Ratu Drama Mendadak Jadi Istri Pangeran

"Apakah pernikahanku dan Xu Dingfei diputuskan oleh Kaisar?" Zhi Yi tidak meragukan informasi yang diberikan oleh Pangeran Xu Jun saat di ruang belajar, dia hanya ingin memastikannya lagi.

Mungkin, dia akan mendapatkan informasi yang lebih menarik dan bermanfaat ketika bertanya pada Songshu.

"Ya." Songshu mengangguk, lalu menjelaskan dengan detail. "Jenderal dan Nyonya Gu melakukan kontribusi yang luar biasa, mereka mati demi negara dan meninggalkanmu seorang diri di perbatasan. Jadi, Kaisar memutuskan untuk menikahkanmu dengan Pangeran Xu dan mengizinkan Ratu mengurus pernikahan kalian."

Songshu berhenti sejenak hanya untuk menuangkan segelas teh lagi untuk Zhi Yi. "Karena itu, Yang Mulia pergi ke perbatasan untuk membawamu kembali ke mansion."

Zhi Yi mengangguk mengerti, memang tidak sia-sia mengorek informasi dari Songshu.

Fakta yang baru saja dia ketahui, ternyata pemilik tubuh asli tinggal di perbatasan bersama kedua orangtuanya dan dibawa kembali ke ibukota oleh Pangeran Xu Jun.

Bukannya berbahagia, Zhi Yi justru mendengus sinis. "Saya tidak bisa cukup berterima kasih pada mereka."

Jika bukan karena kemurahan hati Kaisar yang memberikan pernikahan sehingga Pangeran Xu Jun membawanya kembali ke perbatasan, dia tidak mungkin mati sehari sebelum pernikahannya dilangsungkan.

Mereka adalah orang-orang yang memiliki jasa atas kematian tragisnya!

Bukankah tidak cukup hanya dengan mengucapkan terimakasih?

Kenapa harus ada pernikahan segala?

Pada akhirnya, Zhi Yi hanya bisa bergumam dengan menyedihkan di dalam hatinya. 'Aku tidak bisa melarikan diri dan keluar dari pernikahan. Apa yang harus aku lakukan?'

...

Di dalam kamarnya, Pangeran Xu menahan rasa sakit yang menyiksa ketika Xiao Hui mengoleskan obat pada luka-lukanya.

"Yang Mulia, bukankah menurutmu Putri Xu tidak sama seperti sebelumnya? Namun, saya dapat memastikan bahwa perasaannya padamu tetap sama."

Xiao Hui sudah berusaha keras untuk bersikap selembut yang dia bisa, tetapi Pangeran Xu tetap saja masih meringis sesekali.

"Kenapa kamu bicara begitu?" Wajah Pangeran Xu datar, tidak menunjukkan ketertarikan dalam pembicaraan mereka yang menjadikan Zhi Yi sebagai topik utama.

"Jika dia tidak menyukaimu seperti sebelumnya, dia tidak akan cemburu pada Nona Liu."

Bagi Xiao Hui, pertengkaran Zhi Yi dan Liu Sanniang barusan yang berebut mengobati Pangeran Xu adalah bentuk kecemburuan.

Sejak dulu, perasaan Zhi Yi untuk Pangeran Xu sudah menjadi rahasia umum. Sekarang, tampaknya masih begitu.

"Aku menghabiskan banyak uang dan mengambil hukuman untuknya, bagaimana mungkin dia tidak menyukaiku?"

"Namun, bagaimana kamu bisa keluar dari mansion dan dihapuskan dari tahtamu jika dia masih menyukaimu?" Dari sekian banyak orang yang ada di muka bumi, Xiao Hui adalah satu-satunya yang paling mengerti Pangeran Xu.

Semua pikiran dan tindakan Pangeran Xu tidak ada yang lepas dari pandangannya.

"Itu tidak masalah. Jika dia benar-benar menyukaiku, aku akan mengatakan kebenarannya padanya." Pangeran Xu tidak menganggap hal itu sebagai beban yang harus dipikirkan.

"Rumah Bunga, Rumah Arak dan Rumah Gambling adalah sebagian dari propertiku. Aku membiarkannya menghabiskan uangku sesuka hatinya karena uang itu juga akan kembali ke kantongku."

Pangeran Xu masih berusaha menahan rasa sakit yang menusuk, dia berkata, "Aku menerima hukumannya untuk membuat marah ayahku agar dia melepaskan aku dari tahtaku. Namun, dia merusak rencanaku."

Dengan kata lain, Pangeran Xu menolak mengakui bahwa tindakannya mengambil alih hukuman yang seharusnya diberikan kepada Zhi Yi adalah untuk memancing amarah Pangeran Xu Jun.

Itu bukan kepedulian atau pun perlindungan!

Dia hanya ingin lepas dari tanggung jawabnya sebagai seorang penerus di Rumah Bangsawan Pingyan.

Xiao Hui terkekeh pelan dan berkomentar, "Hanya saja, jangan kehilangan dirimu sendiri karena itu."

Pangeran Xu mengangkat pandangannya dan mendelik tak senang pada Xiao Hui. "Apa kamu mencoba mengajariku apa yang harus dan tidak aku lakukan?"

Xiao Hui tersenyum canggung dan segera melambaikan tangannya. "Ehehe ... saya tidak berani."

"Cepat selesaikan pekerjaanmu!"

"Baik."

Selanjutnya, hanya keheningan yang menghiasi kamar tidur Pangeran Xu ketika kedua penghuninya sibuk dengan pemikiran dan tugas masing-masing.

Hanya saja, tiba-tiba sebuah senyuman melintas di wajah Pangeran Xu.

Entah apa yang dia pikirkan, Xiao Hui tidak ingin ikut campur dan hanya tetap fokus dengan kegiatannya yang belum usai.

...

"Putri, saya pikir pangeran memperlakukan Anda dengan lebih baik."

Saat ini, Songshu dan Zhi Yi masih membicarakan orang yang sama—Pangeran Xu.

Zhi Yi diam, tidak berniat merespon atau mengabaikan kata-kata Songshu. Dia hanya menopang dagu dengan kedua tangannya dengan berbagai pikiran yang silih berganti merasuki otak kecilnya.

"Lihat, dia membelikanmu banyak hal untuk membiarkanmu bersenang-senang. Dia bahkan membuatmu bertaruh padanya dan sekarang, dia juga bersedia menerima pukulan itu."

Bukannya ingin memuji Pangeran Xu di depan Zhi Yi agar gadis itu terpesona, tetapi apa yang Songshu katakan sarat dengan pujian dan rasa kagum.

"Bertaruhlah padaku."

Zhi Yi tiba-tiba ingat bagaimana Pangeran Xu dengan tenang memintanya mempertaruhkan dirinya sendiri di depan meja judi.

Zhi Yi juga teringat saat Pangeran Xu menyentuh dagunya dengan kipas lipat di atas tembok Kediaman Bangsawan. "Kamu menjadi semakin berani."

Terakhir, ingatan Zhi Yi memutar kenangan di ruang belajar Pangeran Xu Jun ketika Pangeran Xu dengan tenang berkata, "Aku akan mengambil alih hukuman untuk Zhi Yi."

Zhi Yi tidak bisa menahan rasa hangat yang semakin menyelimuti hatinya, wajahnya pun tampak memerah.

"Bukankah dia selalu seperti ini padaku?" Zhi Yi bertanya dengan ragu, dia tidak punya kesan mengenai sikap Pangeran Xu padanya di masa lalu.

"Dia tidak sebaik ini padamu sebelumnya, tapi dia satu-satunya orang di rumah ini yang melindungimu ... selain Yang Mulia."

Suara Songshu melambat dan melemah saat menyebut 'Yang Mulia.'

Di masa lalu, Zhi Yi sangat bodoh dan naif sehingga sangat mudah bagi orang lain untuk mencelakainya.

Pangeran Xu Jun memang berkali-kali melindungi Zhi Yi, tetapi dia tidak sebaik Pangeran Xu yang selalu siap pasang badan kapan dan di mana pun juga.

Zhi Yi membuka mulutnya saat keterkejutan melintasi wajahnya. 'Xu telah membelaku beberapa kali, dia sangat baik. Demi dia dan demi aku ....'

Zhi Yi berhenti berpikir, tiba-tiba sebuah tragedi mengetuk ingatannya lagi.

"Dengan obat ini, kamu tidak perlu khawatir karena tidak akan ada yang tahu Xu mati keracunan."

Jika saat itu Pangeran Xu tidak membekap mulutnya dan menyeretnya pergi, dia mungkin sudah mati untuk yang kesekian kalinya.

'Siapa mereka?' Zhi Yi mengerutkan keningnya saat otaknya dipaksa bekerja lebih keras lagi, tetapi tidak ada satu nama pun yang terlintas di benaknya sebagai tersangka.

Lagipula, dia tidak boleh sembarangan berprasangka!

Jika tidak, prasangkanya mungkin saja akan salah alamat mengingat dirinya adalah orang baru di dunia ini.

'Baiklah, aku akan menjadi Jessica Fletcher untuk memecahkan misteri ini.' Zhi Yi mengangguk, sangat setuju pada pemikiran yang melintas tanpa sengaja.

Jessica Fletcher adalah karakter fiksi dari serial televisi AS Murder, She Wrote—yang pernah Zhi Yi tonton bersama temannya.

Zhi Yi kembali tercengang, tetapi kali ini dengan perasaan senang.

Tidak disangka, dia memiliki pemikiran yang sangat briliant seperti ini.

Alih-alih melarikan diri dan mencoba berbagai cara untuk membatalkan pernikahan dengan Pangeran Xu, ada baiknya dia mencari tahu siapa orang yang ingin mencelakai calon suaminya.

Bukankah nyawanya akan baik-baik saja selama dia bisa menangkap si pembunuh?

"Putri, ada apa?" Songshu mengerutkan keningnya, dia khawatir Zhi Yi akan semakin gila saat melihat senyuman bodoh di wajah sang majikan.

"Huahhhh ...." Zhi Yi tiba-tiba menguap. "Aku mengantuk."