Andara gadis cantik berusia dua puluh tahun, harus pergi dari desa nya karna kecantikan nya di anggap sebagai ancaman, khusus nya kaum hawa,
acap kali mendapat perlakuan buruk, dari gadis gadis maupun ibuk ibuk yang sudah bersuami, hingga kepala desa punya niat untuk menjadikan Andara sebagai istri kedua,
dengan terpaksa Andara keluar dari desa nya berniat merantau ke kota, dengan tujuan teman ibu nya,
tujuan utama menghindar dari kepala desa yang ingin menjadikan Andara istri kedua, justru Andara terjebak di lingkaran rumah tangga dengan majikan nya,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rubyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
gosip
www''Bu Mega,'' panggil Dara tak kala melihat wanita itu, Dara ingin bertanya kemana Nasita, dua hari ini madu nya itu sama sekali tak terlihat,
''Iya nona ada yang bisa saya bantu,'' jawab Mega dengan sopan
''Di mana mbak Nasita. Kok saya tidak melihat nya dua hari ini,'' tanya Dara ingin tau
''Nyonya Nasita, pergi ke rumah ayah nya,'' jawab Mega
''oh,'' balas Andara
kenapa Nasita tidak pamit dengan Emran, pria itu pagi ini menanyakan keberadaan Nasita dengan Dara, yang dara juga tidak tau kemana madu nya itu,
Dara merasa bosan, Nasita teman ngobrol nya tidak ada, bengong di kamar. Tidak ada kegiatan,
Dara mencoba mengirim pesan. Pada sang suami berniat meminta ijin. Ingin ke rumah Sandra,
Satu jam berlalu masih tidak ada balasan, Dara menatap nanar ponsel nya,
''Apa aku telpon saja ya,'' gumam Dara, mantap ponsel nya di atas meja,
Tak lama kemudian, ponsel dara tampak berkedip, dengan gerakan cepat Dara menyambar ponsel nya, bibir nya tersenyum tak kala mendapati pesan balasan dari Emran,
Dahi Andara berkerut, tak kala Emran meminta nya mencari sebuah map di ruang kerja nya. Dan meminta Dara mengantar nya ke kantor
''Map warna kuning,'' gumam Dara memasuki ruang kerja Emran,
takut salah Dara memfoto map itu dan mengirim nya ke Emran.
Tak lama pesan balasan dari Emran, mengatakan benar map itu, bibir dara tersenyum
Bergegas turun kebawah, Dara sudah meminta Mega memesan kan taksi untuk nya,
Dara sudah dalam perjalanan menuju kantor dewangga Group,
Untuk pertama kali nya, pergi sendiri dan menuju kantor sang suami,
Begitu sampai di kantor Dara. terlihat bingung. Saat salah satu resepsionis mencegat nya,
''Tunggu nona,'' ucap nya sopan dengan senyum mengembang di bibir wanita itu,
''maaf mbak saya mau mengantar map ini ke tuan Emran,'' ucap dara. mengerti mungkin resepsionis itu. hendak bertanya tujuan Dara apa,
''oh bisa di letak kan disini saja, biar kami yang membawa nya keatas,'' ucap resepsionis itu. Meminta Dara meningal kan map yang di bawa nya di meja resepsionis
Namun Dara tak langsung menuruti, takut. Bisa saja Map itu sangat penting untuk Emran
''Maaf mbak saya hubungi saja pak Emran nya,'' ucap Dara. menolak memberikan map yang di bawa nya
Tak lama kemudian panggilan tersambung, Dara mengatakan sudah di lini dan di depan meja resepsionis. Dan Emran meminta nya menunggu di situ.
bersamaan itu, salah satu resepsionis menerima panggilan yang datang nya dari Emran. Meminta resepsionis itu mengantar Dara naik ke atas,
''Nona. Pak Emran meminta anda untuk langsung naik ke atas, mari saya antar,''
Dara mengangguk dan mengikuti. Resepsionis itu yang berjalan lebih dulu menuju lif,
''Silahkan nona,'' ucap nya sopan meminta Dara untuk masuk ke dalam lif lebih dulu,
Tak lama kemudian Dara dan resepsionis itu sudah sampai di lantai tujuan, mengetuk pintu bertulis kan direktur utama
Setelah mendapat sahutan dari dalam. resepsionis yang mengantar Dara. membuka pintu dan kembali meminta Dara untuk masuk lebih dulu.
''Dara masuk lah,'' ucap Emran dari dalam, ''kamu kembalilah.'' lanjut Emran berkata pada resepsionis itu meminta nya untuk kembali bekerja
''Ini map nya tuan. Benar yang ini kan,'' ucap dara meletak kan map itu di atas meja,
''hem. Benar! terimakasih ya,'' ucap Emran masih fokus dengan tumpukan kertas di depan nya,
tampak ragu. Dara ingin bicara. Meminta ijin mau pergi ke rumah Sandra,
''Kamu tidak mau duduk Dara,'' ucap Emran melihat Dara masih berdiri
''Em tu tuan. kalau boleh saya langsung saja. Saya minta ijin mau pergi ke rumah Sandra,'' tutur Dara pelan
''Sebentar ya, apa kamu terburu buru, kalau gak kita pergi bersama. Biar aku mengantar mu ke rumah Sandra.'' ucap Emran lembut. Meminta dara untuk sabar menunggu nya sebentar. Karna Emran juga mau keluar,
''Saya tidak terburu buru. Tapi apa tuan tidak sibuk. Jika harus mengantar ku. kerumah Sandra,'' ucap Dara. Bukan nya tidak mau. Akan tetapi takut merepot kan Emran yang super sibuk itu,
Mengingat ucapan Nasita, Emran sedang menangani proyek besar, perusahaan Emran juga sedang berusaha bangkit lagi. Dari keterpurukan
''Tidak apa apa, keselamatan mu jauh lebih penting, aku takut kamu hilang lagi seperti waktu itu,'' tutur Emran. Tidak bohong. pria itu memang kuatir jika dara pergi seorang diri.
sebenar nya tadi juga seperti itu. Emran merasa kuatir. Mungkin jika ada mobil lain dan ada supir Emran lebih tenang. Akan tetapi Emran tidak bisa menyediakan itu untuk saat ini. Mobil hanya satu itu pun Emran pakai sendiri.
''Ya sudah. Saya tunggu saja.'' ucap Dara akhir nya,
Sejak kejadian Emran meningal kan Dara di proyek waktu itu, Dara merasa sikap Emran sedikit lebih hangat, tak se cuek pertama kali mereka bertemu lalu menikah.
Entah Emran memang sedang ingin mencoba dekat dengan dara, atau sekedar rasa tanggung jawab. Mengingat ucapan Emran yang tidak bisa menyentuh Dara. sampai Emran menceraikan nya Dara masih dalam keadaan suci tak tersentuh
Ucapan itu tak sengaja Dara dengar. Saat Emran bicara dengan Nasita.
Dara sadar ia bukan gadis yang Emran cintai. seperti cinta Emran ke Nasita, karna itu dara tak mempunyai rasa marah. meski Dara juga istri nya,
Kembali ke setelan awal lebih baik. Meski nanti menyandang status janda, tapi dara belum ternoda.
''Kamu ingin minum sesuatu Dara,'' tanya Emran. Namun pria itu juga mengangkat gagang telpon bersiap menghubungi obe. Meminta obe membawakan minuman dingin untuk Dara
Dara diam tidak menjawab. Untuk apa di jawab sedang Emran sudah meminta obe membawakan minuman dingin untuk nya.
Tak lama obe datang membawa minuman yang Emran pinta. Meletak kan minuman itu di meja sofa.
''Silah kan di minum nona.'' ucap nya sopan
''Terimakasih,'' balas Dara pelan.
Dara menyesap minuman nya. Seraya duduk dan memainkan ponsel nya, hingga setengah jam pun berlalu.
Emran mengemasi kertas di meja. tersenyum melihat dara yang duduk tenang tanpa suara,
''Dara! Kita pergi sekarang.'' ucap Emran memangil Dara. Gadis itu menoleh seraya memasuki kan ponsel nya dalam tas slempang nya,
begitu keluar dari ruangan. Tak sedikit mata yang memandang. Gosip yang sebentar tadi merebak. di perjelas dengan Emran yang menggenggam tangan Dara dengar erat sepanjang lorong menuju lif.
mereka berpikir karna Nasita sedang sakit.
dan kabar nya Nasita juga lumpuh. Sejak dua tahun ini tidak pernah melihat Nasita datang ke perusahaan suami nya,
Karna itu mungkin Emran menikah lagi. awal mula gosip beredar dari bibir resepsionis. Emran mengatakan antar istri ku naik ke atas, dan di perjelas dengan obe. Saat Emran mengatakan tolong buat kan minuman untuk istri ku.
yang mereka tau istri Emran adalah Nasita, tapi gadis ini masih belia,