NovelToon NovelToon
Suamiku, Musuhku...

Suamiku, Musuhku...

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Idola sekolah
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: ella ayu aprillia

Seorang gadis yang di paksa orang tuanya untuk menikah muda untuk melindunginya dari masa lalu yang terus menganggunya. Namun siapa sangka jika gadis itu di jodohkan dengan seorang pemuda yang menjadi musuh bebuyutannya. Lalu bagaimana pernikahan mereka akan berjalan jika mereka saling membenci?mungkin kah cinta akan tumbuh dalam diri mereka setelah kebersamaan mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ella ayu aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28

Usai kejadian keributan dengan seorang pegawai, manager toko membawa keluarga pemilik toko tersebut untuk masuk ke dalam ruangan VIP. Memastikan tidak akan lagi ada kejadian seperti tadi. Mata Gisella berbinar melihat perhiasan yang berkilauan di depannya. Gisella memang sangat menyukai perhiasan dan ia juga memiliki beberapa koleksi perhiasan. Sejak dulu ia selalu membeli perhiasan di toko ini namun ia baru tahu jika toko perhiasan ini adalah milik calon mertuanya.

Setelah beberapa saat akhirnya Gisella memilih cincin yang simple namun tetap terlihat mewah dan elegan. Selain cincin pernikahan ia juga memilih satu set perhiasan untuk mas kawin. Usai keluar dari ruang VIP mereka berjalan keluar dan akan pergi untuk membeli seserahan yang lain.

Untuk gaun pernikahan dan perhiasan saja bunda Diana sudah menghabiskan hampir 200 juta.

Revan berjalan di belakang mama, bunda dan Gisella. Merasa ada yang memperhatikan ia melirik ke belakang dan benar saja. Di sudut mall ada seseorang tengah memperhatikan mereka. Ia menggunakan baju serba hitam dan memakai masker.

"Hei..siapa lo..." seru Revan menatap sosok tersebut. Revan berlari mengejar orang tersebut yang sudah lebih dulu berlari. Gisel, mama Sinta dan bunda Diana mendengar teriakan Revan lalu mereka menoleh, mereka bingung kenapa Revan berlari sambil teriak memanggil seseorang.

"Revan kenapa Di? Dia ngejar siapa?"tanya mama Sinta.

"Aku juga nggak tahu Sin, ada apa ya? Kita ikut kesana aja yuk lihat ada apa."

"Woi..berhenti.."teriak Revan, jarak mereka tinggal beberapa meter lagi. Revan mempercepat langkah kakinya berusaha mengikis jarak di antara mereka. Jarak mereka semakin dekat, tinggal selangkah lagi Revan bisa mencapai orang misterius tersebut.

Namun tiba - tiba, dari arah samping ada yang menendang perutnya hingga Revan mundur beberapa langkah. Ia memegangi perutnya yang terasa sangat sakit. Ia terduduk di lantai, ia terbatuk - batuk merasakan sakit di bagian perutnya hingga mengeluarkan darah dari bibirnya.

"Sayang...astaga kamu nggak papa?"tanya bunda Diana saat ia sudah berada di samping Revan. Wajahnya tampak khawatir melihat keadaan putra semata wayangnya. Begitu pun dengan Mama Sinta dan Gisella. "Mama beli air putih dulu ya."

Mama Sinta berlari pergi untuk membeli air mineral untuk Revan.

"Sayang, tolong kamu jaga Revan sebentar ya, bunda akan meminta security untuk mencari siapa orang yang membuat Revan terluka."pinta bunda Diana. Gisel mengangguk pelan "iya bun."jawabnya.

Setelah kedua orang tuanya pergi kini Gisel membantu Revan untuk bangkit dan mengajaknya duduk di kursi dekat mereka.

"Ayo Van, gue bantu berdiri kita duduk di kursi itu aja." Gisel berusaha membawa tubuh Revan untuk berdiri dan duduk di kursi. Masih terlihat jelas Revan menahan sakit pada perutnya. Gisella mengambil tisu dari tas nya dan mengusap darah yang mengalir di bibir Revan. "Sorry gue bersihin dulu bibir elo dulu, itu ada darah."seru Gisel lalu mengusap ujung bibir Revan. Gisel tampak fokus membersihkan bibirnya namun tatapan Revan justru tertuju pada wajah cantik Gisel dan bibir pink alami yang tampak manis.

"Ternyata elo cantik juga ya. Bibir elo terlihat manis."batin Revan dalam hati. Merasa diperhatikan Gisel menatap ke arah Revan dan benar saja jika pemuda itu tampak memperhatikannya. Mata mereka saling beradu. Jarak di antar mereka sangatlah dekat hingga Gisel dapat merasakan hembusan napas dari pemuda tersebut. Lagi - lagi ia merasakan jantungnya berdetak lebih cepat.

"Duh jantung gue kenapa nih? Kenapa kenceng banget suaranya? Gisel dengar nggak ya suara jantung gue?"gumam Revan dalam hati.

"Astaga..jantung gue, kenapa jadi berdebar - debar gini? Apa ada yang salah ya? Apa gue punya penyakit jantung."batin Gisella. Dari arah samping terdengar suara kaki mendekat. Gisella segera menjauh dari Revan, terlihat bunda dan mama berlari dengan seorang security. "Nak, kamu minum dulu."ujar mama Sinta menyerahkan botol air mineral.

"Terima kasih ma.."balas Revan lemah.

"Maaf mas, bagaimana tadi kejadiannya sampai bisa seperti ini?"tanya seorang security tersebut. Akhirnya Revan menceritakan semuanya dari awal. Bunda Diana dan mama Sinta tampak kaget. Mata mereka saling pandang dan wajah mereka sama - sama tegang. Tangan mereka saling mengenggam satu sama lain seolah menyalurkan kekuatan.

"Baik kalau begitu saya akan cari orang tersebut dan akan cek di cctv. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya."ucap security sopan. Setelah itu ia berlalu pergi meninggalkan Revan dan kedua orang tuanya. Ia akan mencoba melacak dimana pelaku itu pergi. "Sayang kamu nggak papa?"tanya bunda Diana yang masih terlihat khawatir.

"Aku nggak papa bun, udah tenang aja. Ini juga udah nggak sakit lagi kok. Mungkin tadi cuma kaget aja."jawab Revan mencoba menenangkan bunda nya. "Van, emang yang mau nyerang elo itu siapa sih? Elo punya musuh?"tanya Gisel yang tak tahu permasalahannya. Revan menatap kedua orang tuanya sebelum menjawab "gue nggak tahu, mungkin geng motor yang ngerasa kalah saing sama geng gue."jawabnya berbohong.

"Hah..elo punya geng motor? Serius? Gengnya apa? Gue mau dong ikutan geng elo."serunya senang. Sejak dulu ia selalu ingin ikut geng motor atau balapan liar seperti itu.

"Sayang..itu bahaya buat kamu. Mama nggak akan setuju kamu ikut balap - balapan gitu."nasihat mama Sinta. Gisel tampak cemberut, ia selalu di larang ini dan itu.

"Kenapa sih ma, Gisel kan udah gede. Gisel bisa kok jaga diri. Gisel juga jago bela diri."sungutnya dengan wajah cemberut.

"Kalau gue ajak elo, sama aja gue kasih tahu semuanya kalau kita dekat. Elo mau kaya gitu?" Bukanya elo sendiri yang minta pernikahan kita di sembunyikan dari orang - orang termasuk sahabat kita sendiri." Jawaban Revan membuka pikiran Gisel. "Iya juga sih...sayang banget."

"Kapan - kapan kalau elo udah siap go publik gue akan ajak elo touring bareng - bareng sam temen - temen gue." Sambung Revan.

Gisel tampak tersenyum sumringah, "benaran ya..elo udah janji jadi suatu saat elo harus tepatin janji itu."ucap Gisel dengan senyum ceria. Revan termangu melihat senyum manis itu. Terlihat tulus dan sangat damai.

Mama Sinta dan bunda Diana saling pandang lalu tersenyum. Ia senang sudah ada kemajuan dalam hubungan Revan dan Gisel.

"Ya sudah kita mau lanjut atau pulang aja."tanya bunda Diana. Ia ingin segera selesai dan semuanya siap sebelum mendekati hari pernikahan Revan dan Gisel. "Lanjut aja bun, aku nggak papa kok. Lagian cuma tinggal beli tas dan sepatu aja kan."jawab Revan mantap.

Mereka pun melanjutkan acaranya hingga waktu menunjukkan pukul 5 sore. Mereka pun pulang dengan bunda Diana yang mengantar Gisel dan mama Sinta naik mobil sedangkan Revan langsung menuju rumahnya.

Usai makan malam seperti biasa keluarga Gisel berkumpul di ruang keluarga. Mereka bercerita tentang kejadian hari ini. "Pa..kak..tahu nggak tadi pas di mall Revan di serang sama orang."cerita Gisel kepada papa dan kakaknya.

Mama Sinta kaget, tidak menyangka jika Gisel akan cerita tentang kejadian itu padahal ia berencana akan cerita saat nanti ia di kamar.

Marcel dan papa Rizal menatap mamanya yang tampak tegang. "Bener ma..Revan di serang orang."tanya papa Rizal. "Iya pa."jawabnya.

"Siapa yang serang Revan ma?"tanya Marcel meskipun ia sempat berpikir jika ia adalah Kevin. "Kata Revan sih musuh geng motornya kak."jawab Gisel polos.

Papa Rizal dan Marcel tampak tegang dan saling pandang. Gisel merasa jika papa dan kakaknya bereaksi berbeda.

"Pa...kak..kok kalian jadi tegang gitu.."

1
Murni Dewita
👣
Reni Anjarwani
lanjuttt
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
ella ayu aprillia
terima kasih sudah mampir kak
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
HitNRUN
Meresap dalam hati
ella ayu aprillia: terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
Ryner
Kayanya aku gak bisa tidur lagi kalo gak baca kelanjutannya sekarang juga 😩
ella ayu aprillia: terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!