NovelToon NovelToon
Menantu Sableng Mertua Gendeng

Menantu Sableng Mertua Gendeng

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Konflik etika / Keluarga / Cinta Murni / Pelakor jahat
Popularitas:440.5k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Ketakwaan dan kebaikan akhlak Zidan membuat Sabrina jatuh cinta kepadanya. Terlebih lagi dia berhutang nyawa kepada pemuda desa itu. Demi menikah dengan Zidan, Sabrina rela menukar dengan dicoret dari daftar nama keluarganya yang kaya raya.

Sifat dan tingkah laku Sabrina yang polos, jujur, dan aneh bin ajaib perlahan membuat Zidan jatuh hati kepadanya. Konsekuensi menikah dengan Sabrina, Zidan dipecat dari kantor perusahaan Jaya Grup milik keluarga Sabrina. Zidan pun pulang ke kampung membawa Sabrina.

Bu Maryam yang benci wanita kota memandang rendah Sabrina, terlebih sang menantu tidak bisa melakukan pekerjaan apa pun. Belum lagi Sabrina sering salah mengartikan ucapannya, membuat wanita paruh baya itu sering emosi.

Tanpa Sabrina dan Zidan sadari ada rahasia dibalik pernikahan mereka. Rahasia apakah itu? Cus, kepoin ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Bu Maryam mendongak melihat ke arah yang ditunjuk oleh Sabrina. Di balkon tidak ada siapa-siapa. 

"Mana? Enggak ada siapa-siapa di sana," ucap Bu Maryam.

"Loh, tadi ada, kok! Mata aku masih normal, Mah," balas Sabrina. Dia pun merasa heran karena tiba-tiba sosok tadi menghilang.

"Masa setan? Kan, setan takut sama matahari? Tadi berdiri di sana sambil menatap ke arah kita," tukas istri Zidan geleng-geleng kepala.

"Siapa bilang setan takut sama matahari?" tanya Bu Maryam sambil menarik tangan sang menantu untuk melanjutkan perjalanan mereka.

"Di film-film, Mah. Pas kena matahari setannya langsung hancur jadi abu atau jadi asap hitam," jawab Sabrina dengan yakin karena itu yang dia lihdi beberapa film barat yang pernah ditonton olehnya.

"Bisa-bisanya kamu dibodohi sama film," gerutu Bu Maryam.

Ketika di toko Bu Maryam memberi tahu Zidan akan penghuni rumah Belanda. Wanita paruh baya itu takut kalau orang yang tinggal di sana adalah orang jahat.

"Nanti aku tanya sama Pak RT, Mah. Sebaiknya Mamah dan Sabrina jangan ke mana-mana dulu," ujar Zidan dan Bu Maryam mengangguk.

Waktu makan siang, Zidan sengaja pesan makanan agar Bu Maryam dan Sabrina tidak pulang ke rumah untuk masak. Mereka berada di toko sampai sore dan pulang bersama.

Zidan memerhatikan rumah Belanda yang terlihat bersih sekarang. Namun, tidak terlihat tanda-tanda ada orang beraktivitas di sana.

Setelah mandi, Zidan pergi ke rumah Pak RT untuk menanyakan penghuni baru di rumah angker itu. Demi keselamatan Sabrina, dia harus waspada.

"Oh, rumah itu sudah dibeli oleh Pak Radit. Dia kepala sekolah yang baru di SMP Nusa Dua. Sebenarnya sudah seminggu dia datang ke sini. Namun, baru hari ini bisa menempati rumah itu karena dibersihkan dulu dan diisi perabotan," kata Pak RT. 

Mendengar itu Zidan agak tenang. Dia takut penghuni baru adalah Dokter Frans yang mengincar Sabrina.

"Memangnya kenapa?"

"Tidak apa-apa, Pak. Soalnya sekarang sering ada kejadian DPO yang dicari-cari sama polisi nyamar jadi pendatang baru di kampung yang jauh dari kota. Jadi, kita harus waspada. Kalau identitas jelas tidak perlu khawatir."

"Benar juga. Besok akan aku pastikan pergi ke sekolah SMP Nusa Dua, apakah Pak Radit itu betulan kepala sekolah yang baru atau bukan."

***

Keesokan harinya ketika lewat rumah Belanda, sambil jalan Sabrina kembali menoleh dan memerhatikan keadaannya. Jendela dan pintu terbuka, tidak terlihat ada orang, tetapi terdengar suara musik dari dalam rumah.

"Mah, sepertinya penghuni rumah ini manusia bukan setan," kata Sabrina.

"Setan itu tidak butuh rumah. Dia bisa datang dan tinggal di mana pun dia mau," ujar Bu Maryam.

"Benar juga," gumam Sabrina. Sekarang dia merasa tenang. Soalnya dia takut sama setan, kecuali sama vampir karena menurutnya makhluk itu tampan.

"Mah, ada orang!" Tunjuk Sabrina.

"Mana?" tanya Bu Maryam ikut menoleh.

"Itu!" Tunjuk Sabrina lagi, tetapi Bu Maryam tidak melihat ada siapa-siapa.

"Permisi, kamu setan apa manusia?" tanya Sabrina berteriak.

Rupanya orang itu sedang menanam beberapa pohon di dekat pagar tembok pembatas dengan rumah sebelah. Seorang pria paruh baya itu berdiri, memerhatikan Sabrina dan Bu Maryam. Kemudian tertawa terkekeh.

"Aku manusia, bukan setan," ucap laki-laki itu sambil berjalan mendekati pagar besi.

Bu Maryam baru sadar ada orang di sana. Karena tadi dia melihat ke arah pintu yang terbuka lebar.

"Bapak pendatang?" tanya Bu Maryam.

"Iya, Bu. Kenalkan saya Radit, baru dipindah tugaskan ke sekolah dekat sini," jawab laki-laki itu dengan ramah. 

Senyum menawan pun tercipta menghiasi wajah Pak Radit yang terlihat tampan meski sudah memasuki usia matang. Tubuhnya tinggi tegap dan warna kulitnya juga kuning langsat. Selain itu suaranya yang bariton terdengar syahdu di telinga Sabrina.

"Kenalkan, saya Maryam. Ini menantu saya, Sabrina," ujar Bu Maryam.

"Senang bisa kenalan dengan Bu Maryam. Kalau punya waktu luang besok datanglah ke sini. Saya berniat mengadakan syukuran," ucap Pak Radit.

"Insya Allah, kalau ada waktu kita akan datang," balas Bu Maryam.

"Pak Radit, aku mau tanya," ucap Sabrina. "Bapak di sini sama siapa?"

"Bapak di sini sendiri. Kebetulan anak satu-satunya sudah menikah dan ikut suaminya ke Amerika," jawab Pak Radit tersenyum.

"Kalau istrinya?" tanya Bu Maryam.

"Sudah lama meninggal, Bu. Saat melahirkan dulu," jawab Pak Radit.

"Tidak menikah lagi?" tanya Bu Maryam tiba-tiba kepo.

"Tidak, Bu. Fokus ngurus anak dan kerja. Dulu perekonomian keluarga sangat sulit tidak ada kepikiran untuk menikah lagi," jawab pria berpakaian setelan kaos dan celana training.

"Padahal Pak Radit terlihat tampan dan gagah. Pastinya banyak wanita yang ingin jadi istri," ujar Bu Maryam terkesan basa-basi.

"Aduh, Bu. Jadi, tersanjung. Aku ini orang miskin, Bu. Mana ada yang mau. Cuma bisa  memenuhi kebutuhan anak saja," balas Pak Radit.

Diam-diam Sabrina senyum-senyum sendiri. Otak kecilnya menerka kalau Pak Radit cocok untuk sang mertua. Sama-sama berstatus single. Selain itu terlihat setia, tidak seperti bapak mertuanya yang selingkuh dengan wanita yang jauh terpaut usianya.

"Kayaknya bagus kalau aku jodohkan Mamah sama Pak Radit. Aku harus jadi Mak Comblang," batin Sabrina.

***

1
Noor hidayati
ditunggu kak othor
sryharty
akhtar mah bayi ajaib Shaka jadi kamu ga usah takut
Leli Suryani
ok ditunggu kk
Esther Lestari
Selamat pak Erik dan bu Maryam....jagoan sudah lahir.
Akhtar.....pamanmu sudah lahir🤭
Purnama Pasedu
bagus ya bocah minum kopa
Wanita Aries
Selamat pak erik dan bu maryam utk kelahiran putranya.
Wahh pasti jahil nih si akhtar
Hary Nengsih
lanjut
Tiah Fais
lanjut kak
Marya Dina
zidan bagian gendong2 bumil lahiran dulu istri sekarang mama nya
kuat bangett zidan☺️
Ninik
tp jgn lupa up jg Thor nanti kehidupan Bu Maryam dan babynya
Nar Sih
siap kak ,nunggu season 2nya
Ita Xiaomi
Nah bakalan begadang nih Akhtar🤣🤣🤣
istrinya mugiwara no luffy: Thor bikin cerita soal Shaka & Humaira dong🥹😭🥹pasti seru
Lia Fitria: Hayo lo tanggung jawab 😆😆
total 2 replies
Nar Sih
alhamdulilah om nya aktar udah lahir ,selamat ya bu maryam dan pak erik ,bahagia selalu ntuk kalian
Cindy
lanjut kak
Ita Xiaomi
Alhamdulillah Akhtar dpt uncle bs jd teman bermain.
juwita
Hanna Thor sm. Rachel
Ita Xiaomi
Baru ngeh aku😁.
🇮🇩 M i K u R 🇵🇸
Kenapa ya Qt perempuan malu kalo kentut depan pasangan. Tapi Laki Qt pd gak tau malu, suka banget kentut depan Qt. 🤣🤣🤣
Bun cie
klo g heboh buka sabrina namanya🤣 smoga lancar bu maryam lahirannya secara usia rawan u melahirkan
sryharty
udah pembukaan 8 masih keluyuran
brojol di taman aja wes lah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!