NovelToon NovelToon
Gadis Badas Milik Kaisar Galaxy

Gadis Badas Milik Kaisar Galaxy

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Bad Boy / Teen School/College / Romantis / Cintapertama / Idola sekolah
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Salia.id

!!!WARNING:AREA YANG GAK SUKA CERITA CEWEK PUNYA 2 COWOK MINGGIR DULU !!!

Belva Alice Mahardika. Gadis yang berusia 17 tahun dan baru saja duduk dikelas 12 IPA 1 di SMA International Dirgantara. Mempunyai paras yang cantik dengan tubuh yang tinggi semampai, kulit putih, dan jangan lupakan mata hazelnya yang sangat indah dengan dihiasi bulu mata yang lentik.

"Lo pikir hidup gue drama Korea? Yang punya dua cowok, terus gue pilih siapa? Enggak, Kaisar. Ini dunia nyata.
Gue benci perasaan ini biarin gue egois.
Gue nggak mau ninggalin Ardan dan gue nggak mau ninggalin lo juga"Belva.

---
Kaisar galaxy dirgantara. Umurnya menginjak 18 tahun dan duduk di 12 IPS 1 di SMA Internasional Dirgantara. Seorang ketua geng motor bernama Midnight Galaxy.

"Gue Mau Jadi yang Kedua, Tapi Lo Harus Jadi yang Pertama Buat Gue.
Lo tuh kayak magnet buat gue. Dan gue benci itu… tapi gue juga nggak bisa berhenti. sadar gak? lo nggak pernah bener-bener dorong gue pergi?" Kaisar

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salia.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jebakan!

Di bangku kemudi Ardan mengemudikan mobilnya dengan tenang, sementara Melani duduk di kursi penumpang.

Di luar, langit sudah berubah gelap, lampu-lampu kota memantul di kaca mobil.

Selama perjalanan, Melani sebenarnya tidak banyak bicara. Bukan canggung melainkan kini otaknya sedang bekerja aktif.

Berdua dengan Ardan tanpa siapapun mungkin bisa jadi ini awal atau bahkan tidak ada kesempatan lain kali.

Dan dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Sudah terobsesi dengan Ardan sejak mereka berada dibangku kelas 10. Hingga mengikuti jejak ardan masuk dalam organisasi OSIS sudah Mellani lakukan.

Tapi satu tahun lalu hatinya terpatahkan saat dia melihat dengan mata kepalanya sendiri dimana dihadapan siswa siswi SMA ID Ardan menyatakan cinta kepada Belva.

Dan disitulah rasa benci, iri, dan cemburunya melebur menjadi satu untuk Belva.

Merebut Ardan dan menjadikan pria itu menjadi miliknya adalah suatu keharusan.

Mellani tersenyum tipis saat menengok ke kanan.

Sungguh tampan ciptaan tuhan yang satu ini. Batin Mellani.

“Ar… makasih ya udah mau nganter gue. Jarang-jarang loh lo mau nganter gue,” kata Melani lembut, menatap Ardan dari samping sambil memainkan rambutnya.

Ardan tersenyum tipis. “Iya, santai. Lagian cuma nganter doang kok. dan juga kan searah. ”

cuma nganter? batin Melani dan tersenyum miring.

Mellani akan membuat 'cuma nganter' yang Ardan sebutkan itu menjadi lebih.

***

"Ar, kayanya kepala gue pusing deh,” ucap Mellani saat tiba di depan lobby apartemen Melani, dia mendesah pelan sambil memijat pelipisnya pelan.

“Duh… Ar… gue pusing banget… kok bisa mendadak gini ya.”

Ardan refleks memutar badan menghadap Mellani. “Loh? Ko bisa? Prasaan dari tadi gak papa mel.”

“Gue juga gak tau. Kayaknya gara-gara capek rapat deh. Dan kemaren kan juga gue bantuin Bella juga bikin Proposal. Ar, bisa temenin gue naik sebentar nggak?A Sampe lobby aja deh. Gue takut tiba-tiba pingsan.”

Ardan menatap Melani ada rasa khawatir dan sedikit rasa bersalah.

Bukankah ini tanggung jawabnya sebagai ketua osis. Dia juga ikut andil dengan apa yang Mellani alami.

“Yaudah yuk. Gue temenin sampe lobby.”

Melani tersenyum samar.

“Astaga gue juga lupa kartu akses kamar,” Begitu sampai lobi, Melani merogoh tas dan engacak-ngacak isi tasnya.

Lalu berdiri dengan wajah panik.

Dan yang jelas itu hanyalah akting Mellani.

“Ar, mampus! Kartu akses kamar gue ketinggalan di loker! Aaaa… gimana nih?!”

Ardan mendesah. “Serius lo, Mel?”

“Iya… yakali gue boong. gue nggak bisa naik ke lantai unit gue dan buka kamar gue juga dong.”

Ardan menatap jam dipergelanan tangannya. Ini sudah cukup malam. Ardan ingin cepat pulang, tapi meninggalkan Melani sendirian di lobby apartemen bukanlah sifatnya.

“Yaudah. Lo tunggu dulu di sini. Gue coba tanya security.”

Melani langsung menggenggam lengan Ardan.

“Jangan tinggalin gue sendirian Ar. Kepala gue muter banget, Ar.”

Ardan berhenti.

Ia memegang bahu melani untuk menuntunnya menuju bangku yang tersedia di lobby.

“Ar, bisa minta tolong anterin gue ke unit cadangan yang biasa dipake tante gue? Dia kayaknya lagi keluar kota, pintu dia juga pakenya pin kalo gak salah jadi gue bisa masuk. Kalo akses naiknya minta tolong security aja kali ya. ”

Ardan terdiam.

“Unit cadangan?”

“Iya. Daripada gue pingsan di lobby… please ya Ar”

Ardan tidak suka menyusahkan orang. Dan dia selalu ingin memastikan orang lain aman.

Akhirnya ia mengangguk. “Yaudah. Sebentar aja ya.”

Melani membalas dengan senyum cantiknya.

Unit apartemen tante Mellani itu cukup rapi dan wangi.

Mereka masuk dengan Ardan yang masih membantu Mellani berjalan.

Begitu pintu tertutup…

“Ar, boleh tolong ambilin air mineral di dapur? Kepala gue makin berat deh. Kayaknya gue bakalan demam. Oh ya sekalian lo ambil minum buat lo sendiri.”

Ardan berjalan ke dapur dan saat Ardan kembali membawa dua botol air.

“Ini airnya,” kata Ardan sambil memberikan gelas.

Melani menerimanya dengan senyum manis yang terlalu lembut.

“Thanks, lo baik banget, Ar.”

Melani mendongakan kepalanya agar bisa menatap Ardan.

“Kayanya… gue mulai nyaman deket lo, Ar.”

Ardan tercekat, dia mencoba mencerna apa yang Mellani katakan.

“Mel, jangan begitu. Gue...”

“Gue nggak nyuruh lo jawab apa-apa kok.” Melani tersenyum miring. “Tapi kadang yang dekat, lebih bikin hangat loh Ar.”

Ardan hanya terdiam. " Udah malem Mel, Gue balik ya."

Tapi Melani berdiri dari sofa dan pura-pura jatuh.

Tubuhnya benar-benar roboh ke depan.

Ardan kaget dan secara refleks menangkapnya.

Pelukan otomatis terjadi.

Dan saat itu pada Jam tangan Melani yang sudah ia letakan dimeja sedang menampilkan perekam video.

Melani meletakkan tangan di dada Ardan, menatap dari jarak berbahaya.

“Ar…”

Ardan langsung melepaskan. “Eh, lo jangan berdiri dulu. Duduk.”

Melani tampak memerah, benarkah Ardan mengkhawatirkannya.

"Maaf Ar. Gue cuma mau ke dapur. Boleh lo ambilin snack di kulkas? kayaknya gue bakal lama di sini jadi gue butuh makanan buat ganjel perut."

Ardan hanya bisa menghelakan nafasnya dan berjalan menuju kulkas.

Sedangkan Mellani, dia tersenyum licik dan langsung memberikan obat yang telah dia ambil didalam tasnya.

"Mel lo mau snack yang mana?" teriak Ardan.

"Yang mana aja Ar. Brownis boleh."

Ardan kembali dengan membawa 1 kotak makan brownis yang sepertinya enak.

"Lo cobain deh Ar. Enak loh. Ini buatan tante gue."

Ardan yang memang sudah tergiur oleh penampilannya pun mengambil 1 potong.

"Itu minum lo kan, Ar? jangan lupa diminum."

Ardan menghabiskan 2 potong Brownis yang memang enak dan pas dilidahnya itu dan meminum minuman yang tadi dia ambil.

"Makasih yah, Ar udah nganterin gue dan memastikan gue aman.. Loh Ar ko kenapa?"

"Mel, kok kepala gue pusing ya? Badan gue juga kok panas ya."

"Masa si, Ar? Lo ketularan gue kali ya?"

Mata Ardan kini berubah sayu.

"Belva?" seru ardan ketika melihat bayangan belva yang ada didepannya.

Mellani mengeram kesal. "Bahkan disaat lo terangsang gini, fikiran lo cuma ada Belva, Ar?" gumamnya.

Ardan mendekat.

Memeluk tubuh Belva erat.

Tanpa aba-aba Ardan memangut bibir yang ia kira itu adalah milik kekasihnya.

Mellani yang mendapat serangan itu tersenyum miring.

Meski Ardan mengira dirinya Belva, tapi itu tidak masalah, karena menurut Mellani toh besok Ardan akan tau siapa yang ia tiduri.

Mellani melingkarkan tangannya dileher Ardan.

Mellani membalas setiap serangan yang Ardan berikan.

Mellani kini menuntun mereka menuju kamar tamu yang ada di apartment itu.

"Bel, gue gak tahan. Bantu gue sayang," ucap lirih Ardan ditengah ciuman mereka.

"Tentu sayang."

Kini obsesi Mellani tepenuhi.

"Ahh...Ardan lo en*k banget," rancau Mellani.

"Bel, lo buat gue gila," erang Ardan yang terus menggerakan pinggulnya itu.

Erangan demi erangan terus memenuhi kamar itu.

Hingga Ardan yang sudah berada dipuncaknya menyemburkan lahar panasnya didalam rahim Mellani.

Malam itu menjadi malam panjang pagi sepasang anak manusia yang nyatanya tidak terikat dalam hubungan spesial apapun.

Malam itu, yang mungkin akan menjadi kesalahan fatal.

Sebuah penghianatan yang mungkin akan Ardan sesali besok pagi.

Setelah pegulatan panas itu. Mellani perjalan menuju ruang tamu dan mengambil jam tangan miliknya.

Dia mengirimkan video yang sempat terekam disana dan mengirimkannya ke ponselnya.

Mellani tersenyum cerah saat mendapatkan ada potongan video yang bisa dia jadikan senjata untuk mematahkan hati sang rival. Siapa lagi kalau bukan Belva.

Dengan cepat ia meng-screenshoot video itu dan meng-cropnya agar menjadi foto dengan angle yang terlihat romantis.

Lalu ia upload ke Close Friends dengan caption

'Kadang seseorang datang di waktu yang tepat'

#mycomfort

Dan seperti biasa Ardan dimasukkan ke Close Friends itu.

Ardan akan melihatnya dan Belva bisa melihatnya jika foto itu sudah menyebar.

1
Hesty
good
Hesty
up nya lebih bnykblagivthoor
Chalista elisyaa
bagus
Chalista elisyaa
lanjut plis, seru bgtt
Anonymous
si otor bikin cerita nanggung banget 😒😒
Salia_id: mampir lagi ya kak 🙏
total 1 replies
Anonymous
Seru thor. Semoga nanti gak mengecewakan. Semangat terus 💪💪💪 ditunggu upnya😍
Salia_id: Siap Kak. terima kasih udh mampir😍
total 1 replies
Selvie
ah penasaran!
double up dong thor. please tanggung bener. ngeship Belva Kaisar sih. baru pertama dukung perselingkuhan wkwk
Salia_id: Aku usahain double up di weekend ya kak. Happy Reading. Terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
Majin Boo
karya ini bikin aku gak bisa berhenti membaca, terima kasih author!
Salia_id: terima kasih udh mampir kak. ditunggu besok ini ya updatenya 👌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!