NovelToon NovelToon
A Modern Soul In A Young Widow'S Body

A Modern Soul In A Young Widow'S Body

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Janda / Mengubah Takdir / Romansa / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anastasia

Seorang wanita modern, cerdas dan mandiri, mendapati dirinya terbangun di tubuh seorang wanita dari masa lalu,seorang janda muda di Tiongkok kuno. Tanpa tahu bagaimana dan mengapa, ia harus menjalani kehidupan baru di dunia yang asing dan penuh aturan kejam, di mana seorang janda tak hanya kehilangan suami, tapi juga martabat, kebebasan, bahkan hak untuk bermimpi.
Di tengah kesendirian dan perlakuan kejam dari keluarga mendiang suami, ia tak tinggal diam. Dengan akal modern dan keberanian yang tak lazim di zaman itu, ia perlahan menentang tradisi yang mengekangnya. Tapi semakin ia menggali masa lalu wanita yang kini ia hidupi, semakin banyak rahasia gelap dan intrik yang terungkap,termasuk kebenaran tentang kematian suaminya, yang ternyata tidak sesederhana yang semua orang katakan.
Apakah ia bisa mengubah takdir yang telah digariskan untuk tubuh ini? Ataukah sejarah akan terulang kembali dengan cara yang jauh lebih berbahaya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 2.Menerima keadaan.

Li hua pun teringat kejadian di galeri seni itu membuatnya terpukul, ia syok, kaget dan tidak menyangka kalau ia akan berada di zaman yang tidak ada ponsel, tv, internet dan alat canggih lainnya.

Tubuh Zi ning gemetar hebat, napasnya memburu seperti baru saja berlari jauh.

Tatapan matanya kosong tapi ketakutan begitu nyata tergambar di sana. Ia melihat sekeliling ukiran naga dan burung phoenix di dinding kayu tua, aroma dupa yang menusuk hidung, altar keluarga yang dikelilingi papan nama leluhur, dan sosok pelayan berpakaian aneh yang menatapnya penuh kebingungan.

"Ini pasti mimpi" Gumamnya sambil mencubit pipinya sendiri.

"Aww, apa ini...?. Ini nyata,bukan mimpi"bisiknya nyaris tak terdengar, suara yang kini keluar dari bibirnya terdengar asing, begitu lembut dan pelan.

Kakinya kehilangan kekuatan, dan ia jatuh terduduk di lantai kayu keras aula leluhur. Tangannya meraba wajahnya sendiri, rambut yang disanggul keatas, pakaian dari sutra putih tebal bergaya tradisional. Semuanya… nyata. Terlalu nyata.

“Ini bukan mimpi…”

Ingatan itu menyerbu cepat ledakan di galeri Hwang, jeritan, cahaya dari lukisan, dan kemudian... kegelapan yang ia alami tadi.

Matanya mulai memanas. Air mata yang pertama jatuh disusul oleh isakan yang pecah seketika.

"Kenapa aku di sini? Aku siapa sekarang...? Bagaimana dengan tabunganku, investasi ku, sahamku... Aku saja belum menikah ataupun kencan. Ini apa!! " Seru Zi ning dengan perasaan kecewa dengan situasi yang ia alami.

Tangisnya meledak, keras dan penuh ketakutan. Ia menunduk, menggenggam rambutnya sendiri sambil berteriak dalam tangis, mencurahkan kesedihan dan kepanikan yang terpendam.

Yue terperanjat, tidak pernah sekalipun melihat sang nyonya bersikap seperti ini. Ia dengan cepat mendekat dan berlutut di sisi Zi ning.

"Nyonya… mohon tenang…,nanti didengar nyonya besar bisa gawat! "ucapnya pelan tapi cemas, berusaha memeluk bahu wanita yang kini menangis seperti anak kecil yang kehilangan segalanya.

Namun Zi ning menepis sentuhan itu, seolah tidak mengenal siapa pun.

Zi ning lalu mengusap air matanya," Tunggu nona!,memang nya kamu siapanya aku? "

"Dari tadi kamu sebut aku nyonya terus, aku ini bukan… aku bukan dia…maksudku aku bukan orang ini… aku bukan Zi ning tuanmu!. Aku ini Li hua, nona!."

Yue membeku. Kata-kata itu menusuk seperti pedang dan untuk pertama kalinya, ia merasa ada sesuatu yang salah.

"Nyonya, aku tahu ini pasti terjadi. Aku akan panggil tabib. Karena nyonya tidak sehat! "

Ucapan Zi ning di salah pahami oleh Yue, ia pun tidak bisa apa-apa lagi hanya bisa termenung melihat Yue pergi meninggalkan dirinya.

Zi ning kini telah dibaringkan di atas ranjang kamarnya yang luas, dengan tirai tipis berwarna gading yang bergoyang lembut tertiup angin. Yue duduk di sisi tempat tidur dengan wajah penuh kekhawatiran, sementara seorang tabib tua duduk di ujung ranjang, mengamati tubuh Zi ning yang pucat.

"Tabib bagaimana keadaan nyonya ku? "

"Aku ini tidak sakit, kalian tidak perlu khawatir"

"Keadaannya masih lemah," gumam tabib itu, mengelus janggut putihnya. “Aku akan melakukan akupuntur di titik-titik utama agar pikirannya lebih jernih dan ingatannya segera pulih.”

"APA? " Teriak Zi ning terkejut.

Tabib itu mengeluarkan kotak jarumnya, ia memilih jarum yang akan digunakan ada yang ukuran kecil dan ada yang ukuran besar serta panjang.

"Tunggu pak tua!, kamu mau memasukkan jarum itu kemana? "

"Tentu saja diatas kepala nyonya untuk memperlancar aliran darah di titik inti"

"Jangan bercanda!, cepat suruh dia pergi.. "

Tapi ucapan Zi ning tidak di gubris oleh Yue dan tabib itu.

Namun saat tabib itu memilih jarum panjang yang tipis ditunjukkan ke arahnya, mata Zi ning langsung membelalak.

Ia mengangkat tubuhnya sedikit, berusaha mundur walau tubuhnya masih lemas.

“Jangan! Jangan tusuk aku!” serunya panik, wajahnya penuh ketakutan. “Aku… aku ingat sekarang! Aku Zi ning! Aku kenal dia, dia Yue, pelayanku!”

Yue menatapnya terkejut. “Nyonya… Kau benar-benar ingat aku?”

"Iya aku ingat, kamu pelayan setiaku"

Zi ning mengangguk cepat sambil melirik tajam ke arah jarum di tangan tabib. “Tentu! Aku ingat segalanya. Kau selalu di sisiku, kan, Yue?”

Yue menatapnya curiga sejenak, lalu perlahan menurunkan tangannya yang tadi memegangi bahu Zi ning. Tabib itu mendesah pelan.

“Kalau begitu, jika sudah mulai pulih, kita tunda akupunturnya untuk hari lain.”

Zi ning menghela napas lega dan segera berbalik memeluk bantalnya, seolah baru saja lolos dari eksekusi. Dalam hati, ia bergumam, aku lebih baik berpura-pura waras daripada ditusuk jarum di kepala.

Mereka gila!, bagaimana bisa jarum sepanjang itu menusuk kepalaku?, pikir Li hua yang ketakutan.

Tapi wajahnya tetap tenang di depan mereka, seolah ia memang benar-benar sudah sadar.

Yue lalu mengantar tabib itu pergi, dan meninggalkan Zi ning dikamar sendirian. Akhirnya ia bisa keluar dari ancaman yang baru saja ia alami, didalam kamar Zi ning berusaha untuk menenangkan dirinya dan mencoba menerima kondisinya.

Setelah tabib meninggalkan kamar dan keheningan menyelimuti ruangan, Zi ning masih duduk bersandar di atas ranjang. Angin sore berembus pelan lewat jendela, menggerakkan tirai tipis dan membawa aroma dedaunan basah.

Pikirannya berkecamuk. Ia menatap kosong ke langit-langit kayu, memikirkan satu hal yang terus menghantuinya yaitu bagaimana cara kembali ke dunianya zaman modern.

Tapi semakin ia merenung, semakin ia sadar… tubuhnya di sana mungkin sudah tak utuh lagi. Ledakan itu begitu dahsyat. Mungkin ia sudah mati. Atau kalau pun selamat, ia hanya akan kembali untuk merasakan penderitaan dalam tubuh yang cacat.

Kalau pun bisa kembali... apakah aku benar-benar ingin kembali jika kondisi tubuhku atau aku sudah jadi mayat?, batinnya.

Akhirnya, Zi ning menarik napas panjang dan mengangkat wajahnya. “Sudahlah… Aku tidak bisa terus memikirkan yang mustahil,” gumamnya lirih. “Aku harus bertahan hidup di sini. Aku harus jadi... Zi ning sepenuhnya.”

Matanya beralih pada Yue, yang tengah membereskan kain dan wadah obat di sudut ruangan.

Hanya pelayan Zi ning yang bisa memberitahuku, siapa Zi ning sebenarnya?,pikir Li hua.

“Yue,” panggil Zi Ning lembut.

Yue segera menoleh dan mendekat. Ia menunduk sopan di sisi tempat tidur. “Ada yang bisa hamba bantu, Nyonya?”

Zi ning menatapnya lekat-lekat. "Sebenarnya ingatanku kurang begitu pulih.. " Ucapannya terputus oleh Yue yang khawatir.

"Kalau begitu aku panggil tabib itu lagi! " Ucap Yue yang khawatir.

"Tunggu!, aku tidak butuh tabib yang aku butuhkan hanya kamu. Sekarang duduklah disampingku, dan ceritakan tentang masa lalu ku"

"Karena kamu tahu banyak tentang aku... maksudku, tentang siapa aku dan masa lalu ku. Bisakah kau ceritakan semuanya padaku? Aku ingin tahu… siapa aku dulu sebenarnya."

Yue terlihat sedikit ragu, namun kemudian mengangguk hormat. “Baik, Nyonya. Hamba akan menceritakan semuanya… mulai dari yang paling awal.”

Zi ning mengangguk pelan, ia dengan serius mendengarkan apa yang Yue akan ceritakan tentang nya.

Dan satu-satunya jalan untuk bertahan hidup didunia yang asing ini adalah dengan memahami siapa Zi ning, dan masa lalu Zi ning seperti apa. Dengan begitu ia bisa menjalani kehidupan di zaman ini, dengan hati-hati dan waspada.

1
Alan Banghadi
Rasain kamu tuan muda hu bahkan itu belum cukup dengan matinya li mei
Alan Banghadi
Zi Ning yg sabar ya karena Li mei sudah mati😭😭😭
Alan Banghadi
Kasihan li mei malah mati bahkan di perkosa dan di bunuh😭😭😭.
tunggu saja kamu tuan muda hu akan ada yg akan membalasnya Zi Ning😡😡😡
Alan Banghadi
Jangan2 li mei mati di bunuh sama tuan muda keluarga hu aduh jangan sampe
Alan Banghadi
Ternyata yg membunuh pelayan tua itu Tian mudah Hu sendiri astaga 🤦🏻
Alan Banghadi
Akhirnya Zi Ning dan Yue akan berjuang dari nol
Alan Banghadi
Akhirnya li hua yg Berti dak
Alan Banghadi
Akhirnya Zi Ning akan berkumpul lagi dengan keluarganya
Alan Banghadi
Bagus semoga ketahuan perlakuan Keluarga terhadap Zi ning
Chen Nadari
ambil thor.ksh dia dimensi /Casual/
Chen Nadari
semoga buruan keluar dr keluarga laknat
Chen Nadari
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!