NovelToon NovelToon
Legenda Zhu San

Legenda Zhu San

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Tamat / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Budidaya dan Peningkatan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:16.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Auraga

Ambisi tujuh Keluarga Bangsawan besar dan ternama, membuat kedamaian di Kekaisaran Liu, kini menjadi sebuah kenangan.

Rakyat pun menderita akibat ambisi ketujuh bangsawan yang bekerjasama dengan para pendekar dari dunia persilatan Aliran Hitam dan Aliran Netral.

Seorang Pemuda belasan tahun menjadi korban dari dua kelompok tersebut, membuatnya tidak bisa mengingat namanya karena dilemparkan hidup-hidup kedalam jurang yang sangat dalam.

Beruntungnya ia tercebur ke sungai di dasar jurang tersebut. Dan bertemu dengan Dua Jagoan nomor satu dari aliran hitam dan aliran putih dunia persilatan Liu yang keduanya telah lama menghilang.

Ia pun membuat kedua orang jagoan itu, terkejut saat mengetahui tubuhnya adalah Jenis Tubuh Yin Yang Sejati yang muncul seribu tahun sekali.

Mampukah pemuda tersebut mengembalikan kedamaian di kekaisaran Liu setelah ia mewarisi kekuatan kedua jagoan Nomor satu dari dua aliran yang berbeda itu? Siapakah Dia Sesungguhnya hingga dianiaya dan dilemparkan ke dalam Jurang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

001: Pertarungan Dua Jagoan Nomor 1

Dess

Duak

Suara pukulan beradu terdengar di sebuah lembah yang bernama Lembah Iblis. Sebuah tempat yang jarang di datangi oleh manusia biasa atau Pendekar sekalipun.

Suara itu tercipta karena dua orang kakek sedang bertarung dan masing-masing berhasil menyarangkan serangan mereka di tubuh lawannya.

“Fu Kuan, pukulan mu seperti pukulan perempuan yang sedang patah hati, membuat geli perutku saja hahahaha”

Seorang Kakek yang mengenakan Jubah Biru berkata mengejek seorang kakek lain yang mengenakan jubah putih bermotif Pedang yang pangkal bilahnya terdapat bentuk Bintang.

“Lin Kai, tendangan mu seperti tendangan seorang nenek yang baru melahirkan, lemah sekali.”

Kakek berjanggut putih yang dipanggil Fu Kuan, membalas perkataan Kakek berjubah biru yang terlihat sedang mengelus perutnya yang baru saja terkena pukulan darinya.

Sementara Fu Kuan sendiri terlihat sedang memijat pinggulnya akibat terkena tendangan kuat dari Lin Kai.

Keduanya masih berdiri dan saling menatap dengan tajam. Pertarungan keduanya baru saja dimulai dan dari pertukaran serangan tadi, keduanya mendapati bahwa tenaga dalam mereka sama kuatnya.

Lin Kai meraih gagang pedang yang tersarung di punggungnya, namun suara Fu Kuan membuat tangannya melepas kembali gagang pedang itu.

”Lin Kai, apa kau kehabisan jurus tangan kosong hingga ingin mencabut pedang butut mu?”

“Cuih … siapa bilang aku kehabisan jurus tangan kosong? Aku hanya ingin membelai lehermu dengan pedangku saja. Tapi jika kau ingin ku tendang lagi pantat teposmu itu, akan ku kabulkan sekarang juga.”

Selepas berkata demikian, Lin Kai segera melesat cepat dengan jurus Tendangan Kaki Baja yang terkenal dapat menghancurkan batu sebesar rumah.

Tendangan yang mengarah cepat ke pinggang Fu Kuan berhasil dihindari oleh kakek tersebut dengan melompat ke atas, lalu ia pun balas menyerang kepala Lin Kai dengan Jurus Tinju Besinya.

Pertukaran serangan pun kembali terjadi saat matahari telah tepat diatas kepala. Suhu udara pun mulai memanas di lembah itu.

Keduanya terlihat tidak ada yang ingin mengalah ataupun kalah, membuat pertarungan keduanya semakin lama semakin mendahsyat.

Lin Kai yang disebut sebagai Jagoan Nomor satu aliran Hitam, menyerang dengan jurus-jurus yang mengincar titik-titik vital yang mematikan dan serangannya pun terlihat kejam.

Sementara jurus tangan kosong yang digunakan Fu Kuan lebih dititikberatkan pada serangan ke bagian yang tidak mematikan dan pertahanan.

Hal ini karena adanya perbedaan Aliran yang mereka yakini kebenarannya. Fu Kuan mendapat julukan Jagoan Nomor satu Aliran Putih sekaligus Pelindung Sekte Pedang Bintang Merah.

Sekte Bintang Merah bukanlah Sekte Nomor satu di Dunia Persilatan Kekaisaran Liu, namun setidaknya Sekte itu termasuk dalam sepuluh Besar yang terkuat.

Puluhan jurus pun berganti menjadi ratusan jurus, gerakan kedua orang tersebut semakin lama semakin cepat dan kuat.

Angin pukulan maupun tendangan kedua kakek yang sudah mulai terlihat keriput itu, membuat daun dan ranting-ranting pepohonan di sekitarnya, jatuh berguguran.

Duak

Tendangan kuat dari Lin Kai berhasil bersarang di dada Fu Kuan membuat Kakek tersebut terpental dengan darah menyembur dari mulutnya.

Belum sempat Fu Kuan menyeka darah di bibirnya, Lin Kai kembali menyerang dengan tendangan kuat ke arah kepalanya.

Fu Kuan berkelit dengan cepat dan melepaskan tendangan tipuan yang berhasil mengecoh Lin Kai.

Dess

Sebuah Tinju kuat dari Fu Kuan bersarang telak di dada Lin Kai, membuat kakek berjubah biru itu terpental beberapa meter dengan darah yang juga menyembur dari mulutnya.

Pertarungan pun terhenti, keduanya segera mengambil sesuatu dari balik jubah mereka yang ternyata adalah sebuah botol giok yang berisi puluhan pil di dalamnya.

Fu Kuan menelan sebutir Pil berwarna Hijau sedang Lin Kai menelan dua buah butir pil berwarna abu-abu.

Keduanya lalu duduk bermeditasi untuk memulihkan luka dalam mereka. Lima menit kemudian keduanya bangkit dengan waktu yang nyaris bersamaan.

“Cukup bermain-mainnya, mari kita bertarung serius.”

Selepas berkata demikian, Lin Kai mencabut Pedang yang tersarung di punggungnya. Pedang dengan Bilah berwarna biru itu, segera terhunus ditangannya.

Melihat Lin Kai telah mencabut Pedangnya, Fu Kuan pun mencabut Pedang yang juga tersarung di punggungnya.

Sebuah Pedang berbilah kuning dengan pangkal pedang yang memiliki batu berbentuk bintang berwarna merah, segera terhunus di tangan Fu Kuan.

Menurut kabarnya, Pedang yang bernama Pedang Bintang Merah, adalah Pedang Pusaka yang terbuat dari logam yang berasal dari Bintang Merah, sebuah bintang yang di yakini sebagai tempat tinggal para Dewa.

Seorang Ahli Penempa senjata dari kekaisaran Wei, yang sangat terkenal kehebatannya, butuh waktu satu tahun untuk menempa Logam tersebut menjadi sebuah Pusaka yang Hebat.

Penempa yang terkenal itu mengatakan bahwa Pedang Bintang Merah, adalah senjata pusaka terhebat yang pernah ia buat selama hidupnya.

Karena ucapan itulah, Dunia persilatan dari empat Kekaisaran memburu dan berusaha mendapatkan Pedang tersebut.

Entah bagaimana ceritanya, Pedang tersebut kini berada di tangan Fu Kuan yang kini sedang berhadapan dengan Lin Kai yang terlihat sudah tak sabar untuk segera menyerang dirinya.

Melihat lawan telah bersiap dengan senjatanya, Lin Kai segera melesat terlebih dahulu merapatkan jarak.

Ia menusukan pedangnya yang bernama Pedang Awan Biru ke arah dada Fu Kuan. Fu Kuan pun segera menghindar dan memberikan tebasan ke tangan kanan Lin Kai yang memegang pedang.

Lin Kai segera menarik tangannya dengan cepat. Ia pun segera menangkis serangan Pedang Bintang Merah milik Fu Kuan.

Keduanya kembali bertarung dengan sengit. Jurus-jurus pedang yang hebat mereka gunakan agar dapat segera membunuh lawannya.

Namun setelah satu jam pertarungan, belum satu pun diantara mereka yang berhasil membunuh lawannya.

Hanya luka ringan di beberapa bagian tubuh yang terlihat dan masih mengalirkan darah. Nafas kedua kakek itu pun terlihat mulai tersengal-sengal.

Namun tak satupun dari keduanya yang mau berhenti bertarung, bahkan serangan keduanya kini, semakin mendahsyat.

Lin Kai mengalirkan sejumlah tenaga dalam yang cukup besar ke Pedang Awan biru, Sehingga pedangnya mengeluarkan cahaya kebiruan.

Melihat Hal itu, Fu Kuan pun menjadi waspada. Ia pun mengalirkan sejumlah besar tenaga dalamnya ke Pedang Bintang Merah. Pedang itu pun segera memancarkan cahaya kemerahan.

Lin Kai segera menebaskan pedang ke udara kosong di depannya. Selarik sinar biru melesat dengan cepat ke arah Fu Kuan yang segera melompat setinggi lima meter dan mengayunkan pedang Bintang Merah dari atas ke bawah.

Sinar biru dari Pedang ditangan Lin Kai mengenai bebatuan yang seketika membuat batu-batu itu hancur menjadi berkeping-keping.

Selarik sinar merah melesat dari Pedang Bintang Merah tepat mengarah ke tubuh Lin Kai.

Kakek itu mendengus kesal dan melompat kesamping kanan menghindari serangan energi Pedang Bintang Merah Fu Kuan.

Sinar merah itu menghantam sebuah pohon besar dan membuat batangnya yang besar terbelah menjadi dua dan terlihat hangus.

”Elang Biru Mematuk Mangsa”

Lin Kai kembali melesatkan Energi dari Pedang Awan Biru, namun kini energi yang keluar menyerupai sebuah burung elang raksasa yang berwarna biru dan segera melesat seolah hendak mematuk Fu Kuan.

Fu Kuan yang baru saja menjejakkan kakinya di tanah sangat terkejut melihat serangan yang datang dengan sangat cepat ke tubuhnya.

Ia pun segera menusukan pedang ke arah kepala elang raksasa itu seraya berteriak dengan keras.

“Petir Bintang Merah”

Dari Pedang Bintang Merah keluar petir berwarna merah yang melesat cepat menghantam burung elang raksasa tersebut.

BLAAAAR

Tanah berguncang hebat akibat pertemuan dua energi besar tersebut. Pepohonan disekitar tempat pertarungan pun tumbang dengan batang dan dahan yang hancur.

Demikian juga dengan bebatuan yang ada disekitar tempat itu, berterbangan dan hancur menjadi debu.

Suasana pun menjadi hening untuk sesaat. Setelah debu-debu menghilang tertiup angin, terlihat dua kakek yang tadi bertarung, tergeletak tak sadarkan diri.

Satu menit kemudian, terlihat seorang pemuda berusia sekitar lima belas tahun mendatangi tempat itu dengan langkah kaki yang perlahan.

Ia mengenakan jubah mewah yang basah dan kotor. Wajahnya terlihat lebam dan beberapa luka di beberapa bagian tubuhnya masih mengeluarkan sedikit darah.

Ia menatap lemah ke arah dua orang Kakek yang terbaring berjauhan itu. Ia tak tahu apakah keduanya masih hidup atau sudah mati.

Pemuda itu menghela nafas panjang, ia pun akhirnya menyadari bahwa suara ledakan yang tadi ia dengar adalah suara dari pertarungan kedua kakek itu.

Siapa Kedua Kakek itu? Siapa dirinya dan mengapa ia berada di tempat asing ini?

Kedua pertanyaan itu adalah hal yang mengisi benak pemuda yang kini terduduk seraya menatap sebuah liontin yang berada di tangannya.

Hal terakhir yang ia ingat adalah, dirinya dihajar habis-habisan oleh tiga orang sebelum tubuhnya dilemparkan dari Jurang.

Ia masih ingat saat mencoba meraih dahan sebuah kayu yang kering, namun dahan tersebut patah dan ikut jatuh dalam waktu cukup lama sebelum ia merasakan sakit saat tubuhnya tercebur kedalam air sungai.

Hal terakhir yang ia ingat sebelum kehilangan kesadaran adalah meraih dahan besar yang mengambang dan memeluknya dengan erat, agar kepalanya tetap di atas air.

*****

1
Uswatun Khasanah
Harusnys pimpinan nya di pegang dulu biar g banyak korbannya
Ryan Sutardjo
Begitu Dewi kematian mulai berkiprah di luar kekaisarannya maka, bahaya sdh mulai mengontai kehidupan
Umi Ifat
sangat bagus dn menghibur juga mendidik
Ryan Sutardjo
Hemmmm rupanya kita di buay prank sama Outhor....sekali lagi ngprank...hpnya aku banting ya
Ryan Sutardjo
Luka karena cinta itu lebih sakit daripada luka tergores Bakwan
Ryan Sutardjo
pokoknya Bunuh smuanya jagan sisakan walaupun secuil umur musuh2nya
Asiyah Asiyah
hrsnya musuh lm itu cpt dihabisi dr dl. menunda2 malah bikin mslh sj
Asiyah Asiyah
hmm sallah sndr sdh sakti skl mstinya musuh2 kelrg n musuh2 nya dicari smua n di bunuh smua biar kelrg nya aman
Asiyah Asiyah
kelompok zuhan sdh tau tdk mampu tp tdk menghindar prgi j utk lari mt bantuan mc
,itu sm sj dg menyerhkan nyawa
Ryan Sutardjo
Janga banyak pikir langsung Bunuh habis para penyerang Songdu
Ryan Sutardjo
Kan biasanya sambil berkelahi juga bisa mengisi ulang tenaga dalam melalui Cristal yg ada di gagang pedang tersebut
Ryan Sutardjo
Zhu San bunuh aja smua musuh2 yg dtg menyerang Sangdu...jgn diberi ampun
Asiyah Asiyah
hemm. akbt mc kekuyuran ber lm2 tnp kuatir ayah ibunya di serang musuhnya
Ryan Sutardjo
Sepertinya kedua org tersebut adala Yao Yao Shan dan Pasangannya...mereka yg mempunyai Pedang yinyang
Ryan Sutardjo
apakah kekuatan itu yg akan menggabungkan kekuatan Zhu San dg Bian chi atau kekuatan tersebut adalah kekuatan Dewi kematian...tolong kasih tahu Thor
Ryan Sutardjo
mampus luuu smuanya...salah sendiri sdh tua masih sj ngejar masalah hadiah...
Ryan Sutardjo
gmn kedua musuh2nya Zhu San sdh mampuskah mereka.?
Ryan Sutardjo
langsung Bunuh saja Hong Qi...mampus luuu Hong..
Ryan Sutardjo
Masih Sempat main suwit2an ya...Sikat bunuh Habis aja langsung
Ryan Sutardjo
pasti akan seru Pertempuran ini krn musuh lama Zhu San si Dong Fu serta kaeanya akan bertamu dg Zhu San
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!