NovelToon NovelToon
Takdir Pernikahan Kita

Takdir Pernikahan Kita

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Pelakor / Mengubah Takdir / Cinta Murni / Romansa / suami ideal
Popularitas:18.8k
Nilai: 5
Nama Author: Cici Wulandari

Menduda selama 3 tahun lamanya. Membuat sang pria akhirnya memutuskan untuk menikah lagi. Pernikahan telah terjadi, namun saat setelah menikah dan mengajak sang istri bulan madu, di perjalanan pria itu berhenti mencari makanan.

Alangkah terkejutnya saat ia melihat sang istri yang meninggal 3 tahun lamanya masih hidup dan berjualan makanan tersebut.

Wanita itu tidak mengingat sang pria.

Apa sebenarnya yang terjadi?

Apa yang akan pria itu lakukan?

Akankah ia kembali pada istri pertamanya atau meninggalkan istrinya itu?

Simak ceritanya hanya di aplikasi noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cici Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Halaman - 17

Bella memasak kue dengan bau di ruangan itu semakin menyengat. Enaknya masakan Bella, sampai-sampai Henry telah menghabiskan beberapa potongan kue.

"Aku pesan kue ini ya bel untuk Alano." Henry kepikiran bahwa anaknya itu pasti akan menyukai kue yang barusan ia makan.

"Itu namanya kue cannoli cookies. Nanti kita buat kue itu saja jika anda mau." balas Bella sembari membungkus kue. "Sebentar ya tuan. Aku mengantar ini ke tukang antar yang telah menunggu di luar." Bella tersenyum riang saat melihat Henry masih mengunyah kue yang di siapkan lebih untuk kliennya itu. Ia pun segera membawa kotak yang telah ia bungkus rapi ke luar.

Henry pun tersenyum-senyum saat memakan kue yang bernilai cukup tinggi jika ia ikut berjual. Ia memang berencana akan membuat kedai tokoh kue secara diam-diam, dan tentu Bella yang memasak kue itu. 'Um tidak! Aku akan mencari pegawai dan menyuruh Bella duduk saja di kasir, itu jauh lebih baik.'

"Apakah anda sudah selesai makan tuan? Jam semakin malam jika anda makan terus. Atau—"

"Oh ini selesai." Henry bergegas mengunyah makanan itu dengan cepat ia minum segelas air putih. "Hari ini aku mau masak kue siput saja. Soal kue yang tadi nanti itu pelajaran selanjutnya saja." Henry lebih suka kue yang bersangkutan dan almarhum istrinya itu.

"Kalau begitu aku siapkan dulu bahan masakannya." Bella mengambil bahan-bahan yang sudah ia siapkan di dalam penyimpanan. Setelah semuanya selesai. Barulah ia memberikan celemek ke Henry. "Pakailah ini tuan. Supaya pakaian anda tidak kotor."

Henry mengambil dan menggunakannya. Cocok sekali dengan tubuh Henry dan juga nyaman ia gunakan.

"Mari kita lakukan." Bella menjelaskan satu persatu bahan yang harus di ketahui Henry, dengan Henry mencatat semua bahan itu. Seakan mereka berdua terlihat guru dan murid. Henry melakukan dengan baik sekali demi mendapatkan hati wanita di sampingnya itu.

"Itu salah tuan. Begini caranya." Bella sedari tadi sedikit geli melihat buatan Henry yang meniru cangkang siput. Bella memegang tangan Henry dengan Henry merasakan jantungnya ingin meledak seketika. Debaran yang sudah lama tak ia rasakan. Kini debaran cinta itu seakan-akan menyoraki pertemuan mereka.

"Apa anda telah mengerti tuan?" Bella bertanya kembali dengan wajah Henry masih menatapnya.

Henry baru sadar akan lamunannya itu. "Ah... Maaf aku belum mengerti. Coba kau ulangi lagi Bel."

"Um, baiklah. Sekali lagi aku jelaskan." Bella sangat sabar mengajar setiap muridnya. Bahkan ada saja yang sudah beberapa kali Bella mengajarkan mereka masih tetap tidak bisa. Namun Bella terus tak pantang menyerah juga untuk membuat kliennya itu senang akan hasil pengajaran Bella. Pada akhirnya mereka bisa sendiri, tanpa di bimbing Bella lagi.

Semakin Bella memegang tangan Henry, semakin pula membuat Henry merasa senang.

"Apa kali ini anda mengerti tuan?" Bella melepaskan tangan Henry. Ia juga tak bisa berbohong akan sentuh tangannya menyentuh tangan Henry. Dadanya terasa aneh. Ia kembali berdebar. 'Ini kenapa sih dengan jantung ku?'

"Bagaimana hasil pertama ku?" Henry memecahkan lamunan Bella.

Bella tersadar dengan kembali melihat buatan Henry. "Wah... Ternyata anda sekali belajar sudah bisa menguasai." Bella tak menyangka pria di sampingnya itu cukup pandai dalam belajar.

"Syukurlah kalau hasil buatan ku bagus Bel. Aku bisa memasak kue ini." Henry juga tak menyangka ia mahir juga dalam membentuk kue itu. 'Kalau di pikir-pikir, buatnya susah banget. Makanya satu tegukan. Pasti Bella sangat lelah membuat ini semua.'

"Ini tinggal kita panggang tuan. Mari, kita susun di nampan ini." Bella sangat senang dengan kepandaian Henry dalam membuat kue, sampai-sampai ia tidak sadar ini telah larut malam.

Henry mengikuti pergerakan Bella dengan menyusun kue itu secara perlahan dan memasukkan kue ke dalam oven listrik sesuai yang Bella ajarkan.

"Kita tunggu sebentar. Selama menunggu aku bereskan peralatan ini dulu ya tuan." Bella mulai merapikan tempat.

Henry bergegas membantu Bella dengan Bella kembali tersenyum. Henry ternyata pria yang sangat peka. Apakah Bella mulai menyukai pria di sampingnya itu? Sepertinya Bella langsung mengakui akan hal itu.

Kue yang mereka buat telah siap dan juga telah di bungkus rapi. "Ini silahkan anda bawa untuk Alano. Sepertinya dia akan suka memakan buatan daddy-nya sendiri." Bella yakin pasti Alano sangat menyukainya.

Henry berharap juga demikian. Namun hatinya kini merasa sedih. Secepat inikah waktu berjalan. Ia harus berpisah dengan Bella.

"Ada apa tuan?" Bella melihat raut wajah Henry terlihat sedih.

Henry tersadar akan lamunannya saat melihat bungkusan kue di tangannya. "Tidak apa-apa. Terimakasih kau telah meluangkan waktu untuk mengajarkan ku membuat kue ini. Nanti bayarannya aku kirim ke rekening sesuai janji ku." Henry telah menyimpan rekening bank yang telah Bella berikan. "Oh iya Bel. Maaf aku mengulur waktu sebentar, ada yang mau aku sampaikan."

Bella merasa Henry akan menyatakan cinta. Biasanya para pria yang ia jumpai seperti itu. Tapi entah mengapa Bella begitu cepat menyukai Henry dan ingin mendengar kata-kata itu. Tentu ia akan berpura-pura menolak. "Silahkan tuan. Ada apa?" hatinya kini sangat berdebar.

"Apakah kau berniat ingin membuka tokoh kue sendiri Bel, tentu atas nama mu sendiri?"

Bella terdiam. Ternyata ia salah duga. Dengan sedikit mengangguk ia menyatakan iya. "Tapi itu membutuhkan waktu tuan. Ada beberapa hal yang belum bisa aku kumpulkan."

Henry tentu mengerti maksud dari perkataan Bella. "Aku ada sebuah ide. Tapi jika kau mau. Aku tidak memaksa sama sekali. Bagaimana kau membuka kue dengan aku menaruh saham di situ? Aku menjadi donatur pertama yang akan membuat tokoh kue berjalan. Tentu hasilnya kita bagi dua." walau Henry sendiri tidak berniat meminta uang itu.

Cara yang tepat untuk melindungi Bella saat ini adalah membuat wanita itu sibuk di suatu tempat. Ia juga bisa berkunjung kapan pun tanpa alasan.

Bella begitu bahagia mendengar perkataan Henry. Kerja sama, sangat sulit mencari penyokong di saat seperti ini. Apalagi tokoh kue di kota itu sangat banyak saingannya. Bella tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

"Aku terima tawaran mu tuan." Bella tanpa basa-basi lagi menerima penawaran Henry. Orang kaya mana lagi yang mau membantunya saat ini. Henry benar-benar pria kaya yang berbeda, pikir Bella.

Ia semakin menyukai sesosok Henry yang apa adanya. Berbeda dengan Bastian yang selalu berpenampilan mewah agar bisa menarik perhatiannya. Bella tidak menyukai akan hal itu. Malahan Bella berpikir itu sudah menjadi salah satu titik terendahnya dalam penilaian bahwa ia bukanlah dari kalangan orang kaya. Perbedaan itu membuat Bella semakin tersindir akan statusnya.

Henry rasanya ingin berteriak saat ini juga. Bella langsung menerima tawarannya. Ia akan berjanji menjaga Bella sesuai rencananya. "Baiklah kalau begitu nanti aku konfirmasi lagi. Sekalian kita akan mencari gedung yang tepat untuk kau membuka usaha. Ini sudah malam, apa kau mau pulang bersama ku. Aku akan antarkan kau pulang."

"Tidak perlu tuan. Aku malam ini menginap di sini dan besok pagi-pagi baru pulang ke tempat kemarin. Aku harus kembali berjualan sebelum tokoh baru jadi." jelas Bella.

"Iya sudah, aku pulang dulu ya Bel."

"Iya tuan, hati-hati di jalan. Salam buat Alano." Bella merindukan anak kecil yang tak sengaja memintanya memanggil dengan sebutan mommy.

"Tentu saja. Aku pamit pulang." Henry dengan tersenyum meninggalkan tempat itu dengan ia menutup pintu.

Bella membuang nafas lega. Rasa jantungnya tidak bisa terkontrol dengan baik. 'Aku ternyata sudah gila menyukai pria yang masih mencintai almarhum istrinya.' sepertinya ini di akibatkan daya tarik Henry yang jauh berbeda dari pria yang selama ini ia temukan. Bella harus menutupi perasaannya ini. Ia tidak mau Henry menilai dirinya wanita murahan yang langsung jatuh cinta pada pria tampan. 'Aku tidak boleh ketahuan.' ia sedari tadi memegangi dadanya yang semakin berdebar.

1
Alexandra Juliana
The End Thor
Muji Lestari
pandai alano buat ayahnya stress/Facepalm/
Vivie
Sumpah ini novel buat air mata ku mengalir sedih banget+masuk bgt sma alur ceritanya /Sob//Sob//Sob/
Evi lidia Sari
emg membasmi ulet keket itu radak susa ya??
juhaina R💫💫
lanjutt nunggu kisah alano smga cepet brojol y🤣
Alexandra Juliana
Jgn bilang anak gadis itu anaknya si Rose dan Aldo..
Alexandra Juliana
Sesuai ---> seusia
Vivie
Alano jdi pria dewasa pengen kak buat cerita alano juga😁
dika edsel
aku tunggu lapaknya dobel A alano alice ya mak...hi..hi..ngarep banget nih?! angan2ku dah melambung tinggi nih..pasti seru kisah alano ini😁
Vivie: Iya ni aku juga penasaran gimana kelanjutannya si Alano sama Alice semoga kk authornya mendengar hehehe🙈🙈
total 1 replies
juhaina R💫💫
alano udah jdi lelaki dewasa nih 😅
dika edsel
aku jd bayangin deh..andai alano dibuatkan lapak sendiri pasti seru..😁
Author_Cici: Maunya gtu kak, cuman blm sempat 😊
total 1 replies
Vivie
Hebat bgt Emillia hamil lagi tapi semuanya ngk termasuk alano sedangkan alano pengen punya adik pasti dia seneng bgt
Vivie
Akhirnya ada waktu untuk berduaan
juhaina R💫💫
akhirnya y bisa berduaan curi curi wktu🤭
juhaina R💫💫: pastinya kak 🤗🤗
Author_Cici: Kak enggak kayak bgtu apa?🤭
total 2 replies
Alexandra Juliana
Hamil 4 bulan dan kembar pasti sdh terlihat baby bump nya dong Thor, masa Henry tdk menyadarinya perubahan bentuk tubuh istrinya, dan Alano juga masa g memberitahukan pd ayahnya klo dia akan mempunyai adik secara Alano selalu menguasai Emillia. Apakah saking sibuknya shg Henry benar2 tdk berinteraksi dgn istrinya begitu lama?
Author_Cici: bener bgt kak
total 1 replies
Alexandra Juliana
Grandpa Thor bukan Grendfa
juhaina R💫💫
issshh KK kok udah tamat aja y😀
juhaina R💫💫
wahhh mas Adrian pengertian y 🤭 kasihan t suaminya manyun aja kurang kasih dan perhatian sama istrinya🤗
juhaina R💫💫
🤭🤭🤭🤭🤭
juhaina R💫💫
jiwa jomblo cen meronta ronta stelah adegan mobil bergoyang 🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!