NovelToon NovelToon
RITUAL

RITUAL

Status: tamat
Genre:Horor / Rumahhantu / Roh Supernatural / Tamat
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Its Zahra CHAN Gacha

Ritual yang dilakukan untuk menjadi penari yang sukses justru membuat hidup Ratri terancam, bagaimana nasib Ratri selanjutnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sanggar Kota Bayangan

Rumah tua milik keluarga Sugondo, yang dulu dianggap sebagai sarang jin dan dihantui kutukan, kini berdiri dengan wajah baru. Cat temboknya diganti warna krem cerah, daun pintunya diganti kayu jati baru, dan halaman belakang yang dulu penuh semak kini menjadi taman kecil dengan bunga melati, kenanga, dan pohon kamboja yang rimbun.

Di tengah taman itu, berdiri sebuah papan kayu bertuliskan:

“Sanggar Tari Ratri Pratiwi – Pusat Seni dan Budaya Reog Desa P”

Warga desa kini tidak lagi memandang rumah itu dengan rasa takut, melainkan dengan rasa bangga. Anak-anak sering datang sepulang sekolah, belajar menari atau sekadar duduk di bale bambu sambil mendengarkan kisah masa lalu.

Setiap Jumat sore, Ratri mengadakan kelas terbuka untuk siapa pun yang ingin mengenal Reog secara bebas dari unsur mistis. Ia mengajak para sesepuh untuk mengisi kelas sejarah, Raditya untuk bercerita tentang budaya lain dari berbagai daerah, dan bahkan Ustadz Subhan sesekali memberikan ceramah pendek tentang keseimbangan antara spiritualitas dan seni.

---

Pada suatu sore, Ratri duduk di beranda sanggar sambil membatik pola selendang baru. Di sampingnya, Raditya sedang mengetik naskah di laptop, menulis buku berjudul "Penari Terakhir: Ritual dan Kebangkitan Ratri Pratiwi".

“Buku ini akan selesai sebentar lagi,” ujar Raditya sambil menoleh. “Aku sudah ajukan ke penerbit. Mereka tertarik.”

Ratri tersenyum. “Jadi nanti semua orang tahu kisah kelamku?”

“Bukan kisah kelammu,” kata Raditya sambil menatapnya lembut. “Tapi kisah penyembuhanmu. Orang harus tahu, bahwa tidak semua warisan bisa diturunkan mentah-mentah. Kadang kita harus berani memutus rantai—demi hidup yang lebih sehat.”

Ratri mengangguk. Ia menatap langit senja yang berubah jingga. Bunga melati berguguran perlahan dari pohon, seperti taburan doa dari langit.

“Dulu aku kira takdirku hanya satu: menjadi korban. Tapi ternyata… aku juga bisa jadi penyembuh.”

Raditya menggenggam tangannya.

“Dan kamu sudah jadi itu, Ratri. Untuk keluargamu. Untuk desamu. Untuk dirimu sendiri.”

---

Suara gamelan mengalun dari ruang dalam. Anak-anak mulai berdatangan, membawa selendang mereka masing-masing.

Ratri berdiri, lalu berkata pelan:

“Yuk, waktunya menari.”

Dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Ratri menari bukan untuk roh, bukan untuk penghormatan, bukan untuk pelindung... tapi untuk kehidupan.

Untuk masa depan.

Untuk cinta.

********

Sudah tiga bulan berlalu sejak Sanggar Tari Ratri Pratiwi resmi dibuka. Desa P kini menjadi salah satu tujuan wisata budaya, dan nama Ratri kembali mencuat di kalangan seniman nasional. Tapi bukan karena aura mistisnya—melainkan karena perjuangannya memutus siklus ilmu hitam dalam budaya Reog.

Kini, Ratri diundang membuka cabang sanggar di Solo, kota yang dikenal dengan tradisi keratonnya yang kental dan kehidupan spiritual yang tak kalah kompleks. Undangan itu datang dari Dinas Kebudayaan Daerah dan Institut Seni Solo yang ingin memasukkan program Seni dan Penyembuhan Budaya ke dalam kurikulum.

Ratri menerima dengan senang hati.

Namun, sejak persiapan pembukaan sanggar kota dimulai, hal-hal ganjil kembali terjadi.

---

Suatu malam, Ratri, Raditya, dan beberapa muridnya berada di sanggar kota yang masih dalam tahap renovasi. Mereka sedang menata barang-barang penting yang dipindahkan dari sanggar pusat di Desa P.

Di antara tumpukan alat tari, Ratri menemukan sebuah kotak tua—kotak kayu ukiran bergambar ular kembar yang saling melilit. Kotak itu terasa familiar, tapi ia tak ingat kapan pernah memilikinya.

“Ini… bukan punyaku,” ucap Ratri.

Raditya membuka catatan pengiriman. “Aneh. Ini tidak terdaftar sebagai barang kiriman dari Desa P.”

Kotak itu berat, dan terasa dingin saat disentuh.

“Ada sesuatu di dalam,” gumam Raditya, lalu mencoba membuka.

KLEK.

Kotaknya terbuka, mengeluarkan bau menyengat seperti dupa lama bercampur tanah kuburan. Di dalamnya, ada topeng tua berwarna hitam, terbuat dari kayu keras dengan ukiran mata merah menyala dan gigi taring menonjol.

Ratri menatap topeng itu… dan tubuhnya langsung menggigil.

“Cepat tutup kembali,” bisiknya.

Namun sebelum Raditya bisa menutupnya, lampu ruangan padam seketika.

Semua terdiam.

Lalu terdengar suara “ketek-ketek-ketek”, seperti kuku yang menggores lantai kayu dari arah belakang.

Salah satu murid Ratri—Lala—menjerit histeris.

“Bu Ratri… ada yang berdiri di belakang kaca!”

Ratri berbalik. Di cermin besar di dinding latihan, tampak bayangan hitam berdiri diam. Wajahnya tak terlihat, hanya matanya—menyala merah, menatap lurus ke arah topeng.

Tiba-tiba, Lala jatuh pingsan. Raditya langsung memanggil ambulans, sementara Ratri menggenggam topeng itu erat dan membungkusnya dengan kain putih.

---

Keesokan harinya, Ustadz Subhan datang dari Desa P.

Ia menatap topeng itu dengan wajah sangat serius.

“Ini bukan milikmu, Ratri. Ini bukan bagian dari budaya Reog yang kau kenal. Ini… bagian dari kelompok lama. Para penjaga pusaka bayangan yang telah lama terkubur. Dan sekarang, seseorang telah membangunkan mereka.”

Ratri mengernyit. “Kelompok lama?”

Subhan mengangguk.

“Mereka adalah pecahan dari penganut ilmu hitam Reog yang ekstrem. Dulu, mereka dikucilkan. Tapi mereka percaya, kekuatan sejati Reog hanya muncul jika darah ditumpahkan. Dan topeng ini... adalah simbol pemanggilan mereka.”

Ratri terdiam lama.

Raditya memegang tangannya. “Kita harus cari tahu siapa yang mengirim ini.”

Subhan menatap tajam ke arah topeng yang terbungkus kain.

“Atau lebih tepatnya... kenapa mereka mengincarmu.”

---

1
Kustri
seruuuu oi
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
tiba-tiba ada Prayitno
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
lagi serius baca ada pengulangan cerita 🤭
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
Ratri kembali di kuasai roh tubuhnya
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
Raditya sama rehan kemana
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
serem bener topeng tapi terbuat dari mata manusia
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
ayo Ratri kamu bisa
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
jiwa Ratri udah di kurung
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
Ratri masuk jebakan kayanya pengikut setia lembayung
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
akhirnya terlepas juga dari tubuh Lala
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
maksa bener nyari wadah Ratri ga mau malah muridnya
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
untung ada Raditya dan Raihan yg membantu Ratri
Yulay Yuli
diulang² tulisannya thour
Yulay Yuli
keren ya, ceritanya 👍
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
skrg korban nya lala
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
wah bisa gawat tuh
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
semoga bnr² bebas
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
penari2 leluhur udah bangun ayo di buat tidur lagi Ratri
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
ternyata masalah Ratri belum tuntas semua
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
tari memang budaya tapi kalau pakai mistik bukan budaya lagi melainkan bencana
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!