NovelToon NovelToon
Pengawal Tampan

Pengawal Tampan

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:34.9k
Nilai: 5
Nama Author: Agus budianto

Varel adalah seorang mantan prajurit yang berhenti karena suatu insiden yang besar.

Kini dia menjadi seorang pengawal dari seorang wanita cantik yang bernama Cintia. Cintia adalah wanita yang terkenal begitu cantik bak seorang Dewi di kota itu.

Cintia selain cantik juga begitu arogan terhadap Varel. Tapi Varel juga dengan profesional menjalankan tugasnya untuk melindungi Cintia.

"Kamu jangan terlalu dekat dengan ku!" marah Cintia kepada Varel.

"Oh, baiklah," jawab Varel.

Seorang pembunuh tiba-tiba saja muncul dan langsung menembakkan pistolnya ke arah Cintia. Cintia tampak terkejut dan begitu ketakutan.

Peluru itu melesat dan akan menembus dada Cintia, akan tetapi Varel sudah lebih dulu menarik dan memeluk tubuh Cintia, lalu jatuh bersama untuk melindunginya.

"Kamu... beraninya memelukku," marah Cintia yang sedang terbaring di lantai sambil di peluk Varel.

"Eh..." Varel seolah tidak percaya dirinya baru saja menolongnya, tapi justru malah di makinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 16 MACAN GURUN

Cintia yang baru bangun menjadi heran melihat Varel begitu fokus melihat buku album.

Cintia sendiri semalam tidak bisa tidurnya karena terus memikirkan Varel di dalam pikirannya.

Cintia mulai berjalan menghampiri varel, dan Varel sama sekali tidak menyadarinya. Begitu sampai, Cintia langsung terkejut melihat isi dari foto album itu.

Album itu berisi foto dirinya sewaktu masih bersekolah.

Seketika Cintia langsung mengambil album foto itu dari tangan Varel.

"Jangan lihat lagi!" ujar Cintia terlihat malu sambil menutup buku albumnya.

"Kenapa harus malu?" ujar Varel.

"Hehe, kamu terlihat sangat imut di foto," sambung Varel.

"Tapi kan..." pipi Cintia mulai memerah.

"Aku tidak sengaja menemukannya, lain kali aku akan langsung memberikannya kepadamu saja," untuk Varel.

Cintia hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Kalau begitu aku mau bersiap dulu untuk berangkat ke kantor," ujar Cintia.

"Ya, aku akan menunggumu di luar," balas Varel.

Beberapa saat kemudian mereka berangkat pergi ke perusahaan seperti biasanya. Sampai di perusahaan Cintia juga langsung masuk ke dalam perusahaannya.

Sementara Varel menunggu di luar dan berencana untuk membeli sesuatu. Sebelumnya Cintia telah membelikannya jam tangan, jadi Varel berniat untuk membelikannya sesuatu.

Ketika Varel sedang melewati sebuah gang jalan yang sepi, tiba-tiba saja seorang pria dengan bekas sayatan muncul di depannya. Pria itu adalah Eduardo yang datang untuk membunuh Varel.

"Kalau aku tidak salah, kamu pasti adalah urusan dari keluarga Saputra," ujar Varel.

"Karena kamu sudah tahu, maka bersiaplah untuk mati," jawab Eduardo.

"Ingin membunuhku, kamu masih belum mampu," ujar Varel.

"Brengsek, kamu masih bisa sombong di hadapanku," marah Eduardo.

Eduardo mulai mengeluarkan 5 buah granat tangan dan langsung mencabut penguncinya. Kelima granat itu langsung di lemparkan cepat ke arah Varel.

"Duar," ledakan keras terjadi dan seketika asap putih mengepul ke udara.

Eduardo yakin walaupun Varel bisa menghindarinya tapi paling tidak dia akan terluka parah. Namun seketika Eduardo terkejut karena setelah kepulan asap menghilang dia tidak menemukan sosok Varel.

Eduardo mulai mencari ke sekeliling dan mendapati Varel sedang berada di atap sebuah bangunan.

"Brengsek," ujar Eduardo.

Eduardo mulai mengeluarkan sebuah senjata api AK 47 dan langsung menembak beruntun ke arah Varel.

Bunyi suara tembakan menggema di sana, namun terlihat Varel hanya menggeserkan tubuhnya beberapa kali dan alhasil tidak ada satupun peluru yang mengenainya.

"Apa, bagaimana mungkin ada manusia yang bisa menghindari peluru sebanyak itu dengan jarak sedekat ini," pikir Eduardo.

"Kecuali satu orang..." pikir Eduardo lagi.

Eduardo mulai teringat sosok mengerikan yang tidak sengaja dia lihat ketika dirinya masih menjadi seorang prajurit. Di mana sosok itu membantai ratusan prajurit seorang diri hanya dengan pisau belati. sehingga sosok orang itu mendapatkan julukan sebagai MACAN GURUN.

Kemudian Eduardo mulai menghilangkan pikiran nya itu karena macan gurun sudah lama menghilang dan tidak mungkin berada di tempat seperti ini.

Eduardo melemparkan senjata AK 47 nya dan mulai mengeluarkan sebuah belati dari pinggangnya.

Eduardo langsung melesat dan melompat ke atap rumah tempat Varel berada. Eduardo langsung menusukkan pisaunya dengan cepat. Ketika Eduardo yakin pisau itu akan menembus tubuh Varel, namun tiba-tiba saja melesat karena Varel menggeserkan tubuhnya ke samping.

"Apa," Eduardo terlihat terkejut serangan nya begitu sangat cepat, tapi masih bisa di hindari.

Belum sempat Eduardo bereaksi sebuah tinju dengan keras menghantam wajahnya hingga membuatnya terbang terpental dan menggusur tanah beberapa meter.

"Uhuk," Eduardo langsung memuntahkan darah segar.

Eduardo mencoba untuk berdiri akan tetapi tubuhnya terasa tidak mampu. Eduardo tidak bisa mempercayai dirinya berhasil di kalahkan hanya dengan satu serangan saja.

Padahal sewaktu dulu dia mampu mengalahkan belasan prajurit dengan sangat mudah, tapi kini malah sekarat hanya dengan sebuah pukulan.

Varel melompat dari atas rumah dan berjalan ke arah Eduardo.

"Sayang sekali kemampuan mu hanya seperti ini sebagai seorang prajurit," ujar Varel.

"Apa?" Eduardo seketika terkejut bahwa Varel mengetahui bahwa dia adalah seorang prajurit.

"Kamu... sebenarnya siapa kamu?" tanya Eduardo.

"Kamu mampu menghindari peluru dengan begitu mudah, bahkan mampu membuatku seperti ini hanya dengan satu pukulan saja," sambung Eduardo.

"Aku bahkan bisa mengalahkan sepuluh orang sepertimu dengan sangat mudah," ujar Varel.

Seketika Eduardo sulit mempercayai apa yang dia dengar. Setau Eduardo hanya ada satu orang yang memiliki kemampuan sehebat ini.

"Karena kamu tahu bahwa aku adalah seorang prajurit, apa kamu juga seorang prajurit?" tanya Eduardo.

"Ya," jawab Varel.

Seketika pikiran Eduardo langsung tertuju pada sosok macan gurun yang sangat mengerikan.

"Apa kamu macan gurun?" tanya Eduardo dengan terbata-bata.

Varel sendiri hanya tersenyum mendapatkan pertanyaan dari Eduardo. Tapi senyum Varel ini membuat Eduardo langsung mengerti, bahwa benar Varel adalah macan gurun yang sangat terkenal dalam dunia peperangan.

"Aku tidak menyangka akan bertemu dengan macan gurun yang sangat terkenal," ujar Eduardo.

"Bahkan aku begitu sangat bodoh berani bertarung denganmu," sambung Eduardo.

Eduardo sendiri sudah terlihat pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa, karena dia tahu semua itu akan sia-sia di hadapan macan gurun.

"Karena kamu sudah mengenalku, maka kamu sudah tahu apa yang akan terjadi," ujar Varel.

"Ya, macan gurun selalu membunuh musuhnya tanpa ampun," jawab Eduardo.

"Mungkin ini adalah suatu kebanggaan dan kehormatan bagiku mati di tangan prajurit nomor satu, macan gurun," sambung Eduardo.

"Brak," sebuah injakan keras dari Varel seketika membuat tulang rusuk Eduardo saling patah berantakan.

Eduardo seketika langsung tewas di tempat. Namun tiba-tiba saja dua buah mobil polisi langsung berhenti di tempat itu. Beberapa orang polisi langsung turun dari dalam mobil dan mengepung Varel.

Sebelumnya seorang warga yang melihat keributan itu segera menelepon polisi untuk meminta bantuan.

"Jangan bergerak!" ucap seorang polisi wanita yang merupakan pemimpin mereka.

Polisi wanita itu bernama Sarah, Sarah memiliki tubuh yang proporsional dan terlihat sangat cantik.

Yuni mulai melihat sekeliling dimana terjadi kerusakan yang sangat parah, sehingga Sarah mengambil kesimpulan bahwa telah terjadi peristiwa besar barusan.

"Cepat tangkap dia dan bawa ke kantor," perintah Sarah kepada bawahannya.

"Baik, ketua," sahut bawahannya.

Segera dua orang polisi langsung menghampiri Varel untuk memborgolnya.

"Hei hentikan, apa yang kalian lakukan?" tanya Varel.

"Kamu telah berbuat kriminal dan bahkan telah membunuh seseorang," jawab seorang polisi.

"Aku hanya membela dirinya saja," jelas Varel.

"Membela atau tidak, kamu harus menjelaskannya di kantor kepolisian," ujar Sarah.

"Jika kamu tidak bisa bekerja sama, maka aku akan pastikan kamu akan mendekam 20 tahun di penjara," sambung Sarah.

Varel sendiri hanya bisa pasrah di bawa ke kantor kepolisian. Bagi Varel melepaskan dan melarikan diri adalah hal yang mudah, hanya saja dirinya tidak mau di anggap sebagai buronan dan kelak malah akan mempersulitnya.

Segera kedua tangan Varel di borgol dan di bawa menuju ke kantor kepolisian. Sampai di sana Varel di bawa ke sebuah ruangan dan langsung di interogasi sendiri oleh Sarah.

"Petugas Sarah, sudah berapa kali aku katakan, aku hanya membela diri saja," ujar Varel dengan tangan masih terikat.

"Iya aku tahu, aku telah melihatnya di kamera cctv," balas Sarah.

Sebelumnya Sarah juga telah memeriksa rekaman cctv dan langsung terkejut melihat pertarungan Varel dan Eduardo.

Dimana pertarungan itu terlihat sangat luar biasa bak sebuah film aksi. Bahkan jika tidak dengan mata sendiri Sarah melihat itu, tentu dirinya tidak akan mempercayainya.

"Kali ini aku akan melepaskanmu, tapi ingat jika kamu membuat keributan lagi, aku akan menangkap mu," ujar Sarah.

"Kalau begitu aku pergi dulu," ujar varel.

Hampir 3 jam dia berada di kantor polisi dan membuat waktunya semakin berkurang untuk membelikan sesuatu buat Cintia.

"Tak," suara besi yang patah.

"Ini borgol mu, maaf aku buru-buru sampai mematahkannya," ujar Varel langsung pergi keluar dari ruangan itu.

Sarah tampak terkejut sambil memegangi borgolnya yang telah patah.

"Siapa dia sebenarnya?" pikir Sarah.

Kemudian Sarah langsung memerintahkan bawahannya untuk menyelidiki tentang identitas dari Varel secara diam-diam.

"Malam nanti kirimkan hasilnya kepadaku!" ujar Sarah kepada bawahannya.

"Baik, ketua," jawab bawahannya.

1
Sulaiman Efendy
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Erik Raraawi
pantas saja sepih pembaca, karena judul dan isi cerita berbeda.
Izana Asnawi
lanjut Thor...seru...semangat💪💪💪😘😘😘❤️♥️❤️♥️❤️
Kalbera Art: sudah taman ya kak terima kasih sudah membaca, jangan lupa ikuti ya masih banyak novel seru lainnya
total 1 replies
Izana Asnawi
lanjut Thor💪💪😘😘❤️♥️❤️♥️❤️
ABIMANYU CHANNEL
vanesha A
Ipunkjr4
lanjut kk thor semangat
Kalbera Art: jangan lupa untuk memberikan like dan ikuti ya kak biar author semakin semangat menulis terima kasih
total 1 replies
Ipunkjr4
luar biasa KK thor semangat cerita menarik
Wijaya Ronny
Luar biasa
Kalbera Art: jangan lupa untuk memberikan like dan ikuti ya kak biar author semakin semangat menulis terima kasih
total 1 replies
AbhiAgam Al Kautsar
like
ABIMANYU CHANNEL
kasih yg mantab mantab lah
Anonymous
Lanjut tor
Kalbera Art: jangan lupa untuk memberikan like dan ikuti biar author semangat ya kak😁
total 1 replies
AbhiAgam Al Kautsar
bagaimana ksah varel selanjutnya..
kita temukan jawabannya pada chapter2 yg akan datang
Jamilah Hidirmanto: oke/Drool/
total 1 replies
AbhiAgam Al Kautsar
rio si pecundang
Devlin Yo William
mantul boz
Iyan Syamudrah
wah,akan ada usaha untuk saling merebut nih
AbhiAgam Al Kautsar
di pinjam yaaa
AbhiAgam Al Kautsar
ternyata...
Juprianto
Luar biasa
Kalbera Art: Jangan lupa untuk like dan ikuti ya terima kasih 🙏
total 1 replies
AbhiAgam Al Kautsar
waaaaaaah
DD
memakainya 😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!