Pembalasan Istri Yang Di Ceraikan Karena Dekil

Seperti biasa hari ini keluarga Ilham sedang sarapan. Mereka sarapan dalam keheningan. Hanya ayah Indra dan Naura sesekali ngobrol.

Ilham dan Bu Lidya hanya diam saja menyimak.

“Bagaimana pekerjaan mu Nau?’’ tanta ayah Indra.

“Alhamdulillah lancar ayah. Rencana nya Minggu ini Nau akan ke bandung untuk meninjau lokasi pembuatan cabang baru.’’ jawab Naura.

“Oh ya? Alhamdulillah. Sepertinya boutique tempatmu kerja sangat percaya padamu. Sehingga kamu di percayai terjun lapangan langsung. Lalu berapa hari kamu di sana?’’ Orang tua ini ikut senang, tetapi juga khawatir jika Naura bepergian jauh dan sendiri.

“Alhamdulillah Ayah. Hem.... Belum tau beberapa hari di sana. Tapi Naura akan pergi ke sana bersama Dea dan akan di temani Erna juga.’’ beritahu Naura. Dirinya ngerti jika mertuanya khawatir.

“Erna mantu Melda?_’’ Naura mengangguk.

“Oh syukurlah jika begitu.’’ ucapnya lega.

“Ayah, Naura berangkat dulu. Assalamu'alaikum!’’ pamit Naura tanpa ke ayah mertua nya saja.

Membuat Bu Lidya dan Ilham begitu emosi.

“Makin lama kok ya makin kurang ajar saja menantu mandul itu. Tidak ada sopan santunnya sama Aku dan Ilham. Kamu juga Ilham, kok jadi lelaki lembek begitu?.. Seharusnya kamu itu tegas, sehingga istri tunduk dan menurut. Ini kamu Nye lempeng saja’’ ujar Bu Lidya kesal dan menjadi kompor.

Ayah Indra hanya menggeleng kepala akan sikap istrinya yang makin menjadi saja. Dirinya meninggalkan meja makan menuju kamarnya.

Sementara Ilham berdiri menyusul istrinya. Ketika sampai di luar rumah, di lihat Naura telah berlalu menaiki taxi. Makin kesallah dirinya.

Ketika akan masuk rumah, terlihat seorang mendekatinya.

“Benarkah ini kediaman Bapak Ilham Pramana?’’ tanya pria muda itu.

“Ya, saya sendiri. Ada yang bisa saya bantu?’’ tanya Ilham.

“Ini pak tolong di tanda tangani tanda terima dulu.’’ ujarnya.

Ilham bingung, tetapi iya menandatangani kertas itu. Setelah kurir itu, pergi Ilham masuk rumah menuju kamarnya. Dirinya duduk di sofa dan segera membuka surat. Tertera tulisan kapita surat panggilan dari Pengadilan Agama surat gugatan. Betapa terkejutnya Ilham membaca surat itu. Dirinya sampai melongo tidak percaya, jika Naura menggugatnya.

Yang di pikirkan nya, apa penyebab Naura tiba-tiba menggugatnya. Apakah perselingkuhan dan kehamilan Bella sudah di ketahui Naura? Jika benar, mana mungkin Naura diam saja. Di tepis nya pikiran itu, Ilham meraih kunci mobil nya berniat menyusul Naura. Tetapi setelah ingat dirinya tidak tahu kemana Naura pergi, Dirinya kembali duduk dengan perasaan kesal.

Arrrrghkkkkk... Sial!

“Kenapa Naura mendadak saja menggugat ku? Apa Dia mengetahui tentang Bella?... Tapi sepertinya nggak mungkin’’ gumam Ilham menepis pikirannya

.

...*****...

***

**

*

Jam istirahat karyawan boutique, semua karyawan akan makan siang. Mereka ada yang membawa bekal dan beli di luar. Sedangkan Dea dan Naura memutuskan untuk makan siang di cafe saja.

Naura janjian bertemu dengan Erna di cafe. Mereka memesan beberapa menu makan siang.

“Kamu jadi kan ke bandung?’’ tanya Erna di sela makannya.

“Jadi,nanti malam baru packing beberapa pakaian’’ jawab Naura.

“Aku malah udah packing tadi malam. Takut nggak keburu karena capek. Hari ini lumayan banyak pembeli, apalagi dari online. Sepertinya kamu harus nambah karyawan deh Nau dan juga boutique kamu saja yang mengelola. Aku di gudang saja. Lama-lama kriting ini jariku melayan pembeli di boutique dan gudang’’ keluh Dea. Naura hanya tertawa pelan.

Naura tidak hanya menjual baju Desainnya sendiri di boutique, Dia juga menjadi Distributor pakaian. Dua bulan belakangan, Dia menyewa gudang yang lumayan besar untuk di jadikan tempat pakaian. Jumlah karyawan nya baru lima. Kini sepertinya Naura harus menambah karyawan.

“Aku ada saudara yang baru lulus kuliah. Kebetulan Dia lulusan Management Pemasaran, kaya nya cocok sama usaha baru kamu.” usul Erna.

“Wah gimana Nau?... Aku terus terang, udah nggak kuat ini mengelola keduanya. Pelanggan kamu terlalu banyak.’’ ucap Dea.

“Baiklah. Segera saja minta Dia untuk ke rumah nanti malam. Soalnya kan harus ada yang mengurus sementara saat aku ke Bandung besok. Dia bisa kan mengurus boutique juga? Nanti aku minta pegawai kepercayaan ku menemani dan mengarahkan Dia juga.’’ tutur Naura.

“Ok, udah mantap itu. Dia anak nya pintar. Jika kamu hanya pergi sementara nggak apa-apa lah jika mengurus boutique juga. Kan nggak lama juga di bandung.’’ balas Erna.

.

.

Saat mereka asik makan, tiba-tiba datang seorang wanita sexy mendekati ketiga nya.

Plakkkkk!!!!

Wanita itu menampar Naura.

Erna dan Dea yang kaget langsung berdiri. Erna yang akhir-akhir ini emosinya tak terkontrol langsung mengambil gelas minuman nya yang berisi jus tomat, langsung saja mengguyur ke wajah wanita itu.

Byurrrrr...

Arghhhkkk

“don't interfere!’’ pekiknya ketidak terima dengan ulah Erna.

“Kamu yang gila, tiba-tiba datang menampar sahabat ku.’’ balas Erna tak mau kalah.

“She has stolen my fiancé.’’ ucap wanita itu.

“Kita aja nggak kenal tunangan mu siapa!, gila kali ini orang. Jangan-jangan Dia nya yang ngebet ngaku-ngaku.’’ timpal Dea.

“"Don't speak without reason, I have proof". Ucapnya lagi.

Naura memijat kepala nya yang mendadak pusing. Apa lagi ini? Pikirnya. Dia sudah menebak, pasti ini berkaitan dengan Nicolas Erlang Wiguna.

“Hey whore. Don't be quiet, you!" tuding wanita sok bule itu ke arah Naura.

Nicolas and I have no relationship whatsoever. If you want to be angry, just blame him. Because he's the one who chased me.’’ bala Naura santai.

Karena Dia memang tidak punya hubungan dengan Niko. Kenal saja baru-baru ini dan yang penting, Dia masih istri orang. Kini malah kedua sahabatnya yang terkejut mendengar ucapan Naura. Tidak menyangka calon janda itu di kejar oleh CEO Wiguna Group. Keduanya melongo, masih tak percaya ucapan Naura begitu ringan bilang CEO itu yang mengejarnya. Dan lebih mencengangkan lagi, mereka berdua melihat Niko dari kejauhan, sedang tersenyum ke arah Naura. Seolah terpukau akan ucapan Naura barusan.

Ketika wanita itu akan menampar Naura, tiba-tiba satpam datang mencegahnya dan menyeret wanita itu keluar cafe.

“hey damn let me go. don't interfere in my business. that woman has taken nico from me’’ maki nya tetapi tak di hiraukan oleh satpam.

Naura yang sudah kehilangan nafsu makannya, segera beranjak.

“Aku pergi dulu.’’ Dia beranjak meninggalkan Dea dan Erna tanpa menunggu.

Naura melihat Niko tidak jauh dari meja lain, tapi Dia melewati begitu saja tanpa menoleh ke arah Niko. Hati nya makin kesal setelah melihat pria itu.

Sementara Niko malah tersenyum seperti orang gila. Doni yang duduk di depannya, merasa temannya ini mulai bucin.

“Ingat!, masih istri orang’’ ucap Doni.

“Calon janda’’ balas nya tanpa mengalihkan pandangan ke arah Naura yang kian menjauh.

Doni hanya memutar malas matanya.

.

.

.

.

Hallo readers kesayangan🤗

Maaf ya akhir-akhir ini jarang up.🙏 Karena masih di sibukkan suasana lebaran.

Semoga kalian masih betah dengan karya ku. Jangan lupa baca karya yang lain juga ya😉

Jangan lupa like subscribe vote dan komentarnya