Sosok Wanita yang Misterius, tak terlacak dan penuh dengan kejutan, memasuki kehidupan seorang CEO Tampan dan Sukses, entah di sengaja atau hanya kebetulan saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
WAY 10
Kia berjalan di trotoar sambil melihat sekeliling, menuju rumah makan yang di rekomendasikan oleh satpam di hotel tempatnya menginap.
"Ramai juga" ucapnya lirih, kurang lebih hanya butuh waktu tujuh menitan Kia berjalan dari perusahaan.
"Ada yang bisa saya bantu mbak?"
"Hem, nasi campur, ada?"
"Tentu saja, silahkan duduk"
"Terimakasih"
Sambutan yang cukup ramah dan hangat, Kia tersenyum melihat pelayan di tempat itu sigap dan tanggap, pantas tempat ini ramai, batin kia merasa puas akan pelayanannya.
Sejenak Kia mengamati keadaan, rupanya banyak sekali pegawai perusahaan Ambarawa Company yang makan ditempat ini, beberapa diantara mereka yang baru saja datang dan mengenali Kia menyapa dengan sopan, bagaimana pun jabatan Kia dalam perusahaan sangat di perhitungkan.
Tak sedikit dari mereka juga menatapnya, lalu berbisik-bisik.
"Terserahlah" batin Kia menyamankan dirinya, tak mau begitu peduli dengan hal-hal yang belum pasti.
Disaat makanan telah tiba, Kia di kejutkan dengan kedatangan pak Mamat.
"Nona Kia?!" Serunya nampak senang sekaligus heran.
"Iya pak Mamat, mari makan pak"
"Loh, saya sudah selesai makan, kok Nona Kia makan disini?"
"Memangnya saya harus makan dimana pak?" Jawab Kia sambil tersenyum.
"Maksud saya, apa tidak ditempat bapak Galang dan yang lainnya?"
"Makan dimana saja sama Pak, yang penting nyaman dan enak"
"Tapi disini sepertinya bukan tempat yang tepat Non, ada Restoran di dekat perusahaan"
Kia tersenyum kembali, "Saya suka makanan di mana saja pak yang penting nyaman, disini juga bersih dan sepertinya enak karena banyak mengunjunginya"
"Oh, iya Non, disini langganan para pekerja dari perusahaan Ambarawa Company"
"Nah, apalagi itu, berarti saya tidak salah tempat kan pak Mamat?"
"Hehe, iya sih Non, tapi disini biasanya para pekerja yang biasa, kalau Non Ambar kan_"
"Sudah pak, sama saja, sama-sama bekerja di Ambarawa Company, yang gaji juga perusahaan yang sama, disini saya juga hanya pegawai, seperti yang lainnya"
Pak Mamat tersenyum, dalam hati mengagumi sikap Kia yang begitu sederhana dibalik wajah cantiknya, lalu Pak Mamat pamit untuk pergi lebih dulu.
Mungkin terlalu cepat berjalan, hingga pak Mamat menabrak seseorang.
Brug
"Hei tua Bangka jaga matamu!" Serunya dan membuat pak Mamat terkejut.
"Oh maaf-maaf, saya gak sengaja" ucap pak Mamat terlihat takut saat tau siapa yang di tabrak nya.
"Dasar pak tua breng-sek, kasih uang ganti rugi, cepat!"
Pak Mamat segera mengeluarkan uang lima puluh ribu, "ini Bang"
"Kurang!" Bentaknya.
Banyak mata yang mengarahkan pandangan, tapi aneh, tak satupun terlihat ingin membantu, malah mereka seolah enggan ikut campur, dari sini Kia merasa ada sesuatu.
Kia segera beranjak dari duduknya dan menghalangi pak Mamat saat ingin memberikan uang lagi.
"Jangan"
"Tapi Non"
"Kesalahan apa hingga akhirnya pak Mamat harus memberi uang, ini tidak benar, permintaan maaf sudah cukup" ucap Kia.
"Hei, jangan ikut campur!" Sahut laki-laki bertubuh tinggi besar itu.
Kia tak menggubris, mengantarkan pak Mamat pergi, membuat laki-laki itu nampak kesal dibuatnya.
"Non mereka preman, nanti non Ambar kena masalah, mereka tak segan memukul dan berbuat kasar"
"Tidak masalah, pak Mamat tenang saja"
"Tapi Non_"
"Sudah, hati-hati dijalan pak" Kia memastikan pak Mamat pergi menaiki sepeda motornya.
Namun tiba-tiba_
"Awas Non!" Teriak pak Mamat langsung me ngerem sepedanya.
DUG!
BUG!
Semua mata terkejut, bukan sosok wanita berhijab yang jatuh, namun laki-laki tinggi besar itu terpelanting dan membentur lantai sangat keras.
Entah apa yang terjadi, semua begitu cepat untuk tertangkap mata, bahkan pak Mamat kini tercengang melihatnya.
"Jalan pak, aku tidak apa-apa!" Teriak Kia.
"Ba baik Non" pak Mamat kembali melajukan motornya, dengan semua pikiran semrawut yang masihan ada di kepalanya, hingga kemudian berbalik dan tertegun.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Kia, terlihat laki-laki itu kesulitan berdiri, kakinya tak bisa di gunakan membuatnya terjatuh kembali.
"Aduh, sakit" teriaknya seperti hampir menangis.
"Duduklah, akan aku bantu"
"Jangan!, pergi!" Teriaknya lagi, kini ada wajah takut terlihat.
Kia hanya menatap saja, tak mengindahkan kata-katanya, lalu tangannya sedikit memaksa.
"Apa yang kau lakukan!"
Klek!
"Akh, Sakit!" Teriak laki-laki itu saat kakinya di tarik dengan cepat dan kuat, rasanya luar biasa sakit, bahkan sekujur tubuhnya berkeringat.
"Sekarang?" Tanya Kia.
Laki-laki itu menggerakkan kakinya lagi, dan sedikit rasa nyeri, namun kemudian terasa nyaman saat di buat untuk berdiri.
"Maafkan aku, dan tolong, jaga sikapmu, membentak dan menakuti orang tidak akan membuatmu hebat dan di hargai, mengerti?" Ucap Kia.
Laki-laki itu terdiam, merasa lemah dan tak berdaya, sejenak merasakan emosi luar biasa dan ingin menghabisi wanita di depannya, namun tatapannya, perkataanya seolah menghipnotis jiwanya.
Beberapa orang datang, menghampiri laki-laki itu dan mereka menatap tajam Kia yang masih ada di hadapannya.
"Apa yang terjadi Bang, berani kau_!"
"Berhenti!"
"Tapi Bang"
"Jangan ganggu wanita ini, kapanpun dan di manapun, kalian ingat kata-kata ku, jika ada yang melanggar, aku sendiri yang akan turun tangan menghajar kalian"
"Apa?!" Orang-orangnya itu terkejut hampir bersamaan.
Masih dengan sorot mata yang tenang, Kia membelah barisan orang-orang itu menuju ke laki-laki yang sudah di lukainya tadi.
"Ini terimalah, dan carilah pekerjaan yang halal, potensi kamu besar, pasti banyak orang yang membutuhkan"
Sejumlah uang lembaran merah di berikan, laki-laki itu makin terkejut saat dengan cepat tangannya di paksa menerimanya.
Kia pergi dan masuk kembali ke dalam rumah makan, disana pesanannya sudah ada di atas mejanya, dan orang-orang disekitarnya merasa canggung dan mungkin malu karena tak melakukan tindakan apapun.
Sementara laki-laki itu masih menatap uang yang ada ditangannya, anak buahnya ikut terkejut melihatnya, bukan satu dua lembar, tapi hampir ada dua puluh lembar dan itu artinya hampir dua juta di berikan oleh seorang wanita dengan cuma-cuma.
"Bang, ini?"
"Kita pergi"
"Baik Bang"
Semuanya pergi, mengikuti langkah kaki laki-laki yang masih terdiam dengan semua pikiran yang berkecamuk di kepalanya, masih teringat jelas di ingatannya, bagaimana sebuah gerakan cepat dan tak terlihat menghantam kaki dan tubuhnya hingga terkapar.
Tapi_, ada tangan yang begitu hangat, menyentuh dan menariknya paksa, senyuman ikhlas saat dirinya membentak dengan keras, tak ada ketakutan sama sekali, wajah yang begitu tenang seolah tak tergoyahkan, tubuh yang santun berbalut kain yang menutupinya, hanya wajah dan tangannya yang terlihat olehnya, nampak lemah lembut tapi di balik itu, ada kekuatan yang sanggup menembus dinding batin. "Siapa wanita itu?"
Dengan Doa yang diucapkan perlahan, Kia kini menyantap makan siangnya, mensyukuri semua yang sudah di beri oleh sang maha kuasa, dan benar sekali, pilihannya tidak salah, makanan yang di nikmati cukup lezat.
Yang makin penasaran, yuk segera Komen.., Like, Vote dan tonton iklannya.
Bersambung.
ciye...