Charlotte Hasana, wanita cantik dengan tubuh perawakan mungil, ramping dan cantik. Ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang begitu materialistis. Ibu Tiri Charlotte berencana menikahkan dirinya kepada laki-laki tua kaya raya namun seorang Gay. Charlotte menentang keras keinginan Ibu tirinya. Karena itu, Charlotte berencana kabur dengan dandanan berbeda dari biasanya. Dia memoles wajahnya begitu jelek.
Namun ketika dirinya kabur, dia bertemu dengan laki-laki yang mengancam hidupnya. Hingga karena suatu alasan, Charlotte terpaksa melakukan hubungan satu malam dengan laki-laki itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
“Astaga Char, pelan-pelan dong makannya.” Tutur sahabatnya. Tak tega melihat Charlotte makan dengan lahap dan seperti orang kelaparan. Mereka merasa kasihan.
Setelah diberitahu tentang pernikahan yang dipaksa oleh ibu tirinya, kedua sahabat Charlotte terkejut bukan main. Charlotte masih berusia 18 tahun, namun dipaksa menikahi laki-laki tua yang Gay!! Sulit dipercaya.
Selama ini yang mereka tahu, Charlotte hidup dikeluarga berada. Keluarga Hasana, pemilik perusahaan Setiawan Group. Tidak pernah sekalipun mereka melihat Charlotte mengalami kesulitan sampai separah ini. Jika saja mereka tahu apa yang terjadi dengannya, tentu saja mereka siap membantu sahabat baiknya itu.
Mereka juga bertanya-tanya apakah keluarga Charlotte tidak mengutus orang untuk mencari Charlotte? Ayahnya begitu keras dan tidak ingin dibantah siapapun. Dan mereka melihat Charlotte kesulitan seperti ini. Ada rasa khawatir menghinggapi pikiran mereka tentang sahabatnya itu.
“Terus, lu kerja di Klub itu? Gimana ceritanya?”
“Gue gak punya pilihan lain. Disana gue pikir bisa dapet duit buat bayar biaya tempat tinggal sama makan. Lagipula kalo gue kerja disana gue ngerasa aman dan yakin gak ada yang bisa nemuin gue. Tapi.. Gue malah sial gara-gara pria itu!” gerutu Charlotte kesal.
“Hah? Siapa yang lu maksud?”
“Nanti gue ceritain. Gue masih laper.” Charlotte terkekeh dan kembali melanjutkan makan lahapnya. Dia begitu menikmati setiap suapan makanan yang ada didepannya.
Ketika sedang asyik makan, Charlotte dan kedua sahabatnya tak sengaja melihat sekelompok orang berpakaian hitam. Mata Charlotte terbelalak ketika mengenal orang-orang itu. Mereka adalah para bodyguard yang bekerja pada ayahnya. Mereka semua berjalan serempak menuju tempat Charlotte berada.
“Mereka?”
“Kenapa bisa disini?”
Kedua sahabat Charlotte bingung. Mungkinkah mereka dibuntuti dari rumah. Jika benar, mereka telah membuat Charlotte dalam masalah.
“Char, cepetan lu pergi!” perintah sahabat Charlotte.
“I-iya.”
Merasa dalam bahaya, Charlotte segera berdiri berniat kabur dengan dibantu kedua sahabatnya. Mereka menahan beberapa Bodyguard agar tidak menangkap Charlotte. Sedangkan gadis itu sudah hampir sampai ke pintu keluar.
Namun tiba-tiba saja, langkahnya terhenti tatkala tersandung botol minuman dan langsung terjatuh kebawah. Charlotte meringis kesakitan saat lututnya terasa sakit terbentur lantai. Saat dirinya ingin bangkit, para bodyguard yang ingin menangkapnya telah berada disekelilingnya. Charlotte terdiam tak berkutik.
“Nona muda, Mohon maaf. Ikutlah pulang bersama kami.”
“Aku gak mau. Kalian pergi saja sendiri!” tolak Charlotte dengan suara lantang. Menolak ajakan mereka.
“Bekerjasamalah dengan kami Nona. Tuan Besar dan Nyonya Besar sedang menunggu kepulangan Anda.”
“Aku bilang tidak mau! Kalian punya telinga kan!!”
“Jika Nona tetap bersikeras menolak, kami terpaksa melakukan pemaksaan pada Anda.” Bodyguard itu langsung mengedikkan kepalanya pada salah satu rekannya. Dengan sekali gerakan, Charlotte sudah berada dalam gendongan di pundak bodyguard itu.
“Lepaskan aku! Beraninya kalian melakukan ini! Cepat turunkan aku!!” Teriak Charlotte meronta ingin turun dengan memukul-mukul punggung bodyguard itu dengan keras.
Para pengunjung saling berbisik melihat Charlotte dan para bodyguard yang kini berjalan pergi. Mereka menggosipi penampilan jelek Charlotte yang dianggap orang biasa namun tak menyangka dipanggil sebagai Nona muda.
Charlotte dibawa bersama mereka. Keluar dari tempat makan itu seraya masih berusaha memberontak.
Kedua sahabat Charlotte hanya bisa melihatnya dibawa pergi, mereka tidak kuasa menolongnya karena banyaknya bodyguard. Mereka hanya bisa berdoa agar tidak terjadi hal buruk pada Charlotte.