NovelToon NovelToon
Bukan Dia Tapi Aku

Bukan Dia Tapi Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Trauma masa lalu / Mantan
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: karavel

5 tahun bukan waktu yang lama bukan untuk membuka hati lagi setelah merasakan rasa sakit yang pernah di kecewakan dan sia siakan oleh sang kekasih yang di anggap tulus tapi tidak pada kenyataanya.

Rasa muak dan tidak akan percaya cinta di rasakan oleh wanita muda yang cantik dan mandiri bernama caramel ardiana namun dirinya mulai kembali terjebak dalam cinta yang rumit, dirinya bertemu dengan seorang pemuda yang menyakinkan bahwa masih ada cinta yang tulus tapi lagi dan lagi ucapan manis hanyalah di awal.

pria yang di temui caramel masih terperangkap dalam masalah lalunya. selalu berbicara mengenai masalalunya,selalu menyamakan caramel dengan masalalunya,dan membuat caramel merasa dirinya hanyalah bayang bayang wanita di masalalunya.

akankah caramel tetap bertahan bersama pria itu?? atau caramel memilih untuk pergi??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon karavel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BDTA 013

Keesokan harinya caramel sudah berada di kantor sejak pukul 7 pagi bersama dengan aldo yang dapat shift pagi juga, caramel duduk di meja editornya dan segera mengerjakan beberapa tugasnya sebelum dirinya meliput di studio mengganti posisi temannya yang tidak masuk kerja.

"mel ada yang ketemu kamu orangnya udah nunggu di loby"kata salah satu pegawai membuat caramel terkejut dan mengangguk segera beranjak dan pergi menemui seseorang yang tengah menunggunya.

Seorang wanita? Dengan rambut panjang terurai sangat cantik? Siapa dia? Seperti asing tak pernah sama sekali caramel lihat,pikiran caramel pergi jauh entah dimana semakin dekat dengan perempuan itu semakin kencang detak jantung.

"maaf kakak mencari saya?"tanya caramel dengan nada yang sopa dan membuat perempuan di hadapannya memutarkan badan dan menatap ke arah caramel.

"kak caramel ya?"tanya wanita itu dengan senyum di wajahnya caramel hanya mengangguk dan memandang wajah wanita di hadapanya.

"sebelumnya kenalin aku laras aku dari salah satu murid di SMK YAMAN aku ke sini mau mengundang kak caramel sebagai tamu di acara perpisahan sekolah kami apa kakak bisa?"tanya laras dengan antusias

"sebelumnya mari duduk terlebih dahulu"kata caramel dengan nada yang lembut mempersilahkan laura untuk duduk di sampingnya

"kalau boleh tau acaranya itu kapan? Soalnya jadwal saya cukup padat akhir akhir ini"sambung caramel

"acaranya itu untuk bulan depan di tanggal 3 juli kak camel"

"ouh gitu ya coba nanti saya diskusikan sama atasan saya dulu mengenai ini, soalnya baru pertamakali ada pihak sekolah mengundang saya sebagai tamu biasanya ada mentor kami yang dia biasa untuk pergi ke acara acara seperti ini"kata caramel sambil tersenyum

"sesuai teman gen z kak,aku juga salah satu followers kakak aku ngikutin banget proses kakak yang dari barista sampai kerja di televisi gini apalagi keren banget bawa kamera terus selain itu kakak juga editor di chanel tv hasil nya juga bagus aku pernah liat hasil kakak jadi fotografer pernikahan teteh aku gila bagus banget"kata laras antusias membuat caramel jadi malu dan salah tingkah

"wah terimakasih sebelumnya atas pujiannya, terimakasih juga atas supportnya selama ini insyaallah aku usahain ya kak untuk bisa hadir di acaranya"kata caramel dengan senyum di wajahanya

"wah jangan panggil aku kak umur kakak lebih tua 2 tahun saja,panggil laras saja"kata laras dengan senyum di wajahnya dan membuat caramel mengangguk

"baik laras, boleh saya minta kontak yang bisa saya hubungi untuk mengabarkan bisa atau tidaknya saya hadir nanti?"tanya caramel dan di anggukan oleh caramel.

Laras seger mengeluarkan kertas dan pulpen menuliskan nomer handphonenya dan memberikannya kepada caramel. Sedangkan caramel terus mengamati wajah laras yang menurutnya tak asing tapi siapa? Dan namanya juga tak asing untuk dirinya.

"terimakasih kak maaf ya menganggu waktu jam kerjanya tapi boleh gak kak aku foto bersama?"kata laras membuyarkan lamunan caramel

"sama sama, boleh boleh sebelumnya terimakasih juga sudah mempercayai saya untuk hadir di sana"kata caramel membalas senyuman laras dan mengambil foto bersama dengan Laras

"kalo gitu aku pamit dulu ya kak mau buat laporan buat kepala sekolah "kata laras bangkit dari duduknya

"iya, hati hati di jalan"kata caramel sambil melambaikan tangannya dan menatap laras yang pergi mulai menjauh mengingat wajah laras dan nama laras membuatnya pening dan memilih untuk masuk kembali ke studio dan mengedit beberapa file.

Di ruangan lain alan tengah duduk menghembuskan nafasnya beratnya berkali kali menatap kosong ke arah foto yang masih terpajang di atas mejanya membuat alan segera melemparkannya ke sembarang arah

"selama ini effort ku untuknya masih kurang ternyata janji manisnya, perkata manisnya bagaikan racun yang perlahan merusak tubuh. Ku pikir memperbaiki hubungan dengan orang yang sama tanpa mengakhiri hubungan jauh lebih mudah dan baik tapi ternyata malah lebih sulit dan sakit"kata alan sambil memijat keningnya dan mulai membuka layar laptopnya mencoba mengerjakan perkerjaan yang sempat dirinya tunda.

Namun tetap saja pikirannya masih melayang kemana mana alan menggebrak meja dengan amarah dan memilih untuk pergi dari kantornya.

Dalam perjalanan alan terus mengumpat kesal kepada dirinya mengapa dirinya masih saja mengingat wajah dan kenangan bersama wanita yang sudah mengkhianatinya ini. Alan memarkirkan motornya di depan rumah yang cukup mewah dan berjalan masuk kedalam.

"bagus ya kamu ingat pulang jika ada masalah"kata seseorang membuat alan menghentikan langkahnya dan menatap ke arah sumber suara

"mama"kata alan perlahan berjalan ke arah Yuliana mama alan yang saat ini tengah duduk memandangi alan dengan wajah yang datar dan penuh dengan amarah.

"mama mama, maksudnya itu apa Alan kamu berani beraninya mau nyelakain laura? Kamu bosen hidup? Mati ajah sana"kata Yuliana membuat alan bingung

"maksudnya mama?"tanya alan dengan ekspresi wajah yang bingung

"maksudnya maksudnya kamu liat tuh sosmed nya laura liatt sana"kata yuliana membuat alan segera membuka handphone miliknya dan melihat story milik laura

"sakitnya tak seberapa tapi traumanya yang sakit mendalam"

"maksudnya?"ucap lirih alan sambil melihat luka di tubuh laura dan melihat caption dari unggahan story itu

"maksudnya maksudnya kamu emang udah gila alan, mau bikin mama cepet cepet mati ya kamu"kata yuliana dengan nada emosi membuat alan menggelengkan kepalanya

"alan ajah gak tau apa apa ma,alan sama dia udah putus kemarin dan itu juga dia yang minta mama tau sendiri dia selalu minta putus sama alan sudah beberapa kali selama 8 tahun bersama"kata alan membuat Yuliana menatapnya sinis

"itu karena kamu yang hidupnya gitu gitu ajah gak ada kemajuannya cewek mana juga yang mau sama cowok yang modelnya kaya kamu, sudah mama mau kamu bersihkan nama baik kamu sebelum beritanya menyebar kemana mana" kata yuliana membuat alan menggeleng

"ngapain biarin ajah nanti juga dia yang malu ini"ucap alan sambil beranjak pergi menuju kamar

"kamu ya alan bener bener bikin mak lu mati ya"teriak yuliana yang tak di dengar oleh alan.

Alan kembali ke kamar dan memilih untuk istirahatkan badannya merasa bahwa semakin hari bukan berkurang masalah si hidupnya justru semakin bertumpuk.

Bagaikan bencana di hidupnya ketika dirinya kembali bersama laura membuat alan semakin pening dan masuk kedalam dunia mimpi.

Waktu jam makan siang telah di dapatkan aldo, aldo membuka tas kotak nasi yang di bawakan oleh caramel terlihat senyum di wajahnya ketika melihat isi bekal yang di buat caramel.

"usah kayak anak sd ajah gw di bekelin beginian"kata aldo sambil tersenyum menatap nasi yang di bentuk seperti boneka salju dan lauk ayam goreng dan sayur membuatnya tersenyum dan memakan perlahan makanan siangnya

"enak emang gak salah pilih calon istri"kata aldo sambil tersenyum terus dan membayangkan wajah caramel yeng tersenyum kepadanya.

drettt drettt drettt

"do hari ini gak usah jemput aku aku pulang lebih awal soalnya gak terlalu banyak kerjaan juga dan aku mau mampir ke rumah ayahku"

"hati hati dijalan"

"hari ini juga gw lembur jadi gak papa lah ya yang penting dia udah ngabarin"kata aldo sambil tersenyum dan kembali menyantap makanannya.

Perlahan matahari masih di atas kepala tapi caramel sudah keluar kantor dan jam menunjukkan pukul 14.00 caramel segera masuk kedalam taksi yang sudah dirinya pesan dan berjalan menuju rumah sang ayah yang sudah dirinya rindukan.

Caramel keluar dari taksi dan mereka berjalan menuju ke arah rumah yang sederhana dan lumayan cukup padat pemukiman. Caramel berjalan masuk kedalam dan melihat sang ayah yang sedang memasak membuatnya tersenyum.

"enak tuh kayaknya masak apa om ender"kata caramel mengisengi sang ayah

"eh iya ini masak tumis kangk,yeuh si gelo anak satu ya am om am om"kata ender sambil berjalan ke arah caramel memeluknya dan mencubit pipinya

"kumaha damang teu?" kata ender sambil melihat ke arah caramel dengan tatapan yang khawatir

"sakedap ini kenapa ini pipi beureum begini kunaon ini?"sambung ender yang panik melihat pipi sang anak gadinya merah

"ini itu kemarin aku jatuh tapi gpp yah"kata caramel sambil mencium tangan ender dan tersenyum

"kamu udah makan belom? Ayah cuman masak tumis kangkung ini ayah juga mau berangkat bentar lagi eh anak gadis malah dateng"kata ender membuatnya tersenyum dan caramel tertawa

"hahahaha ya kan camel kangennya sekarang, camel juga cuman sebentar kok cuman kangen ajah sama ayah"kata caramel sambil memeluk tubuh ender entah rasanya bagaimana tubuh ender bener bener dapat membuat caramel menuangkan rasa sakit hatinya.

"ayah tau kalo anak ayah kaya gini pasti lagi gak baik baik ajah,kenapa sayang? Mau cerita?"tanya ender sambil mengelus rambut caramel

"ayah membebaskan kamu untuk mengeksplor apapun di luar sana tapi kalau dunia di luar sana terlalu kejam pulanglah ayah selalu ada untuk anak ayah ini jangan memaksa untuk terus berjalan menghadapinya sendiri kamu terlalu rapuh buat berjalan melewati banyaknya orang kejam di luar sana"sambung ender membuat caramel semakin menangis dan memeluk erat tubuh ender

"ayah tau kamu memang anak yang hebat,anak yang kuat tapi jangan jadikan kuat kamu sebagai tameng untuk menutupi kesedihan mu, ini ayah bukan teman bukan pasanganmu ayah tempat pulang tempat cerita untuk kamu jadi cerita lah kenapa? Apa ada hubungannya dengan boman?"tanya ender dan di anggukan oleh caramel

"camel cape yah,camel selalu di perlakukan gak adil sama dia dia bisa main belakang terus menerus sama wanita lain tapi dia gak mikirin perasaan camel, camel selalu coba maafin dia tapi dia selalu ngulang ngulang camel cape yah"kata caramel di isak tangisnya membuat ender menjauhkan tubuh caramel dan memegang kedua pipi caramel menatap dengan tenang dan tersenyum kepada sang anak

"kalo camel cape hentikan,jangan siksa diri camel dengan hal hal yang menyakitkan ayah ajah menjaga camel dari kecil sampai sebesar ini ayah gak pernah bikin camel nangis dan sakit, camel harus bisa lepaskan sesuatu yang tidak pantas untuk di tahan dan di perjuangkan"

"secinta apapun seseorang dengan orang yang ia cintai pasti dirinya tidak akan mampu membuat luka kepada orang yang ia cintai, mereka pasti akan melakukan apa saja untuk membahagiakannya, camel sudah jadi orang yang memaafkan,sudah menjadi orang yang hebat jarang ada orang yang di sakiti tapi mampu memaafkan"ucap ender sambil menghapus air mata caramel

"awal memang sakit rasanya seperti kulit kita di tarik paksa tapi perlahan semua butuh waktu semua rasa sakit itu akan hilang,kamu tenang ajah ya percaya di balik kesedihan pasti ada kebahagiaan"kata ender membuat caramel mengangguk dan tersenyum ke ender

"iya ayah caramel bakal dengerin semua omongan ayah"kata caramel sambil tersenyum dan memeluk ender

"ya sudah makan dulu gih"kata ender dan di gelengkan oleh caramel

"gak ah buat ayah ajah camel ke sini cuman mau kasih biasa"kata caramel sambil mengeluarkan amplop dan memberikannya kepada ender

"ini buat ayah,maaf yaa ayahh camel baru bisa ngasih segini"kata caramel membuat ender menggelengkan kepalanya

"ini udah cukup buat ayah, lain kali kalo kamu ada uang lebih tabung ajah buat masa depan kamu ayah kan masih ada gaji ayah, kamu kalo butuh apa apa bilang sama ayah ya ini ayah simpen buat tabungan camel"kata ender dan di gelengkan oleh caramel

"gak gak ini buat ayah jangan di tabungin pake ajah"kata caramel membuat ender tersenyum dan mengacak rambut caramel

"ya udah camel pamit ya yah ayah mau berangkat juga kan? Ayah hati hati kerjanya jangan cape cape"kata caramel sambil mencium tangan ender dan pamit pulang

"kamu hati hati juga di jalan jaga kesehatan"kata ender dan di anggukan oleh Caramel.

Caramel pergi meninggalkan rumah ender dan memutuskan untuk pulang ke rumah aldo sebelum aldo kembali ke rumah. Sepanjang perjalanan caramel terus mendengarkan ucapan ender ada benarnya untuk dirinya belajar ikhlas karena mengikhlaskan sesuatu yang bukan untuk kita tidak akan terasa begitu berat..

BONUS VISUAL.

Caramel ardiana

Boman cato

Aldo Barreto

Alan Danurdara

Bita Zara Raditya

Syifa (mamah bita)

Lily (mamah aldo)

Yuliana (mama alan)

Ender(ayah caramel)

Dara(adek aldo)

Laura mardita

Cello Raditya setia

1
CIA
hug caramel jauh, sumpah baca ini tiba tiba nangis jleb banget
CIA
aldo kurng ajar lu ya bner"
CIA
apaaaaa inii/Sob//Sob/ kta aldo boman item dekil tpi ini ckep gini/Sob/tpi mw aldo aja deh alan alan juga boleh/Awkward/
CIA
yang pling mhal kebersamaan anak perempuan sma ayah
CIA
mw cwo kya aldo/Sob/
CIA
caramel jujur kmu aku kn/Frown//Sob/
CIA
bener bng lgi
CIA
endul
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!