BODYGUARD BERHIJAB

"Jangan ke apartemen" seru Arga.

"Lalu kita harus kemana tuan?" tanya Hana.

"lajukan saja mobilnya" jawab Arga singkat.

"Tapi tuan leb---"

"Jangan banyak protes" Arga langsung memotong ucapan Hana yang membuatnya semakin kesal.

"Baik tuan muda"

Hening ...

"Tuan!" panggil Hana dengan lembut.

"Hm"

"Maaf sebelumnya tuan muda, bukan maksud saya untuk ikut campur dalam urusan anda, tapi menurut saya sebaiknya kita kembali ke rumah dan menyelesaikan masalah anda. Masalah anda tidak akan selesai jika anda menghindarinya tuan, tapi anda harus menghadapinya dengan sabar. Anda bisa menjelaskan semuanya secara baik baik, mungkin saja orang tua anda akan mengerti hal itu" ujar Hana setenang mungkin agar tidak menyinggung Arga dan tidak membuatnya bertambah marah.

Arga yang mendengarkan perkataan Hana terdiam untuk sesaat, benar kata Hana namun ia tau jika papanya sudah membuat keputusan pasti tidak akan bisa dibantah lagi.

"Papa tidak akan pernah percaya padaku" ucap Arga.

"Belum tentu tuan karna kita belum mencobanya" Ucap Hana sambil tersenyum. Arga tertegun melihat senyum Hana dari spion mobil, Manis. Arga ikut menyunggingkan senyum tipis sangat tipis, entah kenapa hatinya menghangat melihat senyuman Hana tadi.Tersadar, Arga langsung menggelengkan kepalanya beberapa kali untuk menepis pikirannya itu.

"Apa maksudmu?" tanya Arga.

"Jika anda mau saya bisa membantu anda tuan" jawab Hana.

"Membantuku? katakanlah dengan jelas, jangan bertele-tele aku tidak faham" Ketus Arga. bodoh sekali anda tuan, itu saja tidak mengerti, rutuk Hana dalam Hati.

"Jangan merutukiku,cepat jelaskan apa maksudmu?" ketus Arga lagi. Bagaimana dia tau, ah sudahlah jangan dipikirkan Hana, batin Hana.

"Hei kau dengar aku?" ucap Arga setengah berteriak.

"Saya mendengar anda tuan, jangan berteriak kuping saya panas" ucap Hana spontan.

"Kau...cepat katakan apa maksudmu?" teriak Arga. Hana menyentuh dan mengusap telinganya yang tertutupi hijab itu, rasanya suara Arga menggelegar memenuhi gendang telinganya.

"Sebenarnya saya sudah tau tentang nona Clarissa jauh sebelum saya mendengar anda berteriak pada nona Clarissa tadi siang tuan. Saya juga mendapatkan beberapa informasi dan bukti yang menyatakan bahwa nona Clarissa sudah berkhianat pada anda tuan"

Arga mengernyit heran "Maksudmu kau memiliki bukti bahwa Clarissa memiliki pria lain?" tanya Arga. Hana menganggukkan kepalanya, melihat itu Arga langsung menendang punggung kursi kemudi, yang diduduki Hana tentunya.

"Kenapa kau tidak mengatakannya tadi pada semuanya kalau kau memiliki bukti?" Kesal Arga.

"Maafkan saya tuan, tapi saya tidak bisa mengatakannya sekarang karna saya merasa ada yang janggal dari bukti-bukti yang saya temukan tuan, seperti ada rencana terselubung dibalik itu semua dan sekarang saya sedang berusaha mencari tau tentang itu" jelas Hana.

"Benarkah? tapi dari mana kau mengetahui itu semua dan bagaimana caramu mencari tau, bukankah kau selalu berada di ruanganku dan tidak pergi kemana-mana?" tanya Arga.

Hana terkekeh kecil " Anda terlalu fokus saat bekerja tuan, saya keluar saja anda tidak tau, saya merasa sangat bosan jika hanya duduk saja tuan, kemudian saya teringat dengan nona Clarissa dan anda yang tidak menyukainya, ada rasa sedikit penasaran dalam diri saya tuan jadi disaat anda sibuk saya memutuskan untuk menemui tuan Refan, saya yakin jika dia juga tau alasan anda tidak menyukai nona Clarissa jadi saya memintanya untuk memberitahu saya tuan, tak disangka tuan Refan mau menceritakannya pada saya dan saya mulai menyelidikinya sendiri" jelas Hana."****...sialan kau Refan..." gumam Arga namun masih bisa didengar oleh Hana.

"Dan jika anda lupa tuan saya ini lulusan terbaik kuliah teknik komputer, jika menyelidiki sesuatu, itu mudah saja bagi saya tuan" ujar Hana dengan sangat percaya diri.

"Sombong sekali kau" ketus Arga. Hana hanya tersenyum melihat ekspresi kesal Arga.

Suana kembali hening, Hana melirik kearah belakang, terlihat Arga yang memejamkan matanya dengan menyenderkan tubuhnya kesadaran bangku. Hana kembali fokus menyetir mobil, hari semakin larut malam, Hana melihat jam tangannya dan sekarang sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Hana bingung harus kemana, kemana ia harus melajukan mobil ini. Jalanan yang mereka tempuh semakin sepi, tak berselang lama Hana melihat ada 2 mobil yang mengikuti mereka. Hana menajamkan tatapannya dan benar saja mereka mengikuti Hana dan Arga.

Salah satu dari 2 mobil itu menabrak mobil Arga dari belakang. Arga yang tertidur langsung terdorong ke depan dan kepalanya membentur punggung kursi kemudi.

"Apa kau bisa menyetir dengan baik?" bentak Arga.

"Bukan saatnya untuk marah tuan, sepertinya ada yang mengikuti kita tuan" jelas Hana yang sekarang sudah menaikkan kecepatan mobilnya diatas rata-rata. Arga langsung melihat kebelakang dan sangat terkejut.

"Sebaiknya anda berpegangan dengan kuat tuan karna kapan saja mereka bisa menyerempet mobil kita" Arga langsung berpegangan kuat pada kursi dan memasang salt bet.

Kedua mobil itu terus mengejar mobil Arga, sesekali mereka melepaskan tembakan pistol. Hana kamu jangan panik ok, gumam Hana. Mereka sesekali menyerempet mobil Arga membuat mobilnya sulit untuk dikendalikan. Hana benar benar menekan habis gas mobil. Mobil mereka mulai menjauh dari kedua mobil tersebut. Hana melihat ada jalan berbelok didepannya, jika dengan kecepatan tinggi seperti ini berkemungkinan mobil mereka akan masuk kedalam sungai atau mungkin bisa terbalik.

"Pikirkan sesuatu Hana" gumam Hana.

kelokan itu semakin dekat. "Ayolah Hana" tiba-tiba saja Hana terpikirkan sesuatu.

"Tuan!"

"Ya.."

Arga jangan ditanya, sekarang ia benar benar panik bahkan wajahnya pun sudah sangat pucat pasi.

"Sebelum kelokan itu kita harus segera melompat keluar dari mobil ini, anda harus siap" Ucap Hana.

"Apa? tidak, tidak, kau mau mati ya, aku tidak mau" tolak Arga langsung.

"Berhentilah mendebat saya tuan, lakukan saja jika tidak kita akan meledak bersama mobil ini"

"Apa?"

"tidak ada waktu lagi tuan lepaskan salt bet anda sekarang dan buka pintunya"

"Hah? baiklah" Arga melepas salt bet nya begitu pun Hana. Arga sudah membuka pintu mobil.

"Dalam hitungan tiga kita harus lompat dari mobil ini tuan" Arga hanya menganggukkan kepalanya.

"1, 2, 3, lompat tuan!"

Bruk....

Brak....

Bum....

Tepat di perbelokan jalan, Hana dan Arga terjatuh kedalam semak-semak. sedangkan mobil mereka terguling dan meledak. Karna dimalam hari orang yang berada di dalam kedua mobil yang mengikuti Hana dan Arga tadi tak melihat mereka keluar dari mobil.

Hah....hah...hah...Hana masih tersadar, ya Hana dia masih tersandar. Hana mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Arga. Ia menemukannya disisi yang cukup jauh. Dengan tenaga yang tersisa Hana mencoba mendekati Arga.

"Tu..tuan.."

Saat Hana telah berada didekat Arga ia mencoba membangunkan Arga dengan menepuk wajah Arga. Ia merasakan cairan kental hangat telah melumuri wajah Arga.

"Da.. da...darah, tuan! tuan bangun...hiks...hiks...apa yang harus ku lakukan"

Hana mencoba bangun untuk mencari bantuan, tapi pikiran Hana kembali mengingat orang yang ingin mencoba mencelakai mereka tadi. Dengan sangat hati hati ia keluar dari semak semak. Untunglah mereka sudah tidak ada lagi.

"Tu...tuan....aku mohon bertahanlah!" Hana meringsut ketengah jalan.

"Apakah ini akhir dari hidup kami Ya Allah, aku mohon beri kami kesempatan untuk hidup Ya Allah, hiks...hiks...kuatkanlah tuanku...Ya Allah...hiks"

Tak berselang lama ada sebuah mobil lewat. Mobil itu berhenti tepat dihadapan Hana. Hana yang merasa ada cahaya yang menerpa dirinya mendongakkan kepalanya dan ia melihat ada dua orang yang turun dari mobil tersebut. Dengan sekuat tenaga Hana mencoba berdiri namun tak bisa.

"To...to..tolong!" seru Hana.

Kedua orang itu dengan takut-takut menghampiri Hana.

"Manusia apa hantu Jang?"

"Mana saya tau, ayo lihat"

Perlahan kedua orang itu mendekat.

"Kamu duluan Jang.."

"Kamu saja yang duluan"

Mereka saling dorong untuk melihat Hana. Saat sudah berada didekat Hana.

"To...tolong...tu...tuan...saya di...disana!"

ucap Hana dengan seluruh tenaga yang ia punya. Serempak kedua orang itu mengalihkan pandangannya kearah yang ditunjuk oleh Hana.

"Lihat Jang...biar saya bantu wanita ini..."

"Ok...ok.."

Orang itu melihat dan mendekat kearah semak semak yang ditunjuk Hana. Ia sangat terkejut melihat Arga yang terbaring lemas disana.

"Ada satu lagi Pri..."

"Apa?"

"Ada orang satu lagi disini"

"To...tolong...tu..tuan saya" Seketika pandangannya mulai buram dan...semuanya gelap.

Bruk...

"Nona, nona, bangun!" Hana pingsan tak sadarkan diri.

Bersambung ...