NovelToon NovelToon
MANTU RAHASIA

MANTU RAHASIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Nikah Kontrak / Dokter Genius / Cinta Seiring Waktu / Kebangkitan pecundang / Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:23.6k
Nilai: 5
Nama Author: zhar

"HABIS MANIS SEPAH DI BUANG" itu lah kata yang cocok untuk Rama yang kini menjadi menantu di pandang sebelah mata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zhar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 Mantu Rahasia

Juli yang sadar kalau dia nggak bisa nutup-nutupin lagi, tiba-tiba dapat ide dan langsung ngomong serius, “Oke deh, aku bakal jujur sekarang.”

“Hah? Jujur soal apa? Coba bilang,” kata Pak Sodik sambil menatap Juli tajam.

Juli menarik napas, lalu berkata, “Beberapa hari terakhir ini, Mas iparku Rama nggak tidur sama sekali. Dia begadang tiap malam, belajar soal teknik pengobatan atau semacamnya. Dia bener-bener nggak tidur sekejap pun. Akhirnya sekarang tumbang juga dan tidur pulas banget.”

“Menurutku, karena kalian juga belum ambil keputusan, mending biarin aja dia istirahat dulu. Nanti kalau udah ada hasil keputusan, baru deh kita bangunin dia.

Tapi ya, kalau emang pengen bangunin sekarang juga, silakan. Cuma jangan salahin aku kalau nanti dia bangun terus ngamuk.”

"Eh..."

Pak Sodik sempat bengong.

Dia langsung keinget kejadian beberapa hari lalu, waktu Rama sendirian ngadepin sekelompok orang dan malah menang telak.

Begitu diinget-inget, Pak Sodik jadi merinding.

Rama udah nggak tidur berhari-hari, dan sekarang baru dapet kesempatan buat istirahat. Kalau tiba-tiba dibangunin dan dia naik darah, bisa-bisa situasinya kacau, dan dia sendiri nggak yakin bisa nanganin.

Akhirnya, sambil menghela napas berat, Pak Sodik langsung ngomong tegas, “Ya udah, jangan ganggu dulu. Kita tunggu paman dan bibi kamu dateng, baru kita diskusiin, habis itu bareng-bareng ke kakekmu.”

“Gitu dong.” Juli senyum tipis, ngerasa sedikit lega.

“Ayu, bisa telepon orang tuamu dulu? Tanyain mereka udah sampai mana. Harusnya sih udah deket,” kata Pak Sodik sambil melirik Ayu.

“Kayaknya sih udah hampir nyampe. Aku cek dulu ya,” jawab Ayu sambil ambil ponselnya.

Sepuluh menit kemudian, Pak Sidik dan istrinya sampai di vila Grand dan langsung duduk bareng Pak Sodik di ruang tamu.

Pak Sodik juga manggil semua anggota keluarga, termasuk anaknya, Tio, yang masih sibuk kerja.

“Ayah, ada apa sih? Aku lagi nanganin proyek gede ini. Nggak bisa lama-lama,” kata Tio dengan wajah kesal, meski dia berusaha tetap sopan.

Pak Sodik menatap tajam ke arah Tio, lalu berkata tegas, “Ini soal kakekmu. Duduk dulu. Kita bakal bahas bareng-bareng.”

“Baik...” Tio pun akhirnya duduk.

Pak Sidik, yang dari tadi diam, akhirnya buka suara. Dia menatap Sodik dan berkata dengan serius, “Dik, aku udah denger semuanya dari Ayu lewat telepon. Menurutku, ini bukan hal sepele. Kita nggak bisa sembarangan nyuruh Rama nangani kakek. Kalau sampai terjadi apa-apa, amit-amit, misalnya kakek meninggal, bisa-bisa orang-orang mikir kita punya niat jahat, nyuruh menantu buat celakain orang tua sendiri.”

“Kamu maksudnya apa? Kamu bilang aku punya niat jahat gitu?” Sodik langsung berdiri, wajahnya mulai memerah.

“Dik, bukan itu maksudku…”

“Paman, maksud ayahku bukan gitu kok,” sela Ayu cepat, mencoba menenangkan suasana. “Sekarang kedua orang tuaku juga nggak setuju, dan aku pun sama. Jadi, Paman, menurut Paman gimana?”

Sodik menarik napas dalam, lalu berkata pelan tapi mantap, “Menurutku, kita harus kasih Rama kesempatan. Aku yakin dia punya kemampuan di atas rata-rata. Siapa tahu dia bisa bikin keajaiban. Soalnya, sekarang ini Ayah cuma terbaring gitu aja, dan itu nggak ngebantu sama sekali.”

“Ayah serius?” tanya Tio dengan dahi berkerut. “Rama mau diizinkan nanganin Kakek? Aku bahkan nggak yakin dia ngerti soal pengobatan.”

“Kak, Rama itu hebat, lho,” sahut Juli cepat. “Aku dukung keputusan Ayah. Kita kasih dia kesempatan.”

“Nggak mungkin!” potong Bu Heni tajam. “Rama itu cuma laki-laki nggak berguna. Palingan bisanya cuma kerjaan rumah. Masa disuruh rawat orang yang sedang kritis? Itu namanya main-main sama nyawa!”

Alis Sodik langsung naik begitu dengar ucapan itu. Dalam hatinya, dia tahu betul, bahkan kalaupun Rama nggak jago soal pengobatan, kemampuan bela dirinya yang luar biasa udah cukup buat bikin orang segan. Jelas, Sidik dan Heni belum benar-benar ngerti siapa Rama.

Tapi Sodik males ribut soal itu, dan tetap tenang meski nada suaranya makin tegas. “Kalian mau setuju atau nggak, aku tetap akan biarkan Rama coba.”

“Omong kosong!” bentak Pak Sidik. “Kamu main-main sama nyawa Ayah sendiri!”

“Aku juga mau Ayah bangun dari tidurnya. Apa kamu nggak pengen juga? Atau jangan-jangan kamu yang ada niat lain?” balas Pak Sodik sambil menatap tajam.

“Seharusnya kita cari dokter beneran, bukan malah nyuruh orang yang nggak jelas. Kamu kasih orang gagal rawat Ayah, itu sama aja kayak kamu pengen Ayah meninggal. Apa kamu yakin kamu nggak nyiapin rencana jahat?”

“Ngaco! Terus-terusan ngomong kayak gitu, mending kamu keluar dari sini!” bentak Pak Sodik, wajahnya mulai memerah karena emosi.

“Eits, Vila ini punya orang tua kita, punya Keluarga Ningrum, bukan punyamu doang, Dik. Kenapa kami yang harus keluar? Kenapa bukan kamu aja?” balas Bu Heni galak.

“Hen! Berhenti nyinyir kayak tikus dapur. Dari tadi kamu yang ribut duluan, terus nuduh yang bukan-bukan!” bentak Pak Sodik makin keras.

“Nyinyir dari mana? Kamu biarin orang nggak jelas pecundang nanganin Ayah kita, itu jelas-jelas udah gila! Kamu emang pengen Ayah mati pelan-pelan, ya?”

“Berhenti ngomong ngaco deh! Emangnya kamu tahu apa? Kamu cuma nggak mau Ayah bangun. Selama Ayah masih tidur, nggak ada yang bisa ngontrol kamu. Itu kan maumu sebenarnya, ya?” serang Pak Sodik dengan nada keras.

Pak Sidik langsung berdiri dengan wajah merah padam. Saudaranya yang lain pun mulai gelisah, dan satu per satu keluhan lama mulai dilontarkan. Situasi makin panas.

“Semuanya diam!!”

Suara berat dan dalam tiba-tiba terdengar keras membelah ketegangan di ruangan.

Semua orang sontak menoleh. Mereka melongo, nggak percaya dengan apa yang dilihat.

Di ambang pintu, berdiri seseorang yang mereka pikir udah nggak bakal bangun lagi. Sosok itu melangkah masuk perlahan tapi pasti, dengan tongkat di tangan dan sorot mata yang tajam.

Itu… Kakek Agung!

Kepala keluarga Ningrum yang udah koma lebih dari setengah tahun, sekarang berdiri tegap di depan mereka semua.

Meski bersandar pada tongkat, dia kelihatan segar dan penuh wibawa. Matanya tajam, seakan bisa menembus isi hati satu per satu dari mereka.

“Ada apa ini? Kok pada diam semua sekarang?”

Kakek Agung jalan pelan ke arah kursi utama dan duduk dengan tenang, tapi auranya mengisi seluruh ruangan.

Semua orang masih terdiam. Perlahan-lahan, mereka mulai sadar apa yang barusan terjadi.

Pak Sodik yang paling dulu bereaksi. Dia langsung jatuh berlutut di hadapan sang ayah.

“Ayah! Akhirnya Ayah sadar juga! Tadi aku ribut sama si bajingan Sidik ini. Kita debat soal boleh nggaknya Rama nanganin Ayah. Aku bersikeras kasih Rama kesempatan, tapi dia malah bilang Rama itu cuma pecundang. Aku bener-bener ngerasa nggak adil!”

“Sodik, jangan asal nuduh! Belum tentu juga Ayah bangun gara-gara Rama!” sahut Pak Sidik sambil menggertakkan gigi, mukanya panas campur malu.

“Anak durhaka! Berlutut!!” bentak Kakek Agung tiba-tiba, menatap Pak Sidik dengan sorot mata membakar.

Pak Sidik kaget dan grogi. “Ayah, aku... aku juga cuma mikirin yang terbaik. Aku takut ada yang salah...”

“Berlutut, sekarang!” bentak Kakek Agung lebih keras. “Rama itu menantu yang aku sendiri pilih! Kamu berani-beraninya bilang dia nggak berguna? Itu sama aja kamu ngeremehin keputusan aku!”

Pak Sidik langsung ciut. Dia gemetar, dan akhirnya jatuh berlutut di lantai tanpa banyak protes. “Ayah… bukannya aku ngeremehin Rama… cuma… ya penampilannya setahun terakhir ini emang nggak kelihatan gimana-gimana. Dia nggak bisa apa-apa, dia cuma..”

PLAK!

Tamparan keras mendarat di pipinya. Suara telaknya bikin ruangan makin sunyi.

Kakek Agung menamparnya tanpa ragu, lalu berkata dengan dingin, “Untung Rama masih di keluarga ini, masih cucu menantuku. Kalau dia udah pergi… dan aku harus ngabisin kamu sekarang juga, aku tetap nggak akan merasa tenang!"

1
Fatkhur Kevin
habisi para penjahat
Fatkhur Kevin
lanjutkan Thor
Was pray
Rama diperalat lagi. dan cuma diambil manfaatnya doang sama keluarga sidik, ntar, kayak sapi perah, kl Rama bisa masuk perangkap Heni dan sidik ya berarti Rama otak udang
Fatkhur Kevin
ngeharapin rama kembali
Was pray
Rama bermain api, ingat!!! menikah itu gak cuma mau menerima anaknya sebagai istri ,tapi juga mau menerima ke dua orang tuannya, kamu dibutakan cinta yg tanpa akal sehat, baru aja cerai udah mau rujuk, emang pernikahan itu permainan?
Fatkhur Kevin
untungnya gk sembuh total. msh disisakan penyakit nya
Was pray
masih mau diperalat Sama keluarga ayu? kl mau mengobati Bu jeni Krn bujukan ayu ya harga dirimu musnah sudah rama
Fatkhur Kevin
bertambah luka rama
Was pray
gak usah diobati itu Bu jeni, itu karma dari kesombongnya
Fatkhur Kevin
balas semua musuhmu
Was pray
mulai lembaran baru Rama, buang jauh jauh kisah dengan ayu, jadikan pengalaman hidup yg menjadi pemicu kesuksesan di masa depan
Fatkhur Kevin
tunjukkan kemampuan mu rama
Fatkhur Kevin
poligami aja
Vinski Ambar01
bagus
Vinski Ambar01
ceritanya bagus kok sepi pembaca ya
Was pray
mantap langkah Rama, ceraikan ayu dan pergi jauh dari keluarga Bu Heni dan antek2nya, buat lembaran baru dengan potensi yg kamu miliki Rama, itu baru bukan pecundang
Was pray
kl Rama udah dapat sesuatu yg istimewa dari Sandra terus Rama tinggalkan demi ayu yg gak pernah menghargainya ya goblok dan naif itu rama
Fatkhur Kevin
jadikan Sandra istri. sdh ckp usaha mu pada ayu. biarkan dia menyesal
Fatkhur Kevin
klo aq sdh tk hancurkan 2 keluarga itu. biar ngemis dikakiku
Was pray: sependapat
total 1 replies
Was pray
Rama hobi favoritnya direndahkan dan dicaci maki ya Thor? karena dari awal sampai sekarang tiada hari tanpa direndahkan, mungkin badannya gatal2 kl sehari saja gak direndahkan orang lain
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!