NovelToon NovelToon
AKU ISTRIMU BUKAN MUSUHMU

AKU ISTRIMU BUKAN MUSUHMU

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh / Romansa / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: SAFIRANH

Luna harus memilih antara karir atau kehidupan rumah tangganya. Pencapaiannya sebagai seorang koki profesional harus dipertaruhkan karena keegoisan sang suami, bernama David. Pria yang sudah 10 tahun menjadi suaminya itu merasa tertekan dan tidak bisa menerima kesuksesan istrinya sendiri. Pernikahan yang telah dikaruniai oleh 2 orang putri cantik itu tidak menjamin kebahagiaan keduanya. Luna berpikir jika semua masalah bisa terselesaikan jika keluarganya tercukupi dalam hal materi, sedangkan David lebih mengutamakan waktu dan kasih sayang bagi keluarga.
Hingga sebuah keputusan yang berakhir dengan kesalahan cukup fatal, mengubah jalan hidup keduanya di kemudian hari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SAFIRANH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Malam ini, rumah keluarga Pak Helmi dan Bu Galuh tampak lebih sibuk dari biasanya. Bagaimana tidak, besok David akan mulai melanjutkan bisnis keluarga mereka di bidang kuliner, dengan membuka kembali warung makan milik keluarga yang sudah terbengkalai cukup lama.

Beberapa orang memiliki tugas masing-masing. Seperti Pak Helmi dan Bu Galuh yang tengah sibuk menata banyak kantong plastik berisi daging dan ikan ke dalam lemari pendingin.

Sedangkan Luna, wanita itu terlihat berada di tempat cucian yang terletak di luar karena harus membersihkan banyak peralatan memasak seperti, wajan untuk menggoreng, dan panci tinggi untuk membuat kaldu sup.

Doni yang juga tampak sigap membantu, mulai mengerutkan kening karena melihat keberadaan Luna yang selalu sendirian bergelut dengan banyaknya pekerjaan.

Membuat Doni kesal, lalu meletakkan serbet dan gelas yang dipegangnya ke atas meja cukup kasar. Apalagi saat matanya menangkap posisi adiknya, pria itu hanya duduk sambil berulang kali mencatat sesuatu di sebuah buku.

Tak berapa lama kemudian, Bu Galuh menghampiri putra bungsunya itu, mereka duduk bersama di ruang tengah. Posisi mereka memutari meja bersama dengan istri Doni juga, Maria. Ketiganya seperti tengah membahas masalah pembukaan yang akan dilakukan besok, sambil tertawa tanpa memperdulikan jika ada orang lain yang seolah tidak dianggap keberadaannya.

“Kamu yakin tidak mau merubah nama warung makannya?” tanya Bu Galuh pada David.

Pria itu menatap ke arah sang Ibu dengan sangat lembut, sembari tersenyum dan berucap. “Tidak,Bu. Aku hanya ingin melanjutkan warisan keluarga kita saja.”

Bu Galuh tersenyum, merasa sangat diprioritaskan oleh putranya. “David, Ibu bangga sekali padamu, Nak.”

Suara tawa ketiganya membuat Doni sangat kesal. Mereka seolah sengaja mencari ruang terpisah hanya untuk menjauh dan tidak membantu pekerjaan Luna saat ini.

Saat hendak mendekat, tiba-tiba saja Doni melihat salah satu keponakannya, yaitu Siena, berlari mendekati Ayahnya. Bocah perempuan itu langsung menempel, sepertinya tengah menginginkan sesuatu.

“Ayah, aku mau minum susu,” ucapnya sedikit merengek.

“Ayah lagi sibuk,” jawab David memberikan penjelasan pada Siena, keduanya tangannya memegang pundak Siena. “Minta Ibu saja, ya?” 

“Ibu lagi nyuci, Ayah,” tunjuk Siena dengan lucu saat menoleh ke arah Luna yang masih berada di rumah bagian belakang.

“Nggak apa-apa, nanti Ayah panggilkan,” David langsung beranjak dari duduk, sedikit melongok dari arah pintu tengah. “Luna, buatkan Siena susu!” teriaknya cukup keras agar terdengar sampai ke belakang.

Luna yang mendengarnya, merasa tidak percaya jika David bisa melakukan hal seperti itu padanya. Apakah pria itu tidak melihat apa yang tengah dilakukannya saat ini? Luna bahkan sampai meremas spon cuci yang berada di tangannya.

Tapi, mendengar nama Siena yang menginginkan susu, hati Luna seketika melunak. Ibu manapun pasti tidak akan tega mendengar anaknya tengah merengek menginginkan sesuatu. 

Helaan nafas halus terdengar saat Luna hendak bangkit dari kursi pendeknya. Tapi, matanya justru menangkap bayangan kakak iparnya yaitu Doni, berjalan cepat menghampiri David.

Seketika itu pula Luna langsung berpikir ‘Jangan-jangan mereka mau bertengkar lagi’

Bu Galuh dan Maria juga tampak bangkit dari duduk, berjaga-jaga seandainya saja Doni berniat marah pada David seperti sebelumnya.

Tapi, bukannya marah pada David, Doni justru menunduk lalu mengangkat tubuh Siena dalam gendongannya. “Paman yang akan buatkan susu untuk Siena, mau kan?” 

Siena tampak diam, seperti tengah berpikir, lalu dengan senyuman ia mengangguk merasa senang.

“Baiklah, ayo kita buat susu yang enak,” ucap Doni. Memberikan gestur setengah berlari saat menggendong Siena.

David tak percaya jika kakaknya akan bersikap dengan sangat menyebalkan, ia melangkah untuk menyusul keduanya sampai ke arah dapur. 

“Mas, biar aku saja yang bikin susu untuk Siena,” ucap Luna pelan. Rupanya ia juga segera menyusul masuk ke dalam dapur.

“Jangan khawatir, aku mahir dalam membuatkan susu untuk anak-anak,” kekeh Doni. Tangannya meraih tempat susu di dalam lemari penyimpanan. “Kamu khawatir aku salah dalam menakar, ya?” 

“Bukan begitu, hanya saja—” ucapan Luna terjeda.

“Merasa tidak enak?” sela Doni begitu saja, seperti sudah hafal tentang apa yang akan dikatakan oleh Luna selanjutnya. “Aku lihat kamu tengah sibuk, jadi apa salahnya jika aku sebagai Pamannya yang membuatkan susu untuk Siena?” 

“Mas, biar aku saja,” potong David saat pria itu baru sampai di dapur.

Doni yang melihat kedatangan David hanya bisa menatapnya dengan sangat malas, pria itu bahkan tak mengatakan apapun lagi, memilih melanjutkan untuk membuat susu bersama Siena.

Merasa diabaikan, David tiba-tiba saja merebut gelas yang telah terisi dengan susu dari tangan Doni. Keduanya kembali saling menatap penuh kebencian, mulut mereka memang tidak berucap, tapi tatapan tajam itu sudah bisa menjelaskan situasi yang tengah ada.

“Sudah kubilang, biar aku saja,” ucap David satu kali lagi.

Tak ada perlawanan ataupun kata-kata kasar yang keluar dari mulut Doni. Ia mengiyakan keinginan David, lalu memasukkan sendok yang tengah dipakai untuk mengaduk susu ke dalam gelas yang dipegang oleh David.

“Katanya Ayah sibuk,” celetuk Siena dengan polosnya.

“Itu tadi, sayang…sekarang Ayah yang akan buat susunya, ya?” 

Bukannya mengangguk, Siena justru merebut susu di tangan Ayahnya. “Ini sudah jadi kok, terima kasih Paman Doni,” Siena pun kembali melangkah pergi sambil membawa gelas susunya.

Hal ini membuat David semakin tertampar oleh situasi yang ada. Lucunya, tanpa mengatakan apapun Doni dan Luna tampak meninggalkan David secara bersamaan di dalam dapur. Jika Doni melangkah menuju kamarnya, maka Luna tampak kembali ke tempat dimana ia tengah membersihkan peralatan makan.

Baru kali ini David merasa malu, serta kesal dalam satu waktu. Apalagi hal ini terjadi di depan Luna, yang dimana pasti wanita itu akan semakin menganggap remeh padanya.

***

Hari ini adalah hari Minggu. Kumala tampak baru saja mandi, tapi anehnya wanita itu sengaja mengikat asal rambut panjangnya, dan memakai kaos putih biasa serta memakai celana panjang warna merah muda. 

Tangannya meraih sapu di sudut ruang tengah, dan langsung bersiap untuk membersihkan halaman di depan rumahnya. Ia juga memakai kacamata yang membuat wajahnya tampak cantik natural.

“Selamat pagi, Bu Kumala,” sapa dua orang tetangga secara serempak.

“Selamat pagi, Bu. Mau kemana ini?” tanya Kumala dengan ramah.

“Mau ke warung makannya Bu Galuh, katanya hari ini akan dibuka lagi.” jawab si Ibu

“Iya, tapi yang akan mengurus anak keduanya Bu Galuh, Mas David,” imbuh wanita yang berada di sebelahnya. “Ayo Bu, kita kesana sama-sama.”

Kumala tersenyum. “Duluan aja, Bu. Saya belum mandi.”

“Ah, belum mandi saja sudah cantik kalau Bu Kumala mah.” 

“Ibu bisa saja,” Kumala tampak tersipu, namun dalam hati ia memang merasa sangat senang saat ada seseorang yang memujinya cantik.

“Ya sudah, kami duluan ya, Bu.” si Ibu mengangguk lalu kembali melanjutkan langkahnya.

Kumala membalasnya dengan mengangguk juga. Kini ia mulai memikirkan perkataan tetangganya barusan, tentang David yang hari ini akan membuka usaha keluarganya lagi.

“Berarti aku juga harus datang hari ini,” ucapnya dengan semangat. Ia melangkah dengan cepat memasuki rumah untuk segera bersiap.

BERSAMBUNG 

1
Becce Ana'na Puank
ok
SAFIRANH: Terima kasih ❤️
total 1 replies
HappyKilling
Bikin terhanyut. 🌟
SAFIRANH: Terima kasih 😘
total 1 replies
Helen
Kece abis!
SAFIRANH: Terima kasih,🥰❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!