NovelToon NovelToon
Mr. Adam & Mrs. Ana

Mr. Adam & Mrs. Ana

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Playboy / Anak Yatim Piatu / Percintaan Konglomerat
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: omen_getih72

Anastasia, seorang gadis cantik namun bernasib malang.
Dia di tinggalkan oleh kedua orang tuanya dan kini hidup sebatang kara.
Tapi, hal itu sama sekali tak melunturkan semangat hidup Anastasia.
Dia tetap tumbuh jadi gadis yang cerdas dan berpendidikan tinggi.
Hingga pada suatu hari, kehidupan Anastasia seketika berubah drastis saat ia harus terjebak dengan seorang pemuda tampan, kaya raya, namun berbahaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Adam membawa Ana kembali ke mansion mewahnya.

Dalam perjalan pulang Adam tidak menanyakan apapun pada Ana.

"Eum ..." Ana terlihat ragu untuk bertanya pada Adam.

"Ada apa?" Adam menoleh ke arah Ana.

"Apa ada sesuatu yang ingin kamu ceritakan?" Tanya Adam lembut.

Adam sebenarnya bukan tipe orang yang lembut, tapi dengan Ana dia menjadi seseorang yang sangat lembut.

"A ... Aku ... berbelanja menggunakan kartu ini." Ana memperlihatkan kartu yang tadi pagi Adam berikan.

"Aku juga membeli ...." Ana hendak kembali melanjutkan kalimatnya namun dengan cepat di potong oleh Adam.

"Iya tidak apa-apa, justru aku senang kamu mau menggunakan kartu itu, lain kali beli apapun yang ingin kamu beli, kamu juga boleh mentraktir sahabat kamu itu. Aku tidak masalah asal kamu bahagia."

Deghhh!!!

Ana seketika terpaku saat mendengar kalimat yang mengatakan 'aku tidak masalah asal kamu bahagia'

Apa maksudnya itu?

Ana tidak mau ambil pusing, dia kini melihat ke arah luar jendela.

Dia tersenyum saat melihat anak-anak yang ada di taman sore itu, mereka terlihat sangat ceria bersama dengan kedua orang tua mereka.

Bulir bening jatuh dari kedua mata indah Ana, Adam yang melihat Ana menangis langsung menghentikan laju mobilnya.

Dia melihat ke arah tatapan Ana, kini dia tahu kalau Ana merindukan sosok seorang Ayah.

Adam langsung menarik Ana kedalam pelukannya.

Ana seketika terkejut saat Adam tiba-tiba memeluknya.

"Aku tahu perasaan kamu saat ini, mulai sekarang aku akan selalu ada di dekatmu, jangan pernah ingat lagi kenangan pahit di masa lalu, mereka yang telah menyakitimu pasti akan mendapat ganjarannya." Adam mengusap lembut kepala Ana.

Ana seolah membeku dalam pelukan Adam, jujur saat ini dia merasa begitu nyaman dengan posisi seperti ini.

Setelah Ana tersadar, ia langsung mengubah posisinya.

"Maaf ...?" Ucap Ana.

"Kenapa harus minta maaf?" Tanya Adam.

"Baju Ka Steve jadi basah!" Ana menunjuk ke arah dada Adam yang basah gara-gara air matanya.

Adam tersenyum melihat tingkah Ana.

"Kita mau langsung pulang?" tanya Adam lagi.

Ana hanya mengangguk tanda setuju.

Mereka tiba di mansion megah Adam, para pengawal langsung membungkuk saat melihat mobil sang Tuan masuk ke dalam.

Adam dan Ana turun dari mobil dan segara masuk ke dalam.

"Sayang...kamu sudah pulang, Mama sudah dari tadi menunggu kamu pulang." Bu Tiara langsung mendekati putranya itu, dan dia melirik ke arah Ana.

"Jalang mana lagi yang kamu bawa pulang? Apa kamu juga sering membawa jalang ke mansion ini?" Lanjut Bu Tiara murka.

Kate yang melihat Ana berada merasa terkejut.

"Bukankah dia pelayan yang ada di club?'' batin Kate.

Bianca pernah bertemu dengan Ana saat di toilet, saat itu Ana sedang tidak memakai masker.

Ana menunduk, Adam langsung menggenggam tangan Ana, dia meninggalkan Bu Tiara dan Kate begitu saja.

"Adam, kamu dengar Mama tidak? Kamu itu tidak pantas membawa jalang kesini, kalau kamu mau bermain dengan jalang silahkan. Tapi, jangan pernah membawanya pulang ke mansion, mansion ini hanya akan di huni oleh menantu pilihan Mama?" Ucap Bu Tiara penuh emosi.

"Security!!!" Teriak Adam.

"Suruh mereka pergi dari sini, aku muak meliat wajah mereka."

Adam membawa Ana masuk ke kamarnya, yang berada ada di lantai dua.

Ana hanya terdiam, pikirannya tertuju pada dua wanita di bawah.

"Kenapa Adam kasar sekali pada Ibunya" batin Ana.

"Jangan pikirkan ucapan mereka."

Ana menatap ke arah Adam yang duduk di sampingnya, mereka berdua duduk kini tengah duduk di tepi ranjang.

"Siapa mereka?" Tanya Ana.

Meski Ana sudah mengetahui jika itu pasti adalah Ibunya, tapi dia tetap memberanikan diri untuk bertanya.

"Dia wanita penghianat, jangan pikirkan mereka. Malam ini aku akan keluar, kamu akan di temani oleh pelayan disini, kamu boleh melakukan apa saja, asal jangan keluar mansion."

"Boleh aku bertanya sesuatu?" Ana kembali memberanikan diri untuk bertanya.

"Ya silahkan!" Adam menoleh ke arah Ana, sedangkan Ana hanya menunduk.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

"Pernah, saat aku masih SMA dulu, kamu ingat?" Adam memandang wajah Ana tanpa berkedip.

"Saat itu kamu menangis, dan kelaparan, aku memberi makanan dan uang jajan yang aku punya saat itu, kamu sangat bahagia, kamu juga cerita tentang kehidupan yang kamu alami, dan pada saat itu aku berjanji akan menjemput kamu saat aku sudah lulus sekolah."

"Tapi saat aku datang kamu sudah pindah, kalian pindah entah kemana, aku selalu kesana-kemari untuk mencarimu keberadaanmu, tapi kamu tidak pernah di temukan, sampai pada saat Ibuku berkhianat pada Ayahku, aku masih memikirkanmu, aku yakin kamu beda dari Ibuku."

"Setelah Papa meninggal, aku menjadi sosok yang begitu dingin terhadap wanita, aku hanya selalu memikirkanmu setiap saat.

"Apa kamu masih sering di siksa oleh keluarga Ayahmu, setiap aku mengingatmu, aku selalu ke panti untuk menenangkan pikiran, menyumbangkan sedikit hasil kerja keras ku,?"

"Disaat aku sudah sukses, aku sudah punya memiliki kesibukan yang luarbiasa sibuk. Aku mulai sedikit melupakanmu, tapi aku berjanji akan terus mencarimu. Aku berfikir tidak mungkin aku menemukanmu lagi, tapi takdir mempertemukan kita kembali, meski kamu tidak mengingat semua itu tapi aku ..." Ratna memotong ucapan Adam.

"Aku masih sangat mengingat Kakak." Ana langsung memeluk Adam dan dia menangis di dada bidang Adam.

"Aku selalu menunggu Kak Steve menjemputku, tapi Kak Steve tidak datang. Keluarga bibi menjual rumah peninggalan Ayah. Aku juga tidak sanggup tinggal disana lagi. Akhirnya aku memutus kan pergi dari rumah mereka. Aku belajar hidup mandiri, dan menyelesaikan sekolahku. Aku pikir Kakak yang sudah melupakan aku, karena Kak Steve mengingkari janji Kakak."

"Sekarang Kakak sudah di sini, kamu akan aman di sini, mulai sekarang jangan panggil aku Kakak lagi, panggil aku dengan sebutan nama atau yang lain saja." Ucap Adam.

"Gak, Kak Steve akan tetap menjadi Kakakku."

"Aku tidak mau, kamu akan menjadi Istriku, bukan Adikku ?" Bantah Adam.

Ana langsung terkejut mendengar perkataan Adam.

"Ya sudah, sekarang kamu mandi, setelah itu kita makan malam, aku ke kamar dulu." Adam mencium pipi Ana dan segera berlalu.

***

Selesai mandi Ana turun ke bawah, dia melihat para pelayan sibuk menyiapkan hidangan makan malam.

Ana langsung melangkah menuju dapur untuk ikut membantu.

"Non, jangan ke sini, nanti Tuan lihat." Ucap Bi Yanti.

"Tidak apa-apa Bii, hanya mau bantu-bantu saja." Ana mengambil piring yang di pegang Bi Yanti.

Tanpa mereka sadari seseorang tengah memperhatikan Ana dengan tatapan benci.

Ana tiba di meja makan, di sana dia melihat Adam turun dengan wajah yang berkali-kali lipat lebih tampan, seperti biasa, dia menggunakan pakaian rapi dan formal.

Ana tersenyum ke arah Adam, Adam yang melihat senyuman Ana terpaku di tempat.

Cup!!

Adam mengecup bibir Ana, yang membuat wajah Ana seketika merah seperti Tomat.

"Ayo makan malam, kamu tidak perlu bantu-bantu di rumah ini. Mereka aku bayar untuk bekerja, bukan untuk duduk santai." Adam menarik kursi untuk Ana duduki.

Perhatian Adam tidak luput dari pandangan seseorang.

Ana duduk di samping Adam mereka menikmati makanan mereka dengan tenang, Ana sangat lahap menikmati makanan yang begitu lezat tersebut.

Setelah makan, Ana hendak membatu memindahkan piring-piring kotor, tapi tangan Adam langsung menariknya untuk duduk kembali.

"Sudah aku katakan, disini ada pelayan yang bekerja, sudah cukup kamu bekerja, sekarang waktunya santai." Adam mengecup tangan Ana penuh sayang.

Baru kali ini dia memperlakukan wanita seperti Ana.

"Aku akan keluar sebentar, kamu dirumah saja, jangan kemana mana, kamu bisa lakukan apapun di dalam mansion ini, tapi ingat jangan keluar rumah!"

"Iya, boleh tidak kalau aku berenang?"

"Boleh, tapi besok, jangan malam-malam seperti ini."

"Baiklah!"

Adam mengecup kepala Ana, lalu meninggalkan Ana yang berada di meja makan.

Ana tersenyum melihat tingkah manis Adam, rasanya baru sekarang seseorang memperlakukannya dengan sangat baik.

************

************

1
♥Kat-Kit♥
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
Mamimi Samejima
Terus semangat nulis, cerita ini bikin mood aku ke atas.
Jihan Hwang
hai thor aku mampir..mampir juga dikaryaku ya jika berkenan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!