NovelToon NovelToon
Nikah Kontrak

Nikah Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

Amira 22 tahun menikah kontrak dengan Ferdi baskara untuk biaya kesembuhan ayah angkatnya.
Amira bar-bar vs Ferdi yang perfeksionis
bagaimana kisah tom and Jery ini berlangsung

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

vampir apa yang kamu rencanakan

“Ka Viona! Keluarga Baskara tidak pernah main-main soal pernikahan. Kenapa kamu berani-beraninya mencarikan perempuan sembarangan buat Ferdi? Dia itu pewaris keluarga Baskara!” Tangan Anton Menunjuk-nunjuk muka Viona memberi intimidasi pada viona dan supaya viona merasa tertekan.

“Dasar anak pungut, berani sekali menunjuk-nunjuk aku,” ucap Viona dalam hati.

“Kenapa aku melakukan itu?” Viona menatap tajam pada Anton dan Laudia, istri Anton. “Tanya saja keponakanmu itu! Tanya juga ke istrimu, kenapa dia nggak datang pas hari pernikahan?” ucap Viona tegas. Ia tidak mau ditindas.

Laudia merasa tidak senang keponakannya disalahkan Laudia menatap tajam pada Viona

“Orang tuanya sakit!”ucap Luadia suaranya nyaring “Aku sudah bilang, pernikahan seharusnya diundur. Tapi Ka Viona ngeyel, malah asal comot perempuan. Bagaimana kalau niatnya jahat ke Ferdi?” Laudia menjawab penuh kemarahan.

Sejak dulu, ia memang tidak pernah suka pada Viona. Dahulu, Laudia bahkan sempat mengincar almarhum suami Viona. Sayangnya, Riyan Baskara justru jatuh hati pada wanita sederhana seperti Viona.

Renata, yang sejak tadi duduk tenang di kursi paling besar, akhirnya angkat bicara. Suaranya berat dan dingin, membuat semua orang menunduk. “Viona, kamu tahu kan… aku paling tidak suka orang mempermainkan pernikahan. Aku tahu kamu ingin cepat menjadikan Ferdi pewaris, tapi bukan begini caranya. Bahagia Ferdi juga harus kamu pertimbangkan, jangan asal tunjuk.”

“Bu, kondisinya mendesak. Bayangkan saja kalau pengantin perempuannya kabur, muka saya ditaruh di mana? Jadi saya temukan Amira. Dan… Ferdi sama Amira itu saling suka. Makanya saya nikahkan saja.” Viona menjelaskan dengan rasa takut

“Saling suka?" Sinis Anton "Hahaha… cerita dari mana itu?” Anton memandang sinis viona yang terpojok.

Laudia tentu saja tidak percaya dia tahu kalau Ferdi sangat mencintai keponakannya Laras

“Aku tidak percaya. Aku tahu Ferdi masih sangat mencintai Laras. Tidak mungkin dia jatuh cinta sama perempuan yang baru dia kenal. Ka Viona, jujur saja. Kamu bayar berapa Amira?” Laudia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk memojoka Viona.

“Apa” Renata kaget mendengar hal seperti itu “kamu benar membayar orang untuk jadi pengantin pengganti?” Renata menatap tajam pada menantunya itu.

Ruangan langsung hening. Viona berkeringat dingin, dadanya naik-turun cepat. Ia buru-buru merapikan rambutnya, mencoba terlihat tenang.

“Mereka saling mencintai, Bu…” Jawab Viona dengan suara pelan  “mungkin ini yang namanya cinta pada pandangan pertama. Ferdi kecewa dengan gagalnya pernikahan, jadi dia langsung berpaling ke Amira. Saya cuma ibu… saya hanya mendukung keinginan anak saya,” ucap Viona terbata, meski berusaha meyakinkan.

Laudia menyipitkan mata, jelas tidak percaya. “Cinta pada pandangan pertama?” katanya dengan nada sinis. “Alasan yang terlalu dibuat-buat. Ferdi itu sudah kenal Laras sejak kecil. Cinta mereka begitu dalam, jadi tidak mungkin Ferdi berpaling begitu saja. Aku tahu… Ka Viona pasti maksa Ferdi, kan?”

“Diamlah kau! Kalau Laras datang, semuanya akan baik-baik saja. Kalaupun orang tuanya sakit, kan banyak kakak dan adik Laras. Kenapa harus Laras yang tidak datang?” jawab Viona dengan nada kesal.

“Tapi harusnya Kaka sabarkan… dan undur pernikahan Ferdi,” ucap Laudia, menekan setiap kata dengan dingin.

“Ya… aku tahu itu ulah kamu! Kamu ingin menjatuhkan harga diriku, bukan? Aku gagal menyelenggarakan pernikahan, lalu kamu dan suamimu itu akan menyalahkanku karena sudah membuat malu keluarga Baskara. Setelah itu, aku diusir oleh Ibu, bukan?” ucap Viona lantang. Ia sudah tidak punya apa pun untuk disembunyikan. Baginya, ini perang terbuka. Buat apa lagi berpura-pura?

“Sudah… sudah, jangan ribut,” ucap Renata menengahi, suaranya tegas.

Suasana kembali sepi. Viona dan Laudia sama-sama mengatur napas, dada mereka naik-turun dengan emosi yang tertahan.

“Bu… sebaiknya segera usir wanita itu, Bu,” ucap Anton, melirik ke arah Viona dengan tatapan menusuk.

“Tidak bisa! Enak saja, siapa kamu, hah?” Viona membalas dengan nada tinggi. “Dia menantuku. Jangan sembarangan pada menantuku!”

“Diamlah kalian!” bentak Renata akhirnya. Wajahnya penuh ketidaksenangan. “Viona, panggilkan Ferdi dan istri kontraknya itu. Dari tadi aku panggil tidak datang-datang!”

“Mungkin wanita itu sudah kabur, Bu,” jawab Anton.

“Kalau dia kabur, maka kamu akan aku turunkan dari semua jabatan di perusahaan. Dan kamu hanya akan bertugas mengurus Ferdi saja,” ucap Renata tajam.

Sialan, kenapa nggak langsung diusir saja, Bu… rutuk Anton dalam hati, jelas tak puas.

Kalau aku diturunkan dari semua jabatan, maka aku tidak bisa lagi mengontrol Anton dan Laudia, pikir Viona resah, matanya melirik ke arah keduanya dengan waspada.

“Mereka masih bulan madu, Bu… wajarlah kalau bangun siang,” ucap Viona tiba-tiba. Ide itu muncul begitu saja, meski ia tahu akan dipatahkan.

“Hahaha… bulan madu?” Anton tertawa sinis. “Ferdi itu anak yang pilih-pilih. Tidak mungkin dia mau menyentuh sembarangan wanita.”

“Viona!” bentak Renata, suaranya menggema di ruangan. “Cepat panggilkan Ferdi dan istri kontraknya itu!”

“Baik, Bu…” ucap Viona tergagap, lalu bergegas sambil menundukkan kepala.

“Aku di sini, Mah,” ucap Ferdi yang sudah datang masih dengan baju tidurnya.

Mata Anton langsung terbelalak. Ada banyak bercak merah di leher Ferdi, dan sebagai lelaki dewasa ia tidak mungkin tidak mengenal tanda itu—bekas pertempuran suami istri.

“Kamu baik-baik saja, Nak?” tanya Renata, menatap cucunya yang terlihat kurang tidur.

“Tentu baik-baik saja, Bu… dia hanya lelah. Lihat saja leher Ferdi, sepertinya semalam dia bekerja keras, Bu,” ucap Viona, suaranya tenang tapi dalam hatinya ia tertawa puas. Rupanya ini yang akan ditunjukkan Amira…

“Duduklah, Nak,” ucap Renata dengan nada lembut, seakan ingin menenangkan suasana.

Sialan… apa benar Ferdi sudah tidur dengan wanita itu? Kalau iya, bahaya. Ini tidak sesuai rencana. Ini tidak bisa dibiarkan. Kalau tidak, semuanya akan berantakan… rutuk Anton dalam hati, matanya terus melihat bercak merah pada leher Ferdi.

“Ferdi, apakah kamu masih mencintai Laras?” tanya Renata.

Suasana mendadak hening. Pertanyaan itu seperti petir di siang bolong. Viona menegang. Ini pertanyaan yang tak pernah ia bayangkan akan keluar dari mulut ibu mertuanya. Kalau anak bodohnya itu menjawab masih mencintai Laras, maka dirinya akan dianggap sebagai ibu yang memaksakan kehendak, mengorbankan kebahagiaan Ferdi, dan membuat pernikahan Ferdi dengan Amira tampak seperti permainan belaka.

Menunggu jawaban Ferdi terasa seperti menunggu putusan hakim.

“Aku sangat mencintai Laras, Oma,” jawab Ferdi lirih.

Bodoh… bodoh! Kamu bodoh, Ferdi. Itulah kenapa aku selalu khawatir padamu. Kamu terlalu polos, terlalu dimabukkan oleh cinta, rutuk Viona dalam hati, wajahnya memerah menahan gemas.

“Dengar sendiri, Ka. Ferdi sangat mencintai Laras, dan kamu sebagai ibu selalu bilang mengutamakan kepentingan anak. Sekarang apa kenyataannya? Kamu rela mengorbankan kebahagiaan anak dan mempermainkan pernikahan,” serang Laudia, suaranya penuh kepuasan melihat Viona terpojok.

“Diamlah!” bentak Renata, menghentikan serangan itu. Matanya beralih pada Viona. “Sekarang, panggilkan wanita itu!”

“Aku sudah di sini, Oma,” ucap Amira sambil melangkah masuk. Rambutnya disanggul rapi, memperlihatkan leher jenjangnya yang juga dipenuhi bekas merah. Wajahnya sayu, tubuhnya terbalut kaus Doraemon kebesaran dan celana kolor di atas lutut yang menonjolkan kaki jenjangnya. Lebih dari itu, langkahnya tampak janggal, seperti seseorang yang menahan rasa sakit di bagian selangkangan.

Semua mata langsung tertuju pada Amira. Ruangan mendadak terasa sesak oleh tatapan dan bisikan hati masing-masing.

Apa yang vampir ini rencanakan… ucap Ferdi dalam hati, menatap amira dengan penuh curiga

"Kenapa kamu tidak kabur saja Amira, padahal jendela sudah aku buka" ucap viona dalam hati dia takut amira membuat kekacauan dan membuat dia semakin terpojok.

1
partini
bulu bulu salah pilih lawan wkwkkw
fer kecintaan buangttt ma Kunti
3C
keren Amira...
Dea Wibowo
suka aja, bahasa nya natural, konplik ringan, cerita nya jg gak ribet .. enak buat d baca sambil rebahan /Facepalm//Good/
Mami Pihri An Nur
Ya Allah bab pertama sj sudah bikin aku ngakak,, smngat kak, aku kasi bunga deh
Dewi Anggraeni
sepertinya amora dan amira kembar an yaa
SOPYAN KAMALGrab
makasih Lo ka
partini
ao seperti itu
partini
sehhhh mantap sekali ini Oma
partini
dari sinopsis bikin curiga lah pas baca 👍👍👍👍
3C
Amira kereen...anak serigala gitu loh
3C
cerita nay bagus....unik beda dari yg lain. nyesel lho klo ga baca
3C
wah, makin seru ceritanya nih...
Heny
Kucing di kasi ikan mn nolak kwkw
y_res
boleh getok palax Ferdy e teflon gk sich bego banget jdi org,nenekx diselamatin eh malah gk sadar diri,ap dulu wkt sekolah cman ampe pagar 🙏🙏🙏
y_res
ntah si Ferdy in polos atw bodoh level dewa,ditinggalin di hari pernikahan msh cinta,,,gk ad harga dirix🙏🙏🙏
y_res
judul e berkaryalah....ta kirain suruh kerja a gitu eh ternyata suruh nglukis pake bibir 😅
y_res
biasax dlm nikah kontrak yg sadis tuh suami istri cman bsa manut trus mewek diam2,,,lah disini suamix malah frustasi gk bsa ngelawan😅
y_res
bru bab 1 dah ngakak🤣🤣🤣,tpi ta simpen dulu thor biar banyak soale aq tim maraton 😅🙏
Rian Moontero: mampiiirr/Bye-Bye/
total 2 replies
3C
wkwkwk...lucu bgt dah Amira. biasanya tokoh wanita itu cengeng, ini mah keren....
SOPYAN KAMALGrab: terimakasih ka @
total 1 replies
3C
lanjut Thor....seru ceritanya
SOPYAN KAMALGrab: terimakasih ka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!