NovelToon NovelToon
Air Mata Pernikahan

Air Mata Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda
Popularitas:12.7k
Nilai: 5
Nama Author: GeGra Mom

Lanjutan kisah Sudah Cukup Aku Sakit
kisah tentang Hendri dan Fitria.
Karena persaingan bisnis Hendri dijebak oleh Rekan bisnis yang ingin menjatuhkannya. Hingga Hendri berakhir diatas ranjang bersama Fitria. mereka digerebek oleh warga dan menikahkan mereka secara paksa.
Apakah keluarga Wijaya bisa menerima masa lalu Fitria dan memperlakukan dia dengan baik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GeGra Mom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 Fitria Kembali

Fitria tengah menjalani harinya bekerja sebagai petsni,  hasilnya langsung dijual dan hasilnya lumayan untuk biaya hidup dan tabungan masa depannya.

"Nona aku lihat hasil kebunmu bagus dan subur,  sebaiknya kamu panen sebelum dimakan hama" ujar salah seorang petani tetangga fitria.

"Ia bu besok aku akan panen" jawabnya.

"Kebetulan besok orang dari kota akan datang untuk melihat hasil panen para petani,  semogs besok hasil kebun kita akan dibeli oleh mereka"

"Ia ibu semoga saja mereka mau membeli semua hasilnya"

Fitria kembali masuk kedalam rumah

Ponsel Fitria berdering telpon masuk dari orang suruhan nyonya Ema.

"Halo pa,  ada apa? " tanya Fitria karena dia yang menjaga kedua orangtua Fitria dan mereka berkomunikasi lewat dia.

"Nona maaf saya harus memberitahu kalau kondisi ibu anda saat ini kritis,  beliau jatuh dikamar mandi,  nyonya Ema menyuruhku memberitahukan pada anda" ujarnya.

"Baik pa,  saya akan segera pulang" jawabnya

"Anda yakin nona? "

"Ia pa saya yakin,  saya siap menghadapi mereka"

"Baiklah saya akan sampaikan pada nyonya Ems ands tenang saja kami akan mengurus segalanya"

"Baik pa terima kasih"

Setelah telepon dimatikan tangis Fitria pecah,  dia merasa bersalah,  sebagai anak disaat ibunya membutuhkan dirinya dia malah pergi melarikan diti menjauh dari mereka

"Bu disaat Gaby membutuhkan aku,  aku tak bisa berada disampingya hingga ajal menjemputnya,  kali ini aku tidak ingin kembali terjadi pada ibu, aku akan kembali pulang menemani ibu" gumam Fitria.

"Nona nona apa anda baik-baik saja? " tanya tetangga Meychan dan suaminya.  Mereka yang selalu menjaga dan membantu Fitria selama dia berada disana.

"Bu saya baru dapat kabar kalau ibu saya sedang sakit bu"

"Jadi kamu kn pulang ke Indonesia? "

"Iya bu,  waktu anaku sakit hingga meninggal aku tsk berads disisinya sekarang aku tidak ingin hal ini terjadi pada ibuku lagi"

"Kamu benar-benar anak yang berbakti nak,  semoga Tuhan selalu menjaga dan melindungimu nak"

"Terima kasih bu,  selama disini ibu selalu baik dan menjagaku disini"

"Kita sebagai manusia harus selalu saling membantu dan menjaga.  Nanti hasil panen kamu akan ibu kirimkan,  kamu tenanglah disana"

"Ibu maaf aku merepotkan"

"Tidak bak,  kamu tidak merepotkan sama sekali,  ibu sudah menganggapmu sebagai anak sendiri. "

"Makasi ya bu,  Fitria memeluk wanita tua yang selalu membantunya itu.

"Bagaimana Eli? " tanya Nyonya Ema

"Nona Fitria memutuskan kembali nyonya,  alu yakin pasti itu jawabannya,  kamu belikan tiket untuknya dan bantulah dia selama perjalan kembali keindonesia.  Dia pasti sudah siap dengan segala resiko yang akan terjadi "

"Baik nyonya saya usahakan besok dia besok dia berangkat"

"Aku percayakan semua padamu Eli"

"Baik nyonya"

Fitria meminta kepada Bang Eli agar mengusahakan keberangkatan kembali ke tanah air pada malam hari agar paginya dia bisa panen hasil kebun dan dijual kepada para pemborong dari kota. Dengan dibantu oleh Bu Meychan dan suaminya pagi-pagi mereka langsung panen dan memilah kedalam box-box sayur yang biasanya mereka pakai untuk menjual hasil kebun mereka.

“Bu Pa makasi ya karena bantuan kalian, aku tidak akan melupakan kebaikan kalian selama ini padaku, aku janji akan membalas kebaikan kalian suatu saat nanti akan membalas kebaikan kalian” Ujarnya

“Ia nak, ini makanlah, kami juga sudah menyiapkan makanan untuk kita makan bersama, sebaiknya kita istirahat: Ujar Bu Meychan

Setelah sarapan mereka melanjutkan panen hasil, tak lama beberapa warga datang ikut membantu Fitria panen.

“Selamat pagi nona, kami datang ingin membantu, kami dengar kalau malam ini kamu berangkat kembali ke Indonesia” Ujar salah seorang ibu.

“Ia ibu, ibuku sedang kritis saat ini sedang dirawat dirumah sakit, aku harus kembali merawatnya” jawab Fitria

“Kamu anak yang berbakti nak, kami doakan semoga ibu nona segera sembuh dan Tuhan selalu menjaga dan melindungi kalian”

“Amin, terima kasih bapa-bapa, ibu-ibu” Jawab Fitria terharu hingga meneteskan airmatanya.

“Sebaiknya kita langsung kerja karena nanti siang mobil pemborong akan datang, kita prioritaskan milik nona Geby agar dia bisa membawa hasil jualannya kembali” Ujar mereka.

Mereka langsung bekerja tanpa disuruh, mereka yang terbiasa saling membantu langsung bekerja, mereka memetik semua sayuran dan buah-buahan yang sudah matang dan masukan dalam kerangjang-kerangjang. 1 jam pekerjaan mereka selesai.

Bu Meychan keluar dengan makanan dengan beberapa makanan untuk makan siang mereka.

Fitria sangat terharu melihat kerjasama dan kekompakan para warga disana, rasanya dia sangat betah disini dan tak ingin kembali, ingin membawa kedua orangtuanya tinggal disini, mereka pasti akan bahagia. Tapi semua itu dia singkirkan demi kembali menjaga ibunya.

Mereka menikmati makan sengan sukacita, walaupun bekerja mereka tak menuntut bayaran atau bagi hasil panen kepada mereka, mereka benar-benar ramah dan kekeluargaan diantara mereka sangat besar.

“Nak Geby kami kembali dulu, sore nanti kami akan kembali untuk mengantar kamu ke jalan utama”

“Bapa-bapa, ibu-ibu terima kasih atas bantuan kalian, semoga Tuhan membalas kebaikan kalian, memberikan reski dan hasil panen yang melimpah” Jawab Fitria

Setelah membereskan segalanya Fitria masuk kedalam rumahnya dia juga harus membereskan barang-barangnya yang tak seberapa, ada beberapa oleh-oleh yang diberikan oleh warga disana saat mereka datang dan tahu kalau dia akan kembali ke Indonesia.

Setelah selesai Fitria membersihkan tubuhnya karena sangat lengket karena keringat dan sinar matahari.

“nona Geby ayo kita kedepan, orang kota sudah tiba mereka akan melihat hasil kebun nona” Ujar Ibu Meychan pada Fitria.

“Baik ibu” Jawabnya keluar dari dalam rumah.

Dengan semangat Fitria mengikuti langkah bu meychan menuju tempat dimana mereka meletakan hasil panen yang sudah ditumpuk dalam keranjang dan box buah.

“Selamat siang tuan, ini pemilik semua sayuran buah dan bumbu ini” Ujar Ibu Meychan dengan semangat.

“baik kami akan timbang setelah itu akan membeli semua, kami lihat semua ini masih segar?”

“ia tuan, semuanya baru dipanen tadi pagi”

“Bagus sekali, ini yang aku suka dari kalian petani disini. Nona pembayaran secara tunai atau transfer?”

“Kalau boleh sebagian tunai dan sebagian transfer tuan?” Jawab Fitria.

“40 60?”

“Boleh tuan”

“Baik” setelah mengatakan itu mereka langsung pembayaran sedangkan para pengerja langsung menaikan semua hasil panen Tri keatas truk yang mereka bawah, setelah itu mereka beralih ke kebun milik ibu Meychan dan seterusnya.

Tri sangat bahagia saat hasil panen tiba dan langsung diborong oleh orang kota, rasa lelah terbayarkan melihat nominal yang masuk kedalam rekeningnya.

“Bu terima kasih atas semua bantuan ibu-ibu dan bapa-bapa kalian banyak mengajarkanku banyak hal” Isaknya melihat para tetangga yang datang memberikan oleh-oleh dan sedikit angpao sesuai tradisi disana.

“Kamu juga baik dan ramah kepada kami nona” jawab mereka.

“nanti siang kita akan mengadakan perpisahan denganmu, kami berharap kamu tidak melupakan kami disini?” Ujar warga yang lain

“Tentu bu, aku tidak akan melupakan semua kebaikan kalian” jawab Fitria.

“Ini terima dan jangan menolaknya, kami harus kembali dan akan menyiapkan makan siang kita semuanya” jawab mereka.

Fitria hanya tersenyum dan menganggukan kepala, dia masuk dan kembali menyimpan semua oleh-oleh yang diberikan untuknya.

“Tuan ibunya nona Fitria saat ini sedang sakit dan dirawat dirumah sakit yang sama dengan Tuan besar, kami yakin dia pasti kembali menjenguk ibunya, karena kondisi ibunya sedang kritis saat ini berada di ICU” Ujar salah satu orang suruhan Hendri

“Bagus, biarkan saja, kalau dia kembali biarkan saja dibebas dan berpikir tenang, aku juga tidak ingin sampai papi tahu, kondisi papi tidak baik untuk mendengar masalah yang baru”

“Baik tuan”

“Awasi saja mereka dan jangan sampai dia lolos”

“Baik tuan”

Ayah agus menatap istrinya yang sedang tertidur tak sadarkan diri dalam ruangan ICU dia terduduk diam membisu.

“Sonia, bukannya itu ayah dari wanita itu?” Tanya mami

“Wanita siapa mami?” Tanya Sonia yang mengikuti arah pandangan mami. “ O ia mami, itu ayahnya Fitria. Apa yang dia lakukan disini?” Lanjut Sonia

“Sonia?” Panggil seorang dengan pakaian dokternya

“Hengki?” Balas Sonia

“Aku tak menyangka akan bertemu denganmu disini, maaf aku tidak sempat hadir pada acara pernikahanmu, aku menerima beasiswa jadi harus kuliah keluar negeri” Ujarnya.

“Wah hebat ya kamu, ngak nyangka kamu sukses”

“Ya begituah Sonia, tapi kamu sedang apa disini?” Tanya Hendri

“Ayah mertuaku sedang dirawat disini. Kamu sendiri?” Tanya balik Sonia

“Aku bekerja disini, aku ingin melihat pasien di ICU kasian jatuh di kamar mandi tak sadarkan diri, lebih kasihan lagi dia hanya berdua dengan suaminya”

“Maksudmu suaminya yang dudu didepan itu?” Tanya Sonia.

“Ia Sonia, dan kamu tahu suaminya juga sakit sesak napas, sungguh kasihan sekali mereka” lanjut dokter Hendri.

Mami dan Sonia hanya saling menatap dan mengalihkan pandangan kepada Ayah Agus yang berusaha mengatur napasnya.

“Saya harus kesana, suaminya menolak untuk diraway karena katanya tidak ada yang menjaga istrinya. Nyonya permisi” Ujar Hengki langsung pergi dari sana.

Dengan bujuk rayu dari dokter Hengki, dokter Risal dan dokter Valen akhirnya ayah Agus mau untuk dirawat, mereka mengatakan kalau Fitria akan kembali dan mereka menjamin kalau Hendri tidak akan menahan Fitria seperti dulu dia lakukan pada cucunya Gaby.

Seorang wanita mengenakan Hodiee, masker yang menutup mulutnya dan kacamata hitam keluar dengan 2 kopor besar ditangannya

Dia adalah Fitria, dia tersenyum dan mengayunkan tangan pada dokter Valen yang saat itu menjemputnya dibandara.

“Welcome Indonesia Fitria” Ujar Valen memeluk Fitria

“Makasi dokter, kita langsung kerumah sakit ya, aku kuatir dengan ayah dan ibu” Ujar Fitria

“Tentu, aku hari ini off khusus menemanimu” Ujar Valen tersenyum. “Tapi jangan panggil aku dokter, cukup Valen saja, kamu bukan pasienku” Lanjutnya.

“Baiklah Valen kita pergi sekarang”

Dari kejauhan seorang pria memotret Fitria, dan tersenyum melihat hasilya dia yakin tuannya pasti akan senang karena dia sudah kembali.

Tiba didepan rumah sakit Fitria langsung turun bersama dokter Valen langsung menuju ICU, dia akan melihat ibunya terlebih dahulu setelah itu dia akan menjenguk ayahnya.

“Fitria, walcome” Ujar Risal yang berada didepan ICU bersama dokter Hengki.

“Makasi Risal, gimana keadaan ibu?” Tanya Fitria menatap mereka secara bergantian

“Kondisi ibumu masih sama, dia sepertinya enggn untuk bangun, kami harap dengan kehadiranmu dia bisa kembali bangun dan berkumpul dengan kalian”

“Bolehkah aku masuk?”

“Tentu nona, tapi sebelum itu lepaskan dulu masker dan topinya, nona masuk menggunakan pakaian kesehatan” lanjut dokter Hengki.

“Baik tentu dokter” Jawabnya

Fitria melepaskan Hodie topi, masker dan kacamata diserahkan kepada Valen, kulit Fitria yang hitam rambutnya yang dipotong sangat pendek, tapi terlihat cantik walaupun tidak perawatan.

Fitria masuk menggenggam tangan ibunya dan mencium dahi ibunya.

“ibu, ini aku pulang, ibu ngak kangen apa sama aku, aku kangen sekali sama ibu. Ibu tahu selama ini aku belajar berkebun, setelah ibu sehat kita akan berkebun. Tapi aku minta ibu bangun agar bisa membantuku, ibu mau kan” Isaknya mencium pucuk tangan ibunya itu. Airmata jatuh  membasahi tangan ibu Nani.

Ibu tahu, setiap menit, detik jam, minggu bulan tahun aku sangat merindukan kalian, tapi aku tak berani, sekarang aku siap menghadapi semuanya karena aku tidak ingin jauh dari kalian lagi. Hanya ayah dan ibu yang aku miliki” Lanjutnya

“Fitria anakku, kamu pulang nak?” Ujar Ayah Agus yang duduk dikursi roda yang didorong masuk oleh dokter Hendri.

“Ayah. Ayah maafkan Fitria” Ujarnya memeluk ayah Agus

“Tidak nak, kamu benar pergi adalah jalan terbaik, ayah tidak ingin hal buruk terjadi padamu nak” Isak ayah Agus.

Tit tit tit bunyi alat disamping tempat tidur ibu Nani

“Dokter apa yang terjadi dengan Ibu saya”

“Dokter istri saya?”

“Fitria” Ujar ibu nani dengan suara parau.

Mereka menatap ibu nani yang sudah sadar, ada rasa haru dan bahagia karena kedatangan Fitria membawa ibunya kembali sadar.

Dokter Hengki segera memeriksa kondisi bu Nani yang sudah terlihat baik, dan ada seberkas senyum dibibirnya.

“Ibu nani sudah keluar dari masa kristisnya, kita akan mengatur agar ibu nani segera dipindahkan keruangan perawatan”

“Dokter kalau bisa mereka ditempatkan dikamar yang sama, aku ingin mereka dirawat diruang VIP” ujar Fitria

“Tentu nona, aku akan mengatur segalanya” Jawabnya

“Terima kasih dokter” Jawab Fitria.

Setelah mengatakan itu dokter keluar dari ruangan ICU sedangkan perawat langsung membereskan alat-alat yang menempel ditubuh bu Nani.

1
kalea rizuky
aneh harusnya anaknya di ajak lah mertua bloon kasih rmh pembantu biar menanti mu aman krja malah di pisahin blooon
yumi chan
thor jgn bt fitri jd wanita lmh..di hrus jd qanita kuat..krna dlm kluarga mertunya lki2 semuanya egois...sombng karna dia kya.
yumi chan
thor knoa fitria jd wanita lmh masak peran pertama jd wanita lmbek ya gk sru...bt ftri jd wanita yg kuat jgn mudh di tindas sm hndrik..
Elin 2025
lanjut
Elin 2025
lanjut tor
Yuni Ngsih
waduuuuh Thor kok dipotong lg asyik nih .....lanjut Thooooor semangat
Thina Savsavubun: makasi kaka.. 🙏
total 1 replies
yumi chan
ko aku jd sakit liht kluarga wejya ini...mdh2an cpt dpt kmr..buat anknya mndrita smua
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!