Di dunia kultivasi, Lin Chen, seorang pemuda dari Desa Hutan Bambu yang dianggap cacat karena tidak memiliki Dantian, menemukan sebuah kristal misterius di danau dekat rumahnya. Kristal itu menyatu dengan mata kanannya, memberinya kekuatan Mata Dewa—artefak ciptaan Sang Maha Pencipta yang mampu mengendalikan sembilan hukum di alam semesta.
Dengan kekuatan barunya, Lin Chen perlahan bangkit dari posisi terendah menuju puncak kekuasaan, menjadi sosok yang berpengaruh besar dalam menjaga keseimbangan alam semesta.
Namun, warisan ini membawa tanggung jawab besar, menempatkannya di tengah takdir yang akan mengubah dunia, juga dirinya, selamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Tubuh Konstitusi Langka Bagian 2.
Bab 33. Tubuh Konstitusi Langka Bagian 2.
Lin Xiao Xiao kemudian melanjutkan,
“Akan tetapi Tuan, ada semacam kekuatan misterius yang menyegel dantian dan jalur meridian mereka. Seolah-olah segel itu melindungi tubuh mereka dari dampak berlebihan yang dimiliki oleh tubuh konstitusi langka mereka.
Aku menyimpulkan, segel ini berfungsi untuk melindungi tubuh mereka dari efek berlebihan akibat elemen Api dan Es yang mereka miliki. Segel ini juga berfungsi sebagai penahan agar tubuh mereka tidak hancur karena reaksi berlebihan dari kekuatan elemen yang terkandung dalam tubuh mereka. Sepertinya latar belakang kedua anak kecil ini tidak sederhana.”
Mendengar penjelasan Lin Xiao Xiao, Lin Chen sangat terkejut. Lalu ia bergumam,
“Siapa sebenarnya dua anak kecil ini? Kenapa hal yang tampaknya sederhana ternyata sangat rumit?”
Tiba-tiba, Lin Chen bertanya,
“Xiao Xiao, apakah ada cara untuk membuka kedua segel itu tanpa membahayakan nyawa mereka?”
Lin Xiao Xiao merenung sejenak sebelum menjawab,
“Ada tiga cara, Tuan.”
Lin Xiao Xiao melanjutkan,
“Pertama, mereka harus meningkatkan kekuatan fisik dan mental mereka secara bertahap, agar tubuh mereka cukup kuat untuk menahan energi dari elemen masing-masing. Ini membutuhkan waktu yang lama dan bimbingan yang tepat agar mereka bisa mengontrol kekuatan mereka sendiri. Dengan demikian, segel itu akan perlahan melemah dan terbuka secara alami.”
“Yang kedua,” lanjut Lin Xiao Xiao, “adalah dengan menggunakan sebuah artefak khusus yang bisa menahan kekuatan api dan es. Artefak ini akan menekan kekuatan elemen yang berlebihan dalam tubuh mereka. Namun, ini cukup beresiko, jika artefak itu tidak cukup kuat, nyawa keduanya bisa terancam.”
“Dan yang ketiga?” tanya Lin Chen, rasa penasaran semakin besar.
Lin Xiao Xiao tersenyum lebar dan berkata,
“Tentu saja, dengan bantuan Mata Dewa milik Tuan—yaitu Mata Kehidupan.”
“Mata Kehidupan memiliki kekuatan luar biasa. Selain bisa memperkuat tubuh dan jiwa, itu juga bisa merangsang potensi seseorang. Mata Kehidupan mampu memancarkan kekuatan yang bisa memecahkan segel secara perlahan tanpa melukai pemiliknya. Karena saat Mata Kehidupan menghancurkan segel, ia akan segera menyelaraskan elemen api dan es, kemudian menyerap dan memurnikannya sebelum menenangkannya, sehingga kondisi tubuh pemiliknya menjadi lebih stabil.”
“Oh, benar begitu?” Lin Chen bertanya dengan mata yang berbinar.
“Kalau begitu, cara ketiga terdengar lebih aman dan bisa dilakukan.”
Lin Xiao Xiao menatap Lin Chen dengan serius,
“Tuan, apakah Anda benar-benar yakin ingin membantu kedua anak ini?”
Dengan tegas, Lin Chen menjawab,
“Ya, aku akan membantu mereka. Setidaknya, aku akan membantu mereka berkultivasi dan melatih diri, sehingga mereka cukup kuat untuk melindungi diri mereka sendiri. Ketika aku melihat mereka, aku teringat diriku dan adikku. Hati nuraniku tak membiarkan mereka pergi begitu saja. Jika aku membiarkan mereka pergi dan terjadi hal buruk pada mereka, aku akan merasa berdosa seumur hidupku. Itu akan menjadi beban dalam hatiku yang tak bisa aku tebus.”
Mendengar itu, Lin Xiao Xiao menghela napas panjang. Namun, dalam hatinya, dia merasa sangat puas dengan kelembutan dan kebaikan hati tuannya.
“Akan tetapi, Tuan, jika Anda melakukan itu, ada beberapa konsekuensi yang harus dipikirkan. Yang pertama, pelepasan segel itu akan menciptakan fenomena langit dan bumi. Hal ini bisa menarik perhatian dari kultivator kuat dari berbagai penjuru. Dengan kekuatan kultivasi Tuan saat ini, jika ada seseorang yang kuat mengincar Anda dan kedua anak kecil ini, itu bisa sangat berbahaya.”
Lin Chen terdiam sejenak, merenungkan hal ini dengan serius. Ia sangat menyadari bahwa hal ini bukanlah masalah sepele, dan jika salah sedikit saja, bisa berakibat fatal bagi mereka semua.
Kemudian, tiba-tiba ia teringat tentang Dunia Kristal Ilahi miliknya.
“Bagaimana kalau aku memasukkan mereka ke dalam Dunia Kristal Ilahi? Apakah itu bisa dilakukan?” tanyanya.
“Bisa, Tuan,” jawab Lin Xiao Xiao. “Namun, mereka harus melakukan kontrak jiwa dengan Anda terlebih dahulu, baru mereka bisa masuk ke dalam Dunia Kristal Ilahi.”
“Kontrak jiwa?” Lin Chen berkata dengan ekspresi yang agak rumit.
“Ya, Tuan. Itu adalah syarat mutlak bagi mereka yang bukan pemilik Mata Dewa yang ingin memasuki Dunia Kristal Ilahi. Hanya dengan kontrak jiwa, mereka akan mendapatkan akses untuk masuk ke dalam dunia tersebut.”
Lin Chen mengangguk mengerti. Jika jalan satu-satunya adalah melakukan kontrak jiwa, maka ia akan berbicara dengan kedua anak kecil ini secara perlahan. Yang penting sekarang adalah memberi mereka makanan agar mereka tidak kelaparan, serta membeli pakaian yang layak agar mereka tidak terlihat lusuh dan kumuh.
Pembicaraan antara Lin Chen dan Lin Xiao Xiao pun terhenti. Meskipun percakapan mereka terasa panjang, sebenarnya hanya berlangsung dalam sekejap.
Lin Chen menatap kedua anak itu dan berkata dengan lembut,
“Jika kalian tidak memiliki siapa-siapa, bagaimana kalau kalian berdua menjadi adikku mulai sekarang? Apakah kalian mau?”
Mendengar itu, kedua anak tersebut terdiam sejenak, wajah mereka dipenuhi kebingungan. Selama setahun ini, mereka selalu diperlakukan buruk oleh orang-orang, dan tidak ada satu pun yang benar-benar peduli pada mereka. Jika pun ada, hanya beberapa orang yang memberikan makanan karena kasihan.
Melihat kebingungan di wajah mereka, Lin Chen tertawa pelan dan berkata,
“Kalian tidak perlu takut. Aku bukan orang jahat. Lagipula, kalau aku orang jahat, untuk apa aku membantu kalian? Aku bisa saja mengabaikan kalian begitu saja.”
“Akan tetapi, ketika aku melihat kalian berdua, aku teringat pada diriku sendiri, dan juga pada adikku yang sekarang entah di mana. Aku hidup sendirian tanpa seorang adik. Jadi, apakah kalian mau menjadi adikku? Jika kalian mau, mulai sekarang kalian tidak perlu khawatir soal makanan. Aku juga akan membantu kalian berkultivasi agar kalian bisa belajar ilmu bela diri dan menjadi seorang kultivator. Bagaimana, apakah kalian mau?”
Kedua anak itu mendengar kata-kata Lin Chen, dan hati mereka dipenuhi kebahagiaan. Terutama saat mendengar bahwa mereka bisa berlatih dan menjadi kultivator. Ini adalah kesempatan yang tidak bisa mereka sia-siakan.
Sang kakek sebelum meninggal sempat berpesan kepada mereka, bahwa meskipun dia telah tiada, suatu hari nanti pasti akan ada seseorang yang baik hati yang datang untuk membantu mereka, dan mereka harus yakin. Sepanjang tahun ini, mereka selalu meyakini kata-kata sang kakek. Dan kini, kata-kata tersebut benar-benar terbukti. Tanpa sadar, air mata pun menetes di wajah mereka.
Melihat keduanya menangis, Lin Chen sedikit tercengang. Ia bertanya,
“Kenapa kalian menangis?”
Dengan suara terisak, Han Feiyu menjawab,
“Hu hu hu, dulu sebelum kakek meninggal, dia berpesan kepada kami bahwa suatu hari nanti pasti akan ada orang baik yang peduli pada kami, menganggap kami sebagai keluarganya, dan membantu kami. Kami harus yakin, dan selama setahun ini, kami selalu percaya pada pesan kakek. Dan kini, orang baik itu ada di depan kami, hu hu hu…”
Mendengar itu, hati Lin Chen merasa tersentuh. Ia juga merasa terharu. Kedua anak ini sangat mempercayai kata-kata penghiburan dari sang kakek. Ia tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis. Namun, mungkin doa tulus sang kakek yang sangat mendalamlah yang membawa kedua anak ini bertemu dengannya. Ini adalah takdir.
Tiba-tiba, saat Lin Chen sedang merenung, terdengar seruan lantang yang penuh dengan kesombongan dan angkuh dari arah tertentu. Suara itu begitu keras, menggema di seluruh ruangan.
"Dari mana datangnya para tikus kotor ini? Sejak kapan orang-orang lusuh bisa seenaknya masuk ke rumah makan yang mewah ini? Merusak selera makanku saja! Kenapa pelayanan di rumah makan ini begitu buruk?" ujarnya dengan nada yang penuh ketidaksenangan, sambil ekspresi jijik terlihat jelas di wajahnya.
Lin Chen menoleh, merasakan atmosfer di sekitar mereka yang tiba-tiba berubah menjadi canggung. Matanya tajam menatap sosok yang baru saja berbicara.