4 Tes pek dengan harga berbeda, jenis berbeda, dan kualitas berbeda pula berjajar rapi diatas meja dengan tanda yang menunjukkan hasil yang sama.
Joana shock sampai tidak bisa berkata apa apa. Dirinya positif hamil sementara Joana sendiri baru saja putus dari pacarnya.
Sebagai remaja yang bahkan belum tamat sekolah, Joana tidak tau harus bagaimana. Di tambah lagi dengan status nya sebagai publik figur. Apa kata publik nanti jika tau bahwa Joana hamil di luar nikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafsienaff, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15
Karena tersebarnya video dan photo photo kebersamaan Daniel dan Joana, para wartawan pun kembali memburu keduanya. Bahkan rumah Daniel dan Joana kembali di penuhi oleh para pemburu berita tersebut.
Namun kali ini Joana tidak ambil pusing. Joana bahkan dengan santainya mengajak Daniel jumpa pers untuk menjelaskan semuanya ke publik.
Daniel yang memang selalu mendukung apapun keputusan Joana selagi itu baik, tentu saja setuju. Daniel bahkan langsung meminta orang kepercayaannya untuk mengatur semuanya.
Dan hari ini adalah hari dimana Joana, Daniel, Thomas, Sarah, juga beberapa orang kepercayaan Daniel menghadapi para wartawan yang sudah tidak sabar mendengar penjelasan Joana dan Daniel.
Joana menarik napas dalam dalam sebelum memulainya. Dia menoleh pada Daniel yang menganggukkan kepala dengan senyuman manis.
“Oke teman teman semuanya. Silahkan kalian tanyakan apa yang ingin kalian semua ketahui.” Joana bersuara. Dia menebar senyum pada semua yang hadir disana.
Satu persatu pertanyaan mulai terlontar dan bisa dengan santai Joana jawab. Joana bahkan sudah merasa tidak perlu lagi ada yang di tutup tutupi mengenai kedekatan nya dengan Daniel.
“Maaf sebelumnya Joana. Kamu kan sudah hamil sekarang. Apa kalian tidak ada rencana untuk menikah? Dan kalau memang berencana menikah kira kira itu kapan?”
Senyuman di bibir Joana memudar mendengar pertanyaan tersebut. Joana menelan ludah merasa bingung harus menjawab apa.
Daniel yang paham dengan situasi tersebut langsung mengambil alih.
“Eum.. Untuk masalah itu kami berdua memang sudah memiliki rencana. Untuk kapannya di tunggu saja kabar bahagianya yah..” Jawab Daniel santai.
Joana hanya bisa tersenyum paksa. Joana tidak bisa membayangkan jika benar dirinya harus menikah dengan Daniel. Sementara Joana sendiri yakin janin yang saat ini tumbuh dengan baik di rahimnya adalah darah daging Dante. Selain itu Joana juga masih belum bisa benar benar melupakan Dante sepenuhnya. Joana tidak yakin bisa menjalani hubungan pernikahan dengan Daniel sementara di dalam hatinya masih terukir nama Dante.
Setelah selesai jumpa pers, Joana pun langsung meminta untuk pulang. Joana bahkan menolak di ajak jalan dan makan malam lebih dulu di luar. Suasana hatinya benar benar sudah tidak baik sejak pertanyaan itu terlontar dari mulut wartawan tadi.
Thomas yang sudah bisa menangkap ketidak nyamanan Joana dari saat masih jumpa pers pun langsung mendekati putrinya. Thomas tidak ingin lagi mengulangi kesalahan nya. Meski memang sudah terlambat tapi Thomas akan berusaha mencurahkan seluruh perhatian nya pada putri tunggal kesayangan nya itu.
Thomas mendekati Joana yang berdiri di balkon kamar. Joana sedang menikmati semilir angin malam dengan pemandangan indah langit berbintang juga bulan malam ini.
“Kenapa belum tidur?” Tanya Thomas dengan nada lembut. Sebenarnya Thomas merasakan lelah yang amat hebat di tubuhnya karena aktivitas yang padat hari ini. Namun melihat putrinya yang tampak begitu jelas tidak baik baik saja, Thomas pun tidak bisa tinggal diam.
Ya, setelah menemani Joana dan Daniel jumpa pers Thomas kembali mengurus bisnisnya.
Joana menghela napas. Joana tau dirinya tidak bisa menyembunyikan apapun lagi dari sang papah.
“Aku bingung pah...”
“Bingung? bingung kenapa?” Tanya Thomas penasaran.
Joana kembali menghela napas. Joana mendongak menatap langit penuh bintang.
“Tentang Daniel.” Jawabnya.
“Ada yang salah sama Daniel?” Thomas kembali bertanya. Dia menatap penuh perhatian pada buah cintanya itu.
Beberapa detik Joana terdiam.
“Daniel begitu gamblang berani ngomong ke media tentang status janin yang sedang aku kandung. Dia juga dengan entengnya mengatakan kami sudah mempunyai rencana pernikahan. Dan itu sama sekali tidak benar.”
“Aku.. Aku nggak yakin aja bisa menjalaninya dengan Daniel kalau memang suatu saat aku dan dia menikah pah..”
“Oke papah paham. Jadi sebenarnya kamu masih berharap Dante datang dan mengakui calon cucu papah sebagai anaknya begitu?”
Joana dengan cepat menoleh dan menatap papahnya. Raut keterkejutan terlihat jelas di wajah Joana. Joana tidak menyangka papah nya bisa dengan begitu mudah mengambil kesimpulan dengan benar.
“Joana, dengar papah. Laki laki yang baik itu adalah laki laki yang bisa menjaga seorang wanita dengan baik. Laki laki yang baik tidak akan merenggut sesuatu yang belum menjadi hak miliknya. Dan laki laki yang baik bukan laki laki yang membuang perempuan begitu saja setelah puas dia bodohi.”
Joana menelan ludah. Ucapan papahnya langsung mengena di hatinya.
“Kalau memang Dante adalah laki laki yang baik, dia nggak akan ninggalin kamu setelah apa yang dia lakukan ke kamu.” Tambah Thomas.
“Tapi dia pernah datang dan papah yang mengusirnya kan?” Tanya Joana tanpa sadar. Suara Joana bahkan sedikit meninggi pada sang papah.
Kali ini Thomas yang diam. Thomas pikir kedatangan Dante tidak di ketahui Joana.
“Aku melihat nya pah. Dante datang lewat pintu belakang. Dante sedang berbicara pada si mbok tapi papah datang dan mengambil alih. Papah usir Dante kan? papah juga blokir kontak Dante di handphone aku kan pah?” Suara Joana mulai bergetar. Sungguh Joana masih memiliki perasaan pada mantan kekasihnya itu.
Thomas menelan ludah. Bukan tanpa alasan Thomas melakukan itu semua. Thomas sudah menyelidiki sejauh mana hubungan Joana dan Dante. Dan fakta yang Thomas temukan membuat Thomas yakin seratus persen bahwa Dante memang bukan laki laki yang baik untuk Joana.
“Papah melakukan itu demi kebaikan kamu Joana. Jangan lupakan bagaimana Dante berpaling dari kamu. Jangan lupakan bagaimana sikap Dante saat kamu tidak sengaja melakukan kesalahan. Dan jangan lupakan juga bagaimana Dante yang selalu ingin di perlakukan begitu spesial. Tidak ada laki laki baik seperti itu Joana. Tidak ada..” Ujar Thomas dengan penuh penekanan di akhir katanya.
“Papah kok...”
“Yah.. Papah sudah tau semuanya. Papah sudah tau bagaimana kamu yang begitu bebas saat berhubungan sama dia. Papah sudah mencari tahu semuanya Joana.”
Joana diam. Dia hampir saja lupa siapa papahnya. Thomas bisa dengan mudah mencari tahu segala hal dengan apa yang dia miliki. Dan begitu Joana tau sang papah sudah menyelidiki semuanya Joana merasa malu juga kembali merasa bersalah.
Joana menunduk. Rasanya tidak pantas untuk dia mendapat maaf dari sang papah setelah apa yang dia lakukan. Joana sudah mempermalukan Thomas dengan kehamilan nya. Di mata rekan bisnis bahkan di mata publik.
“Nak.. Kamu nggak perlu mengingat apapun lagi di masa lalu. Kamu juga nggak perlu mengharapkan Dante bertanggung jawab. Papah bisa menjaga kamu juga cucu papah nantinya. Kamu percaya kan sama papah?”
Thomas meraih kedua bahu putrinya, meyakinkan bahwa Joana akan baik baik saja tanpa Dante. Thomas bahkan tidak menyinggung tentang Daniel dan hanya berpusat pada perasaan Joana saja kali ini.
Pelan pelan Joana mengangkat kepalanya. Begitu bertemu pandangan dengan sang papah air matanya langsung menetes. Joana merasa sangat bodoh jika meragukan papahnya.
“Percaya sama papah nak.. Kamu dan cucu papah akan baik baik saja. Papah akan berusaha semampu papah untuk menjaga kalian.” Tambah Thomas yang membuat air mata Joana semakin deras menetes.
Joana langsung berhambur memeluk Thomas. Tubuhnya bergetar karena Isak tangisnya. Joana sendiri tidak tahu bagaimana caranya agar dirinya bisa melupakan Dante sepenuhnya. Tapi Joana juga tidak mau mengecewakan papahnya lagi.
TBC