NovelToon NovelToon
Teka-teki Cinta

Teka-teki Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Ketos / Hamil di luar nikah / Teen Angst / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dhea Novita

Cinta memang seperti teka-teki, tak ada yang tahu dengan siapa kita bersama pada akhirnya.

Seperti Rian, ia sudah berjuang sedemikian rupa demi Salsha. Namun, jika bukan jodoh bisa apa?

Penasaran dengan kisah cinta Rian? yuk baca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhea Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Patah Hati

Usai bersiap-siap dengan cepat kilat Rian pun mengambil kunci motor dan sedikit berlari menuruni setiap anak tangga, langkahnya sedikit melambat saat melihat Tante Kiki yang tengah duduk di rumah tamu seorang diri, saat Rian hendak sampai di anak tangga paling akhir, jam melihat Papa nya datang membawa dua gelas jus jeruk di tangannya sembari berjalan menuju tempat Tante Kiki duduk. "Papa tumben nggak pergi hari Minggu?" tanya Rian membuka suara membuat kedua orang yang belum menyadari kehadirannya langsung menoleh ke belakang. Cukup aneh melihat ekspresi mereka yang tampak terkejut, namun lebih aneh lagi melihat Papa nya ada di rumah pada siang sore hari.

"Kamu dari tadi ada di rumah?" tanya Papa nya yang mengabaikan pertanyaan Rian tadi. "Papa nggak liat kamu sarapan tadi, Mama juga nggak bilang kalau kamu ada di rumah, biasanya main terus keluyuran," lanjut Papa.

Rian menarik nafasnya dalam, ia hanya tersenyum kecil sambil melangkah mendekati Papanya. "Papa tau dari mana Rian biasanya Main? Papa aja pulangnya waktu Rian udah tidur terus," jawab Rian. "Tante Kiki lagi nungguin Mama ya?" tanya Rian yang langsung mengalihkan tatapannya dari Papa.

Tante Kiki tersenyum cukup kaku, tidak seperti biasanya. "Iya, ini Tante baru aja dateng, Mama kamu lagi di jalan sebentar lagi nyampe. Biasa, Tante sama Mama kamu mau belanja baju," jawab Tante Kiki.

Rian hanya menganggukkan kepalanya pelan, tak ada waktu lagi untuk melanjutkan percakapan ini, dia tidak ingin terlambat untuk melihat Salsha di Hotel. Mengingat hal itu Rian pun dengan cepat mengulurkan tangannya pada Papa dan berpamitan. "Pa, Tante, Rian pergi dulu ya, udah ada janji dulu sama temen-temen," ucap Rian sambil berlalu meninggalkan kedua orang itu.

"Mau kemana lagi kamu? nggak akan nunggu Mama pulang? jarang-jarang kita kumpul kayak gini, Papa sama Mama mau makan malem!" teriak Papa saat melihat Rian mulai menjauh dari ruang tengah.

Rian menoleh, ia sangat menginginkan moment ini, namun waktu yang tidak tepat membuat Rian bingung. "Sebentar kok Pah, jam 7 juga udah pulang lagi," jawab Rian kemudian lalu berlari keluar rumah dan menaiki motor besarnya, ia mengenakan helm dengan cepat dan mengeluarkan motor dari garasi yang sudah terbuka sedari pagi.

Di perjalanan, Rian merasa ponselnya berdering dan pikiran Rian langsung mengarah pada Dhea yang sepertinya mendapatkan informasi terbaru mengenai Salsha. Sambil melihat kaca spion, Rian menyalakan lampu sein dan menghentikan motornya di pinggir jalan, ia merogoh ponsel yang ada di dalam sakunya dan melihat nama dari panggilan masuk tersebut. "Mama?" gumam Rian pelan. "Halo Ma?" tanya Rian saat sudah menerima panggilan masuk dari mamanya.

"Tante Kiki mau kerumah sayang, kamu temenin dulu Tante Kiki ya, ini Mama masih agak jauh dari rumah."

"Tante Kiki udah nyampe rumah Mah, ini Rian lagi di jalan, lagian di rumah ada Papa kok Mah," jawab Rian sedikit berteriak karena beberapa kendaraan dengan knalpot bising melintas di sebelahnya.

"Papa di rumah? loh katanya tadi pagi Papa mau pulang jam 8 buat jemput Mama makan malem."

Rian kembali mengerutkan keningnya bingung, jangankan Mamanya, Rian saja yang melihat Papa tadi merasa aneh ada di rumah karena saking sibuknya Papa selama ini. "Nggak tau Ma, udah beres mungkin kerjanya," jawab Rian apa adanya.

"Aduh Mama jadi takut deh Tante Kiki bilang ke Papa mau nganterin Mama beli baju buat nanti malem, Mama kan malu," ujar Mamanya yang terdengar cemas bercampur malu.

"Kenapa harus malu sih Mah? Papa pasti seneng dong kalo tau Mama persiapin yang terbaik buat makan malem," jawab Rian yang kini sambil melihat jam di ponselnya. Letak Hotel sudah tidak jauh lagi dari sini, Rian harus segera sampai sebelum terlambat. "Ma, Rian udah ada janji sama temen, Rian lanjutin dulu perjalanan ya, Mama sama Papa happy ya nanti malem, muah, bye Mama sayang." Setelah mendengar jawaban dari Mamanya, Rian pun mematikan panggilan dan langsung memasukkan ponselnya kembali.

**

Dhea cukup bosan berdiri di dekat lift sambil sesekali mengintip ke arah lorong kamar di mana Salsha berada. Ia kembali melihat jam yang ada di ponselnya, Rian belum juga sampai dan ia pun cukup bingung harus melakukan apa. Seketika perasaan bersalah Dhea mulai muncul, ia kembali berpikir apakah keputusannya salah telah memberitahu Rian dan mungkin saja akan menyebab kan sebuah kesalahpahaman? "Nggak, ini nggak salah kok, gue kan cuma mau Rian nggak di tipu atau apapun itu," gumam Dhea sambil menggelengkan kepalanya.

Mata Dhea mulai gelisah melirik ke arah dua kamar di mana keluarganya berada, ia takut salah satu di antara mereka ada yang keluar dan menanyakan alasan Dhea yang masih berada di sini, lebih takut lagi dia di suruh untuk masuk dan ikut memilih pakaian untuk acara bermain mereka besok, tahu sendiri bagaimana rempongnya para perempuan jika sudah menyangkut hal prepare. "Gue ngumpet di mana ya?" gumam Dhea semakin gelisah. Tidak akan bisa fokus acara mengintainya jika salah satu keluarganya sampai benar-benar keluar kamar dan menemukan Dhea.

Di saat kegelisahannya, Dhea langsung terdiam saat laki-laki yang tadi datang bersama Salsha muncul dari lorong dan menatap Dhea seakan sedikit menaruh curiga namun tak berapa lama langsung mengabaikan Dhea dan melanjutkan langkahnya menuju lift, dia terlihat bermain ponsel dan saat pintu lift terbuka laki-laki itu tak mengalihkan perhatiannya dari ponsel dan melangkah dengan santai masuk ke dalam lift.

[Rian Lo masih dimana sih? lama banget! gue di lantai 3 ya.] setelah mengirim pesan tersebut, Dhea kembali menggenggam ponselnya dengan erat lalu berjalan menuju lorong. "Ish, gue kayak orang aneh banget," gumam Dhea sambil berdecak pelan. Jika ia tidak terlalu peduli pada Rian tidak akan mau ia melakukan hal seperti ini.

Sekitar 5 menit Dhea berdiri di depan lorong dan merasa sudah ingin pulang karena malu dengan beberapa orang yang berjalan melewatinya, ia mendengar suara pintu kamar terbuka. Dhea awalnya berpikir itu adalah pintu kamar lain yang akan muncul satu orang lagi yang menatapnya aneh, namun kali ini adalah pintu kamar 109 yang terbuka. "Gawat!" gerutu Dhea sambil berjalan cepat menuju bagian tembok yang cukup aman untuk menyembunyikan tubuhnya.

Dhea mengawasi Salsha yang baru keluar dan wajahnya cukup terlihat murung, tak lama muncul laki-laki menggunakan tongkat yang menarik tangan Salsha membuat perempuan itu pun langsung berbalik. "What!" pekik Dhea tertahan saat melihat Salsha yang di peluk oleh laki-laki tersebut. Dhea pun dengan cepat menangkap gambar tersebut dan saat hendak mengirimkan gambarnya pada Rian, terdengar sebuah suara yang cukup ia kenal.

"Nggak perlu Lo kirim ke gue, gue udah liat secara langsung kok."

1
vanilla attack
Author.. semoga meskipun author sedang sibuk-sibuknya.. author tetep bisa nulis bab lanjutannya ya! (Yuk aminkan paling serius)
Jantung Taman
Debest banget lahh ini karya bikin mood aku sebagus itu!!
Ig: Dheanvta: thanks kaa😍😍
total 1 replies
Irma Purwanti
Keluarkan semua babmu Thor! Mata ini masih kuad membacanya!
CutieBun
Thor, lanjut!!
Eja Drajat Adriansyah
Thor, aku gamau jadi arwah penasaran karena nungguin thor lanjut hiks
Sarii_ Sarii 🌷🌷
makanya kok berasa familiar.. sampe aku cek lg cerita yg dl..
Ig: Dheanvta: iya kak, kemarin sepi banget ceritanya jadi sempet Ku hapus🥺
total 1 replies
Keishia zahra Princessa
lanjud thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!