Awas! 21+🙈
Yutasha Geraldine, biasa di panggil Yuta. Perempuan yang suka berhalusinasi, sehingga ia menjadi penulis novel online di sebuah platform yang ada di negri ini.
Perempuan yang punya keinginan novelnya di terbitkan itu, di buat pusing tatkala orang tuanya memberitahukan perihal perjodohannya dengan anak teman papanya.
Yuta mengatakan pada orang tuanya, bahwa dirinya sudah tidak virgin lagi. Membuat orang tua Yuta marah dan kecewa. Mereka ingin Yuta membawa laki-laki itu untuk meminta pertanggungjawaban karena telah menodai putrinya.
Yuta mencari orang yang tepat untuk di jadikan suami bayaran. Hingga ia menemukan lelaki berkaca mata tebal yang merupakan kakak seniornya di kampus. Yuta terus membujuk lelaki itu agar mau menerima tawaran darinya.
Penasaran kan? Cus ah kepoin cerita mereka!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menunggu Jawaban
"Yutasha Geraldine, Om." jawab Yuta dengan sedikit takut. Ia sudah memberi kesan yang buruk pada orang tua Erlangga, karena ucapan Erlangga yang barusan.
"Sudah berapa lama kenal dengan Erlangga?" setelah mengangguk, papa Darren kembali bertanya. Membuat Yuta semakin meremas ujung gaunnya di bawah meja sana. Dan Erlangga melihat itu.
"Sudah dua bulan, Pa!" sahut Erlangga, tidak mau membuat Yuta semakin gugup. Lalu ia meraih tangan Yuta dan menggenggamnya dengan erat. Seolah memberitahukan bahwa semua akan baik-baik saja.
"Papa bukan bertanya padamu, Erlan! Papa bertanya pada calon menantu Papa. Apa itu salah?"
Papa Darren menggeleng kepala, melihat Erlangga bersikap posesif seperti itu. Putranya itu, memang selalu bersikap seperti itu bila merasa miliknya terusik. Putranya tidak akan membiarkan apa yang di miliki nya di usik orang lain. Dari sini bisa dilihat, bahwa Erlangga sudah jatuh hati sama perempuan yang di bawa putranya tersebut.
"Sudah! Kalian jangan berantem terus!" Mama Karina melerai pertikaian anak dan suaminya. Karena mereka berdua mulai saling menatap dalam diam.
"Kamu ingin makan apa, Sayang?" Mama Karina bertanya pada Yuta dengan nada yang lembut dan ramah sekali. Membuat Yuta merasa dirinya di terima dengan baik oleh keluarga Erlangga.
"Aku samain saja sama Kak Erlan, Tante," jawab Yuta sembari tersenyum manis. Membuat Erlangga menoleh kearahnya lalu menarik ujung hidung Yuta. Terlihat menggemaskan sekali.
"Waahh ... Kalian benar-benar pasangan yang romantis banget sih! Aku jadi pingin cepat-cepat cari kekasih." celetuk Tanisha. Semua orang tertawa mendengar ucapan Tanisha. Kecuali Erlangga, kakak posesif nya.
"Jangan macam-macam! Kamu masih kecil."
Ucapan Erlangga membuat Tanisha cemberut. Papa Darren dan mama Karina hanya menggeleng melihat sikap Erlangga. Itulah sifat Erlangga terhadap Tanisha, adiknya.
Mereka melanjutkan makan malam dengan suasana yang hening. Hanya ada suara sendok dan garpu yang saling bersenggolan dengan piring. Setelah meja mereka di bersihkan, mereka melanjutkan obrolan yang tadi sempat tertunda.
"Jadi kapan kita akan memintamu pada orang tua kamu, Sayang? Apa mereka sudah menerima Erlangga dengan penampilan nya yang tidak sempurna itu?" Mama Karina mencoba memprovokasi calon menantunya itu. Ingin melihat bagaimana reaksi yang di tampilkan oleh Yutasha.
"Alhamdulillah mereka menerima Mas Erlan, Tante. Dan memang Yuta sendiri yang memilih Mas Erlan untuk menjadi imam Yuta." Yuta terpaksa berkata seperti itu, karena tidak mau rencana yang ia buat dengan Erlangga ketahuan.
Sejujurnya, Yuta belum siap menikah untuk sekarang ini. Ia masih ingin menyelesaikan kuliahnya dan ingin menjadi penulis novel yang terkenal dan di pandang. Ia juga merasa bersalah pada keluarga Erlangga karena telah melibatkan mereka.
Tapi Yuta tidak punya pilihan lagi. Daripada menikah dengan anaknya Pak Ginanjar yang ia sendiri lupa akan orang nya seperti apa. Belum tentu orang itu mengijinkannya untuk melanjutkan kuliahnya, bila ia memilih menikah dengan anaknya pak Ginanjar. Setidaknya dengan Erlangga, ia bisa melanjutkan kuliahnya dan masih bisa mengerjakan hal yang di sukai nya, yaitu menulis novel. Meskipun harus hidup sederhana dan juga penampilan Erlangga yang tidak modis, lebih terkesan seperti seorang yang primitif.
"Apa benar kamu sudah di tiduri oleh Erlangga, Nak?" Papa Darren langsung bertanya to the point pada Yuta.
Yuta tersedak ludahnya mendengar pertanyaan dari papa Darren. Dengan sigap Erlangga memberi Yuta air putih yang ada di depannya dan langsung di minum oleh Yuta. Mama Karina langsung mencubit lengan suaminya yang tidak bisa merangkai kata yang halus untuk di ucapkan.
"Emmhh ... Itu ....,"
Papa Darren, mama Karina dan Tanisha menatap Yuta dengan seksama. Menunggu jawaban apa yang akan Yuta ucapkan. Sedangkan Yuta menatap kearah Erlangga. Sementara yang di tatap memalingkan wajah dan pura-pura tidak merespon, membuat Yuta mencubit paha Erlangga.
Hayooo bantu jawab😂