NovelToon NovelToon
Benih Tuan Presdir

Benih Tuan Presdir

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius / Ibu Pengganti / Percintaan Konglomerat / Penyesalan Suami
Popularitas:235k
Nilai: 5
Nama Author: Byiaaps

Keenan dan Jihan yang baru saja menikah siri setelah 5 tahun berpacaran, terpaksa berpisah kala Keenan harus menerima perjodohan dengan anak relasi bisnis ayahnya.

Kepergian Jihan seorang diri dalam keadaan hamil, membuat Keenan terus mencarinya.

Hingga 5 tahun berlalu, tak sengaja Keenan bertemu dengan seorang bocah tampan, yang mengikuti casting bintang iklan produk perusahaan farmasi yang dipimpinnya.

Apakah anak itu adalah anak yang dikandung Jihan? Bagaimana kelanjutan cerita Keenan dan Jihan? Akankah Keenan menceraikan istri yang tak dicintainya?

Baca selengkapnya di sini ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Malam ini, Keenan masih nekat menghubungi Jihan. Bahkan, panggilan itu bukan lagi panggilan suara, melainkan panggilan video. Meski beberapa kali tak Jihan angkat, tapi pada akhirnya ia mengangkatnya karena permintaan Ale.

“Siapa tahu penting, Ma,” ujar bocah tampan itu bak orang dewasa.

Tak disangka, setelah panggilan itu diangkat, muncul wajah Ruby yang terdengar menyapa Ale. Ale yang mendengar suara Ruby, langsung merebut ponsel dari mamanya. Mereka lalu tampak saling menyapa dan menanyakan kabar masing-masing.

“Ale, besok sopirku akan menjemputmu. Kita main ke apartemenku yuk 1 hari saja, boleh ‘kan, Tante Jihan?” tanya Ruby dengan polosnya.

Sementara Ale yang kegirangan, merengek dan mendesak sang mama untuk mengizinkannya. Hal itu membuat Jihan bingung harus menjawab apa. Sungguh kesal sekali rasanya ia pada Keenan, karena pasti dia lah yang meminta Ruby berkata demikian.

“Ehm, nanti mama pikirkan lagi. Sekarang pamit dulu sama Ruby, sudah malam,” pinta Jihan.

Tak lama, Keenan mengirim pesan pada Jihan setelah panggilannya berakhir.

“Jihan, aku mohon izinkan Ale bermain di sini. Besok sopirku akan menjemput kalian.”

Dengan terpaksa, Jihan mengizinkannya karena tak tega Ale terus memanja memintanya. Apalagi, selama ini ia tak pernah memberinya kebahagiaan untuk anak kesayangannya itu. Ia merasa kejam bila tak mengabulkan permintaan Ale.

“Boleh, tapi besok Mama tidak ikut Ale ya, Mama titipkan pada Om Keenan. Mama akan tunggu di rumah nenek,” ujar Jihan yang terpaksa jujur akan tempat tinggal ibunya.

Ia lalu segera menjelaskan sebelum Ale kebingungan, bahwa kini neneknya itu sudah berada di Jakarta.

###

Sabtu pagi, Ale tampak semangat selama perjalanan menuju Jakarta. Ia sudah tak sabar bermain bersama Ruby. Tapi tidak dengan Jihan yang terus was-was jika Nayla akan bicara macam-macam.

Saat sudah akan masuk Jakarta, Keenan mengiriminya pesan.

K : Jihan, sudah sampai mana?

J : Sudah masuk Jakarta. Tolong kondisikan istrimu, agar tak bicara macam-macam pada Ale. Aku tidak segan-segan akan memblokir nomormu dan tak akan mengizinkan kamu bertemu dengan Ale, jika kalian macam-macam.

K : Baik Ibu Jihan, aku janji.

Hingga 1 jam kemudian, tiba lah mereka di kediaman rumah Bu Dina. Lusi yang juga sudah berada di sana, turut menyambut kedatangan mereka. Lusi dan Bu Dian saling berpelukan dengan Ale.

Sementara Jihan masih berdiri mematung, mengamati sekelilingnya yang tampak berbeda. Ini adalah kali pertamanya ia menginjakkan kaki di Jakarta, setelah kepindahannya kala itu, 5 tahun lalu. Rindu sekali ia ingin pulang, dan baru kali ini ia bisa mengobati rindunya.

"Rindu tidak dengan kamarmu?” goda Lusi, menarik tangan Jihan untuk masuk ke dalam.

Mereka pun saling berpelukan, dan melepaskan air mata haru.

“Ibu senang kalau kamu mau menuruti kata ibu, untuk mempertemukan Ale dengan Keenan,” ujar Bu Dina, yang kemudian diminta untuk tak bicara lagi soal Ale dan Keenan, di depan Ale.

Bu Dina kemudian meminta mereka berdua untuk istirahat dulu dan bersantai, sebelum Ale pergi ke tempat Keenan.

“Kamu benar tak apa-apa, jika Ale di sana? Apa tak mau menemani saja?” tanya Lusi yang khawatir meninggalkan Ale di tempat ayahnya, meski pun Keenan pasti akan menjaganya dengan baik.

Jihan lalu mengutarakan bahwa ia ingin sekali menemani Ale di sana, tapi ia tak mau bertemu dengan Nayla. Selain karena ia tak menyukai wanita licik itu, ia juga tak mau berurusan lagi dengannya. “Aku juga sedikit tak enak hati kalau turut di sana.”

“Ya sudah tidak apa-apa, yang penting pulangnya jangan malam-malam. Lagi pula, Ibu percaya Keenan tidak akan menyakiti anaknya sendiri,” sahut Bu Dian lirih.

Setelah puas melepas rindu, Jihan dan Lusi ikut mengantar Ale menuju apartemen Keenan.

Selama perjalanan, Jihan masih kepikiran. Ia bahkan mewanti-wanti Ale untuk tak pulang terlalu malam. Jihan juga mengancam tak akan mengizinkannya lagi bermain bersama Ruby, bila tak ingat waktu.

“Mama tahu Ale anak pintar dan sayang sama Mama, Mama tahu Ale tidak akan membuat Mama marah,” ucapnya mengecup kepala sang anak.

Ale mengangguk tersenyum, menyanggupi permintaan mamanya.

Hingga hanya 30 menit perjalanan, mereka sudah sampai di apartemen Ruby. Keenan tampak sudah menunggu mereka di depan lobi. Seketika Ale memanggil Keenan dan memeluknya, juga mencium tangannya.

Jihan dan Lusi hanya bisa berpandangan.

“Aku titip Ale. Ingat pesanku, aku akan jemput dia malam nanti. Bagus kalau kamu mau mengantarnya sore hari,” tutur Jihan Ketus, lalu berpamitan pada Ale, dan bersiap kembali ke mobil untuk pulang ke rumah ibunya.

Keenan mengucapkan janjinya akan menjaga Ale dengan baik dan akan memulangkannya malam nanti, tak perlu Jihan yang menjemputnya. Ia juga berterima kasih pada Jihan yang sudah mau memberi izin. Tak lupa, Keenan lalu bersalaman dan mengucapkan terima kasihnya pada Lusi yang ikut mengantar Ale.

Keenan dan Ale kemudian masuk ke unit apartemen menggunakan lift, setelah mobil yang mengantar pulang Jihan dan Lusi berlalu.

“Om, tempat tinggalnya bagus sekali. Luas sekali, Ruby pasti senang sekali tinggal di sini,” puji Ale yang sedari tadi tampak mengagumi apartemen mewah itu.

Hanya terdiam, Keenan menahan sakit hatinya karena tak bisa memberikan fasilitas yang sama untuk anaknya itu.

...****************...

1
LISA
Kenan tuh yg bayarin SPP nya Ale
Eva Nietha✌🏻
Ale pinter
Eva Nietha✌🏻
Keren
Eva Nietha✌🏻
Kena deh bakal viral nih Nayla
Eva Nietha✌🏻
Kapok kamu pak Basuki
Eva Nietha✌🏻
Ale hebat
Eva Nietha✌🏻
Wah ale viral
Eva Nietha✌🏻
Feeling anak sm bapaknya
Eva Nietha✌🏻
Ayo keenan tegas
Eva Nietha✌🏻
Keren ceritanya
Eva Nietha✌🏻
Makin seru thor
Eva Nietha✌🏻
Suka
Siti Nuraini
aq suka ceritanya
Eva Nietha✌🏻
Berjumpa jg deh
Eva Nietha✌🏻
Seru banget
Eva Nietha✌🏻
Seru
Eva Nietha✌🏻
Msh lanjut
Eva Nietha✌🏻
Merapat kk
munaroh
owhh,,, Wina ada main dg Rio thoo? 🤔
munaroh
wallahhh,,, Wina urung kapok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!