Seorang gadis bernama Mia Elisha yang selalu ceria sedang jatuh cinta kepada seorang laki-laki pendiam bernama Jiro yang duduk di depan meja di kelasnya, Namun karena kepribadiannya yang dingin, pendiam juga sangat pintar.
Suatu hari Mia mengungkap kan perasaannya kepada Jiro tetapi Jiro menolaknya namun Mia tetap berusaha untuk meyakinkan Jiro bahwa perasaan Mia tidak pernah berubah tetap saja Jiro mengabaikan Mia hingga suatu hari Mia berhenti untuk tidak lagi menyukai Jiro.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Wulandini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
UNGKAPAN YANG TIDAK TERUNGKAP
Masa dikelas 11 dimulai aku tetap menjalankan aktifitas ku seperti biasanya, dan sudah tidak aneh lagi sepertinya Mia sudah masuk dalam lingkup hidupku, dia selalu datang mengganggu seperti biasanya.
Pada suatu hari aku dibuat terkejut oleh Mia karena dia yang tiba-tiba saja menyatakan perasaannya kepadaku.
Mia meraih tanganku dan mengatakan"aku menyukaimu"
Jantungku tiba-tiba berdegup tidak beraturan, aku tidak bisa menjawab pertanyaannya dan dengan segera melepaskan tanganku dari genggamannya
"Ahhh... Kamu ga perlu terlalu terburu-buru buat menjawab nya ko" ucap Mia
Aku pun segera pergi meninggalkan Mia tanpa menjawab apapun.
Keesokan harinya aku kembali kesekolah dengan harapan Mia tak lagi membahas persoalan kemarin, aku tidak melihatnya di dalam kelas hanya ada beberapa anak, namun memang sepertinya aku lah yang datang kesekolah terlalu pagi. Pukul 7.35 kelas mulai ramai terlihat Mia mulai memasuki kelas dengan ceria dengan sadar aku menatapnya sekilas namun aku segera mengalihkan pandanganku, aku kembali membaca buku yang ku pegang.
Suatu hari mia memberikan ku sebuah coklat, dan dia pun segera pergi berlari menuju kelas Hanna. Aku memperhatikan coklat yang telah diberikan olehnya di tanganku, aku menggenggamnya di sepanjang jalan koridor hingga aku bertemu dengan Marcel.
Marcel langsung merangkul pundakku mengarahkan ku menuju kantin sekolah. Seperti biasa kami membeli beberapa snack dan memakannya di taman sekolah.
"Kau dari tadi pegang apa sih?" tanya Marcel yang sedari tadi memperhatikan tanganku
"Ini...!!!!" ucapku sambil membuka tanganku
Marcel pun melirik kearah tanganku"hmmm... Dapat coklat dari primadona kelas mana nih" goda Marcel
"tidak ada" jawabku singkat
Marcel tertawa terbahak-bahak hingga aku terheran melihatnya"kau itu kalau mau berbohong pinter dikit, kau itu tampan, putih, tinggi, dan pintar wanita mana yang tidak suka denganmu kurangnya cuma satu kau bodoh dalam mengekspresikan emosionalmu jadi kau terlihat begitu galak dimata perempuan yang tidak suka denganmu"
"Untuk mu saja" aku memberikan coklatnya kepada Marcel
"Hahhh" ucap Marcel keheranan
"Aku ada alergi coklat, jadi entah bagaimana aku harus memakannya aku pun tidak bisa membuangnya" aku segera menyerahkan coklatnya kepada Marcel
"Kau benar-benar tidak tertarik dengan wanita manapun kah?" tanya Marcel
"Tidak ada, baiklah sudah saatnya kita kembali kekelas" ucapku dengan segera beranjak.
Setibanya di kelas aku kembali ketempat dudukku dan melanjutkan membaca buku, hingga beberapa menit kemudian Mia tiba-tiba datang dan menarik dasiku hingga membuatku terkejut.
"Ingat Jiro aku ga akan pernah menyerah" ucap Mia dan dia pun segera melepaskan dasiku dan pergi.
Aku merapihkan kembali dasiku seraya sambil menghela nafas.
*****
"Ayok lah sekali ini saja" ucap Marcel dalam telepon
"Tolong berikan telponnya kepada ibu/ayahmu, biar aku yang izin" ucap Marcel sekali lagi
"Aku tidak mau, akan aku tu..." aku belum melanjutkan pembicaraanku
"Sampai kau berani menutup telponnya aku akan kerumahmu sekarang juga" ancam Marcel
Aku menghela nafas panjang"apa sih maumu?"
"Aku mau kau ikut berlibur dengan ku" jawab Marcel "aku mengerti pasti orang tuamu melarangmu untuk berteman dengan anak bodoh seperti ku maka dari itu kau takut aku pergi menemui mu kan?"
Aku terdiam sejenak"ya aku akan ikut"
"Nah..... Dari tadi dong aku kan ga perlu buang-buang nafas untuk marah-marah" ucap Marcel namun aku segera menutup telponnya.
Akupun dengan segera keluar dari kamarku untuk menemui kedua orang tuaku di ruang keluarga.
"Mama... Papaaa...." panggilku dengan perasaan gugup
Kedua orangtuaku pun menoleh kearahku
"Ada apa nak?" tanya Mama
"Duduk" ucap Papa
Aku pun mengikuti arahan papa
"Bolehkan aku pergi berlibur selama 2hari?" ucapku yang mencoba untuk tetap tenang
"Kamu ingin berlibur kemana biar papa dan mama bisa ambil cuti bersama" ucap papa
"Ah... Itu... Aku ingin mencoba pergi sendiri" ucapku tanpa sadar aku memegang belakang leherku
Mama dan Papa pun saling menatap satu sama lain, kedua kaki ku tiada hentinya menghentak-hentak karena perasaan gugupku yang takut akan penolakan dari kedua orang tuaku
Mama tersenyum"memangnya kamu mau berlibur kemana?" tanya Mama
"Aku masih memikirkannya, karena aku ingin pergi mencari suasana setelah semester ini" ucapku sambil mengigit bibir bawahku
"Baiklah, lagi pula kamu juga sudah mulai remaja. Papa izinkan anggap saja sebagai reward karena kamu sudah berusaha mempertahankan nilai ulanganmu" ucap papa
Aku menelan ludah sejenak"terimakasih papa.. mama..." ucapku dan aku segera kembali ke kamarku
*****
Tiba saatnya hari dimana aku bertemu dengan Marcel namun aku tampak heran ketika melihat Mia dan Hanna, terlihat Hanna melambaikan tangan mengarah kepada aku dan Marcel. Hanna dan Mia pun segera menghampiri kami terlihat mereka pun menjinjing sebuah tas.
"Jiro kamu pun ikut" Tanya Mia dengan semangat
"Aku pikir hanya aku dan Marcel, kalau begitu aku akan pulang" ucapku
"Ehhh tunggu sudah sejauh ini kamu akan pulang, ya setidaknya menikmati masa liburan dulu, habiskan uang sakumu" sambung Marcel
Aku menghela nafas dengan pasrah mengikuti mereka, akhirnya kami pun pergi berlibur bersama kesuatu tempat dimana kami pun menyewa sebuah penginapan dan tentunya terpisah kamar dari Mia dan Hanna.
Marcel pun segera merebahkan tubuhnya di atas kasur.
"Tidak bisakah kau bersih-bersih dulu" ucapku dengan ketus
Marcel segera beranjak dari kasur"ah betul itu" dia pun segera pergi menuju kamar mandi yang di dalamnya sudah tersedia peralatan mandi
Aku pun merapihkan beberapa baju-bajuku memilahnya untuk pakaian gantiku, sambil menunggu Marcel mandi aku membuka gorden dan pergi ke halaman balkoni aku melihat pemandangan dari atas kamarku.
"Dunia ini begitu luas namun mengapa hidupku terasa begitu sempit" ucapku dalam benakku
Entah sudah berapa lama aku melamun hingga aku tidak sadar bahwa Marcel telah menyelesaikan mandinya dia pun menghampiriku yang masih berada di balkoni.
"Whoooo.... Lihat hamparan bumi ini begitu luas bukan, hmmm... Apa itu artinya.... bumi itu datar" ucap Marcel
"Kau penganut bumi datar?" tanya ku
"Tidak juga, bagaimana jika bumi ini sebenarnya berbentuk segitiga?" ucap Marcel dengan serius
"Kalau begitu saat kau keliling dunia kau akan menemukan rumus sudut siku-siku, atau kau mencari alas berdasarkan luasnya" ucapku
Terlihat Marcel begitu keheranan"haish benar-benar maniak belajar, disaat liburan pun kau masih mengatakan rumus"
"Apa?" tanya ku
"Kapan kau terakhir kali pergi berlibur bersama teman?" Marcel bertanya balik
"Aku selalu pergi bersama keluargaku" jawabku
Terlihat Marcel menganggukkan kepalanya namun tiba-tiba ia merangkulku dengan memaksa
"Ayok kita habiskan waktu bersama" ucap Marcel dengan riang gembira
Aku berusaha melepaskan Marcel dari tubuhku"Lepaskan"
"Ahhhh aku bahagia bisa pergi bersama mu" ucap Marcel yang masih memelukku
Aku segera melepaskannya dengan paksa"lebih baik kau keringkan rambutmu, haishhh" ucapku sedikit kesal
Marcel pun melepaskanku sambil tertawa melihat ekpresi wajah kesalku padanya, namun Marcel tetap melanjutkan aksi jahilnya dengan mengibas-ngibaskan rambutnya hingga percikan airnya mengenai wajahku.
"Aku sungguh tidak mengerti apa-apa soal orang ini" ucapku dalam benak
"Kenapa kau tidak bilang padaku bahwa kita pergi bersama Mia juga Hanna" tanyaku
Marcel tercengang melihatku"kau itu, kan kau yang menutup telponnya ketika aku masih bicara padamu, haishhhh bikin kesal saja"
Tanpa sadar aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
Akhirnya kami pun pergi mengunjungi berbagai tempat rekreasi, dimana energi ku seperti terkuras karena mereka terlihat begitu full energi, beberapa kali mereka memaksa ku untuk ikut foto bersama ya seperti biasa aku hanya bisa berpasrah, namun beberapa jam kemudian Marcel meninggalkan ku dengan Mia dia pun pergi bersama dengan Hanna. Apa boleh buat suka-suka mereka saja.
"Hanna dan Marcel sudah pergi, apa yang akan kita lakukan" ucap Mia
Akupun tidak tahu harus melakukan apa setelah Marcel meninggalkan ku
"Jiro, apakah kamu senang" Tanya Mia yang berada di samping ku
"Apanya" jawabku dengan singkat
"Liburan ini, aku melihat kamu seperti terbebani sekali" tutur Mia
Aku terdiam sejenak"Kau sendiri bagaimana?" aku bertanya balik pada Mia
"Eh.. Aku... Sudah jelas aku bahagia karena yang seperti ini ga akan pernah terulang kembali, bukan kah kita harus menikmati masa liburan ini setelah belajar dengan keras, otak pun harus istirahat dari lelahnya berpikir dan butuh refreshing" jawab Mia dengan semangat.
Aku pun berpikir demikian, ini adalah pertama kali aku pergi berlibur bersama teman, entah bagaimana mendeskripsikan perasaanku sendiri aku tidak pernah merasakan hal yang demikian ku rasakan sebelumnya karena aku terbiasa sendiri dan begitu juga tidak banyak yang ku minati.
Tiba-tiba Mia menarik lenganku mengajak ku untuk pergi ke salah satu tempat kuliner dan membeli jajanan yang ada begitu banyak aneka ragam, aku begitu lelah mengikuti Mia karena hampir semua lapak ia kunjungi.
"Kau ga takut gemuk dari tadi jajan terus" Tanyaku
"Kamu sendiri ga laper Jiro" Mia bertanya balik
Aku pun melihat kanan kiri ku ada begitu banyak makanan yang menggugah selera namun akhirnya aku hanya membeli sebuah minuman.
"Hanya itu?" tanya Mia
"iya" jawabku
"Ayok Aaaaa" ucap Mia yang memberikan cemilan dan mengarahkannya ke mulutku
Aku terheran melihat Mia dan dia masih dengan posisinya.
"Ayok makan Jiro kita tidak tahu kapan akan bisa pergi kesini lagi setidaknya cobalah, aaaaaa" ucap Mia yang masih menyodorkan makanannya di mulutku dengan perasaan canggung akupun membuka mulutku perlahan dan dengan segera Mia menyuapiku
"Enakkan, mau coba lagi" Mia melakukan hal yang sama namun aku pun enggan untuk mencobanya
"Tidak perlu, aku akan membelinya sendiri" ucapku dengan salah tingkah yang ku harap Mia tidak menyadari tingkahku dengan segera aku pergi kelapak tempat cemilan yang sama di beli oleh Mia.
"Ada apa sih dengan anak kucing itu" aku menghela nafas, aku merasakan energiku terkuras begitu banyak dan ingin segera kembali ke tempat penginapan.
semangattt/Determined//Determined/