Achassia Alora adalah gadis misterius yang selalu menutupi identitasnya. Bahkan hampir semua orang di sekolahnya belum pernah melihat wajahnya kecuali beberapa guru dan kedua sahabatnya. Gadis yang di anggap miskin sebenarnya adalah cucu dari keluarga kaya raya yang terbuang. Begitu banyak rahasia yang ia sembunyikan, bahkan dari ibunya sendiri.
Setelah bertahun-tahun ia hidup tenang bersama ibunya, sang Kakek kembali datang dalam kehidupan mereka dan memburunya untuk kepentingan bisnisnya. Tentu saja Achassia selalu menghindar dengan cara apapun agar tidak tertangkap oleh Kakeknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AzaleaHazel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
Achassia menggertakkan giginya menahan emosi, bagaimana tidak? Tadi ia sedang enak-enak tidur tiba-tiba Anya dan Luna datang lalu langsung menerjangnya menanyakan masalah di kantin tadi.
"Ca, bangun woyy." Anya mengguncang tubuh gadis itu.
"Acha bangun." Bahkan Luna sampai menaiki tubuh Acha.
Dengan kesal Acha mendorong mereka berdua, walau tidak terlalu berat, tapi jika terus-terusan bergerak di atasnya lama-lama juga terasa sesak.
"Apa!!" Teriak Acha kesal.
"Yang tadi di kantin apaan woy?" Teriak Anya heboh mengingat kejadian di kantin tadi.
"Noa pegang tangan Acha? Luna beneran nggak salah liat kan?" Sahut Luna ikut bertanya.
"Gue juga nggak tau! Lagian tuh cowok nyusahin aja, pasti habis ini gue bakal kena masalah." Balas Acha kesal.
"Ya iyalah, si Alin Alin itu pasti punya dendam kesumat sama Lo." Anya ingat bagaimana wajah Alin tadi.
"Tadi Luna liat, mukanya Alin kaya marah banget." Sahut Luna menimpali.
Acha mengembuskan nafas panjang. "Hahh, males banget gue!" Teriaknya.
"Sabar, orang sabar di sayang Noa." Kata Anya meledek.
"Bacot!" Teriak Acha kesal membuat Anya tertawa puas karena berhasil menjahilinya.
"Mana si Noa ngomongnya alus banget lagi sama Lo." Lanjut Anya yang masih belum berhenti tertawa meledek Acha.
"Iya, biasanya ketus kalau ngomong. Ehh, tapi pas ngomong sama Luna nggak seberapa sih." Sahut Luna mengingat saat Kainoa bicara padanya.
"Ya iyalah, kan dia ngomong sama Lo karena nanyain si Acha." Sahut Anya membuat Luna mendengus.
"Iya juga ya." Jawabnya setelah memikirkan apa yang di katakan Anya.
"Diem, pusing gue." Teriak Acha, ia sudah sangat pusing di tambah lagi sekarang mereka berdua tidak bisa diam.
"Santai aja, kita pasti bantuin Lo kalau tuh setan cari gara-gara." Balas Anya menenangkan.
"Lo liat tuh." Acha menunjuk komputernya yang masih terpampang data milik Alin.
Anya dan Luna mendekat kearah komputer Acha. "Lah, ternyata dia anak rekan bisnis bokap gue." Ucap Anya setelah melihat nama ayah Alin.
Acha kembali merebahkan tubuhnya. "Mangkanya." Balasnya lesu.
"Terus kenapa, Lo takut karena dia anak orang kaya?" Tanya Anya setelah gadis itu kembali duduk di sebelah Acha.
"Bukan takut, gimana ya ngomongnya." Jawab Acha tidak yakin.
"Lah Lo kan juga kaya, bego! Duit Lo banyak, lupa Lo?" Kesal Anya, apakah gadis itu lupa jika uangnya banyak karena hasil kerjanya sebagai hacker.
"Bukan itu Anya, pasti Acha takut kalau Tante Vara di libatin." Ucap Luna yang baru menyahuti. Gadis itu sejak tadi diam karena memikirkan apa yang membuat Acha ragu.
"Ternyata Luna lebih pinter." Ucap Acha memberikan jempol pada Luna, membuat gadis itu kegirangan.
"Moncong Lo!" Ucap Anya tidak terima.
Acha tertawa puas setelah berhasil meledek Anya, apalagi Luna juga ikut menertawakan gadis itu. Anggap saja ini balasan karena tadi Anya juga meledeknya.
"Gue punya solusi buat Lo." Ucap Anya membuat Acha dan Luna menatapnya.
"Apaan?" Tanya Acha mengerutkan keningnya.
"Cari aja Sugar Daddy yang lebih kaya dari Bokap-nya si Alin." Ucap Anya tertawa puas.
"Sugar, artinya gula. Daddy, artinya ayah. Ayah gula, maksudnya apa?" Tanya Luna, ia masih belum mengerti karena cara berpikirnya sangat lemot.
"Lo nggak di ajak, mending diem." Kata Anya meraup bibir Luna agar tidak lanjut bicara.
"Gue sih udah punya." Jawab Acha enteng. Tentu saja yang di maksud adalah Sagara.
"Heh, gue cuma becanda goblok. Sejak kapan Lo jadi simpenan om-om kaya gini?" Tanya Anya mendramatis.
Acha memutar bola matanya malas. "Pala Lo simpenan om-om!" Ucapnya menjitak kepala Anya.
Gadis itu mengusap kepalanya. "Lah terus maksud Lo apa?" Lanjut Anya kembali bertanya.
"Orang yang waktu itu, yang gue bilang calon bapak baru gue." Kata Acha mengingatkan.
"Pacar Tante Vara?" Tanya Luna.
Acha menggeleng. "Bukan, tapi semalem mereka ketemu." Katanya memberitahu.
"Diem! Sekarang bukan waktunya gosipim itu." Lanjut Acha saat Anya akan membuka mulutnya.
"Ahh elah, udah penasaran juga." Balas Anya tidak terima.
"Eh, Arkan chat Luna." Ucap Luna yang baru saja menyahut.
"Chat apaan?" Anya penasaran.
"Arkan tanya, kalian dimana? Kayaknya Noa nyariin Acha deh. Arkan bilang gitu." Ucap Luna membacakan pesan dari Arkan.
"Ciee, yang di cariin pacarnya." Teriak Anya heboh, lagi-lagi gadis itu meledek Acha.
"Gue pecahin beneran ya pala Lo!" Teriak Acha kesal.
"Ampun, cuma becanda Ca." Jawab Anya gelagapan, ia sangat panik begitu Acha merogoh saku Hoodie-nya, kalian pasti tau kan apa yang ada di saku itu?
"Takut kan Anya? Mangkanya jangan suka ledekin Acha terus." Sahut Luna mengejek Anya.
"Diem Lo!" Balas Anya kesal, membuat Luna memeletkan lidahnya semakin gencar mengejek dirinya.
"Ini di bales apa enggak, chatnya Arkan?" Tanya Luna pada Acha.
"Terserah Lo lah, kan hp Lo." Sahut Anya ketus, padahal Luna tidak bertanya padanya.
"Terus di bales apa dong? Masa iya, Luna bilang kalau kita di sini?" Tanya Luna lagi.
"Bilang aja, nyusulin gue bolos. Kalau di chat lagi biarin aja gausah di buka." Sahut Acha memberitahu.
"Oke." Balas Luna menganggukkan kepalanya.
...🍃🍃🍃🍃🍃...
Tadinya kainoa dan yang lain berada di kantin, tapi setelah melihat jika Acha dan kedua temannya tidak ada di kantin, membuat Noa meninggalkan kantin dan pergi ke belakang sekolah untuk merokok.
Arkan dan Bumi tentu saja melihat gerak-gerik Kainoa, dari tadi cowok itu celingukan kearah meja yang biasa di tempati Achassia dan kedua temannya. Setelah melihat meja itu kosong, cowok itu langsung pergi begitu saja. Dengan sengaja, tadi Arkan bicara cukup keras jika akan mengirim pesan pada Luna untuk menanyakan keberadaan gadis itu. Noa yang mendengarnya tentu saja langsung mengintip ponsel Arkan.
Bahkan cowok itu masih saja memperhatikan ponsel milik Arkan, tapi sampai sekarang masih belum ada balasan dari Luna, padahal pesannya sudah di baca. Tiba-tiba ada notifikasi yang membuat kedua cowok itu sedikit terkejut. Arkan langsung membuka pesan dari Luna, gadis itu bilang jika sedang menyusul Achassia yang sedang membolos.
"Pantesan nggak ada di kantin, ternyata orangnya bolos." Ucap Arkan setelah membaca pesan dari Luna.
"Siapa?" Tanya Bumi.
"Acha, terus Anya sama Luna nyusulin." Jawab Arkan memberitahu.
Gavin menggaruk keningnya. "Lah, bisa gitu ya?" Tanyanya heran.
"Kita juga gitu kalau Lo lupa." Sahut Chaziel memutar bola matanya malas.
"Iya juga ya." Ucap Gavin menyengir, membuat Chaziel ingin sekali menggeplak kepalanya.
"Tanya, bolos kemana." Kata Noa, membuat Arkan langsung bertanya pada Luna.
"Centang satu, kayaknya mereka sengaja deh." Ucap Arkan memperlihatkan layar ponselnya.
"Lo beneran suka sama Acha?" Tanya Chaziel pada Kainoa. Sedangkan yang di tanya hanya mengendikkan bahunya tidak tau.
"Yang bener, jangan mainin cewek." Peringat Bumi membuat Kainoa langsung menatapnya.
"Dan Lo pikir cewek kaya Acha bisa gampang di mainin?" Tanya Kainoa membuat Bumi bungkam.
"Iya juga, kaya dia tuh punya tembok tinggi yang nggak bisa di tembus." Sahut Gavin.
"Gue sih lebih penasaran kenapa dia membunyiin dirinya." Kata Chaziel, cowok itu mengepulkan asap rokoknya.
"Bukan Lo aja kali, kayaknya semua orang juga penasaran, tapi mereka lebih milih nggak peduli aja." Sahut Arkan.
Mereka semua terdiam, ucapan Arkan ada benarnya. Apalagi nama gadis itu sangat terkenal di sekolah ini karena selalu mendapat nilai tinggi walaupun sering tidak mengikuti kelas. Selain itu, Achassia juga terkenal dengan rumor cewek aneh misterius yang di anggap memiliki wajah buruk rupa.