Selama 20 tahun, dirinya menduduki tahta. Raja Lee Yun selalu tenggelam dalam ingatan kelam. Ingatan kelam yang membuatnya sulit untuk terlelap, bahkan sulit untuk melakukan segala hal. Karena tragedi buruk yang berhasil memecah belah dirinya dan sahabat karibnya, membuat Raja Lee Yun selalu bertahan agar tidak depresi karena rasa bersalah yang mendalam.
Suatu hari, saat putra mahkota JunHwa kembali dari pendidikan nya di Sungkyunkwan. Dan berhasil menjadi murid No. 1. Raja Lee Yun yang sudah tidak tahan, meminta bantuannya untuk menemukan dalang dari konspirasi 20 tahun lalu di balai kerajaan yang mengakibatkan perpecahan antara dirinya dan sahabat karibnya. Dan satu hal lagi yang dia minta, Yang Mulia Raja Lee Yun meminta agar putranya menemukan Sahabatnya yang pergi meninggalkan ibukota tanpa jejak.
Mampukah Putra Mahkota JunHwa memecahkan konspirasi 20 tahun lalu itu? dan apakah dia juga dapat menemukan dimana sahabat karibnya ayahnya.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sequoia_caca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hantu Sun Ri
"Baiklah, Aku akan menceritakannya sedikit. Dulu Neneknya, Neneknya, Neneknya, Nenekku. Bertemu dengan seorang pria saat festival kembang api di kota ini, pria muda itu mengaku anak dari seorang bangsawan di Hanyang dan dia bilang pada nenek moyangku kalau dia punya sebuah pekerjaan yang harus diselesaikan disini. Pria itu meminta nenek ku untuk mengajaknya berkeliling besok harinya. Nenek moyangku mengiyakan nya karena dia memang sudah tertarik pada pria itu pada jumpa pertema mereka. Lalu mereka berjanji untuk bertemu di depan sebuah pasar. Keesokan harinya mereka bertemu, dan pertemuan itu berlanjut hingga hari-hari kedepannya.
Lalu suatu hari, mereka melewati batas. Mereka memadu kasih dan bercinta di danau. Setelahnya, pria muda itu berjanji akan menikahi nenek moyangku. Hari esoknya, saat nenek moyangku pergi ke penginapan tempat dia tinggal ternyata pria itu pergi meninggalkan sebuah surat yang mengatakan bahwa dia akan kembali dan melamarnya. Hari demi hari berlalu, bulan pun berganti. Hingga setelah kejadian penyatuan malam itu, nenek moyangku ternyata hamil. Dia pun kabur dari rumah dan berniat mencari pria itu ke ibukota.
Saat sampai di ibukota dia tidak langsung menemukan pria itu, berhari-hari dia mencari dan tidak menemukan apapun. Suatu hari dia yang lelah dengan perut besar berjalan di pasar lalu tanpa sengaja dia melihat lukisan wajah dirinya di papan pencarian orang hilang ternyata ayahnya mencarinya. Lalu di belakangnya terdengar suara pria yang ia kenali, yang amat dia rindukan. Nenek moyangku pun berbalik dan berniat menghampiri pria itu, namun ternyata ada sebuah fakta menyakitkan yang ia tahu. Pria itu sudah berkeluarga, kenapa dia tahu karena ada dua anak kecil yang memanggilnya ayah beserta seorang wanita cantik yang pria itu panggil dengan istriku.
Disaat yang bersamaan nenek moyangku juga tertangkap oleh suruhan ayahnya dan berniat membawanya kembali kemari. Nenek moyangku menangis meronta memanggil nama pria itu. Goo Ji.... Goo Ji.. ini aku... ehmmmm ini aku.. Sun Ri.. Goo Ji.. namun naas pria itu tidak mendengarnya.
Akhirnya dia pun dibawa pulang oleh suruhan ayahnya, dia dikurung di dalam kamar dengan perut besar. Ayahnya baru tau kalau dia sudah dihamili pria beristri. Untuk menutupi rasa malu, maka dari itu dia dikurung di kamarnya. Nenek moyangku melahirkan seorang bayi perempuan yang sehat tapi setelah melahirkan dia memutuskan untuk bunuh diri dengan cara menenggelamkan dirinya di danau itu. Dan setelah itu banyak kejadian astral disana. Bahkan apa yang dikatakan ayahku benar adanya beberapa bulan setelah nenek moyangku Sun Ri mengakhiri hidup nya. Banyak pria muda apalagi yang tampan mati disana, ada beberapa saksi melihat pria-pria itu tiba-tiba berjalan ke arah danau dan tidak muncul lagi. Barulah dia muncul ke permukaan dalam keadaan tak bernyawa.
Setelah itu danau pun di tutup warga yakin arwah Sun Ri bergentayangan disana meneror pria muda dan hanya keturunannya saja yang bisa meredakan amarah Sun Ri dengan tinggal di danau itu. Nah, makan dari itu ayahku membangun penginapan ini untuk menjaga warga dari arwah Sun Ri, Selesai. "
Hyun menyelesaikan cerita yang ia karang itu, Jun Hwa malah semakin tertarik bukannya merasakan takut seperti yang lain. Bahkan, Si Woo dan Si Wan pun nampak percaya dengan cerita Hyun.
"Maka dari itu, kalian dilarang mendekat ke sana. "
Hyu melanjutkan perkataan nya.
"Tuan, apa itu cerita yang nyata"
Deok Su berbisik pada Hyun.
"Te.. tentu saja. Itulah kenapa ayah hanya memperbolehkan Ayah, Aku dan bibi saja yang boleh kesana. "
"ohhhh jadi begitu ceritanya.. "
Deok Su pun akhirnya percaya.
"Tuan Hyun, berarti hanya kau yang tinggal disana? "
Jun Hwa tampak masih penasaran. Hal itu membuat Hyun semakin jengkel.
"Iyaaa.. dan panggil aku Hyun saja. Si Woo
sekarang giliranmu menjelaskan pembagian grup pada mereka. Aku lelah berbicara terus karena pria itu.. "
Hyun mempersilahkan Si Woo untuk menjelaskan bagiannya. Dia berjalan sedikit menjauh dari sana. Namun, pandangannya tidak lepas dari Jun Hwa dia seperti menandai pria itu karena terlalu ingin tahu.
"Deok Su.. apa menurutmu aku harus berhati-hati padanya? "
Deok Su mengikuti arah pandang Hyun.
"memangnya kenapa?... dia tampak biasa saja, tidak terlihat berbahaya.. Masalahnya hanya dia terlalu tampan. Jangan sampai nenek moyang tuan melihatnya... kalau tidak dia pasti akan terbunuh juga.. aduhhh ngeri sekali!! "
Deok Su ketakutan membayangkan Hantu Sun Ri, Tiba-tiba dia berlari ketakutan meninggalkan Hyun.
"Aku harus waspada padanya!! "
"Jadi Grup satu dan dua sudah aku jelaskan akan menginap di Sansuyu. Grup selanjutnya yaitu tiga dan empat yang akan tinggal di Yuchae berikut daftar grup tiga ada Shin Gu, Myung Sok, Sal Su, Bong Gil. "
Si Woo meng absen setiap orang untuk pembagian grup.
"Lalu grup empat ada Hae Jun, Hun Ma, Ra Hwi dan Bun Sik"
Hae Jun dan tiga temannya tampak merasa puas setelah mereka tau di satukan di satu ruangan.
"Dan grup terakhir, tentu saja kalian tau.. Ada aku, Si Wan"
Si Wan mengangguk saat namanya disebutkan. Lalu Si Woo melanjutkan perkataan nya.
"Cheon Jun Hwa dan Seo Jae Gil kami akan menginap di Maehwa"
Jun Hwa tampak senang mendengar Maehwa. Dia menepuk pundak Jae Gil dengan bahagia. Jae Gil hanya diam tanpa berkomentar apapun
"Aku ingin tau strategi apa yang dia punya sehingga bisa menjadi peringkat pertama.. "
Sejak awal Si Woo memang sudah menargetkan untuk tinggal satu ruangan bersama Jun Hwa, dia sangat ingin tahu saingannya itu belajar seperti apa.
"Ingat ini sudah ditetapkan jadi tidak boleh ada yang protes, kalau tidak kalian akan dipulangkan dan tidak boleh menjadi pendidik mahasiswa baru. Dan juga otomatis keuntungan kalian untuk bekerja di dalam istana tanpa tes akan hangus. "
Giliran Si Wan yang berbicara.
"Dan ada satu hal lagi, selama menginap disini kalian tidak boleh terlihat melakukan sesuatu diluar etika mahasiswa seperti pergi ke rumah bordil atau berjudi atau bahkan mabuk di luar. Karena walau sudah lulus kalian tetap berstatus mahasiswa bahkan mahasiswa kehormatan. Ingat itu!!! Kalau kalian tidak setuju Aku dan Si Woo yang menjadi perwakilan silahkan protes pada dewan Guru besar sungkyunkwan. Baiklah kalau begitu gadis-gadis...antar mereka ke tempat masing-masing"
Si Wan tertawa seolah ini adalah penginapan miliknya.
"Pria bodoh itu belagak seperti dialah pemilik tempat ini, bahkan dia memperlakukan karyawan ku seperti miliknya... Apa... gadis-gadissss.. dasar sialan!! "
Hyun menghampiri Si Woo dan Si Wan lalu dia menendang kaki Si Wan yang masih bertingkah menyebalkan.
"Heyyy bocahhh.. beraninya kau!! "
Si Wan mengusap tulang keringnya yang terasa berdenyut akibat ditendang Hyun dengan keras.
"Kauuu yang seenaknya saja seolah tempat ini milikmu!!! Lihat saja akan ku kurangi jatah makanan mu!! "
"Berhentilah kalian.. sangat kekanak-kanakan sekali.. "
Si Woo menggeleng kan kepalanya melihat tingkah mereka berdua.
"Wahhhh.. senangnya mendapatkan teman baru.. "
Jun Hwa juga menghampiri mereka dengan Jae Gil yang berjalan di belakangnya.
"Heyyy, tuan penasaran.. disini dilarang membawa dukun atau guru spiritual.. "
Hyun tiba-tiba mendekat ke arah Jun Hwa sambil mendecak pinggang. Si Wan tertawa terbahak-bahak mendengar celoteh Hyun tentang siapa dukun yang dia maksud. Sedangkan Jae Gil masih saja diam tidak peduli.
"Dukunnnnn ahahahahah haha dukun katanya.. Si Woo dia bilang.. "
"Diamlah... "
Si Woo kembali membentak Si Wan.
Jun Hwa tertawa tipis mendengar perkataan Hyun tentang Jae Gil, dia tidak menyalahkan Hyun karena siapa saja yang melihat Jae Gil tanpa mengenalnya pasti akan mengganggap nya seperti itu.