Sejak selamat dari bencana alam yang melanda kampung halamannya, tubuh Lusi menjadi aneh.
Dia bisa merasa sakit tanpa terbentur, merasa geli tanpa digelitik. Dan merasakan kepuasan yang asing ketika Lusi bahkan tidak melakukan apa-apa.
Dan setelah bekerja di sebuah perusahaan dan bertemu sang CEO, akhirnya dia tahu sebabnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Lusi North
Sebenarnya, apa ilmu yang digunakan wanita itu untuk membuat Tuan Muda West melakukan banyak hal aneh? Pikir asisten Samuel yang kesal setelah menerima perintah dari atasannya.
Pendaftaran ke sasana olahraga? Medical Check-Up? Dan pemberian makanan yang diawasi oleh ahli gizi?
Kenapa wanita yang bekerja belum genap satu bulan itu mendapatkan begitu banyak perhatian dari Tuan Muda West? Melebihi perhatian yang diberikan Tuan Muda West padanya. Padahal dia sudah bekerja sejak Tuan Muda West berumur enam belas tahun.
Asisten melihat wanita yang bekerja di meja sebelahnya dan merasa benci sekali.
"Pergilah ke halaman perusahaan! Dan pastikan penataan tanaman di halaman perusahaan bernilai estetik tinggi!!? Aku tidak peduli bagaimana caranya!!!"
Setelah wanita itu pergi, asisten menjadi lebih lega. Seakan kotoran yang selalu mengganggu napasnya pergi. Dia bisa bekerja dengan tenang dan merasa sangat nyaman. Tapi tak lama, Tuan Muda West keluar dari ruangan dalam keadaan mengkhawatirkan.
"Ada apa dengan kaki Anda Tuan Muda?" tanyanya khawatir.
"Lusi North, dimana dia??!"
Kenapa Tuan Muda West mempertanyakan keberadaan wanita itu lagi? Bukannya memberi tugas atau bertanya kapan rapat berikutnya.
"Tidak tahu, wanita itu sungguh tidak tahu diri. Tidak memiliki dedikasi pada perusahaan sama sekali." jelasnya ingin membuat kesan wanita itu di hadapan Tuan Muda West menjadi buruk.
"Dimana Lusi North!!!" bentak Tuan Muda West membuat asisten terkejut. Sepertinya, Tuan Muda West benar-benar memerlukan kehadiran wanita itu. Apakah itu berarti, Tuan Muda West, menyukai wanita itu?
Kalau itu benar, maka sebagai asisten yang profesional dan loyal pada atasan. Dia tidak boleh melukai wanita yang disukai atasannya.
"Saya ... Menyuruhnya pergi ke halaman perusahaan" jawabnya.
Tidak disangka Tuan Muda West segera berlari ke arah lift. Menekan tombol lift dengan tidak sabar. Lalu bergegas ke halaman perusahaan saat lift terbuka.
Dan ketika bertemu dengan wanita yang ternyata sedang kesakitan karena kakinya kejatuhan pot berisi tanaman cukup besar. Asisten seperti sedang melihat adegan drama yang diperlambat.
Tuan Muda berlari ke arah wanita itu. Mempertanyakan kondisi kaki yang sakit. Bahkan tidak merasa jijik mengambil kaki wanita itu dan membelainya lembut. Padahal ... Tuan Muda West tidak pernah menyentuh kaki orang lain seumur hidupnya.
Apa itu berarti, Tuan Muda West sebenarnya menyukai wanita itu?
Wanita yang berasal dari Utara itu?
Wanita yang seharusnya hanya menjadi resepsionis itu?
Meski harga diri sebagai asisten keluarga West terluka. Tapi kebahagiaan Tuan Muda West yang selama ini tidak pernah dekat dengan wanita manapun adalah yang terpenting.
"Lusi North, mulai sekarang kau adalah orang penting setelah Tuan Muda West" kata asisten yang harus tunduk pada profesionalisme pekerjaannya.
"Dasar asisten cerewet!!" umpat Lusi kesal pada asisten yang memberi tugas sembarangan padanya.
Lusi sangat mengerti kalau asisten cerewet itu tidak menyukainya. Tapi tidak perlu sampai seperti ini. Dan lagi ... Yang mengangkatnya menjadi seorang pembantu asisten bukanlah dia sendiri. Melainkan Tuan Muda West. Lalu kenapa dia yang menerima kebencian dari banyak orang?
Sekarang, dia bahkan menata tanaman yang seharusnya bukan tugas pembantu asisten Direktur Pengembangan.
Tapi ... Lusi tetap melakukannya. Walaupun berat pot tanaman yang harus diaturnya tidak ringan sama sekali.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Priya yang melihatnya.
"Mengatur tanaman" jawabnya lalu mengangkat satu pot tanaman yang berat.
"Bukankah kau seorang pembantu asisten sekarang? Kenapa bekerja mengatur tanaman?"
"Inilah yang aku tidak tahu. Sepertinya, menjadi penjaga meja depan jauh lebih baik daripada pembantu asisten" ucapnya penuh dengan rasa tak puas.
Secara tak terduga, pegangannya terlepas. Dan sebuah pot dengan berat yang melebihi bobotnya terlepas. Tepat mengenai ibu jari kakinya.
Rasa sakit tak tertahan membuat Lusi segera menjerit.
"Aaahhhh sakittt"
Priya yang dia pikir tidak mau lagi berteman dengannya segera mendekat.
"Ada apa?" bertanya tentang apa yang terjadi.
Lusi hanya bisa menunjuk ibu jari kanannya yang berada di dalam sepatu kulit tipis.
"Kakiku" keluhnya.
"Kenapa kau ceroboh sekali? Harusnya kau ... "
Belum selesai Priya bicara, seseorang melesat ke arah Lusi. Melepas sepatu dan segera memegang ibu jarinya yang terluka.
"Bagaimana bisa kau terluka? Sudah kubilang jangan ceroboh!" bentak pria yang ternyata adalah ...
"Tuan Muda?"
Tuan Muda West datang untuknya? Bahkan memeriksa kakinya yang terluka?
Kenapa?
Tunggu, kejadian seperti ini tidak hanya sekali ini terjadi.
Beberapa kali Lusi secara tidak sengaja melihat tatapan Tuan Muda West padanya. Tatapan penuh perhatian. Dia pikir itu hanya halusinasi yang berlebihan. Tapi sekarang? Apa dia akan terus berpikir kalau itu adalah halusinasi saja?
Atau ...
Tuan Muda West, menyukainya?
Menyukainya? Apakah mungkin seorang Tuan Muda penerus perusahaan besar seperti Tuan Muda West menyukainya? Seorang wanita biasa, pegawai baru sepertinya?
Kalau dipikir memang tidak mungkin. Bahkan mustahil.
Tapi semua perhatian, kata-kata berisi kekhawatiran dan tatapan penuh kehangatan itu tidak mungkin berkhianat. Lusi yakin sekali kalau Tuan Muda West menyukainya.
Atau bahkan berada dalam tahap jatuh cinta padanya.
Hanya dengan alasan itu semua pertanyaan dalam hatinya terjawab.
Mulai dari senyum Tuan Muda padanya. Kenaikan jabatan yang mendadak. Dan semua perlakuan ini.
Benar. Pasti Tuan Muda West jatuh cinta padanya.
Seketika wajah Lusi memerah karena tersipu. Tidak pernah dia bayangkan sebelumnya, dicintai oleh seorang pria tampan, kaya, gagah seperti Tuan Muda West.
"Tanaman ini terlalu berat" keluhnya dengan suara manja.
Tak pernah Lusi kira sebelumnya, Tuan Muda West mengangkat tubuhnya. Membawa Lusi ke dalam perusahaan. Dimana banyak sekali orang yang melihat mereka. Tapi Tuan Muda West tidak tampak terganggu sama sekali dengan kenyataan itu.
Bahkan tidak bergeming saat Lusi meminta untuk turun saja karena bisa berjalan sendiri.
Hati Lusi berdebar hebat mendapatkan perlakuan semacam ini. Sungguh, baru kali ini ada seorang pria yang mau memperlakukan dia sehebat ini.
Begitu sampai di ruangan direktur, Tuan Muda West segera memanggil dokter di klinik perusahaan. Khusus hanya untuk menangani luka di ibu jari Lusi yang tidak seberapa. Lalu menatap tajam pada asisten cerewet yang memberikan pekerjaan tak masuk akal padanya.
Debaran dalam hati Lusi semakin kuat. Membuatnya semakin yakin pada penilaiannya. Tuan Muda West pasti mencintainya. Kini Lusi merasa seperti wanita paling beruntung di dunia.
uda baca karya2mu. syukaaaa...
semangat berkarya, lope u