Istri mana yang terima bila diduakan dengan orang yang ditolongnya? Apalagi alasannya karena untuk membungkam mulut orang yang mengatakannya mandul. Hingga akhirnya sang suami melakukan perbuatan yang sangat dibencinya.
"Baiklah, aku beri kau 2 pilihan, terima Ima dan anaknya, atau ..." Nafas Adnan tercekat saat hendak melanjutkan ucapannya.
"Aku pilih yang kedua, BERPISAH." potong Aileena cepat tanpa basa-basi membuat Adnan bagai tersambar petir di siang bolong.
'Hebat banget kamu, Mas. Kamu lebih memilih menjandakan istrimu sendiri demi janda lain.' lirih Aileena Nurliah.
***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.17 Rapuh
Aileena memiliki jadwal mengajar pukul 8.30 pagi. Sedangkan ia tiba di sekolah pukul 7.30. Aileena sengaja datang lebih awal, sebab hari ini anak-anak akan menjalani ulangan harian. Jadi ia akan membuat soal-soal ulangan sementara jam pelajarannya belum dimulai.
Aileena memegangi perutnya yang mulai perih karena lapar. Ia teringat sandwich yang Fatur berikan. Ia pun segera membuka paper bag pemberian Fatur. Dibukanya paper bag itu. Ada sebuah kotak makan berwarna biru di dalamnya. Lantas ia keluarkan kotak makan itu dan membuka tutupnya. Aileena lantas tersenyum karena melihat sandwich yang tampak menggugah selera itu. Sandwich itu tersusun atas roti tawar, selada, mentimun, keju, dan irisan daging panggang. Fatur juga menyediakan saos sambal dan saos tomat kemasan sebagai pelengkap.
Perut Aileena makin bergemuruh saat melihat sandwich itu. Dengan mengucap basmalah, Aileena pun mulai menyantap sandiwich itu hingga tandas.
"Semoga mual ku nggak kumat." ujar Aileena seraya mengusap perutnya.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 8.20, 10 menit lagi waktunya Aileena mengajar. Sebelum bersiap, ia terlebih dahulu mengetikkan pesan kepada seseorang. Setelah selesai, Aileena menyimpan ponselnya di dalam tas dan mulai berjalan keluar ruangan menuju ruang
...***...
Tring ... sebuah pesan masuk ke ponsel Fatur. Fatur yang saat itu sedang memeriksa beberapa dokumen lantas segera menghentikan kegiatannya dan mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja. Saat membaca nama pengirim pesan, Fatur pun tersenyum lebar. Fatur pun segera membuka pesan itu. Ia sudah tak sabar membaca pesan dari seorang perempuan yang sudah mencuri hatinya.
💌 Ai❤️
Mas, makasih ya sandwichnya! Enak banget. Ai suka. ☺️
Fatur jadi tersenyum-senyum sendiri membaca pesan itu. Itu adalah pesan pertama yang dikirim Aileena dengan inisiatifnya sendiri. Bila biasanya ia lah yang memancing dengan mengirimi Aileena pesan terlebih dahulu, maka kini Aileena lah yang terlebih dahulu mengiriminya pesan. Padahal hanya sebuah pesan berisi kata-kata terima kasih, tapi Fatur seolah baru saja mendapat surat cinta dari seorang gadis. Hatinya sungguh sedang berbunga-bunga.
"Cie ... pak bos dapat pesan dari siapa tuh sampai senyum-senyum sendiri? Jadi kepo kan !" goda Rama yang baru saja masuk ke ruangan Fatur.
Bukan maksud Rama kurang ajar pada atasan dengan masuk ke ruangannya tanpa izin, tapi salahkan atasannya sendiri, Rama sudah dari 5 menit yang lalu mengetuk pintu tapi tak kunjung mendapatkan respon. Bagaimana mau merespon, atasannya saja sedang sibuk senyum-senyum sendiri.
"Kau ... " tunjuk Fatur kesal. "Apa sopan santunmu sudah hilang hah masuk ke ruangan ku tanpa mengetuk pintu." sergah Fatur geram. Sebenarnya Fatur bukan kesal karena Rama masuk ke ruangannya tanpa izin, tapi kesal karena Rama tengah memergokinya sedang tersenyum-senyum sendiri.
"Saya udah ketuk pintu dari tadi juga. Tapi dia malah sibuk senyum-senyum sendiri, jadi jangan salahkan saya sebab saya harus segera mengurus hal penting jadi ya saya masuk aja. Nih, pak bos cepat tanda tangan, biar pembangunan komplek pertokoan di daerah Glodok bisa segera dilaksanakan." tukas Rama kesal seraya menyerahkan sebuah map berisi berkas-berkas proposal pembangunan komplek pertokoan.
"Hmm ..." Fatur hanya bergumam tanpa repot-repot menjawab omelan Rama sebab itu memang salahnya.
"Ram, bagaimana masalah tentang perizinan pembangunan komplek perumahan Citra Gardena, apa sudah selesai?" tanya Fatur setelah selesai memberikan tanda tangannya.
"Lusa udah selesai, jadi Senin depan proses pembangunan sudah bisa dimulai." sahut Rama. "Oh ya, pak bos, kata Khanza Jum'at ini Aileena akan menghadiri sidang kedua perceraiannya." ucap Rama sekedar ingin melihat respon Fatur.
"Benarkah? Kira-kira, aku ada jadwal penting nggak hari itu?" tanya Fatur.
Rama tersenyum meledek, ia makin yakin kalau atasan sekaligus temannya itu sudah benar-benar menaruh hati pada Aileena.
"Mana gue tau. Emang gue sekretaris loe!" ketus Rama yang mengeluarkan gaya bicara loe-gue sama seperti zaman mereka sekolah dulu.
"Ck ... udah sana , keluar kalau cuma buat gue kesal." usir Fatur membuat Rama mendengus kesal .
"Ck ... bukannya bilang makasih, malah ngusir." omel Rama . Fatur hanya tersenyum geli melihat tingkah temannya itu.
"Thanks, bro informasinya!" teriak Fatur sebelum pintu ruangan itu benar-benar tertutup.
...***...
Radika kini tengah beristirahat setelah melakukan visit ke beberapa pasien yang berada dalam pengawasannya. Diliriknya jam tangan yang melingkari lengannya, jarum jam sudah menunjukkan pukul 2 siang. Ada rasa rindu yang tiba-tiba menyergap diri seorang Radika. Rindu pada seorang wanita hamil yang katanya akan segera menjadi seorang janda.
'Aku sudah seperti pebinor saja.' gumamnya sambil terkekeh dalam hati.
Ditatapnya ponsel yang berada dalam genggamannya. Ingin sekali ia menghubungi Aileena, tapi ia takut saat 8i Aileena tengah beristirahat atau tidur siang, jadi ia urungkan keinginan itu.
Tok tok tok ...
"Masuk." ucap Radika.
Lalu seorang dokter pria masuk ke ruangan Radika. Tanpa basa basi ia menghempaskan bokongnya ke sofa yang ada di ruangan itu.
"Ngapain loe, tumben jam segini nemuin gue?". tanya Radika pada dokter itu.
"Dika, loe besok ada jadwal nggak?" tanya dokter yang bernama Ferdy itu.
"Hmm ... besok? Besok gue shift malam, emang kenapa?" tanya Radika penasaran.
"Besok bisa bantuin gue gantiin gue tugas penyuluhan tentang gosok gigi nggak?" tanya dokter Ferdy.
"Apa ? Penyuluhan? Nggak ah Fer, gue pingin istirahat." sahut Radika.
"Ayolah, Ka, please, tolongin gue! Gue besok ada seminar jadi nggak bisa kesana. Gue lupa, pas liat schedule, ternyata waktunya bertabrakan. Mau ya, please! Kegiatannya di SD elit lho, siapa tau loe bisa dapat jodoh guru di sana?" bujuk Ferdy dengan wajah memelas.
"Apa kata loe tadi, SD? Kalau boleh tau SD apa namanya?" tanya Radika ingin tau. Bahkan ia sampai memajukan tubuhnya hingga condong ke depan.
"SD Mercubuana, loe tau kan SD itu? Sekolah unggulan, favorit, dan elit juga. Pasti guru-guru di sana cantik-cantik pasti loe ...."
"Oke, gue setuju. Gue mau gantiin loe." potong Radika cepat membuat Ferdy bengong sendiri.
"Ck ... giliran dibilang guru-gurunya cantik, langsung aja semangat dan setuju. Tadi kayak ogah-ogahan. Dasar Jodi." ejek Ferdy sambil geleng-geleng kepala.
Radika hanya terkekeh mendengar cibiran rekannya itu. Tentu ia setuju, siapa yang nggak senang, kalau dapat kesempatan selangkah lebih maju dari rivalnya. Ya, semenjak pertemuannya dengan Fatur tempo hari, Radika sudah menganggap Fatur sebagai rivalnya. Rival dalam memperebutkan hati Aileena tentunya. Tapi biarpun Fatur ia anggap rival, tentu ia akan melakukan cara yang sportif.
...***...
Hari sudah beranjak sore . Sang Surya pun mulai menenggelamkan dirinya menuju peraduan, namun sepertinya Aileena masih asik berjibaku dengan bunga-bunga hasil tangan dinginnya. Taman yang tadinya kosong kini telah dipenuhi aneka bunga warna-warni. Kolam impiannya juga telah dipenuhi ikan warna-warni yang begitu cantik. Dengan air mancur mini di tengahnya membuat taman di halaman rumahnya tampak begitu cantik.
Aileena kini tengah duduk di tepi kolam dengan kaki yang terjuntai ke dalam air. Ia sedang meresapi kesendiriannya sambil mengamati pergerakan ikan-ikan yang berenang kesana kemari. Ia nikmati semua proses kesendiriannya itu. Tak lama kemudian, tubuh Aileena bergetar, perlahan bulir-bulir air mata turun membasahi pipinya. Ia pun terisak dalam kesendiriannya.
"Mengapa kehidupan ku seperti ini? Mengapa ujian menghantam hidupku bertubi-tubi? Apakah aku tak berhak bahagia? Ya Tuhan, aku tak punya siapa-siapa di dunia ini, kini aku sendirian, kesepian. Bu, pak, Ai kangen kalian. Ai rindu kalian . Kenapa kalian meninggalkan Ai sendirian? Bu, pak, mas Adnan jahat. Mas Adnan kejam. Mas Adnan tega mengkhianati Ai. Ai benci mas Adnan. Bu, Pak, sekarang kalian akan punya cucu. Tapi ayahnya nggak tau. Ayahnya sekarang sudah punya calon anak sendiri. Kasian anak Ai, Bu, pak, dia bakal tumbuh tanpa kasih sayang ayahnya. Ai harus bagaimana pak, Bu? Ai nggak kuat ." lirih Aileena dalam isak tangisnya. Kedua telapak tangan Aileena kini telah menutupi seluruh wajahnya.
Tangis yang selama ini ia tahan pun tumpah. Beginilah Aileena sebenarnya. Ia selalu berusaha tampak kuat di luar . Namun, sebenarnya ia rapuh. Sangat rapuh.
Tiba-tiba sepasang tangan besar nan kokoh merangkul tubuh bergetar Aileena ke dalam pelukannya. Ia sandarkan wajah pada dada bidangnya. Lalu tangan kanannya mengusap-usap punggung Aileena mencoba memberi ketenangan.
"Menangislah. Tumpahkan semua kesedihanmu. Tumpahkan saja. Jangan kau tahan! Luapkan saja! Ada aku di sini." ucap seseorang tersebut.
...***...
...Happy reading 🥰🥰🥰...
Janjangan Delima mantannya Radika.. dan Doni kk nya Radika.. 😱😱😱