Rumah pojok yang selalu bersuara desahan nikmat setiap malam nya selama beberapa tahun terakhir ini, seorang gadis belia yang menjadi primadona sehingga tidak pernah istirahat dapat tamu.
namun ada pula kabar mengatakan bahwa diri nya memiliki susuk, karena setiap pelanggan yang usai berhubungan dengan nya selalu meninggal dunia dengan cara bermacam macam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Mencari adik nya
"Istirahat dulu, kau kalau kerja kok tidak ada istirahat nya sih." Mateo memanggil seorang pria bertubuh kekar.
"Tanggung ini dikit lagi, Bang." jawab Udin sambil tersenyum.
"Aku kalau melihat mu cepat sekali besar nya, udah seperti membesarkan anak saja rasa nya!" Mateo tergelak geli melihat Udin yang memang sudah bertumbuh menjadi seorang pria.
Udin yang di bilang begitu hanya tersenyum saja, di usia nya yang sudah menginjak dua puluh satu, dia sudah bisa mencari uang selama beberapa tahun tinggal di kota. uang yang dia cari juga halal karena dia bekerja di rumah Mateo merangkap jadi apa pun, Mateo mau membuat kadang burung maka Udin yang jadi tukang nya.
Pekerjaan yang sebenar nya dia tekuni adalah tukang kebun, Mateo sangat sayang dengan pemuda ini karena dia baik dan juga sopan tingkah nya. walau di bilang Mateo bukan lah pria baik baik karena pekerjaan yang ia ambil, tapi dia bila bertemu orang benar begini akan jadi orang baik.
Apa lagi dengan Udin yang ia kenal hampir dua tahun lebih, tidak pernah sekali pun Mateo mengajak Udin masuk dalam dunia nya yang sangat tidak bagus itu. jadi dia benar benar menjaga seperti Kakak yang menjaga adik nya, tidak mengajak di jalan yang salah.
"Bang, aku kalau mau mencari orang apa susah ya?" tanya Udin akhir nya.
"Siapa yang mau kau cari itu?" Mateo bertanya balik.
"Ada dua sih, Bang! tapi aku memang sudah lama putus kontak, walau sekarang aku punya ponsel tapi aku tidak bisa menghubungi dia." jelas Udin.
"Saudara mu atau pacar mu ni?" goda Mateo.
"Ah mana ada cewek mau sama aku, ya saudara dan juga Ibu ku." jawab Udin sambil tersenyum.
"Ibu mu juga menghilang?" Mateo kali ini agak serius.
"Ibu ku memang menghilang begitu saja, Adik ku yang bilang mau merantau tapi aku tidak tau sama sekali kabar nya." jelas Udin sambil membuka ponsel yang di belikan oleh Mateo kemarin.
"Susah juga mencari orang di kota besar begini." ujar Mateo sambil menghisap rokok nya.
Udin membuka ponsel untuk mencari foto Lula yang dulu ada aplikasi biru yang sangat hits untuk kalangan anak muda, dulu nya Lula membuat akun dengan ponsel nya Bintari sang sahabat yang sangat dekat sekali. jadi nya ada beberapa foto Lula yang di pasang di sana, ada juga yang bersama dengan Bintari.
"Ini nama nya Lula, Bang!" Udin menunjukan foto adik nya.
"Dia adik mu?!" Mateo terlihat kaget sampai mau tersedak asap rokok karena melihat gambar itu.
"Santai saja dong, apa Abang sudah pernah ketemu?" Udin menatap curiga.
"Mau ketemu di mana, aku kaget karena adik mu cantik juga." sahut Mateo cepat.
"Dia bilang dulu nya mau merantau kata sahabat ku, padahal aku bilang untuk diam saja di kampung tapi dia justru pergi." keluh Udin pelan.
Mateo melirik Udin yang nampak sangat sedih karena dia sungguh mau mencari adik nya entah di mana, sekarang Udin sudah punya ponsel sehingga bisa bertanya pada orang kampung. orang yang di ajak bicara kala itu Mbak Kinan, dia bertanya soal adik nya apa kah sehat dan dia mau kirim uang.
Namun ternyata Lula juga merantau di kota bersama Anton ponakan nya Pak RT, itu lah penjelasan nya Kinan dan Udin langsung syok jadi nya. kalau Lula merantau juga, apa kah ada di kota ini atau di kota lain karena dia juga memang tidak tau sama sekali soal kepergian adik nya.
"Minta tolong ya, Bang. kalau misal nya ada ketemu, kabari aku ya!" pinta Udin serius.
"Kalau dia tidak merantau di kota ini, Din." ujar Mateo.
"Nah itu juga yang aku pikirkan, tapi orang yang mengajak dia itu tinggal di kota ini." Udin berkata lagi.
"Tau dari mana kamu?" Mateo melirik Udin lagi.
"Dia ponakan nya RT di kampung ku, Bang!" Udin nampak gelisah.
"Ya sudah nanti aku akan cari adik mu lah, tapi kalau tidak dapat selama tiga hari kau menyerah lah ya." Mateo berkata serius.
"Oke, aku akan cari sendiri nanti kalau Abang sudah tidak bisa menemukan nya." angguk Udin setuju.
Mateo menarik nafas panjang karena ini mungkin saja adalah jalan terakhir agar Udin tidak terus terusan merongrong dia untuk mencari di mana Lula berada, kalau nanti sudah di cari dan sama sekali tidak ketemu maka bisa saja Udin menyerah dan tidak akan mencari lagi di mana adik nya berada.
...****************...
Perkumpulan para pemuda kota jelas adalah minum alkohol dan juga club malam, sama hal nya juga dengan Mateo yang sudah sangat binal dan begitu ahli soal hal hal begini. tebar pesona adalah pekerjaan nya setiap malam, sebab dengan begitu dia bisa memancing para wanita kesepian atau lebih sering di sebut Tante girang.
"Ayo lah, Ton! kau dari dulu menolak terus untuk jadi gigolo." ujar Mateo.
"Apaan, aku memang tidak mau kok sampai kapan pun!" tolak Anton.
"Bodoh sekali kau ini, selain dapat uang maka kita juga dapat kenikmatan." bujuk Mateo.
"Kepala mu itu! kalau cuma uang aku juga punya." sewot Anton.
"Kau jangan macam macam kalau bicara dengan pengusaha pisang goreng ini, Teo!" Jordan juga tertawa keras.
Anton melengos karena dia memang sama sekali tidak tertarik untuk menjadi gigolo nya para wanita kesepian, toh hidup dia juga kesepian malah mau menghibur orang kesepian sehingga dia pun menolak walau tawaran nya sudah sejak dulu.
"Ngomong ngomong, Tante mu yang posesif dulu itu kemana sih?" Jordan menatap Mateo.
"Aku tidak tau, ponsel nya tidak bisa di hubungi dan rumah nya juga kosong." jawab Mateo teringat Juwita.
"Orang Radja nya juga menghilang, entah kemana memang mereka." timpal Anton pula.
"Nah kau kan kenal juga sama mereka." Jordan baru sadar.
Radja dan Juwita sama sekali tidak ada kabar lagi di kota, rumah nya tutup dan kosong serta usaha nya di jalan kan oleh orang lain selama dia menghilang ini. sudah pasti uang nya di ambil orang itu, jadi mereka semua memang tidak ada yang tau pasangan itu pergi kemana.
"Padahal dia yang paling royal." ujar Mateo.
"Kadang suka gitu memang, jangan jangan dia insaf dan di ajak pergi sama suami nya." tebak Jordan.
Mateo angkat bahu karena dia memang sama sekali tidak tau kemana Juwita pergi, sebab dia sudah lama tidak ada berhubungan dengan wanita itu. jadi tidak tau kabar nya ada di mana, andai dia tau sudah pasti akan di datangi nya.
Hallo guys, selamat pagi semoga sehat selalu ya kalian semua, othor nunggu gajian lah.
kepo kumat🙈🙈🙈