Roy laki laki berusia 23 tahun yang baru saja terkena PHK, mencoba mencari pekerjaan baru namun tidak kunjung dia dapatkan. Kerasnya ibu kota membuat Roy harus bertahan dengan segala cara. Apa lagi dia adalah seorang perantauan. Apakah Roy bisa bertahan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cy_Ud, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Junior
Hampir tiga menitan keduanya masih diam tak bergerak hanya terdengar suara nafas yang tersengal. Dengan inisiatif sendiri Roy mulai menggerakkan pinggulnya perlahan namun terasa sulit kerena bagian tengah tubuhnya terasa begitu sesak bersarang dibawah sana.
"Serabi tiram tante begitu enak tidak berhenti berkedut dari tadi", ucap Roy lirih sambil membelai punggung halus tante Tati yang masih setia rebahan di atas tubuhnya.
Seketika tante Tati bangkit seperti orang yang sedang yoga dengan perlahan namun pasti pinggulnya juga mulai digerakkan. Gerakannya makin lama makin kencang namun tetap konstan.
"Junior kamu juga mantap terasa penuh mengisi dan mentok", desis Tante Tati dengan terus menggigit bi"r bawahnya.
Tangan tante Tati terus bergerilia menyusuri wajah hingga dada bidang Roy. Kemudian mengarahkan tangan Roy agar meremas semangkanya yang masih terbungkus plat jambi dari lingier yang dia kenakan.
Racauan dan rintihan terus menghiasi ruangan tersebut. Tante Tati mekin mempercepat gerakannya kerena dia merasakan sesuatu yang begitu dirindukan akan keluar dari tubuhnya bagian bawah yang tersangga itu.
"Roy Aku Sampai ", dengan tersengal sengal seperti habis berlari tante Tati berucap dan ambruk lagi di atas Roy.
"Aku tidak boleh mengecewakan tante juragan kontrakan ini aku harus mengantarkannya sampai dia benar benarn puas", batin Roy berucap
"Pinggul ku pegal banget udah ngak sanggup lagi untuk digerakkan" kembali tante Tati berdesis.
Seakan memahami keinginan dari wanita yang sedang mengatur nafas itu Roy segera memeluknya. Menyelipkan tangan di antara lipatan kaki dan tante Tati hanya pasrah. Tanpa mengalami kesulitan kini Roy telah turun dari tempat tidur dan berdiri di lantai dengan masih saling menyatu tentunya.
Mulanya pelan kemudian temponya makin cepat tapi berirama Roy mulai bergerak sambil menggendong Tante Tati di pangkuannya. Tangan Tante Tati melingkar di leher Roy sedangkan media kakunya melebar karena di pangku oleh laki laki tidak terlihat polos seperti bayi baru lahir karena tidak mengenakan apa apa.
Racauan dari sang tante terdengar sahdu karena peraduan kulit kedua insan yang berbeda usia itu dan di bawah sana sudah sangat becek.
"Ayo Aku mau sampai lagi ayo cepetin" Kembali wanita single parent itu meracau
Merasa kedutan dibagian bawah makin mengurut junior. Roy segera menelentangkan tante Tati di pinggir ranjang sedangkan Roy masih berdiri tanpa melepas penyatuan mereka. Dengan sedikit membungkuk... Roy memompa semakin kencang. Roy hanya fokus memompa memainkan pinggulnya seperti orang senam dengan kedua tangan menopang badan.
Tante Tati berteriak mendongak dan meremas kuat Rambut Roy sebagai pegangannya dan kemudian di ikuti dengan semburan air mancur yang jenih dari tante Tati.
Ray mencabut junior dari tempat ternyamannya kemudian digesek dan di pukul pukul lembut di pintu gua yang baru saja dia masuki. Pancuran airnya makin deras punggung Tante Tati melengkung keatas mulut ternganga tapi tidak bersuara nafasnya susah diaturnya karena dirinya baru saja mendapatkan tahta tertinggi dari 0r945m3 yaitu squirt.
Roy bangkit berdiri diam memperhatikan pemilik kontrakannya yang beberapa jam lalu begitu judes padanya kini terlihat kacau meracau pinggulnya terus bergerak dan terus menikmati sisa hasil pergulatan itu.
Karena junior masih belum muntah dan masih kokoh berdiri kini Roy membalikkan tubuh putih mulus itu. Seakan tidak ada tenaga untuk melawan tante Tati menurut karena dirinya masih menikmati sensasi surga dunia itu.
Sedikit melahap tiram dihadapannya kini Roy mulai mengarahkan junior agar kembali menjelajah kedalam goa yang nikmat itu. Penyatuan pun terjadi karena memang sudah sangat banjir sekali.
Plak.... Sebuah tamparan lembut mendarat di kulit pinggul yang putih itu hingga lukisan lima jari terbuat. Pompaan kembali kali ini langgsung gas pool.. Membuat tante Tati kian meracau tidak jelas.
Hampir dua jam permainan itu belum juga berakhir. Tante Tati benar benar dibikin tidak berdaya oleh Roy bahkan untuk membuka mata saja dirinya kini tak mampu. Berbagai gaya telah mereka praktekkan entah berapa kali wanita bertubuh ramping beranak dua itu memancurkan airnya. Sprei tempat tidur yang mereka tempati sudah acak acakan dan benar benar basah oleh pancuran air bening tak berbau, menandakan begitu ganasnya mereka berdua. Tapi Roy junior belum juga muntah sekali pun. Bukan karena obat tapi dikarenakan Roy sudah lama tidak melakukannya dan Roy mensugesti dirinya bagaimana dia terus bertahan dan membuat pemilik kontrakannya itu puas.
"Tante kamu telah membangunkan harimau tidur" racau Roy yang masih terus menggempur bagian sensitive pemilik kontrakannya itu.
Junior terasa mulai berkedut ingin mengeluarkan protein tinggi sari pati tubuhnya. Roy segera mencabutnya dan dengan gerakan tangan maju mundur dan membentuk huruf O akhirnya cairan kental putih bagai susu itu keluar juga dan diarahkan Roy pada wajah manis yang kini telah lemas bermandikan keringat.
"Akhirnya loe keluar juga boy setelah lama membeku", ucap Roy sambil tersenyum puas lalu bangkit dan berlalu menuju ke kamar mandi meninggalkan Tante Tati yang sudah tidak sadarkan diri bermandikan keringat dengan lingier masih terpasang.
Tek... Sebuah api menyala membakar tembakau yang terbungkus kertas. Asap putih mengepul dan hilang tertiup angin malam. Roy kini berdiri di balkon apartemen melihat gemerlapnya lampu kota dan bangunan yang menjulang tinggi dengan langit gelap tak berbintang.
Dengan pikiran yang menerawang "Apa kayak gini jalan hidup ku sekarang. Apa aku akan menjadi pemuas dari pemilik kontrakan itu?? Atau hanya kali ini saja. Sudah lah lebih baik aku nikmati saja bagaimana kedepanya yang penting aku masih bisa berteduh di kontrakannya. Biar bagaimana pun aku cukup beruntung bisa menikmatinya sekarang, dan tidak lagi jadi hayalan setiap kali habis bertemu dengan tante juragan kontrakan yang cantik itu meski dia sudah tidak muda lagi", lirih Roy dalam hati tersenyum sendiri sambil terus menikmati rokoknya.
Cahaya mentari telah mulai masuk dari celah tirai jendela kaca membuat Tante Tati terganggu dan memaksanya untuk bangun. Dirinya mengingat kejadian semalam bersama pemuda yang menempati rumah kontrakannya, tapi dirinya tidak mendapati pemuda itu. "Kemana anak itu, apa dia sudah pergi?? Awas kamu ya Roy!!!!!", gumamnya dalam hati. Meski terasa sedikit sakit dan jalannya agak janggal dirinya memutuskan untuk membersihkan diri agar bisa kembali segat. Tante Tati bangkit selain badannya yang sedikit pegal pegal dan tubuh lengket karena keringat hasil penyatuan semalam dia juga merasakan di sekitar wajahnya ada sesuatu yang telah mengering. Senyuman nakal mengukir di bibirnya yang ranum dan terus berjalan ke kamar mandi.
Setelah lima belas menit berlalu ritual mandinya telah selesai. Dengan handuk di kepala dan bathrobe menutupi tubuhnya yang polos tante Tati berjalan keluar dengan niat ingin menyegarkan tenggorokannya dengan segelas air karena dirinya merasa sedikit dehidrasi karena perbuatan pemuda tampan berdada bidang itu. Namun, begitu dirinya sampai di luar kamar Tante Tati sangat terkejut dengan apa yang dia lihat.