Namaku Tiara Putri Mahesa, aku menikah dengan seorang Pria bernama Rio Anggara. Seorang pemuda sukses berjabatan Manager di Perusahaan Besar, dia sangat mencintaiku. Namun sikap dan sifatnya lambat laun berubah, dia menafkahiku dengan tidak layak, bahkan kerab tidak memberiku nafkah. Padahal Tugas Seorang Suami memberi Nafkah Lahir dan Batin Terhadap Istrinya. Tak jarang aku pun bagai seorang pengemis yang harus berkali kali mengiba meminta hakku. Namun kesabaranku seolah di injak injak dengan perbuatannya di belakangku, lelah dengan kesabaran yang tak pernah di hargai. Akhirnya aku Berontak dan Mundur.
Bagaimana kelanjutan kisahku? Yuk baca kisahku
Happy Reading❤️🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cillato, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak sengaja Bertemu
Aku kembali menuju rumah kontrakan, gegas ku bereskan semua pakaian dan barang barangku kedalam koper.
Sementara waktu koper yang berisi pakaian pakaianku ini, aku taruh di dalam lemari bajuku dulu agar tidak diketahui Mas Rio aku sudah bertekad akan keluar dari kehidupannya.
Pakaian dan barang barang ku ini, murni milikku sendiri sebelum aku menikah dengan Mas Rio.
Mas Rio tak pernah memberikan ku sebuah hadiah, bahkan hari ulang tahun ku, serta hari aniversary pernikahan kami pun. Mas Rio tak pernah mengingatnya, Aku juga tak pernah membeli sesuatu dari uang Mas Rio.
Bagaimana bisa aku membeli barang barang untukku sendiri, sedangkan kebutuhan rumah ini saja banyak kurangnya.
Itupun aku yang selalu menambal kekurangan itu.
Hari ini aku sangat merasa lelah, lelah hati dan fikiran. Hingga aku terlelap tidur dan tak memperdulikan apakah Mas Rio pulang atau tidak.
Sudah tak ada lagi perasaan cinta seperti dulu padanya, sekarang aku hanya perlu terlihat seolah olah sedang tidak terjadi apa apa guna mencari bukti bukti lain.
Keputusanku sudah mantap, bahwa aku ingin segera berpisah darinya
Suasana pagi ini sangatlah cerah, ku lihat Mas Rio masih meringkuk di dalam selimutnya.
Tumben sekali Mas Rio jam segini masih berada dirumah, biasanya dia akan pergi ke rumah ibu mertua atau pergi bertemu si irwan hehehe ups maksudnya mawar.
Hari ini hari minggu, hari libur kantor. Meskipun hari libur, seperti biasanya aku melakukan pekerjaan rumah.
Ku lihat isi kulkas sudah mulai banyak yang kosong, ah aku ingin berbelanja ke swalayan terdekat saja sambil cuci mata merefresh otakku ini.
Sudah beberapa hari sepertinya aku stres dengan kehidupanku, Jujur rasa sakit hati ini masih ada. Tapi ku tepis dengan kuat, tekadku sudah bulat, aku tidak akan menangisi buaya buntung itu.
Setelah sarapan aku bersiap siap pergi ke swalayan, ku lihat Mas Rio masih terlelap dari tidurnya.
Sepertinya dia kelalahan, entah pulang jam berapa Mas Rio semalam.
Tanpa membangunkan Mas Rio, aku gegas pergi ke swalayan. Aku memang sengaja tak membangunkannya, aku malas berbicara dengannya apalagi melihat wajahnya itu membuatku muak.
Saat sedang memilih milih sayuran apa saja yang hendak aku beli, tiba tiba tanpa sengaja aku menyenggol bahu seseorang hingga tas belanjaannya terjatuh
"Maaf maaf, aku tak sengaja" ucapku menundukan kepala, seraya masih mengambil beberapa belanjaannya yang terjatuh
"Kamu Tiara kan istrinya Mas Rio". Ujarnya kepadanya
Aku mengernyitkan dahi, sejenak ku dongakkan kepala ini ke atas untuk melihat siapa orang tersebut.
Saat ku lihat, ternyata mawar. Dia adalah mantan kekasih Mas Rio, eh salah ding maksudnya simpanan Mas Rio saat ini hehehe
"Iya saya Tiara, apa kita pernah bertemu?". Ucapku pura pura tidak tahu dan tidak mengenalinya.
Aku ingin tahu bagaimana reaksinya, saat aku berbicara seperti itu.
"Oh perkenalkan namaku Mawar, bisa kita berbicara sebentar di cafe ujung sana. Ada hal penting yang ingin aku bicarakan". Pintanya padaku
Aku pun menganggukan kepala menyetujui permintaannya, aku juga ingin tahu ada maksud apa dia mengajakku berbicara.
Hal sepenting apa, seorang selingkuhan mengajak istri sahnya berbicara empat mata.
Aku pun segera membayar belanjaanku tadi di kasir, setelah membayar kami pun pergi.ke arah cafe di ujung swalayan ini.
"Tiara, apa kamu tahu aku ini siapa". Ucapnya secara tiba tiba
Aku mengerutkan dahi, aku tidak mengerti akan perkataannya. Apa maksudnya dia akan bangga memberitahu bahwa dialah yang berhasil merebut suamiku, begitukah.
"Emm.. maaf, kita baru saja bertemu. Memangnya anda siapa?"
"Aku Mawar, Cinta Pertama Mas Rio. Mas Rio sangat mencintaiku, kamu hanya sebatas pelariannya saja, dia sama sekali tidak pernah mencintaimu. Dan apa kamu tahu, aku dan Mas Rio selama ini menjalin hubungan di belakang kamu."
Aku masih terdiam, entah kenapa lidah ini kelu untuk memjawabnya.
Mungkin jika aku wanita lain,sudah dicabik cabiknya muka pelakor ini. Tapi aku tetap bersikap tenang dan elegant, ku hadapi pelakor tak tahu malu ini.
"Dan satu hal yang harus kamu tahu, bahwa sekarang ini aku sedang mengandung anak Mas Rio". Sambungnya
Duaaaarr...
Bagai di hantam sebuah petir hati ini, remuk hancur berantakan.
Aku syok mendengar penuturan Mawar, sejauh itukah hubungan Mas Rio dengannya.
Tiba tiba aku jijik membayangkan diri ini harus berbagi peluh dengan wanita lain.
Aku masih diam membisu, sekuat mungkin aku mengkontrol emosiku ini. Aku harus terlihat tegar dan kuat dihadapan mereka, pasangan yang sama sama terlihat menjijikan.
"Aku harap kamu sadar dan mengerti posisi kamu selama ini, jadi aku mohon lepaskan Mas Rio. Dia juga tak mencintaimu, jadi untuk apa kamu bertahan dengan orang yang tak mencintaimu. Apalagi ada anak ini di tengah tengah kami". Ucapnya tersenyum ke padaku, ku lihat senyuman itu seperti sedang mengejekku.
Aku masih tidak bergeming, aku bingung harus menjawab apa
"Baiklah jika itu maumu, kamu tenang saja. Akan ku pastikan anakmu itu akan memiliki seorang bapak". Jawabku padanya.
Dia tersenyum dengan lebar, matanya nampak berbinar. Mungkin dia bahagia mendengar keputusanku ini.
Tanpa di minta pun, aku pasti akan melepaskan Mas Rio. Aku sudah jijik mendengarnya, apalagi mengetahui jika Mas Rio dan Mawar sudah pernah berhubungan badan.
"Baiklah sudah tidak ada lagi yang perlu dibahas, semua sudah jelas. Saya pamit dulu, terimakasih untuk kejujuran anda". Ucapku segera pamit kepadanya
Ku langkahkan kaki ini, air mata ini menetes tanpa permisi. Ku hapus secara kasar, meski sekuat tenaga aku menolak rasa sakit hati ini. Tapi rasa ini masih tetap ada.
****
Di kediaman Bu Ningsih
"Bu, bagaimana ini". Ucap Rio gelisah
"Kenapa kamu itu si yo, kok kusut gitu mukanya". Jawab Bu Ningsih sambil menonton acara TV kesukaannya, cerita ikan terbang.
"Bu, Mawar Hamil". Ucap Rio lemas
"Apa?!!!!". Bu ningsih yang tadinya sedang asyik menonton acara di TV langsung menoleh kearah putranya itu, dia syok mendengar perkataan Rio.
"Bagaimana bisa Mawar hamil, kamu itu kok ya kebablasan gitu".
"Haduh aduh.. kepala ibu pusing mendengarnya, eh tapi bagus juga sih kan berarti ibu punya menantu anak kepala desa". Ucap Bu Ningsih tersenyum bangga memikirkan akan memiliki menantu anak kepala desa
"Lalu bagaimana dengan istrimu si miskin itu, mau kamu apakan dia?" Tanya ibu
"Rio bingung bu, Rio juga mencintai Tiara, tapi Rio juga mencintai Mawar".
Pleetaakk..
"Aduh sakit bu, kok kepalaku di geplak sih". Adu Rio kesakitan mengelus elus kepalanya
"Dasar bocah gemblung, kamu mau punya istri dua begitu ha".
"Emang kenapa bu, kan seorang suami tidak dilarang mempunyai istri lebih dari satu yakan?". Ujar Rio
"Istri satu aja pusing apalagi kamu istri dua, dahlah terserah kamu".
"Lalu kapan kalian akan menikah?" Tanya Bu Ningsih
"Iya itu yang masih Rio bingungkan bu, bagaimana cara memberitahu Tiara. Ibu tolong bantuin Rio bicara dengan Tiara".
"Oalah dasar bocah, gitu gayanya sok sok an mau punya dua istri". Cerocos mulu Bu Ningsih
"Ada apa ini kok ribut ribut sih bu?". Tiba tiba Manda menimpali
"Kamu ini, pagi pagi udah keluyuran aja. Tuh urusin suami sama anakmu". Ucap Bu Ningsih mengajari
"Sudahlah, Mas Alex bisa sendiri kok, oh ya tadi bahas apaan sih?". Tanya Manda penasaran seraya menghempaskan pantatnya di sofa sebelah Bu Ningsih duduk.
"Iniloh adikmu ngehamili Mawar, dan akan menikahinya".
"APA?!!, Yang bener apa kata ibu yo, Mawar hamil anakmu??". Tanya Manda menggebu gebu
"Iya mbak, makanya aku bingung. Aku kesini mau minta solusi, aku harus bagaimana". Ucap Rio dengan raut wajah yang kusut
"Tapi bagus dong kalau Rio menikah sama Mawar bu, Mawar kan anak orang kaya. Ibu juga pasti akan berbesanan dengan Kepala desa di desa ini, pasti akan banyak orang yang segan sama kita bu". Ucap sinta tersenyum lebar menatap ke arah Bu Ningsih.
Bu Ningsih pun langsung tersenyum lebar saat mendengar perkataan putri sulungnya itu
"Benar juga kamu nda, wah pasti warga desa akan segan dengan ibu". Ucap Bu Ningsih dengan mata berbinar binar
"Aduh bu terus gimana dong ini, gimana Rio bilangnya sama Tiara". Rengek Rio
"Tenang, masalah Tiara biar mbak dan ibu yang urus. Saat ini juga, kita kerumahmu yo. Kita temuin Tiara". Ucap Manda dengan semangat
Bu Ningsih dan Manda merasa senang sambil tersenyum senyum sendiri, membayangkan jika Rio dan Mawar akan menikah.
Karena sudah terlihat jelas di depan mata mereka, kekayaan yang dimiliki oleh calon besannya itu yang merupakan seorang kepala desa di desanya.
Pasti akan banyak orang juga yang segan terhadap keluarganya, dan memuji keluarga nya.
usulnya