Xiana Jizzy Ghozaline adalah staff lama di kantor milik Giorgino Dirgantara. Hanya saja selama Xiana bekerja dia belum pernah bertemu dengan Dirga, karena Dirga berada di luar negeri. Dirga yang tidak memiliki kekasih, memaksa Xiana untuk menjadi kekasihnya dengan banyak keuntungan yang akan di terima Xiana. Apakah Xiana akan menyetujui permintaan Dirga atau justru sebaliknya dengan seribu trik Xiana dia akan melarikan diri dari jeratan Dirga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana untuk Xiana
Xiana bangun dari tidurnya dan merasakan sakit pada leher dan pinggangnya, setelah dia membuka mata ternyata Xiana tidur dalam keadaan duduk dan berada di pelukan Dirga.
“Pak” Ucap Xiana saat menatap ke arah Dirga yang ternyata sudah bangun.
“Nyenyak tidurnya?”
“Maaf Pak, bukan saya sengaja tapi saya sendiri bingung kenapa bisa tidur di pelukan bapak”
“It’s okay, saya pulang dulu Xiana. Materi ke tiga jangan lupa”
“Baik Pak”
Setelah kepulangan Dirga, Xiana masih berpikir keras, bagaimana bisa dia tidur di pelukan atasannya, Xiana benar-benar tidak mengingat kejadian tersebut, yang Xiana ingat hanya dia bersandar ke sofa dan memejamkan mata.
Karena tidak ingin terlambat, Xiana segera menuju kamar mandi dan bersiap untuk bekerja.
Sementara dirumah, Dirga masih mengingat bagaimana kebersamaannya bersama dengan Xiana. Ada perasaan nyaman berada di dekat sekretarisnya. Lalu Dirga berpikir bagaimana caranya agar bisa tetap dekat dengan Xiana.
Tingg!
“Mama tunggu dirumah jam 7 malam” – Rini
“Hanya kita kan Ma?” – Dirga
“Ada Tante Lusi dan Tante Ana” – Rini
Dirga tersenyum, saat membaca pesan dari orangtuanya jika ada keluarga yang lain, itu artinya Dirga bisa melakukan sesuatu untuk mempertahankan Xiana berada di dekatnya.
.
.
.
“Xiana kenapa?”
“Leher aku len, salah bantal”
“Mau pakai kyo?”
“Hahaha gak mau, panas”
“Ya sudah duduk. Aku pijat”
“Sembuh?”
“Coba aja dulu”
Xiana hanya mengikuti kata Aleena, dia duduk di kursinya dan Aleena berdiri di belakangnya kemudian bersiap memijat leher Xiana.
“Len, nanti aja deh. Bentar lagi Bapak datang”
“Iya juga, tahan sampai jam istirahat ya”
Xiana bernafas lega ketika dia berhasil membatalkan niat baik Aleena untuk memijatnya, karena pagi ini Xiana lupa untuk menutupi kissmark dari Dirga yang warnanya masih menyala di leher Xiana.
“Untung aja gak jadi” Batin Xiana
Dirga datang dengan menatap kea rah meja Xiana, dia memperhatikan Xiana yang sedang memegangi lehernya dan terlihat sedang tidak nyaman.
“Xiana, ke ruangan saya”
“Baik Pak”
“Ada apa saja hari ini”
“Tidak ada Pak, jadwal Pak Dirga kosong”
“Hmm begitu. Kamu kenapa Xiana sakit?”
“Tidak Pak”
“Lalu?”
“Ini Pak sepertinya karena posisi tidur, jadi leher saya sedikit sakit”
“Terlalu nyaman sepertinya, sampai gak bangun sama sekali”
“Maaf Pak, saya tidak sengaja”
“Duduk Xiana” Tunjuk Dirga ke arah sofa.
Xiana berdiri dari kursi yang berada di depan meja Dirga, kemudian berjalan ke arah sofa dan duduk di sofa tersebut, kemudian Dirga menyusul Xiana menuju sofa.
“Kesampingkan rambut kamu”
“Maksudnya bagaimana Pak”
“Saya bantu kurangi rasa sakit di leher kamu”
“Pak Dirga, tidak perlu repot-repot ini tidak akan mengganggu pekerjaan saya Pak”
“Xiana!”
Lagi dan lagi, Xiana tidak bisa melawan Dirga, Xiana duduk dengan membelakangi Dirga dan mengesampingkan rambutnya.
Darah Dirga berdesir, tubuhnya memanas ketika Xiana mengesampingkan rambutnya. Leher Xiana terekspose, Dirga kembali mengingat bagaimana dia memberikan kissmark di leher Xiana.
Dirga memegang leher Xiana, dan mulai memijatnya. Sentuhan Dirga membuat bulu kuduk Xiana berdiri, perasaan tidak nyaman mulai merasuki tubuh Xiana.
“Ah!”
“Sakit?”
“Iya Pak”
Dirga duduk tepat di belakang Xiana, yang membuat Xiana terperanjat, karena jarak yang begitu dekat.
Lalu Dirga sedikit menarik kemeja Xiana ke belakang, agar dia bisa memijat bahu Xiana.
Dirga mulai memjiatnya dengan perlahan, tanpa sengaja Dirga melihat kissmark di leher Xiana dan tersenyum.
“Pak, sepertinya ini sudah membaik”
Sreekkk!
Dirga justru memeluk tubuh Xiana dari belakang, lalu menyandarkan dagunya di bahu Xiana yang masih sedikit terbuka karena tadi Dirga menariknya kemeja Xiana.
Hasrat Dirga memuncak pagi ini ketika dia menyentuh kulit Xiana.
Cup!
Xiana membuka lebar matanya ketika Dirga mendaratkan kecupan pada bahunya, yang membuat Xiana merasakan keanehan pada dirinya, yang sebelumnya Xiana tidak pernah rasakan.
“Pak” Panggil Xiana dengan suara pelan.
“Biarkan seperti ini Xiana”
Nafas Xiana mulai berat, entah apa yang Xiana rasakan. Tangan Dirga mengusap perut Xiana dengan lembut yang membuat Xiana semakin tidak nyaman.
“Mhhh”
Dirga tersenyum di dekat daun telinga Xiana, yang membuat Xiana semakin merinding tidak karuan. Dirga mengecup lembut daun telinga Xiana.
“Ahh” desahan lembut Xiana lolos begitu saja.
Xiana merasa ada sesuatu yang lembut, hangat dan sedikit basah pada bahunya. Yang ternyata Dirga sedang menji-lat bahu Xiana.
Dirga menyapu bahu Xiana hingga ke daun telinganya menggunakan lidah. Sensasi yang Xiana rasakan saat ini, sama seperti sensasi saat Dirga melakukannya dalam perjalanan pulang dari business trip.
Tangan Dirga membelai pipi Xiana mengarahkan Xiana agar menoleh ke arahnya, begitu Xiana menoleh Dirga langsung mencium bibir Xiana.
“Mpphhh”
Tangan kiri Dirga masih memegangi leher Xiana, sedangkan tangan kanannya masih membelai lembut peru Xiana.
Dirga melepas ciumannya, lalu menatap mata indah Xiana. Xiana yang sudah terlarut dalam suasana yang Dirga ciptakan, semakin kehilangan kontrolnya.
Xiana bahkan memegangi lengan Dirga, saat Dirga sudah menghentikan ciumannya.
“Xiana, kalau kamu mau ini berlanjut, saya tidak akan pernah melepaskan kamu setelah ini”
“Pak”
“Iya atau tidak”
Xiana tidak menjawab, nafasnya terasa sangat berat, Dirga mampu merasakan karena saat ini tangan Dirga tidak berpindah sedikitpun, Dirga merasakan bagaimana dada Xiana naik turun mengontrol nafasnya.
“Jawab Xiana” Ucap Dirga dengan menempelkan bibirnya pada daun telinga Xian.
“Iya Pak”
Dirga mnarik tubuh Xiana dengan kasar hingga Xiana naik diatas pangkuannya. Xiana terkejut dengan tarikan Dirga, seketika dia sudah berada di pangkuannya.
“Setelah ini kamu tidak akan bisa lari dari saya Xiana”
Dirga menarik tubuh Xiana, lalu kembali mencium bibirnya dengan sedikit agresif, yang membuat Xiana kewalahan.
“Mpphhh”
Xiana seperti kehabisan oksigen, Dirga tidak mempedulikannya, dan tetap menikmati bibir Xiana dengan agresif.
Tangan Dirga membuka kancing kemeja Xiana, lalu Dirga manarik kemejanya ke sebelah kanan.
Lengan putih dan mulus Xiana terekspose, bahkan setengah dari dada Xiana juga terlihat jelas. Xiana berusaha menutupinya tapi Dirga menahan tangan Xiana.
Dirga menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Xiana dan menghisapnya untuk memberikan kissmark.
“Ah!” Xiana sedikit merasa kesakitan ketika Dirga menyesapnya dengan kuat.
Ciuman Dirga turun hingga ke dada Xiana, tapi Dirga tidak membuka isi dari balik bra berwarna hitam yang Xiana kenakan. Dia hanya menyentuh bagian luar yang membuat Xiana menegang bahkan memegang erat lengan Dirga.
Dirga memberikan kissmark pada dada Xiana kanan dan kiri. Xiana sudah tidak mampu mengontrol dirinya, Xiana bergerak tidak beraturan saat Dirga menyentuh daerah sensitifnya.
Hingga Xiana menyadari ada yang mengganjal dan keras di bawah.
Dirga menatap tubuh indah Xiana, meskipun tidak sepenuhnya. Lalu Dirga menatap ke arah Xiana dengan sedikit mendongak ke atas.
Wajah Xiana sudah merah padam, Dirga sekuat tenaga menahan hasratnya karena saat ini mereka masih berada di kantor.
Dirga duduk menegakkan tubuhnya lalu mengecup kembali dada Xiana, dengan memegangi pinggang Xiana dan sedikit menariknya agar tubuh Xiana semakin mendekat.
Dirga merapikan kemeja Xiana, mengancingkan kembali dua kancing yang sudah dia buka. Hanya saja Dirga tidak membiarkan Xiana turun dari pangkuannya. Dirga tetap memegangi pinggang sekretarisnya.
Xiana merasa salah tingkah saat ini, karena Dirga terus saja menatap intens ke arahnya, dan tetap mengusap lembut pinggangnya.
“Xiana, kamu harus tanggung jawab lain kali”
“Saya? Tanggung jawab apa Pak?”
“Nanti kamu akan paham”
“Pak, saya sudah lebih dari 30 menit di ruangan Bapak, apa saya boleh keluar”
“Cium saya”
“A-apa?”
“Cium saya, baru kamu boleh keluar”
Xiana tertegun mendengar permintaan Dirga, Xiana kebingungan untuk memulainya.
“Bibir saya Xiana” Ucap Dirga lagi saat Xiana masih bingung untuk memulainya.
“Mpphhhh”
Akhirnya Xiana memberanikan diri untuk mencium bibir Dirga, namun bukan melepasnya Dirga justru memegangi tengkuk Xiana dan kembali melakukan ciumannya dengan agresif.
Dirga dan Xiana kembali melakukan ciuman itu sekitar 10 menit, hingga akhirnya Dirga melepaskan Xiana.
Xiana turun dari pangkuan Dirga, merapikan pakaian dan rambutnya, saat Xiana sedang merapikan rambut, Dirga memeluknya dari belakang.
“Jangan pernah berpikir lari dari saya Xiana” Ucap Dirga lalu di akhiri dengan mencium pipi Xiana.
“Saya permisi dulu Pak”
“Silahkan”
Setelah Xiana keluar dari ruanganya, Dirga menuju ke kamar mandi untuk menuntaskan Hasrat yang tidak bisa dia salurkan hari ini.
double m ya tor😅