Di jantung hutan misterius, terdapat sebuah kuil kuno yang tersembunyi dan dirahasiakan dari dunia luar. Konon katanya, Kuil tersebut menyimpan sebuah kekuatan dahsyat yang bisa menggemparkan dunia.
Sampai saat ini banyak yang mencari keberadaan kuil kuno tersebut, namun sedikit orang yang bisa menemukannya.
Akan tetapi, tak ada satupun yang berhasil kembali hidup-hidup setelah memasuki kuil kuno itu.
Sebenarnya, kisah apa yang tersimpan di dalam kuil kuno tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lien Machan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12
Bab 12~Rintangan Kuil Naga.
Setelah berhasil mengalahkan naga api, Zhang Yuze pun memasuki kuil kuno itu tanpa hambatan lagi.
Ketika memasuki kuil, pemuda itu dibuat takjub akan dekorasinya. Tiang yang terbuat dari kayu dengan ukiran naga berdiri kokoh menyangga bangunan, tulisan-tulisan huruf kuno terdapat di sekeliling dinding kuil, altar persembahan yang terbuat dari emas murni dengan puluhan patung dewa-dewi berjejer rapi di atasnya.
Di pojok ruangan tersebut terdapat sebuah tangga dengan pegangan kayu yang terbuat dari ukiran naga menuju lantai atas.
Pantas jika kuil ini disebut Kuil naga sebab semua dekorasi mulai dari luar hingga dalam kuil terbuat dari ukiran seekor naga.
"Waaaah, ini jauh dari yang aku bayangkan. Semuanya terlihat lebih mewah," cicitnya terkagum.
Zhang Yuze merasa kondisi dalam kuil jauh berbeda dengan penampilan luarnya yang terlihat mau ambruk.
Baru saja kakinya melangkah, tiba-tiba Zhang Yuze merasakan suatu bahaya dari arah samping.
Syuuut ... Syuuuuuutttt
"Whooooooaaaa!"
Seeeeetttt
Wuuuussshhh
Bruk ...
Beberapa tombak menyerang dari kedua arah, sisi kiri dan kanan. Beruntung ia bergerak menghindar cepat, melompat ke atas lalu mendaratkan kaki di lantai kuil.
Namun, tak lama dari itu paku besar muncul dari lantai hendak menusuknya sehingga Zhang Yuze melompat kembali ke atas setelah berlari menghindar.
Draaaakkk
Tap ... Tap ... Tap ...
Wuuuuusssshhh
Belum berakhir, beberapa bola api melesat cepat ke arahnya lalu menabrak tubuh Zhang Yuze hingga terpental membentur tiang kuil.
Duuuuaaaaakkk
Blam ...
Bruk ...
"Ukhuk,"
Untuk kesekian kali ia harus memuntahkan darah karena terkena serangan.
"Argh, sial." gerutunya sembari berusaha berdiri. Zhang Yuze melihat sekeliling yang seolah tampak tenang, tapi ketika kakinya melangkah pasti ada saja serangan tiba-tiba dari ruangan tersebut.
Mengingat kembali kata-kata mendiang ayahnya untuk fokus ketika menghadapi keadaan genting. "Jika ingin menyelam ke dasar sungai, maka kau harus tetap tenang ketika menceburkan diri. Kau tak kan tahu ada buaya lapar yang sedang menunggumu, bukan?!"
Pemuda itu pun duduk bersila di bawah tiang dengan mata terpejam, memusatkan pikirannya untuk memperhatikan keadaan sekitar yang tampak tenang namun berbahaya.
Setelah beberapa saat, Zhang Yuze pun membuka mata lalu menggerakkan tangan, mengeluarkan sedikit kekuatannya ke arah depan.
Dari tangannya keluar bola-bola air berukuran kecil melesat dengan cepat.
Swooosshhh
Tak ada apapun yang terjadi.
Zhang Yuze kembali mencoba dengan melemparkan bola air berukuran cukup besar, namun tetap sama.
Sejenak berpikir, kali ini ia harus melempar bola air berukuran besar secara perlahan.
Dan benar saja, perkiraannya memang tepat.
Melihat ada pergerakan, dinding-dinding kuil bergerak terbuka dengan melesatkan beberapa tombak tajam ke arah bola air tersebut.
Sruk ..
Cpyash ...
Tombak menembus bola-bola air dan kembali ke tempat asalnya dan terhenti untuk lima belas detik berikutnya.
Begitupun paku besar yang ada di bawah lantai akan terbuka selang sepuluh detik berganti dengan bola api yang muncul lima detik berikutnya.
Zhang Yuze harus bisa menguasai waktu untuk menaklukan rintangan tersebut.
Setelah berpikir dan mengatur renacana, Zhang Yuze pun melemparkan beberapa bola air berukuran besar secara beruntun untuk memancing serangan agar ia bisa melewatinya.
Swooooosssshh
Syuuuuuttt ... Syuuuuuutttt
Cpyaaassshhh
Swooosh
Srukkk
Cpyaaassshhh
Wooooosssahhhh
Wuuuuusssshhh
Pssssssshhhh
Bola api pun padam setelah berbenturan dengan bola air yang dilemparkan Zhang Yuze.
Tap ...
Zhang Yuze berhasil mendaratkan kakinya di lantai setelah melewati beberapa rintangan tersebut.
"Cukup hebat juga kau bisa menaklukkan rintangan awal," Suara seseorang terdengar mengejek.
Zhang Yuze menoleh ke sekeliling tapi tak menemukan satu orang pun di sana. "Siapa kau? Tunjukan dirimu!"
"Hahahaha!" Ia malah tergelak. "Dengar anak muda, sebaiknya kau segera pergi dari sini sebelum nyawamu melayang."
Zhang Yuze menolak. "Tidak. Aku tidak akan pergi sebelum bisa bertemu dengan Dewa,"
"Untuk apa kau ingin bertemu Dewa?"
"Aku ingin meminta sesuatu padanya," sahut Zhang Yuze.
"Oh, aku lupa memberikan hadiahnya."
Cling ...
Tiba-tiba sepeti emas muncul di sana tepat di hadapan Zhang Yuze.
"Ambil dan pergilah!" titah suara tersebut.
Zhang Yuze mengeram. "Aku tidak menginginkan kekayaan, tapi sesuatu yang lain."
Suara itu kembali tertawa. "Sesuatu yang lain? Apa kau pantas?!"
Zhang Yuze terdiam sejenak sebelum menjawab. "Aku memang tidak pantas untuk mendapatkan sesuatu dari Dewa karena aku tak percaya padanya. Namun ..." Ia kembali terdiam sambil memejamkan matanya, air mata hampir saja tumpah saat itu. "... Ibuku pantas mendapatkannya karena Beliau meyakini Dewa."
Tak ada sahutan apapun setelah Zhang Yuze menjawab pertanyaan tadi. Suasana mendadak hening seketika tanpa ada suara apapun lagi.
Selang beberapa saat, suara tersebut terdengar kembali. "Naiklah ke lantai atas untuk menaklukan rintangan di sana. Jika kau berhasil menaklukan semua rintangan, maka keinginanmu akan aku kabulkan!"
Tanpa ragu Zhang Yuze segera menaiki satu persatu anak tangga kuil menuju lantai atas, sesuai perkataan suara tadi.
Dengan sikap waspada, Zhang Yuze memperhatikan sekeliling ruangan lantai dua. Tempat ini pasti jauh lebih berbahaya dibanding lantai satu.
Kakinya melangkah perlahan untuk memastikan, tapi tak ada serangan apapun yang terjadi sehingga Zhang Yuze menurunkan sedikit kewaspadaannya.
"Jangan khawatir karena tempat ini tak berbahaya. Kau hanya perlu membunyikan lonceng raksasa dua kali saja. Jika kau berhasil membunyikannya, maka kau bisa melanjutkan rintangannya!" Suara itu terdengar lagi.
Setelah suara itu menghilang, sebuah cahaya muncul dari arah depan Zhang Yuze seiring keberadaan lonceng raksasa. Tempat ini pun berubah menjadi terang dengan tujuh warna di sekelilingnya.
"Tempat apa ini?!" Zhang Yuze termangu memperhatikan sekeliling.
"Pukul sebanyak dua kali saja maka kau dianggap berhasil melewatinya! Mudah, bukan?!" ujar suara tersebut lagi.
Tidak, ini tak semudah yang dikatakan.
Zhang Yuze melangkah mendekati lonceng raksasa tersebut lalu mengeluarkan tenaga dalamnya untuk menghantam lonceng raksasa.
Swoooshh
Duak ...
Lonceng tak bergerak sedikitpun apalagi berbunyi.
Sudah pasti ini tak mudah, batin Zhang Yuze meyakini.
Kembali ia mengeluarkan kekuatannya dan kali ini ditambah dua kali lipat.
Tapi ...
SWOOOOOOSSSHHHH
"Whoooaaaa!"
DUUUAAAAAARRRR
Kekuatannya memantul kembali bahkan berkali lipat. Jika saja ia tak menghindar, mungkin kekuatannya itu akan menghantam Zhang Yuze.
"Sial, lonceng ini memantulkan kekuatanku bahkan berkali lipat." gerutunya sembari memperhatikan lonceng raksasa yang taka terpengaruh sedikitpun oleh kekuatannya.
Tak ingin menyerah, Zhang Yuze mencoba mengerahkan kekuatannya lagi namun kekuatannya seperti terserap ke dalam lonceng dan tak lama kemudian terpantul kembali menyerang Zhang Yuze lebih drai yang ia keluarkan.
SWOOOOOOSSSHHHH
Duuuuaaaaakkk
Baaaaaaammmmm
Lagi-lagi ia terpental dan menabrak dinding karena serangan yang terpantul.
"Ugh, sialan." erangnya sembari menahan sakit. "Bagaimana caraku untuk memukul lonceng ini agar berbunyi? Kekuatanku saja memantul bahkan berkali lipat?!"
...Bersambung .......