STOP PLAGIAT!!
Kisah Seorang gadis 23 tahun bereinkarnasi menjadi tokoh antagonis dalam novel kesayangannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anviqi Park, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 15. Jodoh Conan?
-o0o-
“Sudah siap”. Seru Ray menunjukkan hasil karyanya.
“Wahh buket bunga yang cantik, aku yakin Yang Mulia pasti menyukainya”.
“Iya dong, paman buat apa untuk ibu?”.
“Hmm apa ya?”.
“Jangan niru Ray ya, ngak boleh”.
“Iya iya aku mana bisa buat buket bunga sebagus itu”.
Dengan semangat Ray kembali memasuki kebun bunga mengambil lebih banyak karangan untuk buketnya.
“Kalian sepertinya senang sekali”. Seru sebuah suara membuat pria imut itu sontak berbalik.
“Yang Mulia”.
“Hai Conan”.
“Maafkan saya tidak menyadari kehadiran anda”.
“Tidak apa-apa, dimana Ray?”.
“Disana”. Balasnya menunjuk rambut hitam yang menyambul dari balik semak-semak.
Freya terkekeh melihatnya sebab tinggi pagar tanaman sedikit lebih tinggi bagi Ray.
“Yang Mulia bagaimana dengan keadaan anda?”. Freya menoleh.
“Aku baik-baik saja sekarang, ku dengar kau juga kewalahan mencari bahan pengobatanku, terima kasih ya”.
Conan terdiam seketika semburat merah bersarang di wajahnya.
“Tidak, saya hanya mencemaskan Yang Mulia”.
“Iya terima kasih ya”.
Freya tertawa geli melihat kepolosan Conan dengan mudah termakan godaanya, padahal dia hanya berterima kasih. Tawa Freya terhenti saat sebatang mawar berada di depannya.
“Bunga untuk Yang Mulia, gadis tercantik yang pernah aku kenal”. Conan mengatakan itu dengan ekspresi serius namun terdapat senyuman manis di sana.
Ini pertama kalinya Freya melihat ekspresi itu keluar dari seorang Conan, dia terlihat lebih menawan dan tampan. Seketika Freya merasakan ada yang aneh dengan jantungnya.
“Terima kasih”.
“Curang!!!”. Ray datang berwajah kesal mendekati dua insan tersebut.
“Paman curang, seharusnya kan Ray yang duluan kasih ibu bunga”.
Seketika Conan terkejut dan menunduk sayu.
“Maafkan aku”.
Freya terkekeh melihat interaksi mereka, sama-sama lucu dan manis.
“Ray punya hadiah untuk ibu?”. Akhirnya Freya menengahi karna iba melihat Conan dimarahi abis-abisan.
“Iya, ini untuk ibu. Buket mawar putih, Ray menatanya sendiri”.
“Wahhh indahnya, entah kenapa hati ibu jadi hangat, memang putraku yang terbaik”. Seru Freya sembari memberikan kecupan di kedua pipi chubby Ray.
“Baiklah karena pemenangnya adalah Ray maka nanti malam kita bertiga akan pergi ke festival kembang api”.
“Festival? Ray ikut”.
“Aku juga”. Dua manusia imut itu bersorak saling berpelukan senang, jika dilihat sekilas mereka seperti kakak dan adik.
-o0o-
Setelah memenangkan perdebatan dengan Elvis akhirnya Freya dan yang lainnya berhasil pergi ke festival, dengan syarat dikawal oleh kesatria. Mau tidak mau harus setuju daripada tidak sama sekali.
Berkat keahlian Conan mereka berhasil menyamar dengan baik. Tidak akan ada yang sadar jika keluarga kerajaan berada di tengah-tengah masyarakat.
Freya dan Ray terlihat seperti ibu dan anak karena dandanan yang mirip seperti rambut pirang dan mata biru. Sedangkan Conan merubah penampilannya seperti mahasiswa teladan, sepertinya dia terinspirasi dari Elvis.
“Baiklah mari kita bersenang-senang!!”. Sorak Freya semangat.
“Yeeee”. Ray san Conan menjawab serempak.
Selagi menunggu malam puncak mereka memutuskan untuk menaiki berbagai macam wahana permainan, makan makanan enak dan cuci mata berkeliling toko.
Malam puncak akan ada pesta kembang api dan perayaan musim bunga oleh para penyihir. Nantinya pohon yang botak akan berbunga indah layaknya musim semi. Bedanya semua berbunga lebih cepat karena menggunakan sihir disambut dengan tarian dari para gadis klan bunga.
Benar saja saat malam puncak tiba semua orang menikmati malam nan indah dengan sinar kembang api. Freya menyayangkan hidup di zaman kuno karena tidak bisa mengabadikan pemandangan itu dengan ponselnya.
“Wahhh indahnya”.
“Ray ngak pernah pergi ke festival bersama papa?”.
Ray menggeleng lemah. “Papa selalu sibuk, pulang aja jarang”.
“Kalau begitu tahun besok Ray boleh ke sini lagi, kita pergi bersama”.
“Ray boleh pergi sama ibu?”.
“Tentu saja”.
“Tapi papa...”.
“Aku akan bicara dengan Arthur saat dia pulang nanti, jadi tenang saja oke?”. Balas Freya sembari menoel puncak hidung Ray gemas.
Senyum merekah tampak dengan jelas dari wajah polis tersebut, memeluk Freya erat mengucapkan terima kasih sebanyak mungkin.
Acara berganti dengan penampilan tari dari klan bunga, semua orang memenuhi tepi jalan membiarkan para gadis cantik berlengak-lengok dengan bebas.
Klan bunga merupakan kelompok yang bertugas menciptakan perdamaian dari keahlian mereka dalam menanam berbagai macam bunga. Sepanjang jalan yang dilewati akan meninggalkan jejak kelopak bunga dan aroma harumnya akan menciptakan rasa tenang dan damai saat tercium oleh orang lain.
Keberadaan mereka hanya ada di Imperial Palace, tentu saja Kaisar terdahulu yang meresmikan semuanya. Memanfaatkan tanah yang lebih subur dari negara lain, klan bunga juga menciptakan parfum dan dijual dengan harga terjangkau.
Seketika Freya tersadar, ingat bahwa dalam novel momen ini ada dan menjadi pertemuan pertama Conan dengan putri sulung dari ketua klan bunga. Di cerita aslinya Conan akan jatuh cinta pada pandangan pertama namun pertemuan mereka kandas karna kehadiran Freya, alhasil putri itu dikurung selama seminggu tanpa diberi makan apapun.
Semua akibat kecemburuan dan kemarahan Freya, lagi-lagi semua karena dirinya. Conan sadar dan marah untuk pertama kali dia memberontak serta marah pada Freya, melakukan penyerangan tengah malam dan tertangkap, alhasil mereka berada dalam satu sel yang sama.
Sontak saja Freya menoleh ke segala arah sebab tidak menemukan keberadaan Conan, padahal baru tadi pria itu berdiri di sampingnya. Seketika senyuman aneh terbit begitu saja.
“Ray mau melihat acara mak comblang ngak?”.
“Mak apa?...”.
“Ayo ikut ibu, kita nonton bareng”. Kekeh Freya membawa Ray bersamanya.
Gadis itu mengedarkan pandangan sekeliling festival mencari keberadaan selir paling bungsu tersebut.
“Kira-kira Conan kemana ya?”.
“Itu paman”. Ucap Ray menunjuk ke arah tepi sungai, dimana seorang pria berdiri berhadapan dengan seorang gadis cantik bergaun putih.
“Ohooo sudah mau mulai ternyata”. Kekehnya bersembunyi di balik salah satu pohon.
“Ibu”.
“Sstttt diam dan lihat saja kalau tidak paman Conan tidak jadi dapat jodoh”.
Walau tidak paham Ray tetap patuh, duduk di tanah meniru gaya Freya yang mengintip dengan tangan berada di belakang telinga berharap percakapan dua insan itu terdengar jelas. Jiwa kepo mulai meronta-ronta..
Gadis bergaun putih dengan wajah cantik bak bidadari, wajah mungil dengan mata besar berwarna emas. Rambut merah muda panjang sedikit ikal, hidung mancung dan bibir merah natural. Sederhana namun mengeluarkan aura bangsawan.
Kalau dalam buku Conan akan kabur dari istana menikahi gadis tersebut dan memiliki sepasang anak. Sayangnya mereka menderita karena hidup nomaden sebab Freya selalu dapat menemukan dan menghancurkan mereka.
Untuk kali ini Freya akan mewujudkan kebahagiaan itu, Conan yang polos dan baik hati pantas mendapatkan istri seperti gadis itu.
aku suka..
semangatt sllu yah