[ Peringatan adegan ++]
Menceritakan seorang pemuda berusia 20 tahunan, dia bernama Alvin Adriansyah yang memiliki cerita dan ujian yang sangat berat, karena dia yang diusir oleh Ayah kandung nya sendiri karena suatu alasan, sampai dia memutuskan untuk pergi ke keluar kota untuk melanjuti kehidupannya, namun hari sial nya masih belum hilang, disaat dia sudah berada di kota Bandung dia ditabrak oleh seorang wanita, membuat wanita itu langsung bertanggung jawab kepada Alvin, namun di saat itu kesalah pahaman terjadi di antara mereka, membuat mereka langsung dinikahkan di hari itu juga, membuat wanita berhati dingin yang menolong nya sangat marah dan benci kepada Alvin sampai-sampai memperlakukan suaminya itu dengan seenaknya....
Bagaimanakah keselanjutan cerita di antara mereka?.
Apakah Alvin bisa bersabar dari setiap hinaan yang dilontarkan oleh istrinya itu?.
Apakah Alvin juga bisa mempertahankan pernikahan mereka dan meluluhkan hati dingin istrinya itu?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon satria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16.
Malam harinya, David yang sejak tadi mengikuti Ridho, kini mereka sudah berada di area yang tidak diketahui sama sekali oleh David dan sudah sangat jauh dari daerah sekolah nya, membuat David merasa sangat cemas dengan apa yang akan dituju oleh Ridho kepadanya.
'Aku rasa kamu sudah berjalan lumayan lama... sebenarnya kita mau kemana?.... perasaan ku menjadi gak enak,' batin David yang masih terus mengikuti Ridho di belakangnya.
Sebenarnya dia merasa takut untuk bertanya, tapi dia sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi dengan apa yang akan mereka tuju.
"Ehmmm...Ridho, kita sebenarnya mau pergi ke mana?, aku rasa kita sudah berjalan cukup lama," tanya David, memandang Ridho yang masih berjalan di hadapannya.
"Ah!, aku ingin menunjukkan tempat ini padamu...kau harus wajib kesana karena kamu sudah menjadi siswa baru," jawab Ridho tanpa melirik ke arah David.
David yang hanya mendapatkan jawaban itu, benar-benar sangat tidak puas, tapi.... dia juga takut untuk kembali bertanya, tadi saja dia yang hanya ingin bertanya itu saja harus mengumpulkan keberanian terlebih dahulu, apalagi untuk yang kali ini.
'Aku?, siswa baru harus wajib kesini?' batinnya kala dia mengingat perkataan tentang Ridho, kalau siswa baru yang masuk ke sekolah itu harus wajib ke tempat yang sedang dituju oleh Ridho sekarang.
David juga kini mulai melirik ke belakang, dimana saat ini mereka sudah sangat menjauh dari pusat kota.
"Oh, Iya, apa kau pernah melakukan boxing atau semacamnya?" tanya Ridho tiba-tiba, membuat David langsung melihat ke arah Ridho yang saat ini sedang meliriknya.
"Boxing?, tidak...belum pernah," jawab David apa adanya, kalau dia bisa dalam bela diri tersebut, pastinya David tidak akan pindah sekolah dari sekolah lamanya dan pastinya juga dia akan melawan orang yang membully nya saat itu.
Mendapat jawaban itu, tiba-tiba saja Ridho pun langsung tersenyum tipis, lalu terkekeh kecil.
"Hehe... begitu, Ya? kalau begitu, kau pastinya akan butuh sedikit nyali untuk ini, ayo cepat bergegas, kita hampir sampai." ucapnya yang kembali berjalan di depan Ridho.
David yang hanya bisa mengikutinya, kini mulai melihat ke arah pergelangan tangan Ridho yang di penuhi oleh luka sayatan yang sudah lama mengering, membuat David sedikit kaget melihatnya.
'Aku tidak menyadarinya tadi...dia punya luka di sekujur tangannya ternyata apa jangan-jangan...' batin David.
David seketika menjadi sangat ketakutan, kala dia mengingat momen dulu saat dirinya sedang di ancam oleh sebuah senjata tajam oleh orang-orang yang sudah membully dulu.
David mengira kalau Ridho pastinya mempunyai niat buruk kepadanya, sama seperti dahulu, membuat dirinya kini langsung menjadi takut, keringat dingin pun kini mulai bercucuran di sekitaran dahinya.
"E-emm..."gumam David, membuat Ridho melirik ke arahnya.
"Ada apa?"
"A-ah...Ridho maafkan aku, tapi aku rasa aku harus pergi, ayo datang ke sini lain kal...."ujar David yang hendak membalikan tubuhnya untuk segera pergi dari sana, namun....
Puk!.
Tiba-tiba saja, Ridho kini langsung menepuk pundak David, dengan senyuman yang sangat menakutkan bagi David, bibir tersenyum dan matanya yang memejam, membuat aura di sekelilingnya menjadi sangat dingin dan mencekam.
"Jangan seperti itu, kita sudah hampir sampai, datang saja untuk melihat-lihat, aku yakin kau juga akan menikmatinya nanti." ujarnya yang masih memegang pundaknya David.
David yang sudah tidak punya pilihan lain, David pun hanya bisa pasrah, apalagi Ridho membawanya sambil terus merangkul pundaknya David, hingga pergerakan David sangat terkunci dan tidak bisa melarikan diri.
TO BE CONTINUE.
Malam harinya, David yang sejak tadi mengikuti Ridho, kini mereka sudah berada di area yang tidak diketahui sama sekali oleh David dan sudah sangat jauh dari daerah sekolah nya, membuat David merasa sangat cemas dengan apa yang akan dituju oleh Ridho kepadanya.
'Aku rasa kamu sudah berjalan lumayan lama... sebenarnya kita mau kemana?.... perasaan ku menjadi gak enak,' batin David yang masih terus mengikuti Ridho di belakangnya.
Sebenarnya dia merasa takut untuk bertanya, tapi dia sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi dengan apa yang akan mereka tuju.
"Ehmmm...Ridho, kita sebenarnya mau pergi ke mana?, aku rasa kita sudah berjalan cukup lama," tanya David, memandang Ridho yang masih berjalan di hadapannya.
"Ah!, aku ingin menunjukkan tempat ini padamu...kau harus wajib kesana karena kamu sudah menjadi siswa baru," jawab Ridho tanpa melirik ke arah David.
David yang hanya mendapatkan jawaban itu, benar-benar sangat tidak puas, tapi.... dia juga takut untuk kembali bertanya, tadi saja dia yang hanya ingin bertanya itu saja harus mengumpulkan keberanian terlebih dahulu, apalagi untuk yang kali ini.
'Aku?, siswa baru harus wajib kesini?' batinnya kala dia mengingat perkataan tentang Ridho, kalau siswa baru yang masuk ke sekolah itu harus wajib ke tempat yang sedang dituju oleh Ridho sekarang.
David juga kini mulai melirik ke belakang, dimana saat ini mereka sudah sangat menjauh dari pusat kota.
"Oh, Iya, apa kau pernah melakukan boxing atau semacamnya?" tanya Ridho tiba-tiba, membuat David langsung melihat ke arah Ridho yang saat ini sedang meliriknya.
"Boxing?, tidak...belum pernah," jawab David apa adanya, kalau dia bisa dalam bela diri tersebut, pastinya David tidak akan pindah sekolah dari sekolah lamanya dan pastinya juga dia akan melawan orang yang membully nya saat itu.
Mendapat jawaban itu, tiba-tiba saja Ridho pun langsung tersenyum tipis, lalu terkekeh kecil.
"Hehe... begitu, Ya? kalau begitu, kau pastinya akan butuh sedikit nyali untuk ini, ayo cepat bergegas, kita hampir sampai." ucapnya yang kembali berjalan di depan Ridho.
David yang hanya bisa mengikutinya, kini mulai melihat ke arah pergelangan tangan Ridho yang di penuhi oleh luka sayatan yang sudah lama mengering, membuat David sedikit kaget melihatnya.
'Aku tidak menyadarinya tadi...dia punya luka di sekujur tangannya ternyata apa jangan-jangan...' batin David.
David seketika menjadi sangat ketakutan, kala dia mengingat momen dulu saat dirinya sedang di ancam oleh sebuah senjata tajam oleh orang-orang yang sudah membully dulu.
David mengira kalau Ridho pastinya mempunyai niat buruk kepadanya, sama seperti dahulu, membuat dirinya kini langsung menjadi takut, keringat dingin pun kini mulai bercucuran di sekitaran dahinya.
"E-emm..."gumam David, membuat Ridho melirik ke arahnya.
"Ada apa?"
"A-ah...Ridho maafkan aku, tapi aku rasa aku harus pergi, ayo datang ke sini lain kal...."ujar David yang hendak membalikan tubuhnya untuk segera pergi dari sana, namun....
Puk!.
Tiba-tiba saja, Ridho kini langsung menepuk pundak David, dengan senyuman yang sangat menakutkan bagi David, bibir tersenyum dan matanya yang memejam, membuat aura di sekelilingnya menjadi sangat dingin dan mencekam.
"Jangan seperti itu, kita sudah hampir sampai, datang saja untuk melihat-lihat, aku yakin kau juga akan menikmatinya nanti." ujarnya yang masih memegang pundaknya David.
David yang sudah tidak punya pilihan lain, David pun hanya bisa pasrah, apalagi Ridho membawanya sambil terus merangkul pundaknya David, hingga pergerakan David sangat terkunci dan tidak bisa melarikan diri.
TO BE CONTINUE.