodohkan dengan pilihan orang tuanya daripada bersama Alana.
Ditengah kegalauan Alana, masa lalunya muncul kembali. Teman semasa kecilnya yang dulu Alana cintai sebelum Calvin.
"LEPASIN KAK!" Alana terus menghindari pria masa lalunya itu.

Tangan kokoh seseorang menarik tangan Alana "Jangan sentuh milikku! Alana tunanganku!" Ucap Erlando Agathias dengan gentle.

Seketika itu hati Alana berdesir dia menatap lekat Erlando dan berlindung dibelakangnya. "Tenang ada aku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Main Bola

Matahari pagi sudah menyoroti kamar pengantin baru ini. Mata Alana menyipit padahal gorden kamar itu masih tertutup rapat, sepertinya sinar mataharinya sudah terik hingga menembus ke dalam kamar.

"Eugh... Hoaaaaam!" Alana menggeliatkan badannya ia membuka matanya perlahan, tangannya masih memeluk suaminya yang masih tidur. "Mas sayang, bangun udah siang."

Meskipun Erlando belum bangun ia merasakan kasurnya bergoyang, tangannya makin menarik istrinya ke dalam pelukannya. "Enggak mau bangun, kan kita masih cuti sayang."

"Ya ampun mas, aku yang belum ajuin cuti." Alana menepuk jidatnya ia kelupaan karena semua serba mendadak.

"Udah sayang, aku semalam sudah bicara sama papih. Beres resepsi kita bulan madu. Oh iya hari ini kita kerumah ku yah. Om Andre sama tante Ara sudah ada di rumah."

"Hmm iya mas, aku mau mandi. Baju ku mana?"

"Nanti Emil kesini sayang, kita mandi bareng."

Erlando bangun dan menggendong istrinya. Keduanya sudah berada di dalam bathub. Betapa bahagianya mereka. Tangan Erlando terus menyabuni istrinya, dia juga mencium daun telinga sang istri tercinta.

"Ahhh mas... Udah aku capek."

"Capek kok mendesah sayang? Hihi lucu kamu...!" Erlando membalikan istrinya ke hadapannya. Pertempuran itu terjadi lagi di kamar mandi. Lagi lagi Alana harus kelelahan karena ulah suaminya.

-

-

-

"Terima kasih sayang." CUP Erlando mengecup daun telinga istrinya lembut. Ketika istrinya sedang bercermin. Mereka masih memakai bathrobe sambil menunggu Emil datang membawa baju.

"Untuk apa mas?"

"Semuanya. Kamu sudah menjaganya untukku, suami mu ini." Tutur Erlando lembut. Alana membalikkan tubuhnya dan mengalungkan kedua tangannya.

"Memang harus kan mas? Aku menjaga kesucianku hanya untuk suamiku, semoga mas setia sampai akhir." Lirihnya dengan mata yang sendu.

Erlando tersenyum getir, ia tidak mungkin menceritakan kejadian yang menimpa pernikahannya dulu. Bahwa Rania, almarhumah istrinya sudah tidak per*wan saat menikah. Ia baru tahu di detik detik sebelum ijab qobul di mulai.

Kejujuran Rania membuat dada Erlando sesak. Di detik pernikahannya, wanita itu membuka aib dirinya. Ia tidak perduli jika Erlando akan membatalkan pernikahan itu. Ketika itu ia merasa hidupnya sudah tak berguna lagi.

Erlando Kecewa? Tentu saja! Pasalnya, ia baru tahu jika Rania pernah di leceh kan oleh pacar ibu mertuanya sendiri. Namun karena cintanya yang besar pada Rania, Erlando tetap melanjutkan pernikahan itu dan menerima Rania.

"Kenapa mas? Mukanya kok gitu?"

"Enggak sayang, aku lapar. Nanti kita makan di restoran bawah yah." Erlando mengalihkan perhatiannya supaya istrinya tak bertanya lagi.

-

-

-

Pengantin baru itu pulang kerumah orang tua Alana dulu. Namun sepertinya rumahnya sepi, hanya ada mertuanya Zena yang mengasuh Ellea dan para pelayan.

"Ibu, Ellea sama Alana aja yah. Ibu istirahat dulu. Nanti biasanya Anna jam segini pulang." Alana menggendong Ellea ke pangkuannya. Erlando mengelus punggung anak cantik itu.

"Terima kasih ya nak. Dede Eaa sama onty dulu yah.

Ellea di bawa ke kamar Alana bersama Erlando. "Sini sayang aku yang ajak main."

"Tiapa ni Naa?" Tanya Ellea dengan suara cadelnya.

"Ini suaminya onty Naa. Dede Eaa cama om dulu yah. Onty mau ganti baju dulu, nanti onty bawain cemilan okeh!"

"Oteh onty... Opah nana?" Muka Ella sudah cemberut menanyakan papih Al kesayangannya. "Cucu opah banget yah ini sayang."

Alana menceritakan betapa manjanya Ellea jika sudah bersama papihnya. Apa yang Ellea mau pasti akan di turuti. Berbeda dengan Athala, ia membatasi keinginan anaknya itu.

Selesai ganti baju Alana ikut bergabung dengan suami dan keponakannya di kasur. "Pinter banget Eaa, enggak nangis sama om Erlan." Ucap Alana lembut. "Om na cakep kayak opah!"

Pengantin baru itu tertawa lepas mendengar celotehan Ellea. Mereka mengajaknya main sampai Ellea tertidur. Alana bilang pada suaminya agar menunggu dulu orang tuanya baru setelah itu mereka akan menemui om dan tantenya Erlando.

Di rasa Ellea sudah terlelap di kasur, Erlando membawa istrinya ke walk in closet. Ia mendorong pelan istrinya ke pintu lemari dan mencium bibir merah itu. "Cantik banget sayang."

"Ahh mas... Jangan ada Ellea." Alana justru mendesah ketika tangan suaminya menyentuh lembah pink miliknya di balik midi dress yang dipakainya. "Habis kamu ngapain pakai lipstick merah hmm? Ini cuma punya aku." Tangan Erlando makin mengocok aset bawah.

Mata Alana merem melek menerima serangan dari suaminya. "Mas... Ssshhh....!"Alana segera sadar ia tak mau sampai Ellea melihat kegiatan panasnya. Ia menarik tangan suaminya ke dalam kamar mandi dan menguncinya.

Alana mendorong sang suami ke tembok dan membuka celana suaminya. "Oh shit.... Sayang." Tangan dan mulut Alana sudah lihai memainkan pusaka gagah milik suaminya. Ia juga tak mau kalah, ia ingin memanjakan orang yang di cintainya.

Sepertinya ajaran Erlando berhasil membuat istrinya pro. Dia mengikat rambut istri tercintanya dengan tangannya. Lama kelamaan ia mengeluarkan pelepasannya. Dengan cepat ia membalikan tubuh sang istri di dekat bathub.

"Shh mas... Ahh faster please... !"

Erlando menyerangnya dari belakang dengan liar. Kedua tangan Alana memegang erat pinggir bathub itu. Alana mengerang nikmat, bajunya setengah terbuka. Tangan suaminya tak henti memainkan dua gunung kembar kesukaannya kini.

Lagi dan lagi mereka bertempur. Hingga keduanya lemas. "Mas, aku temani dulu Ellea yah kasihan. Mas mandi duluan."

"Iya sayang."

Benar saja ketika Alana menghampiri Ellea, anak itu baru bangun dan menggeliatkan badannya. Alana menggendong Ellea lalu membawanya ke bawah memberikannya cemilan ringan. Tak lama orang tua Alana baru datang. Anna juga baru pulang kuliah.

Ellea turun dari gendongan ontynya. Ia berlari ke opah Al. "Opah, napa lama? Tadi Eaa denger di kamar onty, onty teliak liak cama omnya." Ellea mengadu ke opahnya. Ternyata Ellea sedari tadi sudah bangun namun matanya masih mengantuk.

GLEG

Papih Al dan mamih Aleesya sontak menatap tajam anak perempuannya ini. "Alana, kamu_hati hati nak kalau di depan anak kecil." Ucap mamih Aleesya. Tanpa Alana memberi tahunya mereka sudah paham yang di maksud Ellea.

"Onty habis main bola yah? Teliakannya cama kayak umi hihi."

"Pasti Athala deh pih, ampun itu anak! Awas aja nanti pulang, mamih jewer." Gerutu mamih Aleesya sambil berkacak pinggang.

Alana hanya menunduk malu ternyata suara desahannya terdengar sampai ke telinga Ellea. "Astaga! Anak ini." Kesal papih Al. Namun Alana justru cekikikan baginya ini sedikit lucu. "Tutupin leher kamu, nanti Ellea makin banyak tanya."

Papih Al hanya bisa geleng geleng kepala sambil membawa cucunya ke meja makan. Tangan Alana reflek memegang lehernya. "Ihh mas Erlan.. Awas yah!" Gumamnya.

"Hahahaha enggak apa apa, mamih juga dulu gitu kok." Keduanya malah tertawa sumbang. Dan mengikuti papih Al ke meja makan. Erlando menyusul istrinya ke bawah.

Dia meminta ijin membawa istrinya ke rumahnya karena om dan tantenya sudah datang dari Belanja. Erlando juga bilang akan membawa Alana pergi dari rumah itu. Mereka akan memulai hidup baru sebagai sepasang suami istri.

Orang tua Alana mengijinkannya. Mereka akan pindah setelah acara resepsi di gelar. Alana bahagia sekali bisa menikah dengan orang yang mencintai dirinya. Dia senyum senyum sendiri menatap suaminya yang masih mengobrol dengan papihnya.

"Ehm... Kenapa sayang? Jangan di lihat aja nanti jatuh cinta hayo." Goda Erlando ke telinga sang istri. "Udah mas hihi."

1
Rian Moontero
lanjuuuttt/Determined//Determined/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!