CEO Love Story

Aldi kesal karena Kiandra terus menerus membahas wanita di masa lalunya itu.

"Jawaban apa yang ingin kau dengar?" Aldi merangkul pundak Kiandra, tapi pandangannya menatap ke TV.

"Ya, ya, ya, tidak perlu dijawab. Aku memang paling jelek dibandingkan semua wanita dihidupmu, kalau yang kau inginkan seperti itu aku bisa apa, lalu untuk apa aku disini sekarang, yang ada malah membuatmu matamu sakit, lebih baik aku pergi." Kiandra kesal karena Aldi lebih memilih membela mantannya daripada menyenangkannya.

"Kenapa kau ingin sekali pergi dariku? apa sebegitu inginnya kamu menjauh? ku pikir kau akan mendukungku, tapi nyatanya kau lebih menyetujui Ayahmu." Kiandra kaget atas respon Aldi.

"Apa maksudmu, Al?" Kiandra berdiri dan menatap Aldi, Aldi menghirup nafasnya dalam-dalam, dan menghelanya dengan kasar.

"Duduklah, aku akan jelaskan padamu malam ini." Aldi menarik tangan Kiandra dan Kiandra pun duduk.

"Dengarkan aku baik-baik Kiandra, aku sedang berusaha memenangkan hati Ayahmu, Ayahmu sudah tahu apa yang terjadi dulu diantara kita, dan Ayahmu marah lalu memberiku pilihan, dia akan memberikan restu untukku menikahi anak perempuan satu-satunya, tapi dengan syarat... " berat rasanya melanjutkan perkataannya, tapi Aldi sudah bertekad apapun respon Kiandra, ia akan tetap memberitahunya, karena ia tidak mau Kiandra salah paham saat menunggunya.

Kiandra mengerutkan keningnya, wajahnya menandakan seperti sedang bertanya apa syaratnya.

"Aku harus menyelesaikan proyekku di Jepang sampai H-2 sebelum kau wisuda, dan aku tidak diperbolehkan untuk melakukan kontak apapun padamu sampai batas waktu itu berakhir, jika aku gagal..." Aldi menahan ucapannya, ia menunduk tidak kuat menatap Kiandra dihadapannya, tangannya mengepal menahan segala bentuk emosi yang ia rasakan saat ini.

"Aku tidak diperbolehkan untuk menemuimu selamanya, aku tidak sanggup tapi aku harus melakukannya, demi bisa bersamamu selamanya, Sayang." Aldi menatap Kiandra dengan tatapan sendu.

Mata Kiandra sudah mulai sembab, ia kecewa mendengar dua pria kesayangannya itu bisa-bisanya mengambil keputusan hidupnya tanpa kesepakatan darinya.

"Kalian membuatku kecewa! bagaimana bisa kalian mengambil keputusan besar dalam hidupku sesuka kalian, dan menjadikanku sebuah taruhan. Apapun hasilnya perasaanku lah yang kalian korbankan. Apa kalian tidak sadari itu? kalian berdua memang sama-sama pria egois." Kiandra bangun dan berjalan ke arah pintu keluar.

"Sayang, mau kemana?" Aldi menyusul Kiandra

"Stop! kau diam disitu, tidak usah mengantarkanku pulang, aku akan naik Mojek saja, terima kasih atas keramahannya." Kiandra membungkukkan kepalanya dan pamit, baru saja pakai sepatu, Aldi mengatakan hal yang membuatnya tidak bisa membendung lagi air matanya.

"Aku akan berangkat ke Jepang dini hari Kiandra, tidakkah kau ingin menghabiskan sisa waktuku sebentar saja? jika ditengah perjalanan kau tak sanggup kau boleh menyerah, aku tidak akan memaksakanmu untuk menungguku, tapi apapun yang terjadi aku akan menyelesaikannya untukmu, itu adalah janjiku terhadap Ayahmu, tapi untuk detik ini ku mohon menetaplah sebentar saja sebelum aku pergi."

Dari jauh terdengar suara isak tangis Kiandra memenuhi apartementnya, Aldi tak sanggup mendengarnya dan berjalan menuju Kiandra, Aldi memeluk Kiandra dari belakang, ia tak henti-henti mencium kepala Kiandra.

Maafkan aku sayang, maaf. Sejujurnya aku tidak sanggup tapi aku tidak punya pilihan lain.

"Jangan menangis lagi, ku mohon. Ini bukan taruhan sayang, siapapun dari aku dan Ayahmu tidak ada yang ingin menyakitimu, mengorbankanmu demi ambisi masing-masing, apapun akan kulakukan untukmu, walaupun aku harus mengorbankan nyawaku." Kiandra yang mendengar itu langsung berbalik arah.

"Hiks, kenapa kau jahat Al, kenapa kau jahat melakukan ini, kau janji tidak akan menyakitiku lagi Al, bagaimana jika nanti semuanya tidak berjalan dengan semestinya, aku takut Al." Kiandra nangis tersedu-sedu.

Aldi menarik Kiandra kedalam pelukannya, bersandar dan menangis di dadanya.

"Tidak ada yang tidak mungkin sayang, selama kita berusaha. Aku terpaksa melakukannya, aku minta maaf, kau berdoalah agar aku bisa selesaikan semuanya, kau mau kan membantuku?"

Kiandra mengangguk membalas pertanyaan Aldi, dan membalas pelukan Aldi, ia tidak punya pilihan selain mendukung Aldi agar semuanya cepat selesai, bahkan jika bisa selesai sebelum masa waktu yang diberikan berakhir.

"Tapi bagaimana jika aku merindukanmu?" Tangis kiandra sedikit mereda.

"Your social media?"

"Bagaimana jika ayah mengetahuinya? aku yakin setelah ini ia akan menggunakan pengawal untukku dan kau."

"Kau bisa gunakan Dita, atau gunakan social media dengan up feeds sehingga aku bisa melihat kau sedang apa, dengan siapa, dan dimana, tapi bisakah kau berjanji padaku?"

Aldi merapihkan sedikit rambut kecil Kiandra di dahi.

"Hem..."

"Bisakah jaga hatimu, pikiranmu, dan juga tubuhmu dari para pria di kampus dan organisasimu? Jangan pergi ke acara hanya berduaan dengan pria atau bertiga dengan Mika, aku.. aku tidak sanggup Sayang, terlalu membuatku sakit, terlebih melihatmu dengan Sean." Aldi terdiam dan tatapan matanya kosong.

Aldi sungguh-sungguh takut kehilangan Kiandra.

"Aku akan menyanggupi permintaanmu, dengan satu syarat."

"Jangan berangkat malam ini, berangkatlah besok, karena besok aku sudah kembali ke Djogja, pihak kampus memintaku untuk menyelesaikan proses akhir skripsiku, dan mulai mempersiapkan yudisium serta wisudaku, tapi bolehkah nanti aku mengantarmu ke bandara?"

Kiandra menunduk dan menggigit bibir bawahnya, tangannya berada di dada Aldi, jarinya memainkan kancing milik Aldi.

"Boleh sayang, aku ingin mandi terlebih dahulu, apa kau ingin ikut, Calon Istriku Sayang?" Aldi melihat wajah Kiandra sudah memerah.

"Ish kau ini, jangan menggodaku terus." Kiandra memukul dada Aldi, godaan Aldi membuat Kiandra melupakan tangisannya.

"Kau yang memulainya sayang, bisakah kau menungguku selesai mandi dengan menonton TV dikamarku, aku hanya ingin dekat-dekat denganmu sebelum ke Jepang." Aldi mengusel-usel manja mukanya di leher Kiandra.

"Iyah, udah sana mandi, apa aku boleh menyiapkan pakaianmu?"

"Hem, lakukan apapun yang ingin kamu lakukan disini, semuanya milikmu, termasuk aku." Aldi menggoda Kiandra, menciumi leher Kiandra berulang kali hingga membuat sedikit desahan keluar dari mulut Kiandra.

"hmmmph, Al.." panggil Kiandra begitu manja, Kiandra menggigit bibir bawahnya menahan geli dan nikmat secara bersamaan.

Arghhh, sial! suara dan aroma tubuhnya membuatku tak tahan.

Kiandra merasakan ada sesuatu yang mengeras dibawah sana, ia sedikit mendorong Aldi untuk menyudahinya, Kiandra tidak ingin mereka berdua tidak bisa menahan gejolak itu, yang ada malah memperburuk suasana.

"Al, apa kau tidak jadi mandi? ini sudah malam, mandilah nanti kau masuk angin." Kiandra mengalihkan Aldi untuk mandi.

Aldi membimbing tangan Kiandra untuk menyentuh sejenak miliknya dari balik celana yang ia pakai. Kiandra kaget, tapi Aldi menahan tangannya untuk mengelus sejenak miliknya. Aldi mengerang pelan, sentuhan tangan Kiandra benar-benar membuainya.

Astaga besar sekali apa rasanya jika itu bersatu dengan milikku. Arghhhh, gila!

Seketika suara Kiandra memecah pikiran liar Aldi,

"Al, aku lapar" Kiandra menyadarkan Aldi dari kenikmatannya.

"Astaga, maafkan aku Sayang, aku benar-benar tidak sanggup menahannya, aku akan mandi dulu, kau bisa memasak apapun, semua ada didapur." Aldi mencium bibir Kiandra sebelum beranjak ke kamar mandi.

"Iya Sayang" Kiandra mengelus pipi Aldi lalu pergi ke dapur.

Aldi langsung bergegas mandi, Kiandra sudah mulai memasak, ketika sudah hampir matang, ia mengecilkan api kompornya dan menyiapkan baju Aldi, Kiandra menuju walking closet milik Aldi, ia mengambil kaos, celana pendek santai Aldi, serta celana boxer, ia menaruhnya di pinggir ranjang kamar Aldi.

Saat Kiandra merapihkan pakaian Aldi, Kiandra tidak sadar Aldi sudah berada dibelakangnya.

"Ya ampun Al, apa kau lupa ada aku disini? kemana kimono handukmu?" Kiandra menutup mukanya.

"Apa yang kau tutupi, kau saja sudah mengetahui ukurannya" Aldi menarik tangan Kiandra dan menaruhnya di dada bidang Aldi yang tidak terbalut sehelai handukpun.

Arghh lembut sekali tangannya, apa rasanya jika ini langsung menyentuh pusakaku, dari luar saja sudah membuatku merakan nikmat, kau membuatku gila Kiandra.

"Stop Al, aku belum mematikan kompor." Kiandra berlari kecil ke dapur. Aldi hanya tertawa melihat ekspresi Kiandra.

Huftt, si mesum ini benar-benar menguji ketahananku, awas saja aku akan mengerjainya nanti!!

(Hahahaha, tidak semudah itu marimar.. aku yang akan mengerjai kalian berdua 🤭)

🍂🍂🍂

Bersambung 🖤