Dinding penghalang bukan lagi antara kasta dan takhta, akan tetapi antara sujud dan Atheis.
Min Yoon-gi Diandre, artis ternama yang tidak percaya akan Tuhan tiba-tiba jatuh cinta kepada salah satu gadis muslimah. Gadis yang mampu membuatnya jatuh cinta saat pertama kali bertemu. Di saat semua wanita tergila-gila dan lberhalusinasi menjadi pasangannya, gadis itu malah tidak meliriknya sama sekali.
Mampukah Yoon-gi meluluhkan hati gadis itu? Di saat dinding penghalang yang begitu tinggi telah menjadi jarak di antara mereka.
"Aku tidak ingin kamu mengganut agamaku karena diriku. Tapi jika kau ingin menjadi salah satu dari umat nabiku, maka tetapkanlah hatimu kepadanya, bukan kepadaku." Cheesy Ajhiwinata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 17
Hakim mengetuk palu sampai tiga kali, sebagai pertanda Sarah telah resmi melepaskan statusnya sebagai seorang istri. Setelah selesai mengumumkan keputusan, Hakim langsung pergi di ikuti oleh para bawahannya.
Sedangkan Sarah masih terdiam di tempat duduknya tanpa ekspresi, dia tidak tau harus bahagia atau sedih akan keputusan hakim. Namun, semua sudah di putuskan. Dia telah resmi berpisah dengan Yoga. Dia hanya bisa berharap, dengan keputusan ini, dia terbebas dari penderitaan yang di ciptakan oleh suaminya itu.
"Dulu kau mengatakan jika kau mencintaiku. Kau akan melakukan apapun untukku. Tapi lihatlah sekarang, kau bahkan belum bisa menjadi istri yang sempurna, tapi sudah mengugat cerai diriku," ucap Yoga tersenyum sinis melihat Sarah yang masih duduk di kursi.
"Sarah! Ayo kita pulang." Yoon-gi langsung menghampiri Sarah.
Dia tidak mau jika pria bang$4t itu berbicara yang tidak-tidak kepada Sarah. Melihat Sarah yang hanya diam saat di perjalanan tadi, Yoon-gi bisa menebak jika wanita itu sedang tidak baik-baik saja. Apalagi melihat Sarah yang terus menunduk saat berhadapan dengan Yoga.
Walaupun Sarah terus berusaha menyembunyikan rasa takutnya dari Yoon-gi, akan tetapi sahabatnya itu langsung tau saat melihat matanya saja. Dia mengenal sahabatnya itu sejak lama, jadi Sarah tidak akan bisa menyembunyikan apapun darinya.
"Sepertinya tidak ada lagi yang mau di bicarakan. Sarah juga tidak menuntut apapun darimu, jadi jangan pernah menemuinya lagi." Yoo-gi menatap tajam Yoga.
Dia tau jika adik tirinya itu tidak akan diam saja. Yoga pasti akan melakukan sesuatu untuk mengganggu kehidupan Sarah. Memang apa yang terjadi pada Sarah saat ini karena kesalahannya juga. Dia tau jika Yoga adalah pria ber3ngs3k yang suka mempermainkan wanita, akan tetapi dia malah pergi begitu saja saat tau Yoga dan Sarah berpacaran.
"Kenapa kakak begitu berambisi untuk memisahkan kami. Padahal saat kakak belum muncul di kehidupan kami, Sarah tidak pernah berpikir untuk menggugat cerai diriku." Yoga menatap Sarah dengan tatapan meremehkan.
"Oh! Aku lupa. Kakak mencintai dia." Yoga terkekeh sambil menggeleng kecil. "Jika kakak mau, kenapa harus seperti ini? Aku bisa menyerahkannya secara suka rela kepada kakak. Bukankah selama ini aku memberikan semua barang yang tidak berguna lagi kepada kakak?"
"Dasar pria b4jing4n!" Yoon-gi mengepalkan tangannya bersiap untuk menghajar Yoga yang dengan sengaja memancing emosinya.
"Sudah, Yon! Kita tidak perlu memperdulikannya, lebih baik kita pulang saja. Aku sangat lelah." Sarah dengan cepat menenangkan Yoon-gi lalu menarik sahabatnya itu keluar dari ruang pengadilan. Namun, langkah mereka terhenti ketika melihat Tania dan juga Di andre yang mendekat.
"Karena cinta masa lalumu telah kembali, kau pergi meninggalkan putraku begitu saja." Tania menatap Sarah dengan tatapan yang menjijikkan.
Jujur dia memang tidak pernah merestui hubungan Yoga dan Sarah. Namun, karena dia juga butuh pembantu gratis, jadi tidak ada salahnya dia menerima wanita itu. Apalagi setelah kematian kedua orang tua Sarah, mereka jadi lebih leluasa menyiksa Sarah.
"Suami mana yang membiarkan istrinya terbaring di rumah sakit seorang diri. Jangankan merawat, menoleh saja pun tidak," ucap Yoon-gi sambil menggenggam erat tangan Sarah di depan sang Daddy dan juga ibu tirinya itu.
"Jangan terlalu sibuk memeriksa keburukan orang lain, sedangkan keburukan Anda sendiri tidak pernah Anda lihat."
"Yoon! Jaga bicaramu. Dia adalah ibumu," ucap Diandre membela sang istri.
"Dia bukan ibuku. Ibuku sudah lama meninggal, dan kematiannya karena kalian berdua." Yoon-gi menatap sang Daddy dengan tatapan penuh kebencian.
Bukan hanya perlakuannya terhadap Yoon-gi saja yang membuatnya benci kepada Sang Daddy, akan tetapi penghianatan Sang Daddy kepada Mommynya juga. Diandre menikah dengan Tania satu hari setelah kematian mommy Yoon-gi. Bahkan dia langsung membawa wanita itu dan juga putranya tampa meberitahu Yoon-gi terlebih dahulu.
Sepuluh tahun hidup dalam siksaan dan juga hinaan dari mereka, hingga akhinya Yoon-gi memilik untuk pergi dan mengejar impiannya saat dia berusia 18 tahun. Begitu banyak lika-liku yang ia hadapi, akan tetapi dia terus menjadikan hinaan dan juga cacian dari Daddynya sebagai motivasi untuk menuju kesuksesan.
Hingga akhirnya setelah tujuh tahun mengejar karir, kini dia kembali dengan kesuksesan. Kini dia berdiri dengan tegap di depan sang Daddy tanpa rasa takut sedikitpun. Dia dengan lantang mengangkat kepalanya dan menunjukkan jika dia telah sukses mengejar impian. Impian yang dulu selalu di remekan oleh orang-orang sekitarnya.
"Ibumu memang pantas untuk mati.''
PLAKKK.....
Yoon-gi dengan cepat melayangkan tamparan ke wajah ibu tirinya itu. Dia memang diam jika mereka menghina dan juga meremehkannya, akan tetapi tidak jika mereka membawa nama ibunya.
"Yoon-gi!" Teriak Diandre menatap tajam Yoon-gi. Tatapan tajam yang selalu dia perlihatkan kepada putranya itu.
Namun, reaksi Yoon-gi tidak seperti dulu lagi. Dia berdiri dengan angkuh tapa ada rasa penyesalan sedikitpun.
"Jika Daddy ingin istri daddy di hormati, maka suruh dia menjaga ucapannya. Sekali lagi aku dengar dia menyebut soal mommy dengan mulut kotornya itu, akan aku pastian dia tidak akan bisa bicara lagi untuk selamanya."
Bersambung.....