NovelToon NovelToon
RINJANI(Cinta Sejati Yang Menemukannya)

RINJANI(Cinta Sejati Yang Menemukannya)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: AUTHORSESAD

RINJANI (Cinta sejati yang menemukannya)

jani seorang gadis yang terlahir dari keluarga yang berantakan, dirinya berubah menjadi sosok pendiam. berbanding terbalik dari sikap aslinya yang ceria dan penuh tawa.

hingga jani bertemu dengan seorang pria yang merubah hidupnya, jani di perkenalkan dengan dunia yang sama sekali belum pernah jani ketahui,jani juga menjalin sebuah hubungan yang sangat toxic dengan pria itu.

Dapatkah Jani terlepas dari hubungan toxic yang dia jalani? atau Jani akan selamanya terjebak dalam hubungan toxic nya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AUTHORSESAD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

OBAT DAN BAHAGIANYA

Erlan mematung melihat sosok yang berjalan dengan langkah yang lemah, wajahnya penuh luka, dengan hoodie yang robek, rambutnya berantakan dengan cara berjalannya yang tidak biasa, Erlan berjalan mendekat pada Rinjani.

Ya–Rinjani keluar dari kamar dengan kondisi yang sangat kacau, bahkan tatapan matanya begitu menyayat dengan buliran bening yang terus menetes di pipinya. Damar, Gibran, Fita dan juga Giselle yang baru saja masuk langsung terdiam melihat kondisi Jani.

Fita bahkan harus memeluk Gibran, agar tidak melihat kondisi Jani saat ini.

"Sayang–" Ucap Erlan dengan suara bergetar dan lirih.

Deg......!!!!

Semuanya terdiam mendengar Erlan yang memanggil Jani dengan kata sayang. Apa selama ini mereka memiliki hubungan? Namun yang paling terkejut di antara mereka adalah Giselle, jika Erlan sampai memanggil Rinjani dengan panggilan sayang–mungkin saja mereka berpacaran. Karena Erlan tidak mungkin akan memanggil seseorang dengan kata itu jika tidak memiliki hubungan, dan satu lagi... Erlan nampak sangat panik saat mendengar Ezra yang marah dan membawa Jani masuk ke dalam kamar.

Erlan melangkah mendekati Jani,Tangannya terulur meraih tubuh Jani yang nampak begitu lemah, bahkan wajahnya begitu shock. Mendapatkan pelukan dari Erlan tubuh Jani luruh merosot ke lantai, Erlan dengan kuat memegangi tubuh Jani dan ikut terduduk di lantai. Hatinya sakit melihat kondisi Jani yang sangat kacau, apalagi beberapa luka di wajahnya.

"Yang–" Ucap Erlan lirih.

Tangannya kuat memeluk tubuh Jani yang bergetar, Erlan membenamkan wajah Jani ke dalam dada bidangnya. Suara tangisan Jani terdengar sangat memilukan, Jani–menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan Erlan, tangannya terus mengusap kasar tubuhnya, seakan di tubuhnya telah menempel bakteri dan kotoran yang sulit di buang.

"Yang–Ssshhhhhhhtttt, udah ya"Erlan berusaha menenangkan Jani.

Fita dan Gibran ikut mendekat pada Jani dan juga Erlan mata Fita terus meneteskan air mata melihat sahabatnya yang sedang menangis pilu. Gibran memeluk tubuh Fita dengan mulut yang terjatuh kuat menahan emosi. Gibran tau apa yang terjadi pada Jani saat ini.

Sedangkan Damar dia memeriksa kamar yang nampak terbuka pintunya, di dalam kamar Ezra sedang duduk di bibir ranjang dengan tubuh shirtless, bibirnya menyesap sebatang rokok dengan tatapan lurus ke luar jendela. Damar melihat berapa kacaunya kamar yang dia lihat seperti kapal pecah, bahkan ini lebih dari kapal pecah. Damar hendak melangkah masuk namun Erlan lebih dulu masuk dengan langkah lebarnya.

Tanpa permisi Erlan langsung memberikan bogem mentahnya pada Ezra, hingga membuat Ezra jatuh ke samping. Erlan menarik tubuh Ezra agar berdiri dan kembali memberikan tinju yang sangat kuat di wajah Ezra, saat ini Erlan sangat marah hingga dia lupa jika Ezra adalah adiknya, Erlan menghajar Ezra dengan penuh amarah bahkan saat ini dirinya hampir hilang kendali. Sedangkan Ezra dia hanya diam menerima pukulan demi pukulan yang Erlan berikan.

"BRENGSEK!!!!!!!!!!" Bugh...... Erlan kembali memukul wajah Ezra. "KENAPA LO LAKUIN ITU KE JANI BANGSAT!!!!!!!!!!"

"Sorry kak, gue khilaf, gue cuma marah karena Jani minta putus sama gue" Ucap Ezra lemah.

"ANJEEEENGGG!!!!!! " Erlan menghempas tubuh Ezra hingga Ezra jatuh terduduk di lantai.

Damar dan Gibran hanya bisa terdiam di ambang pintu, melihat Erlan yang marah besar, hingga tangan Erlan meraih sebuah tongkat baseball yang ada di sudut kamar, Erlan membawa tongkat itu dan mengangkatnya tepat di depan wajah Ezra. Erlan saat ini sudah tidak lagi bisa mengontrol emosinya.

Tau jika Erlan sudah berada di luar batas kendali dirinya Damar langsung masuk dan mengambil tongkat baseball dari tangan Erlan, sedangkan Gibran meski marah pada Ezra dia membantu Ezra untuk berdiri.

"Lan.... udah, stop" Damar mengambil tongkat baseball dari Erlan "Sekarang bukan saatnya lo kayak gini, inget Jani" Imbuh Damar tepat di telinga Erlan.

seketika tubuh Erlan terasa lemas, dia menunduk dan menjambak rambutnya kuat. Erlan memukul kaca yang ada di sebelahnya, hingga tangannya terluka dan mengeluarkan darah, Erlan membuang semua barang yang ada di sekitarnya dirinya merasa sangat frustasi karena tidak bisa menjaga gadis yang paling dia sayangi.

"AAAAARRRGGGHHHHH......." Emosi Erlan dia lupakan dengan memukul dinding kamar hingga tangannya yang sudah terluka semakin terluka.

Sedangkan Jani kini dia sudah di bawa ke kamar lain oleh Fita dan juga Giselle.

  «────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────»

Fita terus menggenggam tangan Jani yang terasa dingin, Jani masih terus diam dengan tatapannya yang kosong. Entah apa yang sudah di lakukan Ezra pada Jani, namun–yang jelas dapat Fita simpulkan jika Ezra sudah melecehkan Jani.

"Fit–gue ambil minum sama kotak p3k dulu" Ujar Giselle pada Fita.

Fita hanya mengangguk dengan mata yang tak beralih dari Jani. Dengan lembut Fita terus mengusap punggung tangan Jani, Fita berusaha memberikan ketenangan pada Jani yang nampak masih sangat shock.

"Jani–" Ucap Fita lirih.

Namun setiap kali Jani mendengar suara Fita, membuat air mata Jani semakin deras mengalir. Bahkan di sampai sesenggukan dan mengusap tubuhnya kasar.

"Udah Jan–jangan gini" Ujar Fita memeluk Jani yang terus mengusap tubuhnya kasar.

Fita tidak bisa menahan rasa sedihnya melihat sahabatnya kini sedang sangat kacau, bahkan Fita merasa bersalah karena Fita yang membujuk Jani agar mau ikut Touring.

Melihat Rinjani yang nampak sangat kacau membuat Giselle merasa bersalah, tidak seharusnya tadi dia pergi meninggalkan Jani dan membiarkan Ezra membawa Jani ke dalam kamar. Giselle meletakkan segelas air dan kotak p3k di atas nakas, tatapannya tertuju pada sosok Jani yang hanya meneteskan air mata tanpa bersuara. Tanpa di terasa mata Giselle juga ikut basah karena air matanya yang lolos meluncur di pipinya, bagaimana juga Giselle adalah seorang wanita, jadi dia tau bagaimana rasanya saat sesuatu yang paling berharga di ambil paksa.

"Jani..... maafin gue" Ujar Fita memeluk erat tubuhku Jani "Please Jani–ngomong sesuatu jangan kayak gini" Fita terisak sambil memeluk Jani.

"Jani!!!!!! Jangan bikin gue takut!!!!" Fita mengguncang tubuh Jani dengan kuat.

Fita sungguh frustasi dengan keadaan Jani satu ini, di mana tatapan Jani yang kosong dengan air mata yang terus mengalir, bibirnya tertutup rapat namun tangannya terus mengusap tubuh nya dengan kasar, seakan-akan jika dirinya sangat kotor.

"Fita–" Giselle menahan bahu Fita "Udah.... Lo juga harus tenang" Ujar Giselle dengan air mata yang menetes.

"Tenang?! Mata lo buta?! Jani shock dan kacau Giselle, dan lo nyuruh gue tenang?" Fita tersenyum namun matanya meneteskan air mata.

"Oh iya–gue lupa" Fita mengangguk pelan "Lo nggak suka sama Jani kan? walaupun dia sepupu lo tapi lo nggak suka sama dia"

Fita menatap Giselle yang masih menangis, Fita tau bagaimana Giselle yang tidak suka pada Jani. Bahkan saat masih SMA Giselle selalu merundung Jani.

"Lo pasti seneng kan liat kondisi Jani kayak gini!!!!" Suara Fita naik satu oktaf.

"Nggak gitu Fit–walaupun gue nggak suka sama Jani, tapi dia tetep sepupu gue. Dan gue juga sedih ngelihat kondisi Jani saat ini" Jawab Giselle dengan suara bergetar karena menangis.

Memang bukan bohong apa yang Giselle katakan, jika Giselle juga sedih melihat apa yang terjadi pada Rinjani malam ini.

"Nggak gitu? terus.... Lo bisa jelasin kenapa bisa lo tau kalau Ezra marah dan bawa Jani ke kamar?" Ujar Fita sembari menatap Giselle tajam.

Giselle terdiam, bagaimana caranya dia mengatakan pada Fita jika sebenarnya Jani mendengar obrolan dirinya dan juga Ezra tentang kehamilan dirinya. Dan Ezra yang tidak Terima di putuskan oleh Rinjani.

"Kenapa lo diem?"

"Gue hamil" Ujar Giselle lirih.

Fita membulatkan matanya, terkejut dengan apa yang di katakan oleh Giselle. Hamil? Giselle hamil?

"Lo hamil?"

Giselle mengangguk "Iya, dan gue hamil anaknya Ezra"

Deg.... Fita terdiam dengan rasa terkejut yang sangat, bagaimana bisa Giselle hamil? dan anak yang Giselle kandung adalah anak Ezra. Fita bingung sendiri dengan semua yang terjadi malam ini, tak ingin menambah pusing dirinya Fita lebih memilih duduk di sisi ranjang dan kembali menggenggam tangan Jani yang terasa dingin.

"Apa karena hal ini, Ezra sampai ngelakuin hal gila sama Jani?" Ucap Fita dengn masih menggenggam tangan Jani.

"Jani, ngeliat gue sama Ezra ciuman. Dan Jani denger obrolan gue sama Ezra soal kehamilan gue" Giselle ikut duduk di sisi ranjang.

Hingga kini Rinjani di apit oleh Giselle dan juga Fita. Tangan Giselle ikut mengusap rambut panjang Jani.

"Lo tau" Giselle sedikit menjeda ucapannya dan menundukkan wajahnya.

"Sebenarnya Ezra bukan cinta sama Jani, dia hanya merasa sedang menantang dirinya agar bisa mendapatkan Jani, makannya saat tadi Jani minta putus Ezra merasa marah, karena seharusnya dia yang putusin Jani bukan Ezra yang di putusin"

Entah apa maksudnya Giselle menceritakan itu pada Fita, dan–Fita sendiri nggak tau harus bagaimana, apakah dia harus percaya sama omongan Giselle, jika Ezra hanya penasaran sama Jani. Entahlah–yang terpenting saat ini adalah bagaimana caranya agar Jani bisa sedikit tenang.

  ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Erlan kini sudah terduduk lemah di lantai dengan tangannya yang terluka bahkan darah terus menetes dari tangan Erlan. Barang-barang berserakan, kaca pecah dan tembok kamar yang terdapat bercak darah tangan Erlan. Damar hanya membiarkan saja saat Erlan melampiaskan emosinya dengan memukul tembok dan membuang semua barang, dari pada Ezra yang akan semakin parah terluka.

Gibran masuk ke dalam kamar membawa kotak p3k dan sebaskom air dingin. Dia duduk di sebelah Ezra dan memberikan handuk kecil yang sudah di rendam di dalam air dingin.

Ezra menerima handuk kecil yang di berikan oleh Gibran "Maafin gue, gue nggak.... " Ucapan Ezra segera di potong oleh Gibran.

"Sebenarnya gue pengen banget hajar lo, tapi–" Gibran menjeda ucapannya dan menarik nafas panjang "Lo tau kenapa gue nggak suka liat hubungan lo sama Jani, karena gue tau lo nggak bisa jagain Jani" Imbuh Gibran yang berlalu dan duduk di sebelah Damar.

Damar duduk di sofa yang ada di sudut kamar, berhadapan dengan Ezra, Damar hanya memperhatikan Erlan saja tanpa ingin mengusiknya, masalah tangannya yang terluka biar nanti saja di obati saat Erlan sudah sedikit lebih tenang.

"Gue beneran minta maaf" Ucap Ezra dengan suara sedikit tercekat.

"Gue cuma merasa harga diri gue tercoreng saat Jani minta putus sama gue, gue marah dan gue hilang kendali" Ezra nampak merasa bersalah dengan apa yang sudah dia lakukan pada Jani.

"Kenapa?" Suara Erlan nampak begitu lirih.

Seakan Erlan sudah tidak memiliki tenaga lagi, bahkan untuk sekedar bicara.

"Jani ngeliat gue ciuman sama Giselle, dan Jani denger obrolan gue sama Giselle kalau.... " Ezra menundukkan wajah nya.

Ezra bingung dan takut saat harus mengatakan jika Giselle hamil anaknya, sedangkan perbuatannya pada Jani saat ini sungguh sangat memalukan.

Erlan mengangkat wajahnya dan menatap adiknya yang sedang menunduk, tatapan tenang namun sangat mematikan.

"Berapa bulan?" Ujar Erlan tenang.

Deg..... Damar dan Gibran terkejut dengan ucapan Erlan, maksudnya Erlan apa? hubungan Giselle sama Ezra? atau.... mata Gibran terus menyorot pada Ezra dengan tajam jika pertanyaan Erlan seperti apa yang dia pikirkan maka Ezra memang harus dia hajar.

Berbeda dengan Damar, meski dirinya juga kaget namun dia bisa lebih tenang dan bisa mengontrol keterkejutan nya.

"Empat minggu" Jawab Ezra lirih.

"BRENGSEK!!!!!!!" Gibran bangkit dan hendak berlari menghajar Ezra.

Namun tangan Damar lebih cepat menahan lengan Gibran, hingga Gibran kembali duduk meski dengan dada yang naik turun karena emosi.

"Lo emang cowok brengsek yang pernah gue kenal, lo hamilin Giselle tapi lo pacaran sama sahabat gue?! Anjeeng lo!!! " Ucap Gibran penuh dengan emosi.

"Iya gue emang brengsek, tapi jujur setelah gue pacaran sama Jani gue beneran tulus cinta sama dia, makannya saat Jani minta putus gue marah. Dan gue pikir dengan gue ngelakuin hal kayak gini, nggak bakal ada cowok yang mau Terima dia.

" Lo salah" Erlan berdiri dan menatap Ezra dingin "Karena gue, yang bakal Terima Jani dengan tulus dan apa adanya"

Erlan berjalan keluar namun tepat di ambang pintu dia sedikit menoleh, hanya sebatas bahu.

"Jika cinta lo ke Jani cuma buat dia terluka, maka gue yang bakalan jadi obatnya, dan jika rasa sayang lo ke Jani cuma buat dia menangis gue yang bakal jadi bahagia buat dia.

Setelah itu Erlan berlalu pergi meninggalkan ketiga lelaki yang kini hanya terdiam dn sibuk dengan pikiran mereka sendiri, Ezra semakin menundukkan wajahnya rasa bersalah kini menyelimuti dirinya, kenapa dia sampai melakukan hal menjijikkan seperti ini.

1
Citra Mandalika
kak jgn lama up next chapter, q baper sma sikap erlan 😖😖😖😖
Citra Mandalika
aakkkhh.... air mna air....
Citra Mandalika
nggak usah gengsi jani nanti nyesel loh, kalau erlan di bawa cewek-cewek
Citra Mandalika
lucu... knp smpai ke oyo sih jani
Citra Mandalika
gilak.....
Citra Mandalika
ngeselin deh ezra .... maunya gimana sih, nggak bisa nentuin sikap
Citra Mandalika
blm tau aja klo kakaknya Lisa itu cewek yg km suka Nidal
Citra Mandalika
amalan apa yg km pakai rinjani hingga, para ketua geng mtr jtuh hati sma km😖😖😖
Citra Mandalika
hilangin aja karakter ayahnya rinjani bisa kaki thor, sebel q sama orang tua kayak dia
Citra Mandalika
semangat author ku, jaga kesehatan dan jgn lupa sering upload ya..... semangat 💪
Citra Mandalika
aaakkkhhhh melting bgt 😖😖😖😖
Citra Mandalika
nggak bisa hajar, santet aja bran. 😂😂😂
Citra Mandalika
damar kyknya dewasa bgt, dan selalu jd penengah ya di geng motor ini
Citra Mandalika
kok omongan giselle kayak gimana gitu ya agak nggak suka sma giselle nich
Citra Mandalika
semudah itu km ucapkan kta maaf😭😭😭
Citra Mandalika
se santai itu kamu ezra, setelah apa yg km lakukan sm Rinjani??!!! 😡😡😡😡😡
Citra Mandalika
duh... hari ini bisa maraton nggak ya, sengaja nabung bab tapi nggak bisa nahan pengen baca semangat Thor
Mrs yoonmin: makasih.... dukungannya, 💜💜💜💜💜
total 1 replies
Citra Mandalika
what?????
Citra Mandalika
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Citra Mandalika
pikiran kamu Ezra haduh....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!