Juanda Mahessa, 32 tahun, wajah tampan, dingin, tertutup serta kejam. ia adalah CEO muda Mahessa grup sekaligus pewaris tunggal. Prestasi yang luar biasa dan reputasi tanpa cela, membuatnya menjadi panutan dikalangan pebisnis dan wanita kalangan atas. Atas desakan sang kakek Solmon Mahessa yang mengharuskan juanda untuk segera menikah sebelum diusianya yang ke 32 tahun.
" Menikahlah dengan ku " kata Juanda, suaranya tenang namun penuh penekanan
" Apa kau mabuk? " Arumi Calista
" Aku serius, aku akan memberi mu uang 20 juta per bulan nya. kau hanya perlu menikah dengan ku " juanda Mahessa
Arumi tau ini gila, tapi ketika pilihan antara bertahan dalam kemiskinan atau mengambil kesempatan gila ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lembayung pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Draft
Juanda mengangkat sebelah sudut bibirnya
"Mau apa kamu, jangan macam-macam ya, atau aku akan teriak" arumi sedikit mengancam meskipun ia sendiri takut
"Teriak, apa kau lupa kalau kita hanya tinggal berdua di rumah ini" bisik Juan tepat di telinga arumi
Dan disaat juanda hendak menciumnya, arumi langsung membuka mata nya dan sedikit menurunkan tubuhnya lalu ia pun berlari kearah sudut kamar.
Juanda mendekatinya berjalan perlahan lahan. Dan itu sungguh membuat jantung arumi berdetak kencang karena ketakutan
"Siapa lelaki yang bersama mu tadi" tanya juan sambil terus berjalan pelan
"Dia andika" jawab arumi takut
"Aku bukan menanyakan nama nya. Apa hubungan mu dengan nya"
"Kami hanya teman satu kerjaan"
"Benar kah hanya teman kerja"
"Iya benar nggak lebih" arumi semakin takut karena kini juan tepat berada di depan nya
Juanda mengunci arumi dengan kedua tangannya
"Apa kau sudah lupa apa yang aku katakan tempo hari" suaranya masih terdengar dingin dan mengintimidasi
"Aku dengan nya hanya sebatas teman kerja, dr tidak lebih dari itu. Beneran, kau bisa sumpah kalau kau tak percaya"
"Tapi aku melihat ada nya cinta di mata kalian berdua. Apakah tebakanku salah"
"Ma--mana ada. Siapa bilang aku mencintai nya" jawaban arumi sungguh sangat mencurigakan bagi juan
Juanda mengangkat dagu arumi
"Aku sudah pernah mengatakan kepada mu, kalau kau jangan pernah coba-coba untuk suka dengan cowok lain kalau kau mau selamat. Apa kau lupa dengan apa yang telah aku ucap kan tempo hari"
"I-iya aku ingat itu" jawabnya terbata-bata
"Bagus" juan menarik sebelah sudut bibirnya lalu mencium paksa bibir ranum arumi. sepertinya ia telah kecanduan untuk terus merasakan nikmat nya bibir sang istri
Arumi seperti biasa, ia selalu memukuli tubuh juanda agar bisa terlepas dari nya. Namun semua usaha itu selalu saja menjadi sia-sia
Alhasil arumi menggigit kecil bibir juanda dan itu sedikit mengeluarkan darah segar. Juanda melepaskan ciuman itu dan memegang bibir nya yang berdarah
"Kau telah berani melakukan ini ya. Jadi kau harus terima akibatnya" juanda kembali mengancam arumi
"Apa, kau mau apa lagi. Jangan macam-macam ya" arumi semakin ketakutan dengan ancamannya
Lalu dengan kasar juanda membawa tubuh arumi dan membanting kan nya di atas kasur. Nasib baik kasur mereka sangat tebal, jadi arumi tak merasakan sakit sedikit pun
Arumi berteriak karena terkejut tiba-tiba tubuhnya di lempar kan ke atas kasur
Lalu dengan sigap juanda berada diatas tubuh arumi. kini arumi telah berada di kungkungan nya juanda.
"Lapas kan, juanda lepas kan"
Namun juan hanya senyum smirk nya. dan itu sungguh membuat arumi takut. karena ia tau makna dari senyuman maut itu
Juanda langsung kembali melumat bibir arumi. Ia melumat nya berkali-kali sampai ia merasa puas. Namun bagi arumi ciuman itu sungguh sangat menyiksanya. karena ia sedikit kesusahan untuk bernafas. arumi terus saja memberontak dengan mendorong tubuh juanda. Namun dasarnya tenaga arumi memang tak kuat untuk melawannya, maka dari itu ia selalu kalah jika berhadapan dengan juanda.
"Hmpt" arumi hanya bisa mengatakan itu, karena bibir nya terus disesap oleh juanda.
Ternyata ciuman itu tak berhenti sampai disitu juanda lalu turun kebagian leher nya arumi. Ia menciumi leher putih arumi dan membuat tanda cinta di lehernya
"Juanda!! " teriak nya lagi. Namun juanda sama sekali tak bergeming untuk pergi. Malah dirinya seperti kerasukan.
Juanda membuka paksa baju arumi dengan tangannya yang kekar. Arumi mencoba menaham nya agar dada nya tal terekspos, namun malang tenaganya masih tak terlalu kuat untuk melawan juanda. Akhirnya baju arumi terbuka dan terlibat lah dengan jelas dua buah melon yang berukuran lumayan besar.
Kedua tangan arumi di pegang oleh tangan juanda, sehingga arumi harus pasrah dan rela jika juanda melakukan apa pun terhadap dirinya
Naluri kelakian nya memuncak, juanda dengan rakus nya langsung menurunkan BRA merah yang arumi kenakan. Dan melumat buah melon itu. Dan sebelah tangannya meremas-remas buah melon yang satu lagi.
Arumi tak mampu untuk melawan, ia hanya bisa pasrah saat tubuhnya digranyangi oleh juanda suaminya sendiri.
setelah puas yang satu, juanda kembali melumat yang satunya lagi sampai ia puas. dan lagi lagi juanda membuat tanda cinta nya di dada arumi dan daerah lainnya.
Akhirnya arumi hanya bisa meneteskan airmata nya saya tubuh nya terus saja di mainkan oleh sang suami.
Lalu entah mengapa, juanda tiba-tiba menghentikan aksinya itu. sepertinya ia telah salah melakukan nya dengan paksa. Juanda melihat sang istri yang telah mengeluarkan airmata dan memalingkan wajahnya tak mau menatap wajah sang suami.
"Apa yang telah aku lakukan. Tapi, apakah aku salah jika aku meminta hak ku sebagai suaminya?" gumam nya bertanya tanya
Juanda bangkit lalu menutupi tubuh arumi dengan selimut. Dan ia pun berdiri sambil membetulkan handuk yang masih bertengger dipinggang nya, namun ia membelakangi arumi agar tongkat kecilnya itu tak keliatan
"Jika aku lihat lagi kamu bersama lelaki mana pun, aku akan melakukan yang lebih dari ini" ancam nya dan pergi keluar dari kamar nya arumi
Keesokan harinya
Hari ini arumi pergi begitu sangat pagi-pagi sekali. Ia tak ingin bertemu dengan juanda. Kejadian semalam masih terlalu awal untuk di lupakan.
"Kemana dia, apa dia pergi kerja sebelum aku bangun?" gumam juanda pelan sambil pandangan nya mencari sosok arumi
Juanda mengetuk pintu kamar nya arumi.
Sekali ketukan tak ada jawaban.
Dua kali ketukan juga masih tak ada jawaban
Juanda bukan tipe orang yang suka menunggu. Ia membuka paksa pintu kamar nya arumi. Namun dengan mudah nya ia bisa membukanya karena pintu itu tak terkunci
"Tak di kunci?"
Dan juanda pun masuk dengan perlahan. Pandangan nya terus saja mencari arumi. Namun bayangannya pun tak kunjung kelihatan
"Ternyata dia sudah pergi" gumam nya
Di kantor
Arumi banyak termenung saat melakukan pekerjaan nya. Ia sama sekali tak fokus untuk bekerja. Hingga sari salah seorang teman nya menegur nya dengan menepuk pundak nya arumi
"Heh, ngelamun aja. Ada masalah, atau kamu sakit?" tanya nya
"Hm, nggak kok, aku nggak apa-apa. Mungkin karena kelelahan aja" jawab arumi bohong
Beruntung arumi tadi pagi-pagi sebelum berangkat kerja, ia telah menutupi leher nya dengan Foundation. Jadi bekas itu sama sekali tak terlihat.
"Seperti nya aku mau minta izin deh, aku mau pulang istrahat. Sepertinya aku kurang enak badan"
"Beneran kamu nggak enak badan, coba aku lihat" dan sari pun meletak kan telapak tangan nya di kening nya arumi
"Iya kamu demam, ya udah aku temanin kmau menemui bu lina
"Makasih ya"
Dan setelah arumi bertemu dengan bu lina, arumi langsung pulang. Namun bukan pulang ke apartemen nya juanda, melainkan pulang kerumah lamanya atau rumah orang tua nya dulu.
Namun merasa aneh mengapa rumah nya terlihat sepi seperti tidak ada kehidupan. Arumi lalu mencoba mengetuk pintu berkali-kali, dan hasil nya tetap sama sepi tak berpenghuni.
"Kenapa rumah ini terlihat kusam. Terus kemana pergi nya mereka. Apa mereka pindah rumah. Tapi kenapa tidak memberitahu kan ku terlebih dahulu" gumam nya
Dan tiba-tiba datang seorang ibu separuh baya menghampiri Arumi
"Arumi" sapa ibu tua itu dan Arumi pun menoleh
"Wak romlah" sahut arumi
"Kamu mau cari ayah mu?"
"Iya wak, tapi kelihatan nya mereka nggak ada dirumah"
"Mereka udah lama pindah"
"Apa!! pindah!! "
"Iya pindah"
"Terus uwak tau dimana mereka tinggal sekarang ini"
"Uwak nggak tau arumi. Maaf kan uwak
Arumi nampak menarik nafasnya
"Ya sudah lah wak, makasih"
"Iya sama-sama"
"Kemana mereka pergi nya" gumam nya bingung
Akhirnya arumi memutuskan untuk tinggal sementara di rumah itu. Ia melihat se isi rumah yang terlihat masih sama tak ada yang berubah
"Semua masih sama, terus kemana mereka ya" oceh nya
Setelah 15 menitan arumi berada di rumah itu, akhirnya arumi keluar.
Agung yang sengaja ingin datang ke rumah lama mereka, tiba-tiba saja melihat arumi
"Arumi, ngapain dia ada di rumah itu" gumam nya bertanya-tanya
Lalu agung mendekati arumi
"Arumi" panggil agung
"bang agung" sahut arumi
"Kamu kenapa bisa ada di sini" tanya agung
"Lah, aku malah mau tau. kenapa dengan rumah kita. kenapa kalian tak lagi tinggal di sini. Apa yang telah terjadi"
Arumi bertanya semuanya tentang rumah mereka
Agung mulai memainkan peran nya...
"Kamii semua tinggal di rumah kontrakan kecil yang jauh dari kota"
"Kontrakan, jadi kalian semua tinggal di kontrakan"
"Iya"
"Bang, bisa bawa aku kerumah kontrakan itu, aku ingin sekali bertemu dengan ayah" arumi memohon sama agung dengan memegang tangan nya
"Baik lah Arumi, ayo kita pergi kesana sekarang"
Arumi mengangguk
Nemu lagi bela ketiga.
ini udah bela ketiga yang ku temukan sifatnya menjengkelkan.
yang satu, sok polos, yang satu nganu, yang ini lagi minta tas baru.
beli sendiri/Right Bah!/