NovelToon NovelToon
Jodoh Ke-2 Penyempurna Hidup

Jodoh Ke-2 Penyempurna Hidup

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Mutiah Azzqa

Mia Maulida seorang wanita berusia 36 tahun dengan dua orang anak yang beranjak remaja menjalankan multi peran sebagai orangtua, isteri dan perempuan bekerja, entahlah lelah yang dirasa menjalankan perannya terbersit penyesalan dalam hati kenapa dirinya dulu memutuskan menikah muda yang menjadikan dunianya kini terasa begitu sempit, Astaghfirullahal'adzim..lirihnya memohon ampun kepadaNYA seraya berdoa dalam hati semoga ada kebaikan dan hikmah yang dirasakan di masa depan, kalaupun bukan untuknya mungkin untuk anak anaknya kelak.

Muhammad Harris Pratama seorang pengusaha muda sukses yang menikah dengan perempuan cantik bernama Vivi Andriani tujuh tahun lalu, nyatanya kini merasakan hampa karena belum mendapatkan keturunan. Di saat kehampaan yang dialaminya, tak disangka semesta mempertemukan kembali dengan perempuan cantik berwajah bening nan teduh yang dikaguminya di masa putih abu-abu. Terbersit tanya kenapa dipertemukan saat sudah memilki kehidupan dengan pasangan masing-masing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutiah Azzqa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Aris dan Vivi bersiap untuk beranjak dari ruang keluarga, Vivi langsung menaiki anak tangga menuju kamar sedangkan Aris memilih ke depan, ke ruang tamu untuk mengunci pintu depan, menutup gorden, mematikan lampu utama dan menggantinya dengan lampu yang temaram. Setelah memastikan pintu depan dan samping sudah terkunci semuanya dan dirasa aman, Aris menyusul Vivi menuju ke kamar.

Dibukanya pintu kamarnya lalu Aris menguncinya, begitupun mengunci pintu yang menuju balkon dan menutup jendela kamarnya. Ia melihat isterinya di atas ranjang yang sedang memainkan ponselnya,

Lalu Aris naik ke atas ranjang "Udah malam, ditaruh HPnya Vi, tidur.." ucap Aris sambil menarik selimut, dan membaringkan dirinya miring sambil tangannya memeluk pinggang isterinya yang sedang duduk bersandar.

Vivi menuruti suaminya, meletakkan ponselnya di meja samping ranjang, mematikan lampu utama dan menyalakan lampu tidur. Ia ikut masuk ke dalam selimut memeluk suaminya. Ia memandangi wajah suaminya yang sangat dicintainya itu, Aris dengan mata yang terpejam tapi belum tidur bisa merasakan hembusan nafas isterinya yang begitu dekat, dan merasakan jemari isterinya menyentuh pipinya, mengusapnya lembut dan mencium pipinya.

Aris membuka mata dan tersenyum, Aris mengecup bibir isterinya sekilas, lalu menatap Vivi "kenapa?" Tanya Aris ketika melihat mata isterinya berkaca-kaca.

"Maaf...aku minta maaf belum bisa memberikan kebahagiaan untuk kamu mas.." Vivi menangis terisak merasa sangat tidak sempurna menjadi seorang isteri

Aris memeluknya erat "sudah..jangan bilang begitu, jangan terlalu difikirkan. Sudah malam, tidur, istirahat ya.." ucap Aris sambil menghapus air mata Vivi dengan lembut.

Vivi mengangguk menyembunyikan wajahnya di dada suaminya sambil masih terisak, Aris menenangkan isterinya dengan mengusap-usap lembut punggung isterinya dan mendekapnya erat, sampai tak lama kemudian keduanya terlelap bersama.

*****

Di dalam rumah sederhana Mia, di meja makan terasa ramai karena kedua anaknya Zahra dan Zayan yang sedang makan sambil mengobrol membahas tentang apa saja, tentang sekolah mereka, teman-teman mereka. Zahra yang semangat menceritakan keseruannya ke pantai kemarin bersama Shafa dan keluarganya, Mia hanya menyimak mendengarkan sambil Ia melipat dan membereskan baju yang sudah kering yang diambil dari jemuran di samping dapurnya.

Sedangkan sang suami Andi sedang mengurusi keranjang baju kotor, mengeluarkan semua isinya ke dalam mesin cuci dua tabung yang ada di dekat dapur di samping kamar mandi rumahnya, ditumpahkannya detergen liquid dan diisi air sampai semua baju kotor itu terendam. Hampir tiap malam Andi melakukannya untuk mencuci baju membantu isterinya mengerjakan pekerjaan rumah tangga walau bukan dengan tangannya, tapi ia yang bertanggung jawab terhadap cucian merasa sudah membantu pekerjaan sang isteri.

Padahal dulu sebelum punya mesin cuci dan anak-anaknya masih kecil tak pernah Andi mengurusinya, dibiarkan isterinya mencuci dengan tangan bertahun-tahun tanpa membantu sekedar sesekali menggantikannya mencuci baju, Andi lebih memilih menjagakan anak-anaknya di kala Mia sedang mencuci atau malah dibiarkan anak-anaknya ikut bermain air bersama mamanya yang sedang mencuci. Egois memang, tapi itulah lelaki entah semua atau tidak.

Kalau dihitung-hitung Mia merasa pembagian tugas dalam kehidupan rumah tangganya tidak seimbang, berat di isteri. Suami bekerja mencari nafkah, Mia juga sama bekerja membantu suaminya mencari nafkah. Sedangkan di rumah hampir semua pekerjaan Mia kerjakan sendiri, tanpa menyuruh atau membayar jasa orang lain untuk sekedar menyetrika baju karena menurutnya selagi Ia masih mampu, lebih memilih dikerjakan sendiri bisa menghemat uang, bisa digunakan untuk kebutuhan yang lainnya. Ya.. lagi-lagi Mia selalu berfikir efesien dalam membelanjakan uang, karena terbiasa bekerja merasakan sendiri susahnya mencari uang.

Mia dari dulu sebelum menikah memang bekerja membantu perekonomian keluarganya tapi hanya dua tahun, karena setelahnya Mia menerima lamaran Andi dan menikah di usia yang masih muda belum genap 21 tahun kala itu. Entah Ia tidak berfikiran panjang sebelum menerima lamaran Andi dan karena orangtuanya setuju, maka Mia menikah. Bapak dan Ibunya Mia yang bekerja sebagai pedagang Mie Ayam, hidupnya sangat sederhana dengan membesarkan dua orang anak, Mia dan kakak laki-lakinya. Kedua orang tua Mia merestui ketika Andi dengan gentle datang untuk melamar anak gadis mereka, tidak ada alasan menolaknya fikir mereka, mau mencari yang seperti apa lagi karena Andi sudah cukup memenuhi kriteria jadi suami yang baik menurut mereka.

Andi yang usianya lebih tua 5 tahun darinya diterima Mia untuk jadi suaminya tanpa banyak pertimbangan, karena Mia berfikir Andi baik, lebih dewasa, punya pekerjaan, hidup mandiri tidak bersama orangtuanya karena sudah tiada, berpendidikan lebih tinggi karena Andi seorang sarjana ekonomi sedangkan Mia hanya D-1. Mia berfikir hidupnya akan lebih terarah dengan suami yang bisa membimbingnya, melindunginya, bertanggung jawab pada dirinya dan memberikan kebahagiaan, bisa jadi imamnya.

Dan sungguh perjuangan hidup Mia benar-benar dimulai semenjak menikah, seperti waktu berjalan sangat cepat dengan masalah kehidupan yang tidak bisa ditebaknya, keadaan Mia dan suaminya yang ternyata seperti terombang-ambing di lautan lepas tanpa punya pegangan yang kuat. Tiga bulan setelah menikah Mia langsung hamil Zahra, anugerah yang harus disyukuri memang di kala banyak pasangan yang masih belum dikasih kepercayaan tapi Mia dan Andi langsung dipercaya Tuhan untuk memiliki anak. Alhasil usia satu tahun pernikahan, mereka sudah menjadi orang tua.

Kebahagiaan mendapatkan anak ternyata tidak diiringi dengan keadaan ekonomi yang baik, karena Andi walaupun punya pekerjaan tapi gajinya kecil tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga kecilnya, mau tidak mau Mia harus tetap bekerja meninggalkan anaknya yang dititipkan kepada ibu bapaknya setiap harinya. Mia merasa bersalah kepada kedua orang tuanya, merasa menjadi anak yang terus merepotkan sampai Ia dewasa dan menikah pun masih membebani orang tuanya.

Karena bagaimana lagi, Ibunya juga yang melarang Mia untuk menitipkan anaknya kepada orang lain, khawatir akan diperlakuan tidak baik seperti kakek, neneknya yang sudah pasti sangat mencintai cucunya. Dan Mia juga berfikir kalau Ia membayar orang untuk menjaga anaknya, Ia tidak bisa memberikan uang kepada orangtuanya karena memang penghasilan mereka yang pas-pasan, jadi daripada uangnya digunakan untuk membayar jasa orang lain, mendingan dikasihkan ke orang tuanya saja, tapi rasanya seperti memberi upah karena telah menitipkan anak. Astaghfirullah..Mia selalu merasa berdosa besar kepada kedua orang tuanya karena hal ini, Mia selalu berdo'a semoga Allah mengampuninya.

Dukungan orang tua yang diberikan kepada Mia untuk tetap bekerja meski sudah mempunyai anak menjadi semangat tersendiri bagi Mia, walaupun pasti sering merasakan dilema, perang batin dalam hatinya ketika anak sakit, rewel, susah makan pasti membuat tidak tega meninggalkan anaknya untuk bekerja. Hal ini mungkin dirasakan oleh semua Ibu di dunia yang bekerja di luar rumah. Tidak bisa setiap waktu mendampingi tumbuh kembang anaknya, belajar duduk, merangkak, berjalan, berbicara dan lainnya banyak yang dilakukan bukan dengannya sebagai Ibu karena bertemu dengan anak saat pagi dan malam saja.

Dan ketika Zahra berumur 6 bulan, Mia ternyata hamil lagi. Dan ini membuat Mia merasa sangat shock dan menyalahkan betul suaminya yang tidak memperbolehkan dirinya memakai KB karena menurutnya bisa merusak kesehatan badan karena perubahan hormon atau apalah yang bisa menimbulkan banyak efek perubahan di badan, Andi memilih cara KB alami saja dengan tidak mengeluarkannya di dalam rahim saat berhubungan suami isteri atau dengan memakai pengaman yang dipasangnya sendiri. Dan Mia menurut saja dan percaya pada keputusan suaminya, juga Mia sendiri sering mendengar kalau menyusui itu merupakan KB alami tapi ternyata tidak tepat karena Mia bisa hamil lagi walau masih menyusui Zahra. Karena Allah yang punya kuasa atas segala sesuatu di dunia ini, bagaimanapun manusia mencegahnya tidak bisa merubah apapun yang sudah menjadi ketetapan-NYA.

Derasnya waktu yang bergulir seperti tidak punya jeda untuk Mia merasakan istirahat sejenak sekedar untuk menikmati hidupnya sendiri, memberikan kebahagiaan pada dirinya sendiri. Mau gimana lagi semua sudah dimulai oleh Mia dan waktu tidak bisa berjalan mundur memberinya kesempatan untuk menata ulang hidupnya, semuanya terus berjalan tanpa bisa dicegah dan apapun yang ada dihadapannya harus dijalani dan dilewatinya meski dengan berjalan tertatih, terseok-seok, jatuh, tapi harus tetap bangun dan bangkit menghadapi semua kenyataan yang telah digariskan oleh Tuhan.

1
Yaky De la rosa
Saya merasa ikut diajak ke kisah ini, thor.
Stephanie Vanessa Cortez Lopez
Gak bisa berhenti baca
Mom Azzqa: Terimakasih /Rose/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!