NovelToon NovelToon
MAWADDAH

MAWADDAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Keluarga
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Saidah_noor

Jika perselingkuhan, haruskah dibalas dengan perselingkuhan ...

Suami, adalah sandaran seorang istri. tempat makhluk tersebut pulang, berlabuh dan tempat penuh kasih nan bermanja ria juga tempat yang sangat aman.

Namun, semua itu tak Zea dapatkan.

Pernikahannya adalah karena perjodohan dan alasannya ia ingin melupakan cinta pertamanya: Elang. teman kecilnya yang berhasil meluluh lantahkan hatinya, yang ditolak karena sifat manjanya.

Namun pernikahan membuat zea berubah, dari manja menjadi mandiri, setelah suaminya berselingkuh dengan wanita yang ternyata adalah istri dari teman kecilnya.

Haruskah zea membalasnya?
Ataukah ia diam saja, seperti gadis bodoh ...

Novel ini akan membawamu pada kenyataan, dimana seorang wanita bisa berubah, bukan saja karena keadaan tapi juga karena LUKA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terpesona.

Lanjut, ia membawaku kesebuah pusat perbelanjaan terbesar dikota ini. Luas dan megah, juga ramai dengan pengunjung yang menenteng paperbag bertuliskan merk toko yang mereka kunjungi. Ada pula yang hanya mengunjungi mall itu sekedar makan atau nongkrong, namun pria satu ini mengajakku ke toko sepatu.

Jejeran sepatu pantofel laki-laki yang berkilau khas kulit hewan itu, tertata rapi dirak kaca yang transparan. Ada warna hitam, coklat dan lainnya. Semua pun bukan harga kalengan, yang bisa dibeli dengan harga ratusan ribu.

Elang mencari sepatu yang diinginkannya, sementara aku hanya mengekorinya layaknya pelayan yang mengikutinya.

"Pegawai!" panggil Elang.

Seorang wanita berbaju formal mendekati kami, ia menunduk tersenyum, menyapa pak Elang dengan ramah.

"Iya, pak," sahut pegawai wanita tersebut.

"Saya ingin no.43," pinta Elang memberikan contoh model sepatu hitam yang ia pilih.

Aku terkejut, yang tadinya tak punya semangat hidup terasa ada hiburan. Yang kutahu ukuran kaki itu cuma sampai 40, no Elang malah lebih dari itu.

"Panjang amat kakimu, El. Hampir sepanjang sungai Nil," ledek ku tertawa pelan.

Pegawai toko itu tersenyum, sementara Elang mendengus kesal.

"Setidaknya postur gue gak pendek, kayak lo," balas lelaki itu mencibir.

"Cewek pendek wajar, El. Kalau cowok yang pendek, anu nya gimana?" ujarku yang mulai eror.

"Zea! Otak lo lagi kagak waras, ya?" mata Elang membola, tangannya respek menjitak kening ku yang rata dengan muka sebalnya.

Aku menyentuh dahiku sambil mengaduh, tapi pikiranku masih tak normal mengingat no kaki pria itu yang panjang. Bibirku bahkan masih ingin tertawa, meledeknya.

Sedangkan wanita pegawai itu, merapatkan bibirnya menahan senyum mendengar ocehan ku yang tak ada aturannya.

.....

Sambil menunggu pegawai toko itu mengambil no sepatu Elang, kami berjalan-jalan melihat model sepatu yang lain. Ternyata ada sepatu untuk wanita juga, aku melangkah melewati Elang dan melihat-lihat model sepatu untuk para perempuan.

Ada sepatu yang simple berwarna hitam polos, sangat sesuai dengan karakterku yang apa adanya. Aku mengambilnya, namun harganya pun tak sengaja kulihat. Tentu mataku melebar melihat nominal angka yang berdigit-digit, aku pun menaruhnya kembali.

"Bagus, mereka pasti untung besar," gumamku asal.

Memang yang menjualnya yang untung, yang belinya yang rugi. Menurutku barang berkualitas itu tak penting, emak-emak sepertiku masih mending pakai sepatu 30 ribuan yang dibeli ditoko sebelah.

Aku melihat kedua kakiku yang dibungkus sepatu sneaker berwarna putih, itupun kubeli ditoko online dengan harga diskon. Sangat jauh dengan sepatu formal yang bertengger di etalase tersebut.

"Inilah yang namanya kesenjangan kasta," ujarku merendah diri.

Aku menghela nafas panjang, kakiku melangkah pergi meninggalkan sepatu untuk para wanita kaya tersebut. Yang mana aku tak mungkin bisa membelinya, bahkan uang gajiku pun butuh waktu untuk menabung jika aku menginginkannya.

....

Lagi Elang memberikan paperbag miliknya padaku, selanjutnya ia bilang ingin membeli dasi, aku manut saja. Aku mengikuti kemana bosku ingin pergi, aku berjalan dibelakangnya sambil menenteng paperbag belanjaannya.

Satu hal yang tak pernah ku tahu, Elang ternyata royal banget jika berbelanja. Tubuhku yang pendek dan kurus ini, hanya dijadikan pembawa barang-barangnya.

Aku anggap hari ini adalah hari pembawa barang belanjaan sedunia, bukan hari cuti tapi hari yang melelahkan sekaligus menyebalkan. Rambut yang tadinya ku biarkan terurai, kini ku ikat dengan model kuncir kuda.

"Zea, bawa ini!" titahnya, isinya adalah jam tangan mewah merk terkenal.

"Ze, ini!" titahnya lagi, isinya adalah sabuk.

"Bawa ini," perintahnya lagi, isinya parfum.

"Ini,"

"ini,"

"Dan ini,"

Aku menggaruk tanganku yang terasa gatal ingin mencakar muka si Elang, rasanya aku menyesal ikut dengannya hari ini.

Tak sekali pun ia mentraktirku makan atau minuman, tak lihat kah ia, aku kelelahan karena ulahnya.

.....

Tubuhku ambruk pada kursi tunggu, kutaruh barang belanjaannya disampingku dan kusandarkan punggungku yang encok karena membawa barang belanjaan bos ku.

Nafasku terengah bagai lari maraton, bagaimana tidak, pria yang ku lihat tampan dan maskulin itu ternyata mirip emaknya, tante Dibjo. Kulihat sebelah kanan dan kiriku hanya ada belanjaan milik pak Elang.

"Pantes Alana selingkuh, dia pasti dijadikan babu sama Elang," ujarku pelan, ditengah nafas yang rasanya hampir habis.

"Huh," kesalku.

Kulihat lelaki itu masih asik berjalan-jalan melihat-lihat barang yang diincarnya, entah apa, aku tak tahu yang pasti jika ke toko perhiasan pasti ia membeli kalung,cincin atau lainnya untuk ibunya.

Hanya itu yang kupikirkan.

....

Dia mengantarku pulang menjelang sore, mobilnya berhenti tepat didepan rumahku. Aku turun setelah melepaskan sabuk pengaman yang menempel didalam kendaraan itu.

"Tunggu sebentar," ucapnya menghentikan aksiku yang hampir keluar dari mobilnya.

"Ada apa lagi, sih," geramku, mulai ingin melawan.

Aku sudah lelah dan dia masih ingin memerintahku, aku memang asistennya tapi jika diluar kantor itu bukan urusanku.

Elang melepaskan seat beltnya, menengok kebelakang, mengambil sesuatu.

"Ini," Elang memberikan aku dua paperbag ukuran besar.

"Bukalah didalam rumah dan pakai malam ini. Juga, aku akan menjemputmu," ucapnya menatapku dengan lekat.

Aku terdiam, aku tak tahu isinya. Kue ulang tahun atau kah hanya camilan, tapi jika dilihat dari logo tas kertas tersebut itu adalah butik dan toko yang kami kunjungi tadi.

Aku sudah salah paham, kupikir tadi ia ingin menyuruhku lagi, ternyata ia ingin memberikan aku sesuatu.

"Terima kasih," ucapku dengan sangat dalam, sambil menerima bingkisan tersebut.

Elang hanya mengangguk pelan dengan mata terpejam, sebagai jawaban "sama-sama".

Kami berpisah, mobil Elang melaju dengan kecepatan sedang. Setelah tak lagi kulihat mobil BMW itu, aku pun masuk kedalam rumahku dengan hati yang gembira ria.

kututup pintu rumahku segera dan kulihat benarkah dugaanku, bahwa isi paperbag yang diberikan Elang padaku adalah gaun dan sepatu. Aku bergegas kekamarku untuk membukanya.

Aku menganga tak percaya, dugaanku benar. Namun, aku tak menduga jika Elang akan memilih gaun yang aku inginkan dan juga sepatunya. Langsung aku coba, dalam pantulan cermin lemariku kulihat penampilanku yang berbeda.

"Aku cantik, apa ini benar aku?" gumamku menatap pantulan diriku yang memakai gaun dan sepatu yang harganya hampir lebih dari jumlah gajiku dua tahun.

Air mataku menetes tanpa ijin, jika memang aku cantik, kenapa suamiku selingkuh? Alasannya kenapa?

Pertanyaan itu masih belum terjawab, malam ini aku ingin mendapatkan jawabannya.

....

Malam yang indah itu kini tiba, aku sudah menunggu Elang untuk menjemputku. Jantungku berdebar bak menunggu nilai ujian sekolah kelulusan, anehnya aku tak ingat suamiku sama sekali.

Yang kurasakan adalah seperti perasaanku dulu, perasaan yang saat itu aku ingin mengatakan cinta pada sosok Elang. Salahkah jika aku masih menyukainya?

Aku tengah memikirkannya dan lelaki itu muncul didepanku, setelan jas yang dibelinya tadi, jam tangan dan juga aroma parfum ini sangat aku kenal sebagai sosok Elang yang dingin.

Mata kami saling menatap, terdiam dalam lamunan yang tak terduga. Aku terpesona oleh wajah tampannya yang bak pangeran berkuda putih, yang datang menjemputku untuk menghadiri pesta dansa ulang tahunnya.

Tapi, aku bukan cinderella. Aku hanya wanita miskin yang berusaha mencapai keinginan untuk hidup yang lebih baik, demi anakku dan keluargaku.

"Ayo!" ajak Elang menawarkan telapak tangannya menuju kendaraan beroda empat miliknya.

1
vj'z tri
semangat sayang tunjukan pesona istri sah jangan kalah sama ani ani 🎉🎉🎉🎉🎉🎉
vj'z tri
🥳🥳🥳🥳🤩🤩🤩🤩
Arga Putri Kediri
keren elang
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 puassssss
vj'z tri
langsung promosi cuy 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
aduhhhh senyum nya itu loh yang bikin anak orang tambah deg deg ser 🫣🫣🫣🤣🤣
vj'z tri
tak kenal maka tak sayang 🤭🤭🤭
vj'z tri
segini mah kurang kenyang aku Thor tambah lah 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
pembukaan kok langsung bikin emosi meluap 😤😤😤😤
vj'z tri
jangan bosan bertemu akoh lagi 🤭🤭🤭🤭
🌀 SãñõõR 💞: pengen ketemu kamu lagi loh 😅
total 1 replies
vj'z tri
aku mundur Alon Alon Mergo sadar aku sopooo🥺🥺🥺
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘIncha ᴳᴿ🐅❤️⃟Wᵃf
lagi donk
vj'z tri
aku disini hadir kembaliiiii 🤗🤗🤗🤗🤗
mamah fitri
pengen tak tonjok laki modelan gitu.. udah ngasi duit 1jt doang tiap bulan dan istri tidak bekerja padahal suami mampu.. uang receh juga ditanyain mana?

kenapa harus pelit sih ma istri..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!