NovelToon NovelToon
Possessive Step Brother

Possessive Step Brother

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Harem / Romansa / Bad Boy
Popularitas:29.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna kartika

Ibunya yang menikah lagi dengan CEO dari Wijaya Group, membuat Hana Gabriella terpaksa menjadi saudara tiri dari seorang pria bernama David Gerald. Ketua osis terdingin dan terkejam di sekolahnya. Siapa sangka dari kehidupannya yang miskin dan penuh kekurangan tiba-tiba berubah drastis menjadi tajir melintir, tapi itu sama sekali tidak membuat Hana bahagia, justru menjerumuskannya pada fatamorgana yang tak berujung. Itu semua karena David menguasai dan memanfaatkan tubuhnya untuk menjadi boneka pemuas hasrat pribadinya.

Jangan lupa tinggalkan Like dan Komen di setiap BAB nya supaya Author tambah semangat lagi untuk update 🤗 Terima kasih ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna kartika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

The Nice Evil

Terlihat malam ini Winda sedang menemani David mabuk di dalam BAR. Gadis itu duduk dengan santai di atas pangkuan David, dan terus menuangkan minuman untuk pacarnya itu.

Tak jarang sesekali ia juga menari seronok ke atas panggung untuk mencari perhatian David sekaligus sugar dady lainnya.

Gadis berpakaian minim itu juga mendapatkan banyak saweran dari sultan-sultan yang ikut menari bersamanya.

"Wah, parah cewe Lo Vid," celetuk Louis.

"Lo gak cemburu apa, cewe Lo di pegang-pegang gitu?" imbuhnya.

David hanya menggeleng. Melihat kelakuan Winda yang terang-terangan di depannya, ia sama sekali tidak mempermasalahkan hal tersebut, bahkan ia juga ikut menikmati pertunjukan itu.

Pria itu tidak memiliki rasa cemburu pada pacarnya. Karena memang dari awal niat David hanya ingin bermain-main.

Ya, semua perempuan yang pernah berhubungan dengannya hanyalah sebuah boneka yang bisa ia dapatkan dan campakan sesuka hati.

Baginya, selama ia masih menjadi pewaris Wijaya Group tidak ada yang perlu ia takutkan.

"Sayang, besok jemput aku sekolah dong," rengek Winda bergelayut manja di lengan David.

"Gak bisa sayang," jawab David singkat sembari menghisap rokok miliknya.

"Kenapa sih, akhir-akhir ini kamu jarang banget jemput aku, main ke rumah juga udah jarang," protes Winda.

"Kamu kan tahu sendiri, papa suruh aku buat nebengin Hana, kalau gak gitu duit jajan aku di potong," jawab David ngeles.  

Sebenarnya selain mengantar jemput adik tirinya, ia juga kadang apel ke tempat pacar-pacarnya yang lain, yang pasti tidak di ketahui oleh Winda.

"Hana lagi, Hana lagi. Terus-terusan aja kamu ngurusin dia," ucap Winda kesal.

"Jangan ngambek gitu dong, kan cuma sementara, sampai mereka pulang dari luar negri," jawab David menenangkan gadis itu.

"Sampai kapan?" tanya Winda tidak sabar.

"Belum pasti. Lagian kamu kira enak apa, harus ngawasin tuh bocah setiap hari, repot tau gak," jawab David menggerutu.

Melihat Winda yang manyun dan tidak merespon, David meraih dagunya dan menatapnya lekat-lekat.

Lalu mencium bibir tebal itu singkat.

***

Seperti biasa, David pulang tengah malam dengan keadaan mabuk. Namun kali ini ia tidak mendapati adik tirinya ada di sana.

Bahan makanan yang di beli Hana masih tersimpan rapi di atas kulkas, belum tersentuh sama sekali.

Pria itu mengangkat tudung saji di atas meja makan. Tidak ada makanan jadi satupun yang bisa ia santap, padahal saat ini dia benar-benar lapar.

Kakinya dengan gontai menaiki anak tangga menuju kamar Hana. Dengan brutal mengetuk pintu kamar adik tirinya itu.

"Woi bangun!! seharian lo di rumah masa gak masak Hah!!! Gue laper!!!" teriak David dari luar.

"Ih, apaan sih tuh orang dateng lagi kaya gak punya dosa," batin Hana masih kesal dan enggan membuka pintu kamarnya.

Melihat sikap David yang seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa setelah melihatnya bug*il, membuat Hana gerah batin dan raga. Padahal gadis itu tidak tahu bahwa saat ini kakak tirinya itu sedang mabuk berat.

***

Pagi ini mereka pergi ke sekolah sedikit terlambat. Karena David bangun kesiangan. Membuat Hana harus menunggu lama.

Di dalam mobil, mereka seperti orang asing. Adik tirinya itu dari tadi diam dan lebih memilih memaku pandangannya menatap ke luar jendela.

Pikir David pasti gara-gara ia menyelonong masuk kamar Hana kemarin.

Untuk mengatasi rasa canggung itu, David berinisiatif untuk mengajaknya bicara duluan.

"Soal kemarin gue..." ucap David menggantung.

Benar saja, 3 kata dari mulutnya mampu menyita perhatian Hana dan langsung membuat gadis itu menoleh.

Wajah adik tirinya itu sedikit pucat dari biasanya.

"Lo sakit?" tanya David.

"Enggak," jawab Hana singkat.

Sejujurnya, ia hari ini tidak enak badan. Tubuhnya rasanya remuk karna di keroyok kemarin. Tapi karena hari ini ada ulangan, mau tidak mau, ia harus memaksakan diri untuk hadir.

Melihat Hana yang lemas dan pucat, hati nurani David sedikit tergerak. Ia tidak lagi menurunkan Hana di pinggir jalan seperti biasa.

Dan untuk kali pertama ia menurunkan adik tirinya itu di dalam lingkungan sekolah. Membuat semua mata tertuju ke arah mereka.

"Terima kasih," ucap Hana singkat, lalu segera turun dari mobil.

Gadis itu segera lari menjauh dari parkiran. Karena ia tidak terbiasa menjadi pusat perhatian.

Winda yang tidak sengaja melihat hal itu, ia menatap dengan tatapan tidak suka. Kedua tangannya mengepal menahan emosi.

(Pov Hana)

Sudah cukup! Aku tidak tahan lagi melihat perubahan sikap Sarah padaku. Ia sama sekali tidak menoleh meskipun aku sudah berteriak beberapa kali memanggilnya.

"Sarah tunggu!" ucapku sembari menarik paksa lengannya yang hendak pergi.

"Apasih," jawabnya Acuh. Tangannya dengan kasar menepis tanganku.

"Lo kenapa sih akhir-akhir ini berubah?" tanyaku bingung.

"Kalau gue ada salah Lo ngomong, Rah!" pintaku padanya.

Sarah membuang nafas kasar, dan memutar bola matanya malas.

"Enggak ada," jawabnya singkat.

"Serius? Gue paling gak bisa kalo Lo kayak gini," ujarku seraya berusaha mengimbangi langkah kakinya.

Sarah berjalan cepat untuk menghindari ku, namun aku terus mengikutinya dari belakang.

"Perasaan Lo doang itu, gue sih biasa aja," jawabnya tanpa menoleh sedikitpun ke arahku.

Walaupun tangannya selalu berusaha menepis ku, aku tidak menyerah. Aku tetap berusaha menggenggam tangannya. Berusaha memberikan rasa nyaman kepada sahabat yang kini tengah menjaga jarak dariku.

"Rah Please! Gue minta maaf kalau gue ada salah, tapi gue mohon jangan menghindar dari gue terus," pintaku memelas.

Tiba-tiba dia berhenti sejenak. Lalu memutar badannya kebelakang untuk menatapku.

Aku pikir dia akan luluh, ternyata aku salah. Rasa kesalnya padaku justru kian bertambah.

"Suka-suka gue dong Han! Lo gak berhak ngatur sikap gue kesiapapun itu! Termasuk ke Lo sendiri!" ucap Sarah membentak-bentak.

Setelah itu dia maju, dengan sengaja mendorongku hingga aku tersungkur di lantai.

"Minggir!" ucapnya ketus.

Aku menatapnya dari kejauhan. Sepertinya Sarah benar-benar tidak ingin lagi berteman denganku.

Ia memutuskan hubungan akrab ini dengan sepihak. Tanpa aku tahu dimana letak kesalahanku.

Aku tidak peduli dengan orang-orang yang saat ini menatapku nanar. Entah mereka saling berbisik mengejek atau kasihan.

"Berdiri cepat! Kayak gak punya harga diri aja," ucap seorang pria yang suaranya tidak asing lagi menurutku.

Benar saja, saat aku menoleh. Itu adalah David. Kakak tiriku.

Lidahnya memang setajam silet. Namun ucapannya berhasil membuatku bangkit dan kembali berdiri tegak.

Aku mulai mengusap air mataku.

"Kalau dia gak mau temenan sama Lo lagi yaudah! Sampah kayak gitu Lo tangisin," bentak Kak David.

"Sekolah mahal-mahal begonya luar biasa," imbuhnya.

Dia tidak berhenti menghardik ku di depan umum. Walaupun caranya cukup keras dan memalukan. Tapi aku sangat menghargai niat baiknya.

Hingga aku tersadar, aku tidak bisa memaksa kehendak orang lain untuk selalu berada di sisiku. Dan aku masih punya harga diri agar tidak meminta belas kasihan kepada siapapun.

Setelah itu, Kak David berlalu pergi meninggalkanku bersama teman-temannya. 

"Semangat!" bisik Kak Erick di telingaku.

Walaupun suaranya kecil, aku masih bisa mendengar di sela-sela kepergian mereka. Saat aku menoleh, Kak Erick sedang mengedipkan matanya ke arahku.

Aku menyunggingkan senyum.

Ternyata pepatah yang mengatakan hujan setelah badai, akan terbit pelangi itu benar adanya.

Walaupun aku kehilangan 1 sahabat yang berarti dalam hidupku, ternyata masih banyak orang yang perduli. Mereka dengan cara dan keunikannya masing-masing mampu mensupport ku dan memberikan dukungan.

Terima kasih.

(Pov Hana selesai)

...~Bersambung~...

...Like dan Comment 🤗...

1
Siti Amalia
semangattttt thor,, klo hp nya udhs sehat up yg banyak ya❤️
Ratna kartika: Iyhaa sayangkuuu 🥰❤
total 1 replies
Neneng Dwi Nurhayati
kapan up lagi yaa?
Ratna kartika: sabar ya kak,, insyallah selesai kesibukan saya saya akan up banyakk-banyakk,, Terima kasih sudah menyukai novel saya 😘🥰❤🙏
total 1 replies
Mey Noona
baru DILIHAT, han, belum beneran DIUNBOXING. tar klo bneran DIUNBOXING situ nangesss/Facepalm/
Mey Noona
jdi keinget drakor Love With Flaws hahahaaa/Facepalm/
Mey Noona
han, coba cium tisunya. adabau2 aneh nggk kira2?🙂
Mey Noona
busettt
Mey Noona
please oy ngakakkkk/Facepalm/
Mey Noona
pede lu. gua aja males klo bkn karena muka lo yg ganteng mh. sikap lo minus soalnya
Mey Noona
minta ditimpuk itu s david
Mey Noona
ada2 aja/Facepalm/
Mey Noona
udh disuga siii salah satu dri temennya hana ada yg bkl jdi gk beres gtu
Mey Noona: semangat kk! belum baca lgi karena updatean eps barunya blm ada hehehee😅 biar bacanya sekaligus bnyk wkwk
total 2 replies
Mey Noona
sadar nengggg
Mey Noona
burung lo udh bersemayam ke berbagai sarang ya vid, geli gue
Mey Noona
mamam hahahaa
Mey Noona
jijik aku om ewhhh
Mey Noona
semangat berkarya kak! ceritanya campur aduk, seruuu! jdi ketagihan komen terus di setiap bab wkwk🤣😉
Mey Noona
what the ...?
Mey Noona
jijik gua vid
Mey Noona
si david keknya sakit deh. ngotot bgt nyalahin org, jls2 elo yg slh hehh
Mey Noona
lgi dibegoin kok seneng
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!